Anda di halaman 1dari 34

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pemberian Pakan Ikan Pada Kolam


Pemberian pakan adalah kegiatan yang rutin dilakukan dalam
suatu usaha budidaya ikan oleh karena itu dalam manajemen pemberian
pakan harus dipahami tentang beberapa pengertian dalam kegiatan
budidaya ikan sehari-hari yang terkait dengan manajemen pemberian
pakan antara lain adalah takaran dalam pemberian makan dan waktu
pemberian makan, dan jenis ikan pada pengujian ini adalah jenis ikan
konsumsi (Ikan Lele, Gurami, Ikan Nila) pada 1 kolam berukuran
6x8meter. Proses pemberian pakan ikan dapat di lihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1
Pemberi Pakan Ikan
Sumber: Hanief, 2014

Feeding rate pada pemberian pakan ikan berkisar antara 2 – 5%


perhari atau bahkan lebih. Sedangkan biomas adalah jumlah total ikan
perunit area pada waktu tertentu dan diekspresikan dalam kg/ha atau
kg/meter persegi. Biasanya dalam pemberian pakan pada ikan yang
berukuran besar jumlah pakan yang diberikan setiap hari semakin
berkurang dan semakin kecil ukuran ikan jumlah pakan yang diberikan

6
7

semakin banyak. Hal ini di karenkan ikan yang berukuran kecil


mempunyai masa pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan dengan
ikan berukuran besar.
Berdasarkan jumlah pakan yang harus diberikan dalam suatu
usaha budidaya dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu :
A. Excess
Pemberian pakan secara berlebihan pemberian pakan
secara berlebihan atau biasa disebut ad libitum merupakan
salah satu cara pemberian pakan yang biasa diberikan
pada fase pemberian pakan untuk larva ikan sampai ukuran
benih ikan pada suatu hatchery. Pada stadia tersebut
tingkat konsumsi pakan masih tinggi hal ini berkaitan
dengan kapasitas sistem lambung larva atau benih ikan
masih sangat terbatas, struktur alat pencernaan yang
masih belum sempurna dan ukuran bukaan mulut larva
yang masih sangat kecil, sehingga dengan memberikan
pakan dengan sekenyangnya atau ad libitum dimana pakan
selalu tersedia dalam jumlah yang tidak dibatasai maka
larva atau benih ikan ini dapat makan kapanpun juga sesuai
dengan keinginan ikan. Tetapi pemberian pakan secara
berlebihan pada fase setelah larva akan membawa dampak
yang merugikan bagi sistem perairan dalam suatu usaha
budidaya. Dimana pakan ikan yang berlebihan akan
berpengaruh langsung terhadap organisme akuatik (ikan)
yang hidup dalam wadah budidaya dan kondisi lingkungan
budidaya tersebut. Pakan ikan yang berlebihan tidak akan
dimakan oleh ikan dan akan terjadi penumpukan pakan
pada wadah budidaya di dasar perairan. Penumpukan
pakan ikan didasar budidaya akan tercampur dengan hasil
buangan ikan seperti feses, urine yang nantinya akan
menghasilkan bahan-bahan toksik seperti amoniak, H2S
8

dan sebagainya yang dihasilkan dari perombakan bahan-


bahan organik tersebut. Kandungan toksik yang tinggi
dalam wadah budidaya akan menyebabkan aktivitas ikan
dan terganggu. Oleh karena itu manajemen pemberian
pakan pada ikan harus dilakukan dengan benar
disesuaikan dengan melihat jenis dan umur ikan,
lingkungan perairan serta teknik budidaya yang digunakan.
Pemberian pakan secara ad libitum dengan menggunakan
pakan buatan akan memberikan dampak negatif karena
mengakibatkan meningkatnya biaya produksi.
B. Satiation
Pemberian pakan secukupnya pada sistem pemberian
pakan secukupnya adalah suatu usaha para pembudidaya
ikan untuk melakukan pemberian pakan pada ikan yang
dibudidayakan dalam jumlah yang maksimal. Hal ini dapat
dilakukan pada ikan budidaya yang benar-benar sudah
diketahui daya tampung lambungnya secara maksimal
dalam setiap pemberian pakan, sehingga pakan ikan yang
diberikan semuanya dikonsumsi oleh ikan. Tetapi dalam
kenyataannya sangat sulit bagi para pembudidaya untuk
menerapkan sistem pemberian pakan ini karena untuk
menghindari pakan yang terbuang itu sangat sulit. Oleh
karena itu dalam pemberian pakan secara maksimal akan
mudah diterapkan jika ikan yang dibudidayakan sudah
terbiasa dengan jumlah pemberian pakan tersebut setiap
hari berdasarkan pengalaman di lapangan.
C. Restricted
Pemberian pakan yang dibatasi pemberian pakan tipe ini
adalah pemberian pakan buatan yang biasa dilakukan
dalam suatu usaha budidaya ikan dimana para
pembudidaya melakukan pembatasan jumlah pakan yang
9

