Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TENTANG

“ PENELUSURAN RAWA”

Dibuat untuk memenuhi tugas atlas dan peta navigasi

(ABKA523)

Dosen Pengampu :

Drs. Sidharta Adyatma M.Si.

Muhammad Muhaimin S.Pd.,M.Sc

Nama : Feby Norpaijah ( 1810115120013 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas .

Semoga dengan adanya laporan ini semakin membuka pintu pengetahuan dan pemahaman
pembaca tentang materi.

Upaya pemenuhan tugas ini diharapkan mampu meningkatkan efektifitas pelaksanaan kegiatan
perkuliahan dan diharapkan pembaca dapat mengembangkan wawasan serta kemampuan dari
apa yang dibahas dalam laporan ini yang berjuduL “SUSUR RAWA”, tetapi pembaca
diharapkan lebih proaktif untuk mencari dan menggali ilmu pengetahuan mengenai materi yang
terkait.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan harapan kami agar dapat diberikan saran
serta kritik yang sifatnya membangun karena kami menyadari bahwa tugas yang kami susun ini
masih terdapat kekurangan dan juga memohon maaf atas kejanggalan-kejanggalan yang terdapat
dalam laporan ini.

Banjarmasin, 26 April 2019

Feby Norpaijah.
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rawa- rawa disebut juga dengan rawa adalah daerah rendah yang tergenang air. Pada
umumnya permukaan air rawa selalu di bawah lapisan atmosfer bumi atau setara dengan
permukaan air laut, sehingga airnya selalu menggenang dan permukaan airnya selalu tertutup
oleh tumbuhan- tumbuhan air. Di Indonesia, rawa- rawa biasanya terdapat di area perhutanan
yang memiliki banyak pohon- pohon besar, lebat, dan juga liar. Terkadang, rawa- rawa ini sulit
dibedakan dengan sungai. Terkadang kita menjumpai adanya sungai yang mirip dengan rawa-
rawa. Sungai tersebut jika dilihat akan sangat mirip dengan rawa. Jika kita merupakan rang yang
awam dengan kenampakan- kenampakan alam yang ada di bumi ini, pastilah kita akan mudah
tertipu antara rawa dengan sungai ini. Namun jika kita serigkali mengamati kenampakan-
kenampakan alam bumi ini maka kita tidak akan mudah tertipu. Rawa ini mempunyai beberapa
ciri khusus yang membedakannya dengan sungai.

Navigasi rawa adalah teknik berjalan dan menentukan posisi dengan tepat di medan rawa.
Navigasi rawa merupakan navigasi pada daerah dataran sehingga prinsipnya sama dengan
navigasi gurun pasir.Tidak ada tanda ekstrim (bukit atau lembah) yang dapat dijadikan patokan.
Jika pada rawa daerahnya datar dan kadang di penuhi aliran sungai yang dapat berubah akibat
banjir, maka pada gurun pasir pun daerahnya selalu berubah-ubah akibat tiupan angin.

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rawa

rawa adalah lahan yang tergenang pleh air secara ilmiah dan terjadi secara terus menerus atau
terjadi secara musiman yang diakibatkan karena drainase yang terhambat serta mempunyai ciri-
ciri khusus secara fisika, secara kimiawi, dan juga secara biologis. Ada pula definisi tentang
rawa lainnya yakni tanah berlumpur yang terbuat secara alami, atau juga buatan manusia dengan
cara mencampurkan air tawar dan juga air laut yang dilakukan secara permanen maupun
sementara, termasuk juga daerah laut yang kedalaman airnya kurang dari 6 meter.

Di Indonesia, rawa- rawa biasanya terdapat di area perhutanan yang memiliki banyak pohon-
pohon besar, lebat, dan juga liar. Terkadang, rawa- rawa ini sulit dibedakan dengan sungai.
Terkadang kita menjumpai adanya sungai yang mirip dengan rawa- rawa. Sungai tersebut jika
dilihat akan sangat mirip dengan rawa. Jika kita merupakan rang yang awam dengan
kenampakan- kenampakan alam yang ada di bumi ini, pastilah kita akan mudah tertipu antara
rawa dengan sungai ini. Namun jika kita serigkali mengamati kenampakan- kenampakan alam
bumi ini maka kita tidak akan mudah tertipu.

2. 2 Ciri – ciri Rawa

Beberapa ciri rawa akan kita bahas agar kita dapat membedakan yang mana rawa dan yang
mana sungai. Yang pasti ciri khusus dari rawa ini menandakan bahwasannya rawa berbeda
dengan sungai. Rawa ini mempunyai beberapa ciri khusus. Beberapa ciri khusus dari rawa antara
lain:

 Dilihat dari segi air, rawa memiliki air yang asam dan berwarna coklat, bahkan sampai
kehitam- hitaman.

 Berdasarkan tempatnya, rawa- rawa ada yang terdapat di area pedalaman daratan, namun
banyak pula yang terdapat di sekitar pantai.

