Anda di halaman 1dari 6

A.

SIFAT-SIFAT AIR

Air murni merupakan suatu persenyawaan kimia yang sangat sederhana yang terdiri atas dua atom
hidrogen (H) yang berikatan dengan satu atom oksigen (O). Secara simbolik dinyatakan sebagai H20.
Atom-atom hidro- gen terikat ke atom oksigen secara asimetris sedernikian rupa sehingga kedua atom
hidrogen berada di satu ujung, sedangkan atom oksigen ber- ada di ujung lainnya. Ikatan antara atom
hidrogen dan oksigen dilakukan melalui pemakaian elektron secara bersama, yaitu setiap atom hidrogen
memiliki satu elektron yang dipakai bersama-sama dengan atom oksigen. Dengan cara demikian, oksigen
mendapat dua elektron yang dibutuhkan untuk memenuhi kulit elektron terluarnya, dan setiap atom
hidrogen juga mendapat satu elektron untuk kulit elektron terluarnya. Akan tetapi, atom oksigen yang
lebih besar mempunyai kecenderungan untuk menarik elek-? tron-elektron yang didapat dari atom-atom
hidrogen lebih dekat ke intinya Hal ini mengakibatkan muatan yang sedikit negatif pada tempat keduduk
an oksigen, sedangkan penyingkiran elektron-elektron menjauhi inti atom hidrogen mengakibatkan
muatan yang sedikit positif pada tempat keduduk- an hidrogen. Pemisahan muatan listrik ini
menghasilkan suatu molekl polar.

Sifat molekul polar ini mengakibatkan kedudukan hidrogen yang positif akan menarik tempat kedudukan
oksigen yang negatif dari molekul air yang lain Ikatan hidrogen yang terjadi di antara dua molekul air
yang berdekatan , kekuatannya sangat lemah , hanya 6 % dari kekuatan ikatan antara atom oksigen dan
atom hidrogen dalam sebuah molekul air, dan ikatan ini mudah sekali lepas tetapi uga mudah terbentuk
kembali. Ikatan hidrogen antara dua molekul air yang berdekatan dan sifat terpolarisasi molekul aír inilah
yang bertanggung jawab terhadap banyaknya sifat-sifat kimia dan fisika air yang unik. Jika molekul-
molekul air tidak terpolarisasi dan tidak membentuk ikatan hidrogen, pada suhu kamar, air akan
berbentuk gas, bukan berbentuk cairan, dan titik bekunya akan jauh lebih rendah daripada yang dijumpai
sekarang ini di hampir seluruh permukaan bumi. Dalam keadaan demikian, kehidupan yang dikenal
sekarang tidak mungkin terjadi

Karena adanya ikatan hidrogen, air mempunyai kecenderungan bersatu padu menentang kekuatan dari
luar yang akan memecahkan ikatan-ikatan ini atau disebut kohesi Pada batas antara air dan udara
kekuatan kohesi membentük suatu lkulit" di permukaan air yang cukup kuat untuk me- nyangga benda-
benda kecil, yang disebut tegangan permukaan. Tegangan permukaan air adalah yang tertinggi dari
semua zat cair umumnya dan me- mungkinkan kelangsungan asosiasi organisme, baik yang hidup di
bawahnya maupun yang bergerak di atasnya. Kohesi juga bertanggung jawab ter hadap viskositas air,
yaitu suatu sifat yang dipakai sebagai pengukur besar nya daya yang diperlukan untuk memisahkan
molekul-molekul zat cair agar dapat dilewati. Kemampuan menahan aliran atau gerakan ini penting
artinya bagi kecepatan tenggelam benda-benda dan gerakan binatang binatang di dalam air. Kohesi
makin meningkat dengan turunnya suhu.

Viskositas berkaitan dengan suhu dan salinitas. Apabila salinitas tinggi, sedangkan suhunya rendah,
viskositasnya akan tinggi ini memperlambat tenggelamnya benda-benda. Organisme tidak dapat
memengaruhi visko- sitas air. Dengan demikian, semua adaptasi oleh organisme untuk me- ngurangi laju
tenggelamnya harus berupa pengurangan dalam berat lebih atau memperbesar hambatan permukaan
(Nybakken, 1988) Sifat-sifat air lainnya berkaitan dengan pengaruh panas. Air menguap lebih lambat
dibandingkan dengan cairan-cairan lain yang molekulnya lebih sederhana. Ini berarti bahwa air
mempunyai kalor penguapan yang tinggi dan tertinggi di antara cairan pada umumnya. Hal ini
merupakan akibat langsung dari kekuatan ikatan hidrogen di antara molekul-molekul air yang harus
diputuskan agar molekul dapat terlepas. Karena tinginya kalor peng- uapan, air menguap perlahan-lahan
dan dengan demikian merupakan bahan pendingin yang sangat baik karena dapat menyerap sejumlah
besar panas. Kalor penguapan yang tinggi ini menyebabkan pula tingginya ttk didih air (100c) sehingga
air di permukaan bumi berbentuk cairan dan bukan berbentuk gas Berkaitan dengan ini terdapat kalor
laten peleburan yaitu jumlah kalor yang diperlukan atau dilepaskan per satuan massa apa bila suatu
benda berubah dari wujud padat ke wujud cair atau sebaliknya. Air juga mempunyai kalor laten
peleburan yang paling tinggi di antara cair- an-cairan lain. Karenanya, untuk mencairkan es diperlukan
sejumlah besar kalor dilepaskan.