diberikan setiap hari. Jumlah pakan yang akan diberikan


setiap hari ini dibatasi berdasarkan hasil suatu penelitian
dengan jumlah pakan tertentu akan diperoleh pertumbuhan
ikan yang optimal. Pemberian pakan dalam budidaya ikan
secara intensif biasanya jumlah pakan yang diberikan
dibatasi jumlahnya berdasarkan hasil penelitian dan
pengalaman dilapangan.
Berdasarkan peralatan yang digunakan dalam melakukan
pemberian pakan pada usaha budidaya ikan, ada beberapa metode
pemberian pakan yang dapat dilakukan yaitu:
1. Pemberian pakan dengan cara metode pemberian
pakannya menggunakan tangan (disebar). Metode pemberian
pakan dengan tangan ini biasanya disesuaikan dengan stadia
dan umur ikan yang dibudidayakan.
2. Pemberian pakan menggunakan self feeder atau demand
feeder. Self feeder bisa dibuat secara sederhana dengan bahan
utama ember dan corong. Prinsip operasional alat adalah ketika
lapar, ikan akan menyentuh tongkat yang merupakan bagian dari
alat ini. Gerakan tongkat menyebabkan pakan jatuh ke dalam air.
Kita bisa memasukkan pakan ke dalam alat ini untuk keperluan
sehari atau lebih.
3. Pemberian pakan dengan cara menggunakan alat bantu
pakan yang digerakkan oleh tenaga mekanik. Mesin ini dapat
diatur sedemikian rupa sehingga mampu mengeluarkan pakan
sejumlah tertentu dalam frekuensi tertentu sesuai keinginan kita,
misalnya sekali keluar 10 kg, sehari 5 kali keluar. Ada mesin
yang dapat diisi pakan untuk keperluan berhari-hari.
10

Teknik penyebaran pakan ikan menggunakan mekanik alat otomatis


pada kolam 6x8m :
1. Dipusatkan pada titik-titik daerah tertentu. Cara seperti ini
biasanya diterapkan pada pemberian pakan ikan pada kolam
ikan dengan skala yang kecil.
2. Ditebar secara merata pada kolam, Cara seperti ini
biasanya diterapkan pada kolam ikan dengan skala yang besar,
seperti tambak dan lain-lain.

2.2. Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah pengendali mikro single-board yang
bersifat open-source, dirancang untuk memudahkan penggunaan
elektronik dalam berbagai bidang. Hardware dalam Mikrokontroler
memiliki prosesor Atmel AVR dan menggunakan software dan bahasa
sendiri.

2.2.1. Hardware
Hardware dalam Mikrokontroler memiliki beberapa jenis, yang
mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam setiap papannya.
Penggunaan jenis arduino disesuaikan dengan kebutuhan, hal ini yang
akan mempengaruhi dari jenis prosessor yang digunakan. Jika semakin
kompleks perancangan dan program yang dibuat, maka harus sesuai
pula jenis kontroler yang digunakan. Yang membedakan antara
Mikrokontroler yang satu dengan yang lainnya adalah penambahan
fungsi dalam setiap boardnya dan jenis mikrokontroler yang digunakan.
Dalam tugas akhir ini, jenis Mikrokontroler yang digunakan adalah
ESP8266.

2.2.2. ESP8266
ESP8266 NodeMCU adalah sebuah komponen chip terintegrasi
yang didesain untuk keperluan dunia masa kini yang serba tersambung.
Chip ini menawarkan solusi networking Wi-Fi yang lengkap dan menyatu,
11

yang dapat digunakan sebagai penyedia aplikasi atau untuk


memisahkan semua fungsi networking Wi-Fi ke pemproses aplikasi
lainnya.
NodeMCU berukuran panjang 4.83cm, lebar 2.54cm dan berat 7
gram. Board ini sudah dilengkapi dengan fitur WiFi dan firm firmwarenya
yang bersifat opensource.
Berikut spesifikasi yang dimiliki oleh NodeMCU :
1. Board ini berbasis ESP8266 serial WiFi SoC (Single on Chip)
dengan onboard USB to TTL. Wireless yang digunakan
adalah IEE 802.11b/g/n.
2. 2 tantalum capasitor 100 micro farad dan 10 micro farad.
3. 3.3v LDO regulator.
4. Blue led sebagai indicator.
5. Cp2102 usb to UART bridge.
6. Tombol reset, usb port dan tombol flash.
7. Terdapat 9 GPIO yang didalamnya ada 3 pin PWM, 1x ADC
Channel, dan pin RX TX
8. 3 pin ground.
9. S3 dan S2 sebagai pin GPIO
10. S1 MOSI (Master Output Slave Input) yaitu jalur data dari
master dan masuk ke dalam slave, sc cmd/sc.
11. S0 MISO (Master Input Slave Input) yaitu jalur data keluar
dari slave dan masuk ke dalam master.
12. SK yang merupakan SCLK dari master ke slave yang
berfungsi sebagai clock .
13. Pin Vin sebagai masukan tegangan.
14. Built in 32-bit MCU.
12

Gambar 2.2
Tampilan ESP8266

Gambar 2.3
Tampilan Pin ESP8266

1. RST : berfungsi mereset modul


2. ADC: Analog Digital Converter. Rentang tegangan masukan
0-1v, dengan skup nilai digital 0-1024
3. EN: Chip Enable, Active High
4. IO16 :GPIO16, dapat digunakan untuk membangunkan
chipset dari mode deep sleep
5. IO14 : GPIO14; HSPI_CLK
6. IO12 : GPIO12: HSPI_MISO
7. IO13: GPIO13; HSPI_MOSI; UART0_CTS
13

8. VCC: Catu daya 3.3V (VDD)


9. CS0 :Chip selection
10. MISO : Slave output, Main input
11. IO9 : GPIO9
12. IO10 GBIO10
13. MOSI: Main output slave input
14. SCLK: Clock
15. GND: Ground
16. IO15: GPIO15; MTDO; HSPICS; UART0_RTS
17. IO2 : GPIO2;UART1_TXD
18. IO0 : GPIO0
19. IO4 : GPIO4
20. IO5 : GPIO5
21. RXD : UART0_RXD; GPIO3
22. TXD : UART0_TXD; GPIO1

2.2.3. Software
Software Mikrokontroler yang digunakan adalah driver dan IDE,
walaupun masih ada beberapa software lain yang sangat berguna
selama pengembangan arduino. Integrated Development Environment
(IDE), suatu program khusus untuk suatu komputer agar dapat membuat
suatu rancangan atau sketsa program untuk papan Mikrokontroler. IDE
arduino merupakan software yang sangat canggih ditulis dengan
menggunakan java. IDE arduino terdiri dari :
A. Editor Program
Sebuah window yang memungkinkan pengguna menulis
dan mengedit program dalam bahasa processing.
B. Compiler
Berfungsi untuk kompilasi sketch tanpa unggah ke board
bisa dipakai untuk pengecekan kesalahan kode sintaks
sketch. Sebuah modul yang mengubah kode program
14

menjadi kode biner bagaimanapun sebuah mikrokontroler


tidak akan bisa memahami bahasa processing.
C. Uploader
Berfungsi untuk mengunggah hasil kompilasi sketch ke
board target. Pesan error akan terlihat jika board belum
terpasang atau alamat port COM belum terkonfigurasi
dengan benar.

