Anda di halaman 1dari 12

I.

TUJUAN PERCOBAAN:
1. Mempelajari penggunaan alat-alat ukur dasar.
2. Menuliskan dengan benar bilangan-bilangan berarti dan hasil
pengukuran/perhitungan.
3. Menghitung besaran lain berdasarkan ukuran-ukuran dasar.
II. ALAT-ALAT
1. Jangka sorong (sigmat/caliper)
2. Mikrometer sekrup
3. Neraca teknis
4. Benda - benda yang diukur (2 buah )
5. Kawat tipis
6. Benjana gelas
7. Termometer 50℃
III. TEORI
Pengukuran adalah proses membandingkan alat ukur dengan objek yang akan
diukur, dimana alat ukur tersebut memiliki nilai,satuan, dan ketelitian. Terdapat dua
cara untuk mengukur besaran fisis, yaitu pengukuran langsung ( untuk benda dengan
bentuk teratur) dan tidak langsung ( untuk benda yang bentuknya tidak teratur ).
pengkuran secara langsung, dikenal sebagai cara statis. Sedangkan tak langsung
dikenal sebagai cara dinamis dan menggunakan hukum-hukum fisika seperti Hukum
Archimedes sebagai acuan.
Sebagai sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka merupakan
definisi dari besaran fisis. Dalam setiap pengukuran besaran fisis selalui menemui
batas ketelitian dan kesalahan pengukuran, baik karena salahbaca maupun karena
batas ketelitian alat. Seperti jangka sorong misalnya, dalam 19 skala utama terdapat
20 skala nonius ( lihat gambar 1), atau dalam 39 skala utama terdapat 20 skala nonius
( lihat gambar 2) yang pada setiap penunjukkan selalu terdapat satu skala utama yang
berhimpit dengan satu skala nonius.
Jangka sorong mempunyai dua rahang dan satu penduga ( lihat gambar 3 ) rahang
dalam digunakan untuk mengukur diameter dalam atau sisi dalam suatu benda.
Rahang luar untuk mengukur diameter luar atau sisi luar suatu benda. Sedangkan
penduga digunakan untuk mengukur kedalaman. Berbeda halnya dengan mikrometer
sekrup ( lihat gambar 4 ) dalam 0,5 mm pada skala utama terbagi atas 50 skala putar,
dan pada setiap penunjukkan tidak selalu terdapat skala utama yang berhimpit dengan
putar. skala
Perhatikan cara memegang mikrometer sekrup pada gambar 5. Pada waktu
digunakan, rem harus dalam keadaan bebas, yang diputar adalah tombol roda bebas (
roda kecil)

Gambar 6. Bagian-bagian Neraca Teknis

Neraca teknis memiliki bagian bagian teretentu seperti sekrup penyeimbang, tuas
penopang (didalam), perendam, magnet, penyangga, meja tambahan ( tidak
tertimbang ), piring tempat penimbang, batang penggantung dan poros penggantung.
Sekrup penyeimbang berfungsi untuk mengkalibrasi neraca teknik sebelum
digunakan, piring tempat menimbang berfungsi untuk meletakkan benda yang akan
ditimbang.

IV. TUGAS PENDAHULUAN


1. Sebutkanlah besaran-besaran dasar dalam fisika beserta satuannya dalam
sistem SI (turunkan dari sistem MKS).

SATUAN

BESARAN SI

LAMBAN
No. NAMA G

1 Luas A m2

2 Volume V m3

1
3 kecepatan sudut ω rad s

4 kecepatan linier v m s 1

2
5 percepatan sudut α rad s

6 percepatan linier a m s 2

7 rapat massa ρ kg m 3

8 momentum linier P kg m s 1

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan


a. Kecermatan
Kecermatan adalah kedekatan hasil uji antara hasil yangdiperoleh dengan
nilai yang sebenarnya
b. Ketepatan
Ketepatan adalah kesamaan atau kedekatan suatu hasil pengukuran
deangan angka atau data yang sebenarnya
c. Ketelitian
Ketelitian adalah kesesuaian diantara beberapa data pengukuranyang sama
yang dilakukan secara berulang
d. Kalibrasi
Kalibrasi adalah proses pengecekan dan pengaturan akurasi dari alat ukur
dengan cara membandingkannya dengan standar/tolak ukur
3. Berapakah kecermatan jangka sorong, mikrometer sekrup, dan neraca teknis ?

Jangka sorong = 0.005 cm

Mikrometer sekrup = 0.01 mm

neraca teknis = 0.01 gram


4. Jelaskan dan berikan perumusan mengenai hukum Archimedes ! berikanlah
keterangan serta satuannya pada simbol yang digunakan !

