Anda di halaman 1dari 8

SISTIM INFORMASI GEOGRAFIS SEBARAN KIJANG (Muntiacus muntjak)

DI BLOK KONDANG MERAK HUTAN LINDUNG MALANG SELATAN

DOSEN PENGAMPU
Ir. Siti Farida,M.P
Disusun Oleh :
Mohamad Sholeh Saadilah
NPM.16.03.0640

FAKULTAS KEHUTANAN
JURUSAN KONSERVASI SUMBER DAYA HUTAN
INSTITUT PERTANIAN MALANG
MALANG
2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hutan lindung merupakan kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistim penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan tanah serta
pelestarian sumber plasma nutfah.(UU No. 41/1991 pasal 1)
Hutan lindung malang selatan merupakan hutan lindung yang tersisa di kabupaten
malang, secara administrasi kawasan hutan lindung masuk pengelolaan Perum Perhutani
Divisi Regional II Jawa Timur, KPH Malang, BKPH Sengguruh, RPH sumber manjing
kulon. Secara luasan lanskap hutan lindung malang selatan yang membentang kurang lebih
memiliki luas 1838,8 Ha. Dan tipe habitat yang ada di hutan lindung malang selatan yaitu
hutan dataran rendah, hutan pantai, hutan mangrove, padang savana, hutan bambu, sungai &
Rawa, perbukitan karst, tegakan jati dan tegakan mahoni. Potensi flora sedikitnya kurang
lebih terdapat 240 jenis tumbuhan tingkat pohon yang sudah teridentifikasi di hutan
sepanjang sungai Barek hingga Krambilan dan potensi fauna sedikitnya terdapat 21 jenis
mamalia, 25 jenis reptilia, 125 jenis avifauna, dan sedikitnya terdapat 139 jenis kupu-kupu
yang teridentifikasi dan dijumpai.
Kijang (Muntiacus muntjak muntjak, Zimmermann 1780) adalah satwa ruminansia
yang dikelompokkan dalam ordo Artiodactyla, famili Cervidae dan genus Muntiacus.
Semiadi (2006), menyatakan bahwa muncak sebagai salah satu dari empat spesies rusa yang
ada di Indonesia, yaitu rusa Sambar (Cervus unicolor), rusa Timor (Cervus timorensis), rusa
Bawean (Axis kuhli). Satwa ini adalah satwa endemik yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera,
Kalimantan dan Bali.
Kijang (Muntiacus muntjak) termasuk mamalia yang dilindungi undang-
undang, sebagaimana tertuang dalam Lampiran Nomor
P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang jenis tumbuhan dan satwa
yang dilindungi, dan ada kententuan dalam Undang-Undang No. 5 Tahun
1990.
Tujuan dari penelitian ini yaitu menginformasikan keberadaan maupun distribusi
spasial satwa kijang mengunakan sistim informasi geografis, serta potensi-potensi satwa liar
lainnya yang mana dapat dimanfaatkan sebagai data informasi bagi pengelola setempat
maupun masyarakat setempat dalam menjaga dan melestarikan hutan lindung malang selatan.
B. Rumusan masalah
1. Hutan lindung malang selatan potensi fauna nya sangat beragam meskipun sudah
teridentifikasi dan dijumpai waktu monitoring ataupun tanpa disengaja namun
membutuhkan sumber informasi yang lebih, maka dari itu dari belum adanya sumber
informasi yang lebih akan memberikan sumber informasi berupa data spasial dari
sistim informasi geografis.
C. Tujuan
1. Mengetahui keberadaan dan distribusi kijang (Muntiacus muntja) mengunakan sistim
informasi geografis berupa data spasial.
D. Manfaat
1. Memberikan data sumber informasi baru bagi pengelola setempat
2. sebagai data informasi bagi pengelola setempat maupun masyarakat setempat dalam
menjaga dan melestarikan hutan lindung malang selatan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Talsonomi dan morfologi