2.3. Arduino Software IDE


Platform dari Arduino disusun pada sebuah software yang diberi
nama Arduino IDE. Software inilah yang paling utama, membantu
menjembatani antara bahasa mesin yang begitu rumit sehingga menjadi
bahasa dan logic yang lebih mudah dimengerti manusia (Ecadio, 2015).
Tampilan pada Arduino IDE dapat dilhat pada Gambar 2.3

Gambar 2.4
Tampilan Arduino IDE
Sumber: Ecadio, 2015

Interface Arduino IDE memiliki fitur – fitur yang lengkap seperti


berikut ini dijelaskan bagian – bagian IDE arduino:

A. Verify: Pada versi sebelumnya dikenal dengan istilah


Compile. Sebelum aplikasi diupload ke board Arduino,
biasakan untuk memverifikasi terlebih dahulu sketch yang
dibuat. Jika ada kesalahan pada sketch, nanti akan muncul
error. Proses Verify / Compile mengubah sketch ke binary
code untukdiupload ke mikrokontroller.
15

B. Upload: Tombol ini berfungsi untuk mengupload sketch ke


board Arduino. Walaupun kita tidak mengklik tombol verify,
maka sketch akan di-compile, kemudian langsung diupload
ke board. Berbeda dengan tombol verify yang hanya
berfungsi untuk memverifikasi source code saja.
C. New Sketch: Membuka window dan membuat sketch
baru.
D. Open Sketch: Membuka sketch yang sudah pernah dibuat.
Sketch yang dibuat dengan IDE Arduino akan disimpan
dengan ekstensi file .ino
E. Save Sketch: Menyimpan sketch, tapi tidak disertai
mengcompile.
F. Serial Monitor: Membuka interface untuk komunikasi serial,
nanti akan kita diskusikan lebih lanjut pada bagian
selanjutnya.
G. Keterangan Aplikasi: Pesan-pesan yang dilakukan aplikasi
akan muncul di sini, misal "Compiling" dan "Done
Uploading" ketika kita mengcompile dan mengupload
sketch ke board Arduino.
H. Konsol: Pesan-pesan yang dikerjakan aplikasi dan pesan-
pesan tentang sketch akan muncul pada bagian ini. Misal,
ketika aplikasi mengcompile atau ketika ada kesalahan
pada sketch yang kita buat, maka informasi error dan baris
akan diinformasikan di bagian ini.
I. Baris Sketch: bagian ini akan menunjukkan posisi baris
kursor yang sedang aktif pada sketch.
J. Informasi Port: bagian ini menginformasikan port yang
dipakaholeh board Arduino.

2.3.1. Fungsi - Fungsi Arduino IDE


Berikut ini adalah beberapa fungsi dasar Arduino IDE :
16

A. Digital Write()

Gambar 2.5
Tampilan Arduino IDE Dengan Fungsi digitalWrite()

Pada gambar di atas bisa dilihat suatu fungsi pada void setup(),
yaitu pinMode. Fungsi ini digunakan untuk menginisiasi sebuah pin,
apakah pin tersebut akan digunakan sebagai input ataupun output.
Format dasar dari pinMode() adalah:
pinMode(pin, SET)
Nilai SET bisa berupa OUTPUT atau INPUT, tergantung dari
kebutuhan kita. Sedangkan nilai pin adalah pin pada mikrokontroler yang
akan kita set sebagai input/output.
Fungsi digitalWrite() adalah fungsi yang digunakan untuk
menuliskan nilai secara digital pada suatu pin. Format dasar dari
digitalWrite() adalah:
digitalWrite(pin, VAL)
Nilai VAL bisa berupa HIGH atau LOW dan nilai pin adalah
urutan pin mikrokontroler Arduino yang akan kita set. Pada gambar di
atas, programakan memberikan nilai HIGH pada pin 13 (LED menyala),
dilanjutkan dengan penulisan nilai LOW pada pin 13 pula (LED mati).
Perlu dicatat bahwa pada penggunaan program di atas kita harus
menyertakan fungsi delay, seperti akan dijelaskan di bawah
17

B. digitalRead()

Gambar 2.6
Tampilan Arduino IDE Dengan Fungsi digitalRead()

Nilai pin yang disimpan pada variabel switchpin kita set menjadi
pin INPUT, karena dari pin tersebut kita akan memberikan masukan
kepada Arduino.
Fungsi digitalRead() digunakan untuk membaca nilai masukan
yang diberikan kepada Arduino. Nilai masukan ini bisa berasal dari
banyak hal, pada contoh ini kita menggunakan sebuah pin. Format dasar
dari digitalRead adalah:
digitalRead(pin)
Nilai yang dikembalikan oleh fungsi adalah HIGH atau LOW. Nilai
yang terbaca oleh digitalRead() bergantung pada voltase pada pin
tersebut. Kebergantungan pada nilai voltase ini disebut Logic Level.
Pada Arduino, batasan nilai yang mencukupi untuk mencapai HIGH
adalah di antara 5V– 3V, sedangkan batasan nilai yang mencapai nilai
LOW adalah di antara 1.5V – 0V. Perlu dicatat bahwa batasan voltase
untuk sinyal input dan sinyal output memiliki perbedaan.
Pada gambar di atas, program akan membaca apakah switch
yang diposisikan pada pin 4 akan bernilai HIGH atau LOW. Setelah itu
18

ditentukan apakah LED pada pin 13 dinyalakan atau dimatikan, sesuai


dengan nilai yang diberikan oleh pin 4.

