Anda di halaman 1dari 9

PENGOLAHAN DATA SECARA EDP(Komputer)

Paket program seperti WordStar,Dbase III plus, SPSS/PC+, BMDPC dan SAS dapat
digunakan untuk memasukkan data masing-masing paket program mempunyai cara tersendiri
untuk merekam data penelitian. Prinsip memasukkan data ke berkas dengan menggunakan
computer mikro maupun mainframe adalah sama.

Proses memasukkan data ke berkas perekam dapat dilakukan dengan dua cara.
Pertama,data langsung dipindahkan dari quisoner ke berkas data. Bila penelitian hendak
memakai cara ini quisoner harus dipersiapkan dengan baik. Kotak-kotak kode harus dicantumkan
pada quisioner. Kedua,data dari quisioner direkan dulu ke lembaran kode, kemudian baru
direkam ke berkas data. Cara ini lebih teliti tetapi membutuhkan waktu reltif lam.

Paket program yang sesuai untuk memindahkan data langsung dari quisioner adalah
Dbase III plus. Namun perlu diingat bahwa peneliti perlu mempersiapkan struktur data dengan
baik. Paket program yang banyak dipakai untuk memindahkan data dari lembaran kode adalah
WordStar. Baik Dbase III+ maupun WordStar dapat merekam data dalam bentuk berkas besar
semua ASCII (American,Standard Code for Information Interchange). Jadi data yang
dimasukkan dengan paket program DBAse III+ dan WordStar dapat dianalisa dengan paket
program statistik SPSS/PC+, BMDPC, dan SAS. Keunggulan ini menyebabkan kedua paket
program itu banyak dipakai untuk memasukkan data ke berkas data.

a. Merekam data dengan Dbase III plus


Paket program Dbase III plus dapat menyimpan 4000 huruf informasi dari setiap responden
penelitian. Apabila setiap variabel terdiri dari 4 digit, maka ia dapat merekam 1000 variabel.
Sedangkan jumlah responden yang mampu direkam dengan paket program ini dibatasi
dengan daya simpan media penyimpanan data yang ada di computer. Untuk menyimpan
informasi diperlukan struktur basis data (DataBase) yang mencakup nama variabel,tipe
variabel (karakter, numeric, logical, date dan memo), jumlah kolom, serta keterangan tentang
angka decimal.
Langkah-langkah yang harus dilakukan setelah proses instalasi Dbase III plus siap pakai
adalah sebagai berikut:
1. Bila dilayar computer muncul tampilan berikut: Tekan tombol ESC agar muncul prompt
sBase III plus yang berbentuk titik (.) di sebalah kiri bawah layar.

Click
Menu
Sub
Menu

Action Drive File in use Record/Option Ins/Del Caps/Num

2. Langkah berikutnya adalah menyusun struktur basis data (Data Base) . Ketikkan
CREATE nama file (buatlah nama berkas sekehendak anda asalkan tidak lebih dari 8
huruf) dan tekan tombol (Enter) . Contoh :
Create B : Survaiku (enter)
Keterangan:
‘B’ adalah kode untuk penggerak disket B. Dengan member kode ini data akan direkam
di diseket yang ada dipenggerak disket B.
3. Misalnya kita mempunyai data seperti dalam table
Untuk menyusun struktur basis data hanya diperlukan nama variabel,kolom maksimum
untuk setiap variabel, dan jumlah angka decimal. Berhubungan semua data adalah angka
(numeric), maka untuk tipe data kita gunakan tipe angka. Berdasarkan informasi tersebut
kita susun struktur basis data sebagai berikut:
Field Name Type Width Dec
1 Responden Numeric 2 0
2 Umur Numeric 2 0
3 Status Numeric 1 0
4 Anak Numeric 1 0
Tabel 12.1 Data Input
Responden Umur Status kawin Jumlah anak
1 17 1 0
2 22 1 0
3 27 2 1
4 32 2 2
5 37 2 3
6 42 1 2
7 47 2 4
8 52 1 1
9 57 2 5
10 62 2 5

