……….…….…………….…..
NIM :
…………………….………....
PETUNJUK PRAKTIKUM
FISIKA LISTRIK DAN MAGNET
KAMPUS :
Menara PLN, Jl. Lingkar Luar Barat,
Duri Kosambi, Cengkareng
Jakarta Barat 11750
Telp. 021-5440342 - 44. ext 1306
PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK DAN MAGNET
1. Praktikum harus diikuti sekurang-kurangnya 90% dari jumlah total praktikum yang
diberikan. Jika syarat tersebut tidak dipenuhi maka praktikum dinyatakan tidak
lulus.
2. Nilai praktikum ditentukan dari nilai:
a. Tugas rumah/Tugas pendahuluan
b. Test awal
c. Aktivitas selama praktikum
d. Laporan
e. Presentasi laporan
3. Nilai akhir praktikum dihitung dari rata-rata nilai praktikum.
4. Kelulusan praktikum ditentukan berdasarkan nilai akhir praktikum dimana nilai
akhir praktikum ≥ 56
5. Lain-lain:
a. Berperilaku dan berpakaian sopan (pakaian berkerah bukan kaos dan bersepatu
bukan sandal), jika tidak dipenuhi maka praktikan akan dikenakan sanksi 1.
b. Mengenakan jaslab dan mengisi daftar absensi serta membawa kartu
praktikum, jika tidak dipenuhi maka praktikan dikenakan sanksi 2.
c. Praktikan tidak lulus test awal tidak diizinkan mengikuti praktikum.
d. Praktikan harus mentaati semua aturan praktikum.
e. Praktikan harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh asisten dan instruktur
praktikum.
f. Jika selama praktikum berlangsung, praktikan merusak/ memecahkan/
menghilangkan alat, maka praktikan harus bertanggung jawab.
g. Selama praktikum berlangsung praktikan tidak boleh keluar masuk ruangan
tanpa keperluan yang jelas. Khusus untuk keperluan buang air, praktikan harus
meminta izin terlebih dahulu kepada asisten.
h. Tidak diperkenankan menggunakan handphone selama praktium berlangsung.
i. Selalu menjaga kebersihan dan ketertiban (tidak boleh gaduh/ribut), apabila
dilanggar akan dikenakan sanksi 1.
Contoh format cover tugas rumah & laporan diketik komputer (berwarna)
di kertas A4 :
MODUL I
VOLTMETER DAN AMPEREMETER
I. TUJUAN
1. Mengukur kuat arus dan beda tegangan ( pada rangkaian arus searah ).
2. Mengukur tahanan dalam voltmeter ( RV ) dan amperemeter ( RA ).
3. Mengenal daerah pengukuran voltmeter dan amperemeter.
III. TEORI
Mengukur Kuat Arus Dan Beda Potensial
Untuk pengukuran kuat arus digunakan amperemeter yang dipasang seri ( gambar 1a ),
sedangkan pengukuran beda tegangan digunakan voltmeter yang dipasang secara paralel (
gambar 1b ).
E E
_
R (Variabel Resistor)
R (Variabel Resistor) A
+ _
+ V
_ _
+ RB + RB
Gambar 1a Gambar 1b
Bila digunakan pengukuran secara serempak, dilakukan seperti gambar 2a atau gambar 2b.
E E
_ R (Variabel Resistor)
R (Variabel Resistor) + _ _
+
A A
+ _
RB
V +
+ _
V
_
+ RB
Gambar 2a Gambar 2b
Dalam pengukuran ini salah satu alat menunjukkan hasil yang sebenarnya yaitu voltmeter
pada gambar 2a dan amperemeter pada gambar 2b. Kesalahan ini dapat dikoreksi bila
diketahui tahanan dalam dari alat.
E E
_ _ _ _
A V A RB
R (Variabel Resistor) R (Variabel Resistor)
+ + + +
Gambar 3a Gambar 3b
Pengukuran dilakukan dua kali yaitu pada saat sebelum RB dipasang dan sesudah RB
dipasang.