C. analogWrite()

Gambar 2.7
Tampilan Arduino IDE Dengan Fungsi analogWrite()

Fungsi analogWrite() adalah fungsi yang digunakan untuk


menuliskan suatu nilai yang berupa angka pada sebuah komponen,
misalnya LED. Kita bisa mengatur seberapa terang LED tersebut
menyala, bergantung terhadap nilai yang kita tuliskan. Fungsi ini akan
berguna ketika kita mulai bermain dengan sensor, dimana nilai yang
terbaca seringkali berupa analog (memiliki banyak nilai, misal dari 0 – 1
terdapat nilai 1.01, 1.02, dst.), bukan digital (memiliki 2 nilai, 0 dan 1).
Bentuk umum fungsi analogWrite() adalah:
analogWrite(pin, VAL)
Nilai VAL adalah nilai analog yang ingin dituliskan, sedangkan
nilai pin adalah ke mana nilai tersebut akan dituliskan. Pada program di
atas, kita menuliskan nilai yang tersimpan pada ledLevel (127) kepada
LED di pin 10. Nyalanya LED akan bergantung pada seberapa besar nilai
yang tersimpan pada ledLevel. Nilai yang digunakan adalah 127, karena
19

pada umumnya digunakan kisaran nilai 0 – 255, dan karena kita ingin
mengeset pada nilai tengah, dipilih angka 127.
D. analogRead()

Gambar 2.8
Tampilan Arduino IDE Dengan Fungsi analogRead()

Fungsi analogRead() mirip dengan fungsi digitalRead(), yaitu


membaca sinyal pada suatu pin. bedanya adalah fungsi analogRead()
akan menghasilkan nilai dari 0 hingga 1023, yang merepresentasikan
voltase 0V hingga 5V.
20

E. Delay()

Gambar 2.9
Tampilan Arduino IDE Dengan Fungsi Delay()

Fungsi delay() digunakan untuk memberikan suatu jeda antar


fungsi. Pada beberapa kasus, kita memerlukan fungsi delay untuk
memberikan waktu bagi sebuah proses. Pada gambar di atas, fungsi
delay() digunakan untuk memberikan waktu agar ada jeda antara LED
menyala dan LED mati.
F. Serial
21

Gambar 2.10
Tampilan Arduino IDE Dengan Fungsi Serial()

Library Serial berfungsi untuk mengkomunikasikan antara


arduino dengan hardware lain, baik mengirimkan data ataupun
menerima data. Arduino dan hardware lain tersebut tersambung pada
suatu temoat yang bernama Serial Port. Serial sendiri bukan merupakan
sebuah fungsi, tetapi terdiri dari beberapa fungsi yang digunakan untuk
melakukan operasi pada komunikasi serial (Untuk lebih jelas tentang
komunikasi serial bisa dilihat pada link berhubungan). Fungsi yang akan
dicakup kali ini adalah fungsi-fungsi dasar yang diperlukan untuk
memulai.
Pada gambar di atas, kita melakukan komunikasi serial antara
Arduino dengan PC. Hal ini dilakukan dengan menggunakan Serial
Monitor yang disediakan pada IDE arduino. Pada Serial Monitor, kita bisa
melihat data yang dikirim dari arduino ke PC. Selain itu, kita juga bisa
mengirim data ke arduino dengan cara mengetikkannya pada bar di
bagian atas. Untuk memakai serial, yang pertama harus kita lakukan
adalah
melakukan inisiasi, yaitu dengan menggunakan fungsi
Serial.begin(). Bentuk umum fungsi ini adalah: Serial.begin(baudrate)
22

Variabel baudrate disini adalah rasio modulasi, dan harus


dicocokkan dengan baudrate hardware yang ingin kita lakukan
komunikasi. Pada program di atas, baud rate yang digunakan adalah
9600, karena kita akan berkomunikasi dengan komputer melewati port
USB arduino.
Fungsi berikutnya adalah Serial.available(), yang digunakan
untuk mengetes apakah ada masukan data dari hardware yang
disambungkan ke serial port, pada contoh ini yaitu PC. Serial.available()
akan menghasilkan 1 apabila ada masukan, dan 0 apabila tidak ada
masukan.
Selanjutnya, ada fungsi Serial.read(), yang berfungsi untuk
membaca karakter pada serial port. Karakter yang dibaca akan disimpan
dalam bentuk ASCII (misalnya karakter ‘0’ memiliki representasi ASCII
48).
Fungsi terakhir yang dicakup pada program di atas adalah
Serial.println(), yang digunakan untuk menuliskan suatu kalimat ke Serial
Monitor, tetapi tidak mengirimkan data apapun (Hanya digunakan untuk
memberikan visual pada manusia).
Untuk mengirimkan data dari arduino ke PC, kita bisa
menggunakan fungsi Serial.write() (Tidak dicover pada program di atas).
Bentuk umum dari fungsi Serial.write() adalah:
Serial.write(val)
Dimana val adalah data yang ingin dikirimkan dari arduino ke PC,
dengan besar 1 byte.Program di atas akan menyalakan atau menyalakan
LED sesuai dengan input yang diberikan. Pertama-tama, program akan
diam hingga muncul data pada serial port.
Setelah itu, program akan membaca masukan yang terbaca dan
disimpan pada variabel val. Setelah didapatkan val, dicek apakah val 1
atau 0. Apabila 1, program akan memprint kalimat “Led is On” dan
menyalakan LED, apabila nilai val = 0 yang terjadi adalah sebaliknya.
23

Bila nilai yang terbaca bukan 1 ataupun 0, maka program akan


menuliskan ”Invalid” pada Serial Monitor.