Tingginya nilai kalor penguapan dan kalor laten peleburan air, berarti air memerlukan lebih banyak kalor
untuk menyebabkan perubahan suhu pada sejumiah berat tertentu daripada hampir semua zat lainnya.
Kapasitas kalor yang tinggi ini berarti bahwa air merupakan penyangga yang kuat ter hadap naik-
turunnya suhu, dan oleh karenanya dapat melunakkan iklim. Hal ini juga berarti bahwa kisaran suhu
suatu badan air lebih kecil dari- pada di udara

Air mempunyai hubungan kerapatan Suhu yang aneh. Kebanyakan cairan menjadi semakin rapat jika
cairan itu semakin dingin, Jika didinginkan menjadi padat, wujud padat cairan ini menjadi lebih rapat
daripada wujud caimya. Hal ini tidak berlaku untuk air. Ar menjadi makin rapat jika di dinginkan sampai
4°C, tetapi pendinginan lebih lanjut akan menurunkarn kerapatannya dan jika pembekuan terjadi,
penurunan kerapatan ini makin mencolok. Karena itu, es lebih dingin daripada air dan terapung dalam
air. Sitat ini paling penting artinya bagi kehidupan di lautan karena jika tidak demikian, sebagian besar
volume lautan tidak dapat dihuni karena ber- bentuk gumpalan-gumpalan es yang besar

Sifat-sifat kimia air yang penting adalah sifat-sifat yang berkenaan dengan kapasitas pelarut. Air hampir
merupakan pelarut universal, dengan ke- mampuan melarutkan lebih banyak zat-zat daripada cairan apa
pun. Hal emampuan pelarutannya mempunyai dua tipe: pertama, bergantung pada sifat terpolarisasinya
molekul air, dan kedua, karena ikat an hidrogen. Bermacam-macam senyawa organik dan anorganik yang
tidak terpolarisasi yang mengandung atom oksigen atau atom hidrogen yang terikat pada atom okslgen
lainnya atau atom nitrogen bertahan dalanm larutan dengan ikatan hidrogen. Kemampuan alr sebagai
pelarut polar untuk melarutkan berbagai macam garam bergantung pada interaksi antara on-on garam
dan muatan listrik molekul-molekul airl Jika sejenis garam dilarutkan dalam air, garam ini akan pecah
menjadi komponen-komponen ionnya. Sebagai contoh, garam dapur (NaCi) jika dimasukkan ke dalam air
akan pecah menjadi ion-ion Nat dan Cl, dan melalui interaksi antara muatan listrik pada ion-ion garam
dan molekul-molekul air maka garam- garam dapat bertahan dalam larutan

Sifat kimia air lainnya bergantung pada pecahnya ikatan antara hidrogen dan oksigen yang kuat dalam
molekul air. Dalam sembarang volume air, beberapa molekul air telah memisahkan muatan listrik secara
sempurna sehingga molekul-molekul pecah menjadi dua bagian bermuatan listrik. H+ ion hidrogen) dan
OH ion hidroksil). Di sini satu atom hidrogen ber- gerak menjauh, meninggalkan satu elektronnya
membentuk ikatan dengan elektron atom oksigen. Karena itu, terbentuk ion hidrogen bebas bermuat an
positif dan meninggalkan ion hidroksil bermuatan negatif. Zat-zat ter- tentu melarut dalam air dengan
cara bereaksi dengan ion-ion ini. Sebagai contoh adalah karbon dioksida (CO2) yang bereaksi sebagai
berikut:

