mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang
berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan.[1]
2 Pembentukan
3 Materi Muatan
o 3.1 Materi Muatan Ketentuan Pidana
4 Pranala Luar
5 Referensi
Jenis Peraturan Perundang-undangan selain dari yang tersebut di atas mencakup peraturan
yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan,
Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang
dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.[1]
Pembentukan
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalah pembuatan Peraturan Perundang-
undangan yang mencakup tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan,pengesahan atau
penetapan, dan pengundangan.[1]
1. kejelasan tujuan;
2. kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat;
3. kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan;
4. dapat dilaksanakan;
5. kedayagunaan dan kehasilgunaan;
6. kejelasan rumusan; dan
7. keterbukaan.
Materi Muatan
Materi muatan Peraturan Perundang-undangan, sesuai dengan jenis, fungsi, dan hierarki,
harus mencerminkan asas:[1]
1. pengayoman;
2. kemanusiaan;
3. kebangsaan;
4. kekeluargaan;
5. kenusantaraan;
6. bhinneka tunggal ika;
7. keadilan;
8. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;
9. ketertiban dan kepastian hukum; atau
10. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.
Selain mencerminkan asas tersebut Peraturan Perundang-undangan tertentu dapat berisi asas
lain sesuai dengan bidang hukum Peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan.
Materi muatan mengenai ketentuan pidana hanya dapat dimuat dalam Undang-Undang dan
Perda.[1]
Ketentuan pidana yang dapat dimuat dalam perda hanya berupa ancaman pidana kurungan
paling lama enam bulan atau pidana denda paling banyak Rp 50.000.000. Namun, perda
dapat juga memuat ancaman pidana yang lebih berat sesuai dengan yang diatur dalam
Peraturan Perundang-undangan lainnya.
Pranala Luar
Direktori Peraturan Perundang-undangan:
o Database Peraturan Ditjen Peraturan Perundang-undangan Kementerian
Hukum dan HAM
o Produk Perundang-undangan di situs Sekretariat Negara
Materi muatan Peraturan Pemerintah dijelaskan dalam Pasal 10 UU No.10 Th. 2004 yang
berbunyi “materi muatan Peraturan Pemerintah berisi materi untuk menjalankan Undang-
Undang sebagai mana mestinya”. Yang dimaksut “sebagai mana mestinya” adalah materi
muatan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tidak boleh menyimpang dari materi yang
diatur dalam Undang-Undang yang bersangkutan.
Peraturan Pemerintah tidak boleh memuat sanksi Pidana, hal ini diatur dalam Pasal 14 UU
No.10 Th.2004 yang berbunyi “Materi muatan ketentuan pidana hanya dapat dimuat dalam
Undang-Undang dan Peraturan Daerah”.