2.4. Android
Android adalah sebuah sistem perangkat lunak yang saat ini
banyak digunakan pada smartphone. Sehingga banyak ponsel yang saat
ini semakin canggih dengan adanya platfrom android ini. Dibantu dengan
perkembangan teknologi yang cepat dan pesat.

2.4.1. Definisi Android


Sugeng Purwantoro, Heni Rahmawati dan Achmad Tharmizi
(2013: 177) mengatakan “Android merupakan suatu software (perangkat
lunak) yang digunakan pada mobile device (perangkat berjalan) yang
meliputi sistem operasi, middleware dan aplikasi inti”. Android menurut
Satyaputra dan Aritonang (2014: 2) adalah sebuah sistem operasi untuk
smartphone dan tablet. Sistem operasi dapat diilustrasikan sebagai
jembatan antara piranti (device) dan penggunaannya, sehingga
pengguna dapat berinteraksi dengan device-nya dan menjalankan
aplikasi-aplikasi yang tersedia pada device.

2.4.2. Sejarah Android


Stephanus (2011:2) Android merupakan sistem operasi yang
dikembangkan untuk perangkat mobile berbasis Linux. Pada awalnya
sistem operasi ini dikembangkan oleh Android Inc. pada tahun 2003 yang
kemudian dibeli oleh Google pada tahun 2005. Google memprakarsai
dan memimpin konsorsium OpenHandset Alliane (OHA) yang salah satu
misi utamanya adalah pengembangan platfrom Android. OHA merupan
aliansi bisnis yang beranggotakan lebih dari 80 21 perusahaaan. Tujuan
utamanya adalah untuk mengembangkan standar terbuka untuk
perangkat bergerak. Anggotanya antara lain Google, HTC, Sony, Dell,
Intel, Motorola, Qualcomm, dan lain-lain.
24

2.4.3. Komponen Aplikasi Android


Menurut Arif Akbarul Huda (2013: 4-5) komponen aplikasi
merupakan bagian penting dari sebuah Android. Setiap komponen
mempunyai fungsi yang berbeda, dan antara komponen satu dengan
yang lainnya bersifat saling berhubungan. Berikut ini komponen aplikasi
yang harus diketahui, yaitu :
A. Activities. Activity merupakan satu halaman antarmuka
yang bisa digunakan oleh user untuk berinteraski dengan
aplikasi. Biasanya dalam satu activity terdapat button, spinner,
list view, edit text, dan sebagainya. Satu aplikasi dalam Android
dapat terdiri atas lebih dari satu activity.
B. Services. Services merupakan komponen aplikasi yang
dapat berjalan secara background, misalnya digunakan untuk
memuat data dari server database. Selain itu, aplikasi pemutar
musik atau radio juga memanfaatkan servis supaya aplikasinya
bisa tetap berjalan meskipun pengguna melakukan aktivitas
dengan aplikasi lain.
C. Contact Provider. Komponen ini digunakan untuk
mengelola data sebuah aplikasi, misalnya kontak telepon.
Siapapun bisa membuat aplikasi Android dan dapat mengakses
kontak yang tersimpan pada sistem Android. Oleh karena itu,
agar dapat mengakses kontak, user memerlukan komponen
contact provider.
D. Broadcast Receiver. Fungsi komponen ini sama seperti
bahasa terjemahannya yaitu penerima pesan. Kasus beterai
lemah merupakan kasus yang sering dialami handphone
Android. Sistem Android dirancang untuk menyampaikan
“pengumuman” secara otomatis jika baterai habis. Apabila
aplikasi yang dibuat dilengkapi dengan komponen broadcast
receiver, maka user dapat mengambil tindakan menyimpan
kemudian menutup aplikasi atau tindakan yang lain.
25

2.4.4. Fitur-Fitur Android


Android adalah sistem operasi gratis dan bisa dicostumize
dengan mengkonfigurasikan hardware dan software. Menurut Lee (2011:
3), Android memiliki beberapa fitur di bawah ini:
a. Storage, menggunakan SQLite, relational database.
b. Connectivity, supports GSM/EDGE, IDEN, CDMA, EV-DO,
UMTS, Bluethooth, WiFi, LTE, dan WiMax.
c. Messaging, supports SMS dan MMS.
d. Web browser, didasarkan pada open-source WebKit
bersama dengan Chrome’s V8 JavaScript engine.
e. Media support, termasuk H.263, H.264, MPEG-4 SP, AMR,
AMRWB, AAC, HE-AAC, MIDI, Ogg Vorbis, WAV, JPEG, PNG,
GIF, dan BMP.
f. Hardware support, akselarasi sensor, kamera, digital
kompas, proximity sensor, dan GPS.
g. Multi-touch
h. Multi-tasking
i. Flash support
j. Tathering, support sharing koneksi internet

2.5. Firebase Database


Firebase adalah suatu layanan dari google yang digunakan
untuk mempermudah para pengembang aplikasi dalam
mengembangkan aplikasi. Dengan adanya Firebase, pengembang
aplikasi bisa focus mengembangkan aplikasi tanpa harus memberikan
usaha yang besar. Dua fitur yang menarik dari Firebase yaitu Firebase
Remote Config dan Firebase Realtime Database. Selain itu terdapat fitur
pendukung untuk aplikasi yang membutuhkan pemberitahuan yaitu
Firebase Notification.
26

2.5.1. Sejarah Firebase


Firebase berevolusi dari envolve, startup sebelumnya yang
didirikan oleh James Tampilin dan Andrew Lee pada tahun 2011.
Envolve menyediakan pengembang Antarmuka pemrograman aplikasi
yang memungkinkan integrase fungis obrolan daring ke situs web
mereka. Setelah merilis layanan obrolan , Tampilin dan Lee menemukan
bahwa Envolve digunakan untuk mengirimkan data aplikasi yang bukan
pesan oborlan. Pengembangan menggunakan Envolve untuk
menyinkronkan data aplikasi seperti status permainan secara waktu
nyata di seluruh penggunanya. Tampilin dan Lee memutuskan untuk
memisahkan sistem obrolan dan arsitektur waktu nyata yang
menjalankannya. Tampilin dan Lee mendirikan Firebase sebagai
perusahaan terpisah pada bulan april 2012.