Hukum Archimedes berbunyi : “Benda yang tercelup sebagian atau


seluruhnya ke dalam fluida mengalami gaya keatas sebesar fluida yang
dipindahkan oleh benda yang tercelup tersebut”

Gaya keatas = berat fluida yang dipindahkan

Fa = mf.g (N)

Fa = ρf.Vbf. g (N)

Dengan :

- ρf = massa jenis fluida (kg/m3)

- Vbf = volume benda yang tercelup dalam fluida (m3)

- g = percepatan gravitasi (9.8 m/s2)

5. Tuliskanlah rumus yang digunakan untuk menentukan volume benda dengan


cara statis dan dinamis.

Jawab :

a. Cara statis (cara langsung) menggunakan rumus volume :

v = s.s.s atau p.l.t (m3)

b. Cara dinamis (cara tidak langsung) menggunakan hukum Archimedes

Fa = ρf.Vbf. g
V. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Cara statis
1. Catat keadaan raung sebelum percobaan!
2. Ukurlah panjang dan lebar benda padat dengan jangka sorong
masing-masing 10 kali pada sisi yang berlainnan! Buatlah hasil pengukuran
dalam bentuk tabel!
3. Ukurlah tebalnya dengan mikrometer sekrup, sama seperti langkah V.A.2
4. Timbanglah massa benda padat ( cukup sekali saja )
5. Ulangi langkah V.A.2 s.d V.A.4 untuk benda lainnya

B. Cara dinamis
1. Tibang benda pada neraca teknis dalam keadaan tergantung pada tali tipis!
2. Isi air pada benjana sebanyak 250 ml dan letakkan benjana pada meja
tambahan sehingga bejana tidak tertimbang oleh neraca ( tanya asisten )
3. Celupkan benda yang akan diukurkedalam bejana yang berisikan air,
timbanglah benda dengan posisi di tengah - tengah antara dasar dan
perumukaan air !
4. Cata suhu air dalam bejana ( perhatikan cara menggunakan termometer )
5. Catat lagi suhu air dalam bejana !
6. Ulangi langkah V.B1 s.d V.B.5 untuk benda padat lainnya
7. Catat keadaan ruang setelah percobaan

VI. DATA PENGAMATAN

VI.1 DATA RUANG

Keadaan Kelembaban (%) Suhu (oC) Tekanan (mmHg)

Awal 58 26 765,75
Akhir 58 26 765,75
VI.2 Tabel pengamatan cara statis

Benda 1 ( warna kuning ) Benda 2 ( warna silver )

P l T P l T
Perc. Ke-
(cm ) (cm) (mm) (cm ) (cm) (mm)

3,99 1,985 10,4 3,995 2 10,46


1

3,99 2 10,38 3,995 1,99 10,49


2

3,99 1,99 10,39 4 2 10,49


3

4 1,99 10,38 4 2 10,46


4

3,99 1,99 10,33 4 1,99 10,47


5

3,99 1,99 10,36 4 2 10,44


6

3,99 1,99 10,36 4 2 10,41


7

3,99 1,99 10,37 3,995 2,05 10,39


8

3,985 1,995 10,37 3,995 2 10,41


9

3,985 1,995 10,36 4 2 10,39


10

Massa benda 1 61, 76 gr

Massa benda 2 20,51 gr

VI.3 Tabel pengamatan cara dinamis


Benda 1 Benda 2

Suhu air awal (℃) Suhu air akhir (℃) Suhu air awal (℃) Suhu air akhir (℃)

25℃ 25℃ 25℃ 25℃


Benda Massa + tali tipis (gram ) Massa + tali tipis didalam air (gram )

1 61,65 53,94

2 21,9 13,97

VII.

VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN


1. Mengapa tebal benda diukur dengan mikrometer sekrup bukan dengan jangka
sorong? Terangkan !

Jawab :

Karena benda berukuran kecil dan mikrometer sekrup memiliki ketelitian


lebih baik daripada jangka sorong.

2. Apakah massa tali tipis dapat diabaikan dalam tingkat ketelitian 1% ?

Jawab :

Ya. Karena massa tali sangat tipis dan tidak mempengaruhi dalam
pengukuran.

3. Tentukan volume benda-benda padat dengan kedua cara

Benda berwarna kuning,

Cara Statis : Vs = 74,181 cm3


Cara Dinamis : Vd = 7, 843 cm3
Benda berwarna perak ,
Cara Statis : Vs = 83,764 cm3
Cara Dinamis : Vd = 6,559 cm3
4. Dari kedua cara diatas, cara manakah yang menurut pengamatan yang paling
teliti ? beri alasannya

5. Hitunglah massa jenis benda-benda tersebut

Benda berwarna kuning,

Cara Statis : 𝜌b = 0,833 gr/cm3

Cara Dinamis : 𝜌b = 7,875 gr/cm3


Benda berwarna perak ,
Cara Statis : 𝜌b = 0,24 gr/cm3

Cara Dinamis : 𝜌b = 3,127 gr/cm3


6. Dari jawaban VI.5 tentukan jenis bneda- benda tersebut dilihat bedasarkan
massa jenisnya
Benda berwarna kuning,

Cara Statis : ice ( es)

Cara Dinamis : iron ( besi )

Benda berwarna silver ,

Cara Statis : cork ( sumbat )

Cara Dinamis : Alumunium

7. Sebutkanlah salah satu cara lain untuk menentukan volume benda padat!

Dengan menggunakan prinsip hukum Archimedes yaitu volume benda yang


tercelup sebanding dengan zat cair (fluida) yang dipindahkan.