Dalam struktur basis data tercantum 4 variabel (field), yang masing-masing bernama
RESPONDEN,UMUR,STATUS,dan ANAK. RESPONDEN menggunakan 2 kolom,
UMUR menggunakan 2 kolom, STATUS menggunakan 1 kolom, dan ANAK
menggunakan 1 kolom. Dengan pertimbangkan bahwa nama variabel di dalam struktur
Dbase III plus tidak dapat lebih dari 10 huruf, maka pemberian nama untuk variabel
STATUS KAWIN dan JUMLAH ANAK harus disesuaikan seperti dalam contoh struktur
basis data di atas.
4. Apabila struktur basis data dibuat,tekanlah tombol “Ctrl” dan tanpa melepas tombol itu
tekan pula tombol “End”. Dengan demikian Dbase III plus akan menyimpan struktur data
tersebut ke dalam media penyimpanan. Setelah itu kita dapat mulai memasukkan data.
5. Data yang telah selesai dimasukkan dapat disimpan dengan cara yang sama dengan cara
penyimpanan struktur basis data,yaitu dengan menekan tombol “Ctrl” dan “End”
6. Rekaman data harus diubah ke dalam berkas ASCII agar dapat diolah dengan paket
statistic yang ada. Ada 2 cara untuk mengubah data dalam berkas ASCII, yaitu dalam
bentuk FIXED formal dan FREE format,
(Fixed Format adalah format yang nilai setiap variabel terletak pada lokasi yang sama
pada berkas data untuk setiap kasus. Free Format adalah format yang seluruh table
direkam dalam urutan yang samma untuk setiap kasus, tetapi tidak harus dalam lokasi
kolom yang sama.)
7. Mengubah data dalam bentuk fixed format dengan cara menyalin data ke dalam “system
data file” (SDF). Caranya adalah dengan mengetik perintah COPY TO Nama baru TYPE
SDF dan tekan enter.
Contoh:
COPY TO B : SURVAIMU TYPE SDF
8. Data dalam bentuk FREE FORMAT dapat dibuat dengan cara mengetikkan perintah
COPY TO namabaru DELIMITER WITH BLANK atau COPY TO namabaru
DELIMITER WITH, (koma).
Contoh:
.COPY TO B: SURVAIMU DELIMITER WITH BLANK
.COPY TO B : SURVAIMU DELIMITER WITH,
Perintah-perintah pada langkah ke-9 dan ke 10 akan membentuk berkas dengan nama
tambahan TXT. Jadi untuk berkas “SURVAIMU” akan direkam sebagai
“SURVAIMU.TXT”.

B. merekam data dengan WordStar

Wordstar mampu merekam data penelitian survey yang mencakup variabel dalam jumlah
besar. Dengan kemampuan layar 25 baris dan 80 kolom (sesuai dengan lembarang kode), data
dari lembaran kode dengan mudah dapat direkam dengan wordstar. Disamping itu, ia dapat
mempermudah dalam pekerjaan penyuntingan dan mudah dioperasikan. Paket program wordstar
dapat dioperasikan dengan harddisk atau hanya dengan menggunakan floopy disk.

Langkah-langkah yang harus dikerjakan setelah program wordstar diaktifkan:

1. Pindahkan penggerak disket yang aktif yaitu dari penggerak disket A ke penggerak disket
B dengan menekan tombol L besar didalam “opening menu”. Kemudian tekan tombol B
dan tombol enter.
2. Setelah wordstar memunculkan “opening menu”,tekanlah tombol N untuk memulai
memasukkan data. Beri nama berkas data misalnya ‘B: SURVAIKU.DAT’ dan tekan
tombol (enter).
3. Pindahkan data dari lembaran kode ke computer dengan cara mengetikkan semua yang
ada di lembaran kode. Untuk pindah dari satu baris ke baris berikutnya tekan tombol
enter.
4. Bila data yang direkam dalam jumlah besar, gunakanlah perintah penyimpanan sementara
yaitu tekan tombol “Ctrl” tanpa melepas tombol tersebut tekan pula tombol K dan S,
setiap mengetikkan 30 baris data. Cara ini menjaga agar data tidak hilang terlalu banyak
bila listrik tiba-tiba mati.
5. Bila pengetikkan telah selesai, tekan tombol “Ctrl”, K, dan D (dengan cara seperti
langkah 4) atau “Ctrl”, K dan X. Perintah ini digunakan untuk menyimpan semua data ke
dalam disket dan mengakhiri perintah WordStar.

Membuat Tabel Frekuensi dan Tabel Silang

Pekerjaan peneliti setelah memasukkan data ke kartu atau berkas data adalah membuat
tabel frekuensi dan tabel silang. Untuk mempermudah pekerjaaan sebaiknya peneliti membuat
daftar variabel yang memuat nama variabel, format variabel, kedudukan data dalam berkas data
(nomor kartu dan nomor kolom). Disamping itu, perlu direncanakan variabel yang akan dianalisa
dapat disusun berdasarkan hipotesa penelitian. Variabel itu dapat saja ditambah sesuai dengan
kebutuhan analisa. Seorang peneliti perlu menganalisa hubungan beberapa variabel yang semula
tidak direncanakan, tetapi berdasarkan pengalaman di lapangan,perlu menganalisa beberapa
variabel diluar rencana semula. Tidak mustahil hubungan-hubungan itu dijadikan hipotesa baru.
Pembuatan tabel frekuensi dan tabel silang dengan cara computer.