2.5.2. Fitur Firebase Remote Config


Firebase Remote Config adalah fitur yang memungkinkan
digunakan untuk melakukan perubahan konfigurasi didalam aplikasi
Andoid / IOS, tanpa harus melakukan pembaruan aplikasi di Play Store /
APP Store. Cara kerja dari Remote Config adalah aplikasi menyimpan
terlebih dahulu fire XML yang berisi parameter – parameter yang nilainya
akan bisa diganti melalui console Firebase.kemudian objek firebase
didalam aplikasi akan melakukan request data dari server, kemudian
memproses data – data tersebut. Secara umum, objek Firebase didalam
aplikasi akan melakukan request 12jam / 1x, tetapi hal tersebut bisa di
ubah sesuai yang di inginkan.

2.5.3. Fitur Firebase Realtime Database


Firebase menyediakan realtime database dan backend sebagai
layanan. Layanan ini menyediakan pengembang Antarmuka
pemrograman aplikasi yang memungkinkan data aplikasi disinkronkan di
seluruh klien dan disimpan Firebase cloud. Database juga dapat diakses
27

melalui REST API dan mengikat untuk beberapa JavaScript Frameworks


seperti AngularJS, React, Ember,js dan Backbone.js. Firebase Realtime
Database merupakan database yang di – host pada cloud. Data disimpan
sebagai JSON dan disinkronkan secara realtime ke setiap klien yang
terhubung.

2.5.4. Firebase Notifications


Firebase Notifications adalah layanan yang memungkinkan
pemberitahuan untuk pengguna yang ditargetkan oleh pengembang
aplikasi seluler tanpa biaya.

2.6. Motor DC
Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada
kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Kumparan
medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan
kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika terjadi
putaran pada kumparan jangkar dalam pada medan magnet, maka akan
timbul tegangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada setiap setengah
putaran, sehingga merupakan tegangan bolak-balik. Prinsip kerja dari
arus searah adalah membalik phasa tegangan dari gelombang yang
mempunyai nilai positif dengan menggunakan komutator, dengan
demikian arus yang berbalik arah dengan kumparan jangkar yang
berputar dalam medan magnet. Bentuk motor paling sederhana memiliki
kumparan satu lilitan yang bisa berputar bebas di antara kutub-kutub
magnet permanen seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.10
(Saragih,2016)

Gambar 2.11
Tampilan Motor DC
Sumber Saragih, 2016
28

2.7. Relay
Relay juga dapat disebut komponen elektronika berupa saklar
elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip, relay
merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi (solenoid)
di dekatnya.
Prinsip kerja secara umum sama dengan kontaktor magnet yaitu
berdasarkan kemagnetan yang dihasilkan oleh kumparan coil, jika
kumparan coil tersebut diberi arus listrik Ketika coil mendapatkan energy
listrik, akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang
berpegas dan contact akan menutup.

Gambar 2.12
Tampilan Relay

2.8. Catu Daya


Catu Daya Catu daya atau sering disebut dengan Power Supply
adalah perangkat elektronika yang berguna sebagai sumber daya untuk
perangkat lain. Secara umum istilah catu daya berarti suatu sistem
penyearah-filter yang mengubah ac menjadi dc murni. Sumber DC
seringkali dapat menjalankan peralatan-peralatan elektronika secara
langsung, meskipun mungkin diperlukan beberapa cara untuk
meregulasi dan menjaga suatu ggl agar tetap meskipun beban berubah-
ubah. Energi yang paling mudah tersedia adalah arus bolak-balik, harus
diubah atau disearahkan menjadi dc berpulsa (pulsating dc), yang
selanjutnya harus diratakan atau disaring menjadi tegangan yang tidak
29

berubah-ubah. Tegangan dc juga memerlukan regulasi tegangan agar


dapat menjalankan rangkaian dengan sebaiknya.
Secara garis besar, pencatu daya listrik dibagi menjadi dua
macam, yaitu pencatu daya tak distabilkan dan pencatu daya distabilkan.
Pencatu daya tak distabilkan merupakan jenis pencatu daya yang paling
sederhana. Pada pencatu daya jenis ini, tegangan maupun arus keluaran
dari pencatu daya tidak distabilkan, sehingga berubah-ubah sesuai
keadaan tegangan masukan dan beban pada keluaran. Pencatu daya
jenis ini biasanya digunakan pada peranti elektronika sederhana yang
tidak sensitif akan perubahan tegangan. Pencatu jenis ini juga banyak
digunakan pada penguat daya tinggi untuk mengkompensasi lonjakan
tegangan keluaran pada penguat.
Pencatu daya distabilkan pencatu jenis ini menggunakan suatu
mekanisme lolos balik untuk menstabilkan tegangan keluarannya, bebas
dari variasi tegangan masukan, beban keluaran, maupun dengung. Ada
dua jenis yang digunakan untuk menstabilkan tegangan keluaran, antara
lain:
1. Pencatu daya linier, merupakan jenis pencatu daya yang
umum digunakan. Cara kerja dari pencatu daya ini adalah
mengubah tegangan AC menjadi tegangan AC lain yang lebih
kecil dengan bantuan Transformator. Tegangan 7 ini kemudian
disearahkan dengan menggunakan rangkaian penyearah
tegangan, dan di bagian akhir ditambahkan kondensator sebagai
penghalus tegangan sehingga tegangan DC yang dihasilkan
oleh pencatu daya jenis ini tidak terlalu bergelombang. Selain
menggunakan diode sebagai penyearah, rangkaian lain dari
jenis ini dapat menggunakan regulator tegangan linier sehingga
tegangan yang dihasilkan lebih baik daripada rangkaian yang
menggunakan dioda. Pencatu daya jenis ini biasanya dapat
menghasilkan tegangan DC yang bervariasi antara 0 - 60 Volt
dengan arus antara 0 - 10 Ampere.
30