AIR LAUT

Air laut adalah air murni yang di dalamnya terlarut berbagai zat padat dan gas. Satu contoh air laut
seberat 1.000 g akan berisi kurang lebih 35 g senyawa-senyawa terlarut yang secara kolektif disebut
garam. De ngan kata lain , 96,5 % air laut berupa air murni dan 3,5 % zat terlarut . Banyaknya zat terlarut
disebut salinitas atau kadar garam yang biasa di- nyatakan dengan satuan satu per seribu Oleh karena
itu, suatu sampel air laut yang khas seberat 1.000 g yang mengandung 35 g se- nyawa-senyawa terlarut
mempunyai salinitas 35%o atau ditulis ppt (part per thousand). Salinitas pada berbagai tempat di lautan
terbuka yang jauh dari daerah pantai variasinya sempit saja , biasanya antara 34-37 % , dengan rata- rata
35 % 0 . Perbedaan salinitas terjadi karena perbedaan dalam peng- uapan dan presipitasi. Salinitas lautan
di daerah tropik seperti Indo- nesia lebih tinggi karena evaporasi lebih tinggi. Sedangkan pada lautan di
daerah beriklim sedang salinitasnya rendah karena evaporasi lebih rendah. Di daerah pantai dan laut
yang tertutup sebagian, salinitasnya lebih bervariasi dan mungkin mendekati 0 di mana sungai-sungai
dan danau-danau besar mengalirkan air tawar, sedangkan di Laut Merah dan Teluk Persia salinitasnya
mencapai 40 % .

Buku pengantar osen

Air tidak pernah murni kecuali dalam bentuk uap. Air selalu mengandungan kotoran baik dari alam
maupun yang berasal dari limbah. Konsentrasi Ca2+ dan Mg2+ selalu terdapat di dalam air bawah tanah
yang berasal dari pelarutan mineral tanah. Apabila air mengandung ammonia, nitrit atau nitrat, maka air
tersebut kemungkinan telah tercemar oleh air limbah baik dari aktivitas pertanian, domestik, atau
kegiatan industri. Air sangat diperlukan karena dapat dipergunakan seperti: a) Sumber air bersih dari air
permukaan (sungai, danau) dapat dipergunakan untuk sumber air minum; Sumber air bersih dari air
permukaan dapat digunakan sebagai habitat ikan atau fauna lainnya; Sumber air bersih dapat
dipergunakan untuk air irigasi; dan Air permukaan dapat juga digunakan sebagai lokasi rekreasi dan
transportasi air b) c) d) Kegunaan-kegunaan air seperti di atas dapat dilakukan apabila kriteria fisika,
kimia, dan biologi dapat diterima, dan untuk hal tertentu kualitas air dimodifikasi untuk dapat memenuhi
kriteria yang dianjurkan.

2.2.2. Sifat-Sifat Kimia Anorganik Air

Sifat-sifat kimia air dapat dibagi ke dalam bahan organik dan anorganik. Sifat apa yang akan dilihat dan
analisis apa yang akan dilakukan tergantung tidak hanya pada penggunaan air tetapi juga pada
sumbernya. Ada atau tidak adanya bahan-bahan kimia tertentu di dalam air akan menentukan apakah air
tersebut tidak korosif terhadap bahan logam atau beton. Penentuan kualitas air dapat dilakukan secara
spesifik, misalnya penentuan ion-ion utama (Ca2 Mg2') atau logam-logam berat (Pb, Cu, Zn, Sn), dan
penentuan secara umum seperti alkalinitas, konduktivitas, pH.

a) Ion-ion

Ion-ion major (utama) dalam air alami diberikan pada Tabel 2.1. Dapat dilihat bahwa semua air alami
mengandung ion terlarut dalam berbagai jumlah. Ion yang dominan di dalam air hujan adalah khlorida,
sebagaimana air hujan berasal dari air laut. Kandungan ion yang banyak terdapat di dalam air permukaan
atau air bawah tanah adalah bikarbonat dan ion bivalensi yang banyak adalah kalsium dan magnesium.

Ion-ion yang lainnya (ion-ion minor) yang terdapat di dalam air diberikan pada Tabel 2.2. Ion-ion ini
dikelompokkan ke dalam ion-ion minor karena konsentrasinya di dalam air dalam unit ppb (part per
billion) atau ppt (part per trilion), sedangkan ion-ion major berada dalam konsentrasi ppm.

b) Silika (SiO2)

Silika di dalam air bersama-sama dengan kalsium, magnesium, besi, dan aluminum dapat menyebabkan
kerak (scaling) pada boiler. Umumnya pada air alam kandungan silika berada di bawah 5 mg/L. Silikon (Si)
adalah unsur terdapat pada struktur kulit tumbuhan dan hewan-hewan air. Konsentrasi Si berkurang
pada musim panas karena pengambilan oleh fitoplankton air selama masa pertumbuhannya.