Bila arus yang terbaca pada amperemeter sebelum dan sesudah RB dipasang masing-
masing adalah I1 dan I2, maka :
I1 − I2
RA = RB ……………………………………………..……….( 2 )
I2
2. Voltmeter
Cara pertama ( gambar 4a ).
Dengan mengukur harga yang terbaca pada voltmeter ( V ) dan amperemeter
( I ), maka harga tahanan dalam voltmeter ( RV ) tersebut adalah :
V
RV = ……...………………………………………………............( 3 )
I
V1 − V2
RV = RB …………...…………………………………………( 4 )
V2
E E
_
_
_
V RB
R (Variabel Resistor) V R (Variabel Resistor)
+
+
+
A
_
+
Gambar 4a Gambar 4b
A
_
+
V
_ _ _
R2
+
+
R1
Gambar 5a Gambar 5b
Untuk merubah batas ukur amperemeter dari I ampere menjadi n x I ampere, harus
dipasang tahanan ( shunt ) sebesar :
RA
R1 = ……………………………………………………….………..( 5 )
n −1
Sedangkan untuk merubah batas ukur voltmeter dari V volt menjadi n x V volt, harus
dipasang tahanan sebesar :
R2 = ( n − 1 ) RV …………...……………………………………………..( 6 )
V. TUGAS RUMAH
1. Dengan melihat cara ( letak ) pengukuran ( gambar 1a dan 1b ), bagaimana seharusnya
tahanan dalam sebuah amperemeter dan voltmeter yang baik (mendekati kebenaran
pengukuran) ? Jelaskan !
GAMBAR 3A
No. V( ) I( ) R( )
GAMBAR 3B
No. RB ( ) I tanpa RB ( ) I dengan RB ( )
Vsumber : Volt
GAMBAR 4A
No. V( ) I( ) R( )
GAMBAR 4B
No. RB ( ) V tanpa RB ( ) V dengan RB ( )
Vsumber : Volt
V1 = V tanpa RB
V2 = V dengan RB
MODUL II
JEMBATAN WHEATSTONE
I. TUJUAN
Menentukan harga suatu hambatan dengan mempergunakan metoda “Jembatan Wheatstone”.
III. TEORI
Jembatan Wheatstone adalah rangkaian yang terdiri atas empat buah hambatan seperti yang
terlihat pada gambar 1.
I3 I4
RB RX
A B
G
R1 R2
I2 I1
Dalam prakteknya R1 dan R2 dapat merupakan sebuah kawat A-B seperti pada gambar 2.
C +
G
+
+ K
4 RX
RB 3 - - ST
-
-
I3 I4
D
A B
L1 L2
Mistar :
A B
L1 L2
Jika jarum galvanometer ( G ) menunjuk nol, berarti tidak ada arus yang melalui G. Jadi tidak
ada beda potensial antara titik C dan D, sehingga :
VC = VD …………………………………………….......……………............( 1 )
R2
RX = RB ……………………….………………………………............…( 2 )
R1
Jika kawat A-B serba sama dengan hambatan tiap satuan panjang, maka persamaan (2)
menjadi :
L2
A
RX = RB
L1
A
Atau
L2
RX = RB …………………….……………………………………………( 3 )
L1
Di sini terlihat bahwa harga-harga yang diperlukan hanyalah perbandingan antara L2 dan L1,
atau panjang kawat antara BD dan AD.
L1
RX = RB …………………….……………………………………………( 4 )
L2
V. TUGAS RUMAH
1. Apa bunyi hukum Kirchoff ?
2. Apa bunyi hukum Ohm ?
3. Buktikan rumus ( 2 ) dan ( 4 ) dengan analisa hukum-hukum di atas ( sertakan juga gambar
rangkaiannya ) !
4. Buktikan bila kawat ukur serba sama, maka didapat persamaan seperti di bawah ini !
L2 R2
=
L1 R1
Kedudukan D RX (Ω)
Sisi Tahanan RB
Sebelum Komutasi Sesudah Komutasi Sebelum Sesudah
Sisi Sisi (Ω) L1 (cm) L2 (cm) L1 (cm) L2 (cm) Komutasi Komutasi
I II III IV V VI VII VIII IX
RB RX1
RX1 RB
RB RX2
RX2 RB
RB RX3
RX3 RB
RB RXseri
RXseri RB
RB RXparalel
RXparalel RB
MODUL III
HUKUM OHM
I. TUJUAN
1. Menentukan karakteristik beberapa komponen listrik dengan menggunakan amperemeter
dan voltmeter.