1.

2.

3.Komputer

Pembuatan tabel frekuansi dan tabel silang dengan bantuan computer dapat menggunakan
paket program yang tersedia seperti SPSS/PC+, BMDPC, dan SAS bila data direkam dalam
bentuk ASCII. Dalam menggunakan paket program SPSS / PC+ perlu diingat bahwa ia hanya
mampu mengelola 200 variabel dalam sekali proses, ini tidaklah berarti bahwa SPSS/PC+ tidak
dapat dimanfaatkan untuk mengelola data yang mencakup lebih dari 200 variabel. Dengan
memecah variabel ke dalam kelompok-kelompok variabel sesuai dengan kemampuan layar (80
kolom) kelemahan ini dapat diatasi sehingga kita dapat mengolah data yang lebih besar.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan paket program,
SPSS/PC+. Pertama, SPSS/PC+ hanya dapat dioperasikan dalam computer mikro yang
mempunyai hardisk dan modul-modul program harus tersimpan dalam hardisk. Kedua,
SPSS/PC+ memerlukan disket kunci untuk mengaktifkan paket program. Langkah langkah
pembuatan frekuesi dan tabel silang dengan menggunakan SPSS/PC+ adalah sebagai berikut:

1. Masukkan disket kunci SPSS/PC+ ke dalam penggerak disket A masukkan disket data ke
dalam penggerak disket B.
2. KEtikkan perintah pembuatan Log file yang berisikan definisi data “SURVAIMU.TXT”
sebagai berikut: DATA LIST FILE = ‘B:SURVAIMU.TXT’/RESPOND 1-2 UMUR 3-4
STATUS 5 ANAK 6.
Pembuatan log file dilakukan dengan menggunakan wordstar(option N)
3. KEtikkan SPSS/PC dan tekan tombol enter. Dengan langkah tersebut computer akan
memunculkan logo SPSS/PC+. Kemudian akan muncul prompt SPSS/PC yang berupa
tulisan SPSS/PC: dipojok kiri atas layar. Ini berarti computer berada dalam program
SPSS/PC+ dan siap untuk menerima perintah-perintah selanjutnya
4. PErintah pertama di dalam SPSS/PC+ adalah mengaktifkan berkas data yang akan diolah.
PErintah awal yang digunakan untuk itu adalah DATA LIST yang diikuti format data dan
berkas data beserta nama-nama variabel (langkah kedua). Perintah-perintah tersebut sudat
tersimpan di dalam berkas yang bernama SURVAI. LOG (langkah dua), maka kita
tinggal mengaktifkan berkas tersebut dengan menggunakan perintah INCLUDE, nama
berkas SURVAI.LOG diketik antara tanda petik, titik, dan tekan pula tombol enter.

Bila data log file berada di hart disk, perintakan :

SPSS/PC: INCLUDE ‘SURVAI.LOG’ enter.

Bila data dan log file berada dipenggerak disket B, perintahkan:

SPSS/PC: INCLUDE ‘B : SURVAI.LOG’


5. Bila layar mengeluarkan prompt SPSS/PC : KEtikkan perintah membuat tabel frekuensi
sebagai berikut:
SPSS/PC FREQUIENCIES VARIABLES = UMUR STATUS ANAK
6. Bila layar mengeluarkan prompt SPSS/PC: Ketikkan perintah membuat tabel silang
sebagai berikut:
SPSS/PC: CROSSTABS TABLES = STATUS BY ANAK
7. Ada 2 cara mencetak hasil pengolahan. Pertama, mencetak langsung. Cara ini dapat
dilakukan setelah berkas data diaktifkan(langkah 5). Ketikkan perintah SET PRINT ON
untuk mengaktifkan printer. KEmudian diikuti dengan perintah pembuatan frekuensi.
Contoh:
SPSS/PC=SET PRINT ON. (ENTER)
SPSS/PC:FREQUENCIES VARIABLES=UMUR TO ANAK.<ENTER>
Cara Kedua, mencetak hasil secara tidak langsung. Cara ini dapat dilakukan dengan
bantuan wordstar, SPSS/PC+ selalui menyimpan hasil olahannya ke dalam berkas ASCII
yang diberi nama SPSS.LIS. Berkas ini disimpan di dalam sub direktori SPSS/PC+.
Dengan memindahkan berkas itu ke dalam disket, kita dapat mencetak hasil olahan di
computer lain dengan menggunakan WordStar. Berkas itu dapat disuntik sebelum
dicetak. Dengan menyunting berkas kita dapat menghemat kertas dan memperoleh
tampilan yang bagus. PEmindahan berkas ke penggerak disket B dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
SPSS/PC : EXE DOS <ENTER>
C>COPY SPSS.LIS B: (ENTER)
C> EXIT (ENTER)
PEmbahasan penggunaan SPSS/PC+ yang telah diuraikan dalam buku ini sangat terbatas.
Untuk mendapat penjelasan lebih lanjut dianjurkan untuk membaca buku manual
SPSS/PC+ FOR THE IBM PC/XT/AT (SPSSinc,1986).