c Nutrien

Unsur nutrien penting di dalam air atau air limbah adalalh nitrogen dan fosfor. Kedua nutrien ini adalah
unsur penting bagi pertumbuhan organisme dan tumbuhan, tetapi apabila berlebihan akan terjadi
proses eutrophikasi. Nitrogen merupakan komponen dasar dari protein dan di dalam air digunakan
sebagai unsur pembentukan sel. Pada siklus nitrogen, bentuk nitrogen berubah dari anorganik menjadi
bentuk organik. Tumbuhan mempunyai kemampuan untuk menangkap N2 dan mengubahnya menjadi
nitrat. Hewan tidak dapat menggunakan nitrogen anorganik atau nitrogen dari atmosfer secara langsung
sebelum nitrogen tersebut dikonversi ke dalam bentuk organik. Nitrogen dapat masuk ke dalam
lingkungan melalui air limbah domestik atau industri yang berasal dari peruraian protein dan senyawa-
senyawa nitrogen lainnya. Di dalam limbah domestik, apabila hanya terjadi oksidasi parsial akan
mengandung ammonia nitrogen dan apabila terjadi oksidasi secara lengkap, maka akan mengandung
nitrat nitrogen.
Banyaknya kandungan nitrogen organik menunjukkan pencemaran bahan organik di dalam air
permukaan. Oleh karena itu, batasan kandungan 1 mg N-organik/L digunakan untuk kualitas air sungai
yang baik. Ammonia nitrogen dapat berbentuk ion NH4 dan gas ammonia NH3 (ammonia bebas).
Ammonia bebas beracun terhadap organisme. Di dalam proses anaerobik seperti peruraian lumpur
(sludge digestion) kandungan ammonia di atas 50 mg/L beracun terhadap bakteri methanogen. Nitrit
adalah bentuk transisi di dalam siklus nitrogen dan cenderung tidak stabil. Nitrat di dalam air minum
sangat berbahaya, dan biasanya dibatasi hingga konsentrasi 40 mg NOs/L.

Fosfor adalah unsur nutrien yang penting di dalam lingkungan air dan menjadi faktor pembatas di dalam
proses eutrophikasi alami. Fosfor terdapat pada semua organisme hidup dan penting di dalam aktivitas
sel . Tulang mengandung 60 % Ca3 ( PO4 ) 2 dan sekitar 2 % berat dari protoplasma adalah fosfor . Fosfat
di dalam air permukaan berasal dari proses leaching dari batuan fosfat, dari erosi tanah, dari limbah
domestik, dan limbah industri. Kandungan fosfor pada limbah domestik bervariasi antara 15 sampai 50
mgP/L. Senyawa fospor dalam air umumnya terbagi dua, yaitu orthofosfat dan polifosfat. Senyawa
orthophosfat antara lain: Trisodium fosfat, Na3PO Disodium hidrogen fosfat, Na2HPO4 Sodium
dihidrogen fosfat, Na2H2PO Diammonium hidrogen fosfat, (NH42HPO Senyawa poliphosfat: Sodium
heksametafosfat, Nas(POs) Sodium tripolifosfat, Na3PsO10 Sodium pirofosfat, Na P2O

2.2.3. Sifat-Sifat Kimia Organik

Elemen utama bahan organik adalah C (karbon). Bahan-bahan organik dapat berasal dari alam atau
buatan manusia. Umumnya bahan organik alam berasal dari tumbuhan dan hewan. Saat ini lebih dari 1,8
juta jenis bahan sintetis yang diproduksi, dan kira- kira 250.000 bahan disintesis setiap tahunnya. Adanya
bahan kimia di dalam air adalah sebagai kontaminan, baik berasal dari alam atau buatan. Dengan
demikian, tujuan pengolahan air atau limbah cair adalah untuk meminimalkan kontaminan tersebut baik
menggunakan pendekatan biologi, fisika, atau proses pengolahan secara kimia. Senyawa organik di
dalam air dibagi ke dalam lima kelompok tergantung dari struktur kimianya.

a) Hidrokarbon

Kelompok senyawa organik ini hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen, seperti etana (CH-CH),
etilena (CH2-CH2), benzena (CoH), atau toluena (CoHs-CHs)

b) Senyawa halogen Senyawa

organik ini terdiri dari unsur halogen (F, Cl, Br, I) sebagai atom utama, seperti khloroform (CH3CI),
dikhlorometana (CH2Ch), dan karbon tetrakhlorida (CC4)
c Asam karboksilat dan ester

Senyawa-senyawa organik yang dibangun dari kelompok karboksilat (suatu ikatan karbon dan oksigen
yang mempunyai ikatan ganda) dan yang lain dengan dua kelompok fungsional menempel pada atom
oksigen, seperti aseton (CHsCOCHs) formaldehida (CH2O), dan etil eter (CH3CH COHCHs)

Senyawa-senyawa organik lainnya

Kontaminan bahan-bahan organik alami lainnya adalah protein, lipid, karbohidrat, dan pigmen
tumbuhan. Protein tersusun dari unsur karbon, hidrogen, oksigen, sulfur, dan nitrogen dengan penyusun
utamanya adalah asam amino

Anda mungkin juga menyukai