2. Mengenal hubungan seri dan paralel.
III. TEORI
Sebuah elemen listrik X yang mempunyai hambatan R bila dihubungkan dengan sumber
tegangan V, maka pada elemen listrik X tersebut akan mengalir arus listrik sebesar I. Jika
elemen listrik X terbuat dari hambatan biasa, maka pada umumnya grafik karakteristik I vs V
adalah linier dan memenuhi persamaan :
V = I R………………………………..…………………………..…............( 1 )
P = V I………………………………...…………………………….............( 2 )
Pada percobaan ini digunakan rangkaian metode I dan metode II ( lihat gambar 1 dan gambar
2 ).
+
+
_ _
A A
+
+
+
+
V V
+
+
X X
_ _ _
_
_ _
Dioda Lampu
NTC Resistor
V. TUGAS RUMAH
1. Apakah bunyi hukum ohm ?
2. Jelaskan fungsi tiap-tiap elemen listrik berikut !
a. Resistor
MODUL IV
ARUS BOLAK – BALIK
I. TUJUAN
1. Catu daya
2. Papan perangkat 216 lubang
3. Resistor 10 kΩ
4. Kumparan 250 lilitan
5. Kumparan 500 lilitan
6. Kumparan 1000 lilitan
7. Kapasitor 1 µF, 35 V
8. Kapasitor 470 µF, 25 V
9. Kapasitor 1000 µF, 16 V
10. Kapasitor 4,7 µF, 35 V
11. Generator Frekuensi Audio
12. Kotak Hambatan : 0 – 10 Ω
0 – 100 Ω
0 – 1000 Ω
13. Saklar satu katub
14. Multimedia Digital
15. Jembatan Penghubung
16. Kabel Penghubung
Arus bolak-balik merupakan arus listrik yang besar dan arahnya berubah-ubah. Bentuk
arus bolak-balik yang paling sederhana secara matematis adalah sinusoidal. Jumlah
muatan yang lewat dalam selang waktu antara t dan t+ dt ditunjukan oleh luas yang
dibatasi kurva I(t) dengan sumbu t, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
dq = I(t)dt
Arus yang diukur oleh amperemeter pada listrik bolak-balik merupakan arus efektif,
Ief, yang sering disebut sebagai Irms.
Pada percobaan ini akan dipelajari tentang arus dan tegangan yang ada pada induktor
dan kapasitor sesuai dengan karakteristik listrik bolak-balik. Pertama-tama, tinjau
rangkaian seri RL seperti pada gambar dibawah ini :
Jika induktor murni, L, dialiri arus bolak-balik I, maka akan timbul GGL induksi
sebesar
V AB = RI – E
V AB = RI + LdI / dt
𝜋
V AB = RIef √2COS( ωt ) + L ω Ief √2COS( ωt + )......................................(1)
2
V AB = Vm COS ( ωt + Ø ) ...............................................................................(2)
VAB = VR + VL
VR = RIef√2 < 0
𝜋
VL = L ω Ief √2 < 2
Kemudian diperoleh :
𝜔𝐿
Ø = tan-1 𝑅
Karakteristik untuk rangkaian RC juga dapat diturunkan dengan cara serupa. Jika pada
rangkaian seri RL tegangan mendahului arus, maka pada rangkaian seri RC tegangan
mengalami keterlambatan arus, Sehingga,
1 2
Z = √𝑅 2 + (𝜔𝐶) = √𝑅 2 + 𝑋𝐶2 ...........................................................................(5)
Jika nilai XL = Xc , maka kondisi ini disebut sebagai peristiwa resonansi rangkaian RLC.