8. Sebutkan klasifikasi alat ukur yang anda ketahui beserta contoh alat ukurnya
Jawab:
1. Alat ukur langsung contoh : jangka sorong
2. Alat ukur pebanding. Contoh dial indicator
3. Alat ukur kaliber batas contoh kaliber poros
4. Alat ukur bantu contoh batang lurus
9. Bagaimana cara mencari nilai ketelitian dari alat ukur jangka sorong

Pada jangka sorong terdapat 19 skala utama dan 20 skala nonius


Besar skala nonius 1/20 x 19 skala utama =0,95 skala utama
Maka ketelitian jangka sorong diatas adalah 1-0,95= 0.05mm
Atau ketelitian jangka sorong diatas adalah = 1 dibagi skala utama
dibagisebanyak jumlah skala nonius =1/20=0,05mm
IX. ANALISA
Pada percobaan pengukuran dasar pada benda padat kita dapat mengukur
suatu benda padat dengam menggunakan dua cara yaitu dengan cara statis dan
dinamis, pada percobaan statis digunakan jangka sorong dan mikrometer sekrup
untuk mendapakan panjang, lebar, tinggi dan tebal suatu benda padat,
sedangkan cara dinamis dikur dengan cara mengukur benda yang tercelup yang
didasari oleh prinsip archimedes.
Dalam percobaan ini saya mendapatkan nilai densitas pada benda 1 dengan
cara statis yaitu sebesar 𝜌b = 0,833 gr/cm3 dan dengan cara dinamis didapat

densitas benda yaitu 𝜌b = 7,875 gr/cm3, sedangkan pada benda 2 didapatkan

desitas dengan cara statis yaitu 𝜌b = 0,24 gr/cm3 dan cara dinamis 𝜌b =
3,127 gr/cm3, dari hasil percobaan secara statis bedasarkan literatur bahwa
benda 1 adalah es dan benda 2 adalah cork atau sumbat sedangkan bedasarkan
nilai densitas dengan cara dinamis menunjukkan bahwa benda 1 adalah besi
sedangkan benda 2 adalah alumunium, hal ini menunjukkan adanya perbedaan
hasil secara statis dan dinamis, hal ini dikarenakan pada pengukuran statis
hanya mengukur panjang dan lebar sehingga pengukuran ini hanya terbatas
untuk benda yang memiliki bentuk yang teratur sehingga pengukuran secara
statis kurang akurat sedangkan secara dinamis pengukuran hanya sebatas untuk
benda yang mempunyai bentuk yang teratur namun juga dapat mengukur benda
yang tidak teratur.
Selain itu hasil percobaan pada benda 1 tidak sesuai dengan literatur yaitu
kuningan baik secara statis maupun dinamis , hal ini dikarenakan benda yang
diukur tidak murni tetapi ada campuran lainnya dan benda sudah teroksidasi
dengan lingkungan sehingga hasil yang didapat tidak sesuai dengan literatur.
Sedangkan pada benda 2 hasil secara dinamis mendekati literatur yaitu
alumunium sedangkan secara statis tidak dikarenakan benda 2 mempunyai
bentuk yang tidak teratur sehingga mempengaruhi hasil pengukuran.

X. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :
a. Benda padat memiliki karakteristik fisis yang dapat diukur, seperti panjang,
lebar, tebal, dan massanya.
b. Untuk menentukan jenis benda, dapat ditentukan dengan mengukur benda
tersebut dengan cara pengukuran langsung (cara statis) ataupun dengan cara
pengukuran tidak langsung (cara dinamis).
c. Cara Dinamis memberikan hasil yang akurat dan presisi sesuai literatur
yang ada dibandingkan cara statis yang memberikan hasil yang lumayan jauh
dari seharusnya.
d. Cara Statis,
Benda warna kuning : ice (es)
Benda warna abu-abu : cork (sumbat)

Cara Dinamis,
Benda warna kuning : iron ( besi )
Benda warna abu-abu : Alumunium

XI. DAFTAR PUSTAKA


1. P.D.K., “Energi Gelombang dan Medan”, 1975.

2. Sears-Zemansky, “College Physics”, Add. Wesley, 1960.college physics.


Addison-Wesly publishing company,inch.

3. Soeprapto Andar,Drs, Muhammad Ridwan,ST.MT.,DKK.2012. Buku Petunjuk


Praktikum Fisika Dasar.Bandung

4. Rochim,Taufiq.2001.spesifikasi, metrologi & kontrol kualitas Geometrik.Penerbit.


ITB.Bandung

Anda mungkin juga menyukai