 Air rawa yang berada di sekitar pantai sangat dipengaruhi oleh pasang surutnya iar laut.
 Ketika air laut sedang pasang, maka permukaan rawa akan tergenang banyak, sementara
ketika air laut surut, daerah ini akan nampak kering bahkan tidak ada air sama sekali.

 Rawa yang berada di tepian pantai banyak ditumbuhi oleh pohon- pohon bakau,
sementara rawa yang berada di pedalaman banyak ditumbuhi oleh pohon- pohon palem
atau nipah.

2.3 Macam- Macam Rawa

Berbagai macam jenis rawa tersebut antara lain dibedakan dari segi kandungan airnya. Dari
segi kandungan airnya ini rawa- rawa dibedakan menjadi tiga macam yakni:

1. Rawa air tawar

Rawa memang terkenal memiliki air yang tawar. Rawa air tawar ini merupakan rawa yang
airnya tawar dan airnya tidak mengalami pergerakan. Rawa yang demikian ini biasanya
terdapat di area hutan- hutan dengan lokasinya dekat dengan aliran sungai. Air rawa jenis ini
mempunyai sifat asam dikarenakan banyak sisa- sisa jasad makhluk hidup yang membusuk.

2. Rawa air asin

Meskipun lebih dikenal dengan air tawar, namun ternyata ada pula jenis rawa yang
mempunyai air yang asin. Rawa yang memiliki air asin ini biasanya terdapat di sekitar pantai.
Pada jenis rawa yang demikian ini, air dapat mengalami pergerakan sehingga terjadi
pergantian air. Hal ini terjadi karena adanya gelombang laut pasang yang merendam sebagian
atau seluruh kawasan rawa. Air rawa jenis ini biasanya tidak terlalu asam seperti jenis rawa
yang pertama.

3. Rawa air payau

Rawa air payau ini merupakan rawa yang memiliki air yang bercampur dari air tawar dan
juga air asin. Rawa yang seperti ini biasanya berada di dekat muara sungai dan air rawa ini
dapat mengalami pergerakan, sehingga airnya dapat mengalami pergantian. Sama seperti
rawa air asin, rawa jenis ini biasanya airnya tidak terlalu asin.

2.4 Pengertian Navigasi Rawa


Navigasi rawa adalah teknik berjalan dan menentukan posisi dengan tepat di medan rawa.
Navigasi rawa merupakan navigasi pada daerah dataran sehingga prinsipnya sama dengan
navigasi gurun pasir. Tidak ada tanda ekstrim (bukit atau lembah) yang dapat dijadikan patokan.
Jika pada rawa daerahnya datar dan kadang di penuhi aliran sungai yang dapat berubah akibat
banjir, maka pada gurun pasir pun daerahnya selalu berubah-ubah akibat tiupan angin. Seperti
pada navigasi darat (gunung hutan), maka langkah pertama yang paling penting sebelum
memulai perjalanan adalah mengetahui letak titik pemberangkatan di peta. Tanda-tanda medan
yang dapat dijadikan sebagai patokan adalah sungai, lokasi desa terdekat, garis pantai (jika dekat
dengan pantai), jadi perlu diperhitungkan kecermatan orientasi medan yang teliti.

2.5 Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam navigasi rawa

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam navigasi rawa adalah :

1) tentukan titik pemberangkatan kita di peta;

2) bidik arah perjalanan yang diambil, catat sudut kompasnya;

3) ukur dan catat jarak tempuh perjalanan dengan sudut kompas tersebut, lakukan terus untuk
setiap bagian perjalanan sampai menemukan tanda yang dapat dijadikan patokan,
misalnya sungai, jika belum dijumpai, lakukan terus sambil mencari tempat beristirahat.

Cara mengukur jarak:


a) Dengan penaksiran jarak (jika sudah mahir), seperti navigasi man to man atau pemakaian
back azimuth pada navigasi gunung hutan, pemegang kompas berjalan di belakang dan
rekan lainnya berjalan menurut sudut kompas. Batas jarak pengukuran untuk satu segmen
tergantung dari mata dan telinga, artinya sampai batas pengelihatan jika medannya tertutp
atau sampai batas pendengaran jika medannya terbuka, jadi panjang suatu segmen relatif,
tergantung medan yang dihadapi;

b) Dengan menggunakan pita ukur atau tali, caranya sama seperti di atas, tetapi didapat hasil
yang lebih teliti;

c) Dengan alat bantu ukur yang di pasang pada pinggang pemegang kompas, yaitu pemegang
kompas berjalan paling belakang, rekan yang di depan membuka jalur sesuai arah sudut
kompas, ikat ujung benang pada titik awal pada saat membelok atau merubah arah, lihat
angka yang tertera pada alat pengukur tersebut. Putuskan benang dan ikat kembali ujung
yang baru pada titik belok;

d) Dengan alat pengukur langkah yang dipasang pada pinggang bagian depan. Catat jumlah
langkah untuk setiap arah sudut kompas. Ambil patokan 10 langkah sama dengan
beberapa meter, atau kelipatan yang habis dibagi dengan 10;

4.) Plot hasil pengukuran tersebut pada peta, pergunakan skala peta yang sesuai dengan skala
peta yang dimiliki, jika pengukuran jarak dan sudut kompas teliti maka akan didapat hasil
yang akurat.