V. TUGAS RUMAH
1. Apa yang dimaksud dengan Resonansi listrik?
2. Sebutkan perbedaan antara arus bolak balik (AC) dengan arus searah (DC)?
3. Apa yang dimaksud dengan raktansi induktif? Apa simbol dan satuan, serta persamaannya?
4. Apa yang dimaksud dengan reaktansi kapasitif? Apa simbol dan satuan, serta
persamaannya?
5. Apa dimaksud dengan impedansi? Apa simbol dan satuannya, serta bagaimana
persamaannya?
Sebelum melaksanakan percobaan ukur temperatur dan tekanan ruangan sesudah dan
sebelum pratikum.
3. Amati tegangan yang terukur dari catu daya AC, kemudian catat hasilnya pada
tabel dibawah ini.
4. Balikan probe multimeter tersebut, amati dan catat hasilnya.
5. Ulangi langkah percobaan diatas untuk nilai tegangan keluarkan 6V, 9V, dan 12V.
➢ Rangkaian RC
1. Siapkan kapasitor 1 µF , 470 µF, 1000 µF dan kotak hambatan 0 – 10 Ω, 0 - 100
Ω, dan 0 - 1000 Ω .
2. Susunlah rangkaian kapasitor AC seperti dibawah ini.
➢ Rangkaian RLC
1. Siapkan salah satu kapasitor misalnya kapasitor 470 μF, kumparan 1000 lilitan,
dan hambatan 100Ω.
2. Susunlah rangkaian RLC seperti gambar di bawah ini :
2. Dalam rentang frekuensi 100 – 500 Hz dengan selang 50 Hz, carilah nilai frekuensi
resonansi rangkaian RLC. Catat nilai tegangan dan arus yang dihasilkan. Kemudian
hitung impedansinya.
2. Tabel data RL
3. Tabel data RC
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550
600
650
700
750
800
850
900
950
1000
➢ Rangkaian RC
1. Dari hasil pengukuran nilai tegangan dan arus yang diperoleh, hitunglah
nilai reaktansi kapasitif XC dan impedansi Z untuk masing-masing
kapasitor.
2. Pada tiap nilai kapasitor dengan hambatan R yang bervariasi,
berbedakah nilai reaktansi kapasitor XC yang terukur? Jelaskan.
3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai reaktansi kapasitif XC.
➢ Rangkaian RLC
1. Hitung nilai reaktansi induktif XL, kapasitif XC, dan impedansi Z
1. Buatlah grafik tegangan V terhadap frekuensi f dan arus I terhadap frekuensi f pada
bagian kosong di bawah ini berdasarkan data yang diperoleh!
2. Berapakah nilai frekuensi resonansi rangkaian?
3. Jelaskan apa yang terjadi saat rangkaian beresonansi! Bagaimanakah nilai
tegangan dan arus yang dihasilkan?
4. Jelaskan grafik V-f dan I-f yang diperoleh.
MODUL V
TERMOKOPEL
I. TUJUAN
1. Mempelajari efek termolistrik.
2. Mengkalibrasi termokopel yang akan digunakan sebagai termometer.
III. TEORI
Bila ujung-ujung logam penghantar diberi beda temperatur yang cukup besar, maka elektron
bebas akan bergerak dari ujung yang memiliki temperatur lebih tinggi ke ujung yang memiliki
temperatur yang lebih rendah. Dengan demikian akan terjadi arus listrik. Karena hambatan
logam penghantar kecil sekali, maka beda potensial yang ditimbulkan juga kecil. Beda potensial
yang lebih besar dapat diperoleh dengan menyambung dua jenis logam penghantar. Hal ini
terjadi karena besar kerapatan elektron bebas dari tiap logam penghantar berlainan.
Gejala tersebut disebut efek termolistrik. Hal ini diketemukan pertama kali oleh T. J. Seebeck
pada tahun 1826. Rangkaian demikian disebut “ Termokopel “ dan beda potensial yang
ditimbulkan disebut “ ggl termo “ atau “ ggl Seebeck “.