Mengedit Data
Setelah membaca hasil tabel frekuensi data bersilang kadang-kadang ditemui frekuensi
data yang tidak konsisten antara satu tabel dengan tabel lainnya. Kesalahan itu dapat
terjadi pada waktu mengisi quisioner,mengkode,memindahkan data dari lembaran kode
ke computer (bila data diolah dengan data computer). Untuk menghilangkan kesalahan
itu data perlu diedit.

1. Mengedit data dengan manual


2. Mengedit data dengan computer
Mengcheck ulang data sebelum dianalisa dengan computer merupakan langkah
yang sangat penting. Komputer akan memproses data apapun bentuknya tanpa
mempertimbangkankan konsistensi antara data yang terekam dengan buku kode atau
alat analisa. Beberapa cara dapat ditempuh untuk mengecek data sebelum kolom
(untuk data yang direkam melalui paket program wordstar), konsistensi variabel,
hubungan antara variabel. Pencetakan data dapat dilakukan dengan memanfaatkan
paket program wordstar, Dbase III plus dan paket program statistic seperti SPSS/PC+.
a. Mengcheck ketetapan kolom
Buku kode memuat keterangan tentang lokasi (kolom dan kartu) suatu variabel
penelitian. Karena itu, kesesuaian antara keterangan didalam buku kode dan data
yang terekam, sangat penting. Peneliti yang merekam data penelitian melalui
paket program wordstar dapat langsung mencetak berkas datanya dengan cara
melihat apakah ada rekaman data yang melebihi batas maksimum kolom. Cara
sederhana ini tentu saja belum menjamin bahwa rekaman telah sesuai dengan
maksimum kolom yang ada di buku kode.
b. Mencheck konsistensi dan hubungan antar variabel
Diatas telah disebutkan bahwa konsistensi antara variabel yang satu dengan yang
lainnya dapat dicheck dengan menggunakan tabel frekuensi. Dengan bantuan
SPSS/PC+ misalnya,perintah “FREQUENSIES VARIABLES=ALL” akan
menampilkan tabel frekuensi dari semua variabel penelitian. Tabel-tabel tersebut
dibandingkan dengan buku kode atau dibandingkan antara variabel yang satu
dengan yang lainnya untuk melihat konsistensi jawaban seperti pengeditan data
secara manual.
Mengedit dengan bantuan tabel silang dapat dilakukan melalui prosedur
SPSS/PC+ yang digunakan mengcheck hubungan antar variabel, yaitu prosedur
CROSSTAB.
Contoh:
CROSSTABS TABLES =VARI BY VAR2
Distribusi frekuensi variabel pertama (VAR1) dikelompokkan menurut kategori
yang ada di dalam variabel kedua (VAR2), sehingga dapat diketahui apakah ada
hubungan yang tidak masuk akal antara 2 variabel tersebut. Bila ditemui
kesalahan kode atau tidak konsisten antara variabel yang dihubungkan, maka
untuk mengecek kesalahan tersebut menggunakan prosedur LIST VARIABEL:
Contoh:
SPSS/PC :COMPUTER CHECK = 0
SPSS/PC : IF (VAR1=1) AND (VAR2 NE 0) CEK 1.
SPSS/PC :LIST VAR ID VAR1 VAR2 CEK.
Contoh perintah tersebut digunakan untuk mengetahui tidak konsistensinya
variabel status kawin (VAR1) dan jumlah anak (VAR2) dan sekaligus
menunjukkan nomor responden (ID) yang salah (lihat data dalam tabel 12.1).
KEtidaksesuaian antara VAR1 dan VAR2 ditunjukkan oleh variabel CEK1.
Apabila variabel CEK 1 =1 berarti ada ketidaksesuaian antara VAR1 dan VAR2.

Anda mungkin juga menyukai