PENDAHULUAN
Ketiga sisi segitiga itu sama pentingnya namun masing-masing mempunyai sifat
sendiri-sendiri dan mempunyai peranan khusus yang memberikan bentuk kepada
masing-masing unsur tersebut. Jika diteliti lebih mendalam, yang memegang peranan
penting dalam ketiga unsur tersebut adalah manusianya. Sebagaimana dikemukakan
Ciinton (dalam Syafri Hamid, 1995:96) bahwa:
“.....the individual is a living organism capable of independent thought feeling
and action, but with his independence limited all his responses profoundly modified
by contact with the society and culture in which he develops”.
Manusia sebagai suatu organ hidup mempunyai kemampuan dan tidak
tergantung kepada orang lain dalam pemikkran, perasaan dan tindakannya akan tetapi
kemampuan dan ketidaktergantungannya itu sesungguhnya juga terbatas oleh kerena
semua kemampuannya itu dimodifikasikan melalui hubungan dengan masyarakat dan
kebudayaan dan di dalam hubungan itu individu bartambah maju.
Hubungan yang menunjukan keeratan antara individu, masyarakat dan
kebudayaan, adalah masyarakat adalah sekumpulan individu, dimana tidak ada
masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tidak ada kebudayaan
tanpa masyarakat sebagai wadah pendukungnya. Pemisahan ketiga pengertian
hanyalah secara teoritis dan untuk kepentingan analisis, sebab dalam kenyataannya
sukar untuk dipisah-pisahkan. Dalam kaitan ini Selo Soemardjan sebagaimana dikutip
Soerjono Soekanto (1990:123) menyatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan
orang-orang yang hidup bersama menghasilkan kebudayaan. Kerangka pemikiran
Triangulasi menunjukan keeratan hubungan antara individu, masyarakat dan
kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup
dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya.
Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena
dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap
hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak
manusia merusak kebudayaan.
DAFTAR PUSTAKA
Kessing, Roger, M., 1992, Antropologi Budaya suatu persepektif Kontemporer, jilid 2, terj:
Samuel Gunawan, Jakarta: Erlangga
Koentrajaningrat (Ed), 1975, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Jakarta: Jambatan.
DAFTAR ISI
3.1. SIMPULAN.........................................................................................................................................................21