2. Pencatu daya Sakelar, pencatu daya jenis ini


menggunakan metode yang berbeda dengan pencatu daya
linier. Pada jenis ini, tegangan AC yang masuk ke dalam
rangkaian langsung disearahkan oleh rangkaian penyearah
tanpa menggunakan bantuan transformer. Cara menyearahkan
tegangan tersebut adalah dengan menggunakan frekuensi tinggi
antara 10KHz hingga 1MHz, dimana frekuensi ini jauh lebih tinggi
daripada frekuensi AC yang sekitar 50Hz.Pada pencatu daya
sakelar biasanya diberikan rangkaian umpan balik agar
tegangan dan arus yang keluar dari rangkaian ini dapat dikontrol
dengan baik.

Gambar 2.13
Bentuk Fisik Power Supply

2.8.1. Prinsip Kerja DC Power Supply


Arus Listrik yang kita gunakan di rumah, kantor dan pabrik pada
umumnya adalah dibangkitkan, dikirim dan didistribusikan ke tempat
masing-masing dalam bentuk Arus Bolak-balik atau arus AC (Alternating
Current). Hal ini dikarenakan pembangkitan dan pendistribusian arus
Listrik melalui bentuk arus bolak-balik (AC) merupakan cara yang paling
ekonomis dibandingkan dalam bentuk arus searah atau arus DC (Direct
Current)
Akan tetapi, peralatan elektronika yang kita gunakan sekarang
ini sebagian besar membutuhkan arus DC dengan tegangan yang lebih
rendah untuk pengoperasiannya. Oleh karena itu, hampir setiap
31

peralatan Elektronika memiliki sebuah rangkaian yang berfungsi untuk


melakukan konversi arus listrik dari arus AC menjadi arus DC dan juga
untuk menyediakan tegangan yang sesuai dengan 8 rangkaian
Elektronika-nya. Rangkaian yang mengubah arus listrik AC menjadi DC
ini disebut dengan DC Power Supply atau dalam bahasa Indonesia
disebut dengan Catu daya DC. DC Power Supply atau Catu Daya ini juga
sering dikenal dengan nama “Adaptor”.
Sebuah DC Power Supply atau Adaptor pada dasarnya memiliki
4 bagian utama agar dapat menghasilkan arus DC yang stabil. Keempat
bagian utama tersebut diantaranya adalah Transformer, Rectifier, Filter
dan Voltage Regulator. Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai
Prinsip Kerja DC Power Supply, sebaiknya kita mengetahui Blok-blok
dasar yang membentuk sebuah DC Power Supply atau Pencatu daya ini.
Pada Gambar 2.14 adalah Diagram Blok DC Power Supply (Adaptor)
pada umumnya (Ramdhiani, 2015).

Gambar 2.14
Tampilan Diagram Blok DC Power Supply
Sumber Ramdhiani, 2015

2.8.2. Step Down


Transformator (Transformer) atau disingkat dengan Trafo yang
digunakan untuk DC Power supply adalah Transformer jenis Step-down
yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik sesuai dengan
kebutuhan komponen Elektronika yang terdapat pada rangkaian adaptor
(DC Power Supply). Transformator bekerja berdasarkan prinsip Induksi
elektromagnetik yang terdiri dari 2 bagian utama yang berbentuk lilitan
yaitu lilitan Primer dan lilitan Sekunder. Lilitan Primer merupakan Input
32

dari pada Transformator sedangkan Output-nya adalah pada lilitan


sekunder. Meskipun tegangan telah diturunkan, Output dari
Transformator masih berbentuk arus bolak-balik (arus AC) yang harus
diproses selanjutnya (Ramdhiani, 2015).

2.9. RTC DS3231


DS3231 adalah RTC (Real Time Clock) dengan kompensasi
suhu kristal osilator yang terintegrasi (TCX0). TCX0 menyediakan
sebuah clock referensi yang stabil dan akurat, dan memelihara akurasi
RTC sekitar +2 menit per tahun. Keluaran frekuensi tersedia pada pin 32
kHz. DS3231 menyediakan waktu dan kalender dengan dua waktu alarm
dalam satu hari dan keluaran gelombang persegi yang dapat diprogram.
Waktu/kalender memberikan informasi tentang detik, menit, jam, hari,
tanggal, bulan dan tahun yang terdapat pada register internal. (Syukri &
Sihombing, 2013) Bentuk fisik RTC (Real Time Clock) 3231 dapat dilihat
pada Gambar 2.15

Gambar 2.15
Tampilan RTC DS3231
Sumber Syukri & Sihombing, 2013
33

Spesifikasi dan Fitur pada RTC DS3231 :