5.) Pemeriksaan posisi akhir dengan orientasi medan. Jika tersesat, minimal kita mempunyai
catatan perjalanan untuk kembali ke tempat semula.

6.) Jika sudut kompas dan jarak tempuh sudah ditentukan, maka plot di peta arah lintasan
kita. Lakukan perjalanan dengan sudut kompas tersebut dan pergunakan cara melambung
jika medannya tidak memungkinkan untuk dilalui, dengan tidak melupakan poin 2 dan 3.

Catatan: cara berjalan di rawa

a. Bawa tongkat dan tali. Tongkat untuk mengukur kedalaman lumpur rawa, dan tali untuk
membantu menarik teman yang terbenam.
b. Berjalan secara beriringan. Usahakan bejalan berdekatan dengan tanaman yang ada, injak
bekas tumbuhan semak, rumput, atau akar tumbuhan yang ada kaarena tanahnya relatif
lebih keras.

c. Tebas ranting pohon, dan letakkan secara melintang pada jalur yang akan diinjak, gunanya
untuk menahan lajunya turunnya badan kita ke dalam rawa, prinsipnya sama seperti orang
berjalan di atas salju yang lunak dengan menggunakan sepatu ski, semakin luas
permukaan yang diinjak, maka semakin ringan beban yang ditanggung oleh salju.

d. Waspadalah terhadap binatang yang banyak terdapat di sekitar tanaman yang tumbuh di
daerah rawa, umunya mereka berbisa.

2.6 Peralatan Navigasi Rawa

Alat-alat yang digunakan dalam Navigasi Rawa tidak jauh berbeda dengan navigasi darat
lainnya yaitu seperti Peta, Kompas dan alat penunjang lainnya seperti alat tulis, penggaris busur
drajat, protector, dan altimeter.

1 Peta
Peta adalah gambaran dari permukaan bumi yang diproyeksikan pada bidang datar dengan skala
tertentu sesuan kebutuhannya. Diantaranya skala peta ada yang menggunakan 1: 250.000, 1:
100.000, 1: 50.000, 1: 25.000, dan 1: 5.000.
2 Kompas
Kompas adalah sebagai alat bantu Navigasi, yaitu sebagai alat penunjuk arah mata angin dan alat
pengukur sudut mendatar yang bekerja berdasarkan medan magnet bumi yang berkedudukan di
belahan bumi utara. Karena sifat kemagnetan akan selalu menunjukkan arah kutub magnet tapi
perlu diingat bahwa arah yang ditunjuk jarum kompas adalah utara magnet bumi bukanya arah
utara bumi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

rawa adalah lahan yang tergenang pleh air secara ilmiah dan terjadi secara terus menerus atau
terjadi secara musiman yang diakibatkan karena drainase yang terhambat serta mempunyai ciri-
ciri khusus secara fisika, secara kimiawi, dan juga secara biologis. Ada pula definisi tentang
rawa lainnya yakni tanah berlumpur yang terbuat secara alami, atau juga buatan manusia dengan
cara mencampurkan air tawar dan juga air laut yang dilakukan secara permanen maupun
sementara, termasuk juga daerah laut yang kedalaman airnya kurang dari 6 meter. Berbagai
macam jenis rawa tersebut antara lain dibedakan dari segi kandungan airnya. Dari segi
kandungan airnya ini rawa- rawa dibedakan menjadi tiga macam yakni: Rawa air tawar ,rawa air
asin dan rawa air payau.

Navigasi rawa sendiri adalah teknik berjalan dan menentukan posisi dengan tepat di medan
rawa. Navigasi rawa merupakan navigasi pada daerah dataran sehingga prinsipnya sama dengan
navigasi gurun pasir. Tidak ada tanda ekstrim (bukit atau lembah) yang dapat dijadikan patokan.
Jika pada rawa daerahnya datar dan kadang di penuhi aliran sungai yang dapat berubah akibat
banjir, maka pada gurun pasir pun daerahnya selalu berubah-ubah akibat tiupan angin. Seperti
pada navigasi darat (gunung hutan), maka langkah pertama yang paling penting sebelum
memulai perjalanan adalah mengetahui letak titik pemberangkatan di peta. Tanda-tanda medan
yang dapat dijadikan sebagai patokan adalah sungai, lokasi desa terdekat, garis pantai (jika dekat
dengan pantai), jadi perlu diperhitungkan kecermatan orientasi medan yang teliti.

Peralatan Navigasi Rawa

Alat-alat yang digunakan dalam Navigasi Rawa tidak jauh berbeda dengan navigasi darat
lainnya yaitu seperti Peta, Kompas dan alat penunjang lainnya seperti alat tulis, penggaris busur
drajat, protector, dan altimeter.
DAFTAR PUSTAKA

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hutan/rawa-rawa, diakses pada tanggal 1 Mei 2019 Pukul


20.23

https://gempalaman4jakarta.wordpress.com/navigasi-darat/ ,diakses pada tanggal 1 Mei 2019


Pukul 21.30

Anda mungkin juga menyukai