Pada temperatur yang tidak lebih dari beberapa ratus derajat Celcius, maka persamaan umum
dari ggl yang ditimbulkan terhadap beda temperatur bisa dianggap sebagai :
1
E = aT + bT2
2
+
K A
_
-
Cu
Cu
Fe
3. Isi tabung gelas A dengan es dan dijaga agar tetap ada es, supaya temperatur tetap 0 C.
4. Tabung gelas B diisi air biasa, kemudian panaskan air tersebut dengan kompor listrik hingga
mendidih.
5. Dinginkan air tersebut sampai 5 C. Catat penunjukkan milliamperemeter pada setiap
penurunan 5 C. Cara menurunkan temperatur air panas adalah dengan menambahkan es
sedikit demi sedikit sambil diaduk.
X. DATA PENGAMATAN
MODUL V (TERMOKOPEL)
Tanggal Pengambilan
Data :
Nama Asisten :
Tanda Tangan Asisten :
MODUL VI
MEDAN MAGNET DALAM SOLENOIDA
I. TUJUAN
III. TEORI
V. TUGAS RUMAH
6. Perhatikan nilai medan magnet yang terdeteksi oleh sensor dan pastikan sensor
mendeteksi medan magnet dengan baik (jika nilai yang terukur fluktuatif di
kondisi lingkungan dan konstant jika didekatkan ke magnet, maka sensor
berfungsi dengan baik).
4. Nyalakan catu daya dan multimeter. Atur besar arus dengan menggeser
hambatan geser hingga mencapai nilai 0,4 A.
5. Klik tombol Start pada program coach.
Statistics.
7. Perhatikan jendela statistics yang muncul. Catat nilai Average yang merupakan
nilai medan magnet rata-rata yang dihasilkan saat arus 0,4 A. catat pada table
pengolahan data.
8. Ulangi langkah 2-6 untuk kenaikan arus sebesar 0,5 A hingga mencapai arus 2,9
A.
II. Pengaruh jumlah lilitan kawat per satuan panjang terhadap kuat medan
magnet solenoida.
1. Masukkan sensor medan magnet ke dalam solenoida. Pastikan sensor tepat berada
di tengah kumparan.
2. Hitung jumlah lilitan kawat solenoida dana tur panjang solenoida menjadi 20 cm.
3. Nyalakan catu daya dan multimeter. Atur besar arus pada 2,9 A dengan menggeser
hambatan geser.
4. Klik tombol start pada program Coach.
6. Perhatikan jendela yang muncul. Catat nilai average yang merupakan nilai medan
magnet rata-rata yang dihasilkan saat panjang solenoida 20 cm. catat pada table
pengolahan data.
7. Ulangi langkah 2-7 untuk setiap pertambahan panjang solenoida sebesar 5 cm
hingga mencapai 50 cm
N = Lilitan
l = m
n = /m
0,4
0,9
1,4
1,9
2,4
2,9
Table.2
N = lilitan
l = A
I (A) n (/m) B (mT) B (T)
0,20
0,25
0,30
0,35
0,40
0,45
0,50
1. Buatlah grafik kuat medan magnet solenoida B terhadap arus I, kemudian hitung
tetapan permeabilitas μ dari kemiringan garis yang diperoleh! (lihat data dari
tabel 1)
2. Buatlah grafik besar medan magnet solenoida B terhadap jumlah lilitan per
meter n, kemudian hitung tetapan perrmeabilitas μ dari kemiringan garis yang
diperoleh! (lihat data dari tabel 2)
3. Hitunglah nilai tetapan permeabilitas relative k berdasarkan persamaan (4)!
k dari percobaan I =
k dari percobaan II =
MODUL VII
I. TUJUAN
1. Menentukan medan magnet diantara dua buah magnet cakram yang dengan kutub
yang berbeda saling berhadapan
2. Memahami hubungan antara torsi magnetik dengan gaya magnetik pada suatu loop
kawat yang dialiri arus listrik dan ditempatkan dalam medan magnetik.
3. Memhami hubungan antara gejala kelistrikan dan kemagnetan melalui fenomena
induksi magnetik.
4. Menentukan nilai kecepatan sudut maksimum suatu loop kawat dengan jumlah
lilitan tertentu dan luasan loop tertentu.