1. RTC yang Sangat Akurat Mengelola Semua Fungsi Pengatur


Waktu
2. Jam Real Time Menghitung Detik, Menit, Jam, Tanggal Bulan,
Bulan, Hari dalam Seminggu, dan tahun, dengan Kompensasi
Tahun Lawan Berlaku Hingga 2100
3. Akurasi ± 2ppm dari 0 ° C sampai +40 ° C
4. Akurasi ± 3.5ppm dari -40 ° C sampai +85 ° C
5. Digital Temp Sensor Output: ± 3 ° C Akurasi
6. Mendaftar untuk Aging Trim
7. Active-Low RST Output / Pushbutton Reset Debounce Input
8. Two Time-of-Day Alarms
9. Output Programmable Square-Wave Output
10. Antarmuka Serial Sederhana Menghubungkan ke Kebanyakan
Microcontrollers
11. Kecepatan data transfer I2C Interface (400kHz)
12. Masukan Cadangan Baterai untuk Pencatatan Waktu Terus-
menerus
13. Low Power Operation Memperpanjang Waktu Jalankan
Baterai-Cadangan
14. Rentang Suhu Operasional: Komersial (0° C sampai + 70° C)
dan Industri (-40° C sampai +85° C)
15. Tegangan operasi: 3,3-5,55 V
16. Chip jam: chip clock presisi tinggi DS3231
17. Ketepatan Jam: Kisaran 0-40, akurasi 2ppm, kesalahannya
sekitar 1 menit
18. Output gelombang persegi yang dapat diprogram
19. Sensor suhu chip hadir dengan akurasi 3
20. Chip memori: AT24C32 (kapasitas penyimpanan 32K)
21. Antarmuka bus IIC, kecepatan transmisi maksimal 400KHz
(tegangan kerja 5V)
34

22. Dapat mengalir dengan perangkat IIC lainnya, alamat 24C32


dapat disingkat A0 / A1 / A2
23. memodifikasi alamat defaultnya adalah 0x57
24. Dengan baterai isi ulang CR2032, untuk memastikan sistem
setelah power
25. Ukuran: 38mm (panjang) * 22mm (W) * 14mm (tinggi)
26. Berat: 8g

2.10. Motor Servo


Motor servo adalah sebuah perangkat atau actuator putar
(motor) yang dirancang dengan sistem kontrol umpan balik loop tertutup
(servo), sehingga dapat di set-up atau diatur untuk menentukan dan
memastikan posisi sudut dari poros output motor.

Gambar 2.16
Tampilan Motor Servo

2.11. Sensor Ultrasonic HC-SR04


Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip
pantulan gelombang suara dan digunakan untuk mendeteksi keberadaan
suatu objek tertentu di depannya, frekuensi kerjanya pada daerah diatas
gelombang suara dari 40 KHz hingga 400 KHz.
35

Gambar 2.17
Tampilan Sensor Ultrasonic HC-SR04

Sensor ultrasonik terdiri dari dari dua unit bisa di lihat pada gambar
2.18, yaitu unit pemancar dan unit penerima. Struktur unit pemancar dan
penerima sangatlah sederhana, sebuah kristal piezoelectric dihubungkan
dengan mekanik jangkar dan hanya dihubungkan dengan diafragma
penggetar. Tegangan bolak-balik yang memiliki frekuensi kerja 40 KHz –
400 KHz diberikan pada plat logam. Struktur atom dari kristal piezoelectric
akan berkontraksi (mengikat), mengembang atau menyusut terhadap
polaritas tegangan yang diberikan, dan ini disebut dengan efek
piezoelectric.

Gambar 2.18
Tampilan Unit Pemancar dan Unit Penerima

2.12. Pengenalan Flowchart


Flowchart merupakan gambar atau bagan yang memperlihatkan
urutan dan hubungan antar proses beserta intruksinya. Gambaran ini
dinyatakan dengan simbol. Dengan demikian setiap simbol
36

menggambarkan proses tertentu. Sedangkan hubungan antar proses


digambarkan dengan garis penghubung.
Flowchart ini merupakan langkah awal pembuatan program.
Dengan adanya flowchart urutan program menjadi semakin jelas. Jika
ada penambahan proses maka dapat dilakukan dengan mudah. Setelah
flowchart selesai, selanjutnya programmer menerjemahkan ke bentuk
program dengan bahasa pemrograman.

2.12.1. Sistem Flowchart


Bagian alir sistem (System flowchart) merupakan bagan yang
menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini
menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam
sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem.
Bagan alir program dibuat dengan menggunakan symbol-simbol seperti
pada tabel 2.5

Tabel 2.1
Symbol Flowchart
No Simbol Nama Simbol Fungsi
1 Flow Direction Yaitu symbol yang
Symbol di gunakan untuk
menghubungkan
antara symbol
yang satu dengan
symbol yang lain.
Symbol arus ini
sering di sebut juga
dengan connecting
line
37

Tabel 2.2
(Lanjutan)
2 Terminator Yaitu symbol untuk
symbol permulaan ( start )
atau akhir ( stop )
dari suatu kegiatan
3 Connector Yaitu symbol untuk
symbol keluar – masuk
atau penyambung
proses lembar
halaman yang
sama
4 Connector Yaitu symbol untuk
symbol keluar – masuk
atau penyambung
proses lembar
halaman yang
berbeda
5 Processing Symbol yang
symbol menunjukan
pengolahan yang
dilakukan oleh
komputer
38

Tabel 2.3
(Lanjutan)
6 Manual Yaitu symbol yang
operation menunjukkan
system pengolahan yang
tidak dilakukkan
oleh komputer
7 Decision Yaitu symbol
symbol pemilihan proses
berdasarkan
kondisi yang ada

8 Input – output Symbol yang


symbol menyatakan
proses input dan
output tanpa
tergantung dengan
jenis peralatanya
9 Manual input Symbol untuk
symbol pemasukan data
secara manual on-
line keyboard
39

Tabel 2.4
(Lanjutan)
10 Preparation Symbol untuk
symbol mempersiapkan
penyimpanan yang
akan digunakan
sebagai tempat
pengolahan di
dalam storage
11 Predefine Symbol untuk
process symbol pelaksanaan suatu
bagian (sub-
program) atau
prosedur
12 Display symbol Symbol yang
menyatakan
peralatan output
yang di gunakan
yaitu layer, plotter,
printer, dll
13 Disk and online Symbol yang
storage symbol menyatakan input
yang berasal dari
disk atau simpan
ke disk

Anda mungkin juga menyukai