Secara umum, muncak terdiri atas 10 jenis antara lain Muntiacus muntjak, kijang
biasa, Muntiacus reevesi, kijang Reeves, diintroduksi ke Inggris, 2 Muntiacus crinifrons,
kijang hitam, Muntiacus feae , Muntiacus atherodes, kijang keemasan Kalimantan, Muntiacus
rooseveltorum, Muntiacus gongshanensis, Muntiacus vuquangensis, kijang raksasa Vietnam,
Muntiacus truongsonensi, Muntiacus putaoensis. Namun saat ini hanya tersisa 5 jenis, yaitu
M. reevesi, M. rooseveltorum, M. feae, M. crinifrons dan M. muntjak (Ma et al. 1991).
Muncak yang berasal dari Jawa merupakan sub spesies M. m. muntjak, memiliki gambaran
morfologi yang hampir sama dengan muncak Indian (M. muntjak, Zimmermann 1780),
sehingga dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas
: Mammalia Ordo : Artiodactyla Subordo : Ruminansia, Famili : Cervidae Subfamili :
Muntiacinae Genus : Muntiacus Species : Muntiacus muntjak, Zimmermann 1780 Secara
umum, morfologi muncak dari M. muntjak muntjak mirip dengan muncak India (M.
muntjak), dimana memiliki bulu yang sangat lembut, tebal, padat dan pendek, terutama yang
tinggal di daerah dingin. Perubahan warna bulu dari coklat tua sampai coklat kekuningan dan
keabu-abuan tergantung pada musim. Bulu muncak coklat keemasan di sisi punggung dan
putih di sisi ventral tubuh, anggota badan berwarna coklat gelap sampai coklat kemerahan,
dan wajah adalah coklat gelap (Worlddeer 2005).

B. Sistim informasi geografis

Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS)


menurut [2] adalah se-buah sistem informasi yang khusus mengelola data yang memiliki
informasi spasial misalnya letak geografissuatu lokasi. Penggunaan SIG banyak
diimplementasikan pada kasus yang memerlukan informasi lokasi. Pada [3], teknologi GIS
digunakan untuk manajemen pariwisata demi meningkatkan ekonomi pariwisata suatu
daerah, GIS yang dikembangkan untuk menyediakan informasi tempat wisata kepada turis
disebut dengan Travel Geographic Information System (TGIS). TGIS dikembangkan atas
dasar database informasi geografis pari wisata berfungsi untuk mengumpulkan data,
menampilkan data-data terkait pariwisata seperti transportasi,akomodasi, tempat hiburan,
pasar, dan karakteristik budaya daerah tersebut agar dapat memberikan layanan yang akurat
dan nyaman untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda dari setiap pengguna. Selain itu,
implementasi WebGIS untuk kepariwisataan juga telah diterapkan di Kabupaten Sumba
Timur. Dalam implemen-tasinya pun WebGIS dapat memberikan informasi posisi daerah
wisata secara lebih detail kepadapengunjung/wisatawan karena sampai mengandung
informasi tingkat desa [4]. Tidak hanya itu, pemanfaatanSIG juga dapat digunakan untuk
menganalisis genangan air hujan [5]. Dalam hal ini diterapan teknikpenginderaan jauh,
dengan menggunakan citra satelit Landsat ETM 7 sebagai alat bantu. Lebih lanjut,teknologi
informasi digunakan untuk pengolahan data elektronik dengan SIG dan bantuan perangkat
lunaktertentu (software pengolah citra/ER Mapper maupun software SIG/AutoCad, MapInfo,
ArcView).

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu & Lokasi


Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan awal bulan juli-agustus 2019
berlokasi di hutan lindung malang selatan blok kondang merak.

Foto lokasi penelitian diambil dari google earth tahun 2019

B. Alat dan Obyek


Peralatan yang digunakan berupa ATK, GPS,aplikasi AVENSA, perangkat lunak
webgis Arcgis 10.4.2, tallysheet, dan perlengkapan lapang lainnya.
Sedangkan obyek yang diamati adalah satwa liar kijang(Muntiacus muntjak) yang ada
di hutan lindung malang selatan blok kondang merak.
C. Rancangan
Metode yang digunakan Analisa kebutuhan sistem bertujuan untuk mengidentifikasi
kebutuhan hardware, software dan bahan yang akan digunakan dalam mendukung
terbangunnya sistem serta fitur yang akan diimplementasikan dalam SIG. Analisis ini
diperlukan sebagai dasar bagi tahapan perancangan sistem dan untuk mengamati bagaimana
sistem akan berjalan. Dalam proses pembuatan SIG Satwa ini, dibutuhkan informasimengenai
satwa yang ada di lapangan.
D. pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilapangan dilakukan survei jalur setiap tanda kehadiran kijang di
blok kondang merak malang selatan.
E. Analisis data
Analisis data mengunakan perangkat laptop wondows 10, aplikasi Arcgis 10.4.2 berupa
pengelolaan hardware dan software sesuai data yang didapat dilapangan
Daftar pustaka
Efendi,2016. sistem informasi geografis untuk pendataan sebaran satwa langka di Indonesia.
Teknik Informatika, Politeknik Kediri.diakses pada bulan juni tangggal 17

Anda mungkin juga menyukai