5. Menentukan efisiensi motor listrik dan menyelidiki hubungannya dengan arus input.
III. TEORI
Sebuah kawat lurus berarus listrik yang ditempatkan dalam medan magnet akan
mengalami gaya magnetik (Gaya Lorentz), seperti ditunjukkan oleh gambar 1. Besarnya
gaya yang dialami sebanding dengan kuat arus listrik (i), panjang kawat (L), dan kuat
medan magnetik (B) sesuai persamaan berikut:
𝐹⃗ = 𝑖𝑙⃗ 𝑥 𝐵
⃗⃗ ....................................... (1)
Gambar 1
Jika kawat yang digunakan dibuat berbentuk loop, maka selain mengalami gaya
magnetik loop kawat juga akan mengalami torsi magnetik.
Gambar 2.
Besarnya torsi magnetik yang ditimbulkan pada loop kawat diatas dapat dinyatakan
secara umum sebagai berikut:
τ⃗⃗ = 𝑟⃗ 𝑥 𝐹⃗ ....................................... (2)
Pada loop kawat diatas, besarnya gaya magnetik adalah F = iLB. Maka torsi magnetik
yang dihasilkan adalah τ = iLBr + iLBr = 2iLBr.
Jika luasan permukaan yang dilingkupi oleh loop kawat dinyatakan dengan A = 2rL,
untuk jumlah lilitan sebesar N maka persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi
:
τ = NiBA ……………………….……………… (3)
pada loop kawat, torsi juga berkaitan dengan percepatan sudut (α) dan momen inersia
loop(I), dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
Nilai ωo dapat dianggap nol jika loop kawat mulai berputar dari keadaan diam.
Nilai efisiensi sebuah motor listrik dapat dihitung melalui perbandingan antara daya
mekanik yang dihasilkan terhadap daya listrik yang digunakan:
𝑃𝑜𝑢𝑡
η= 𝑃𝑖𝑛 𝑥 100% ……………………….……….… (6)
dengan
P out = τ.ωt
V. TUGAS RUMAH
1. Bagaimana perbedaan garis gaya medan magnetik pada daerah diantara dua kutub
magnetik jika kedua kutub magnet tersebut sejenis?
2. Bagaimana perbedaan garis gaya medan magnetik pada daerah diantara dua kutub
magnetik jika kedua kutub magnet tersebut berbeda jenis?
3. Jelaskan hubungan antara muatan magnet (dipole magnet), arus listrik, medan
magnet, dan torsi listrik.
4. Apa yang dimaksud dengan motor listrik? Jelaskan mengenai induksi magnetik
dalam motor listrik, dan bagaimana menghitung efisiensi motor listrik tersebut.
Gambar 3.
Gambar 5.
4. Pasang magnet dengan kutub berlawanan saling berhadapan, dengan jarak antar
magnet 10 cm (jarak terdekat).
5. Pastikan sensor gerbang cahaya terhubung dengan piranti antarmuka dan computer.
Tekan tombol start (hijau) pada computer, lalu nyalakan catu daya. Pada keadaan ini
seharusnya kumparan mulai berputar. Jika tidak, beri sedikit dorongan lembut pada
kumparan hingga mulai berputar.
Gambar 6.
6. Amati nilai arus yang terbaca pada saat kumparan sedang berputar, catat pada table
hasil pengamatan (Iaktual).
7. Ulangi percobaan untuk beberapa nilai arus inout sesuai pada table hasil
pengamatan.
8. Lengkapi nilai ωt dan Δt berdasarkan grafik hasil pengamatan.
Tabel 1.
Kuat Medan Magnet (B)
Jarak Terhadap
Magnet A Kiri Pusat Kanan
0,0 cm
2,5 cm
5,0 cm
7,5 cm
10 cm
Tabel 2.
Massa Loop Δt
Massa Beban ωt
Kawat (s)
(g) (rad/s)
(g)
106
Tabel 3.
Panjang/Length Lebar/Width Massa/Mass
Lilitan/Turns (g)
(m) (m)
106
Tabel 4.
iin (A) V (volt) iaktual (A) ωt (rad/s) Δt (s)
0,5
1,0
1,5
2,0