Anda di halaman 1dari 17

A.

Pengertian Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI)


Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HaKI) atau Hak Milik Intelektual adalah padanan kata
yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights (IPR) atau Geistiges Eigentum, dalam bahasa
Jermannya. Istilah atau terminologi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) digunakan untuk pertama kalinya
pada tahun 1790. Adalah Fichte yang pada tahun 1793 mengatakan tentang hak milik dari si pencipta
ada pada bukunya. Yang dimaksud dengan hak milik disini bukan buku sebagai benda, tetapi buku dalam
pengertian isinya. HKI terdiri dari tiga kata kunci, yaitu Hak, Kekayaan, dan Intelektual.

 Pengertian Hak Cipta


 Ø Pengertian hak cipta menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002: Hak cipta adalah "hak
eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku" (pasal 1 butir 1).
 Ø Pengertian hak cipta menurut Pasal 2 UUHC: Hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta
maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi
ijin untuk iti dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Kedudukan Hak Cipta


 Mengenai kedudukan hak cipta, sudah pula ditetapkan oleh UUHC, bahwa hak cipta dianggap
sebagai benda bergerak (Pasal 3 ayat 1). Sebagai benda Bergerak, hak cipta dapat beralih atau
dialihkan baik seluruhnya maupun sebagian karena:
· Pewarisan
· Hibah
· Wasiat
· Dijadikan milik negara
· Perjanjian
Ciptaan yang dilindungi
UUHC menganut sistem terbatas dalam melindungi karya cipta seseorang. Perlindungan ciptaan
hanya diberikan dalam bidang ilmu pengetahun, seni dan sastra. Untuk itu Pasal 11 ayat 1
merinci ketiga bidang tersebut meliputi:
· Buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lainnya.
· Ceramah, kuliah, pidato, dan sebagainya.
· Pertunjukan seperti musik, karawitan, drama, tari, pewayangn, pantomim dan karya siaran
antara lain untuk media radio, televisi dan film serta karya rekaman radio.
· Ciptaan tari (koreografi), ciptaan lagu atau musik dengan atau tanpa teks, dan karya
rekaman suara atau bunyi.
· Segala bentuk seni rupa seperti seni lukis, seni pahat, seni patung, dan kaligrafi yang
perlindungnnya diatur dalam Pasal 10 ayat 2.
· Seni batik, arsitektur, peta, sinematografi, dan fotografi.
· Program komputer, terjemahan, tafsir, saduran, dan penyusunan bunga rampai.
Masa Berlakunya Hak Cipta
Dalam mengtur jangka waktu berlakunya hak cipta, UUHC tidak menyaratkan melainkan
membeda-bedakan. Perbedaan itu dikelompokkan sebagai berikut:
a. Kelompok I (Bersifat Orisinal)
Untuk karya cipta yang sifatnya asli atau orisinal, perlindungan hukumnya berlaku selama hidup
pencipta dan terus berlanjut sampai dengan 50 tahun setelah pencipta meninggal. Mengenai
alasan penetapan jangka waktu berlakunya hak cipta orisinal yang demikian lama itu, undang-
undang tidak memberikan penjelasan. Karya cipta ini meliputi:
· Buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lainnya.
· Ciptaan tari (koreografi).
· Segala bentuk seni rupa seperti seni lukis, seni pahat, seni patung dan seni batik.
· Ciptan lagu atau musik dengan atau tanpa teks.
b. Kelompok II (Bersifat Derivatip)
Perlindungan hukum atas karya cipta yang bersifat tiruan (derivatip) berlaku selama 50 tahun,
yang meliputi hak cipta sebgai berikut:
· Karya pertunjukan seperti musik, karawitan, drama, tari, pewayangan, pantomim dan karya
siaran antara lain untuk media radio, televisi dan film serta karya rekaman radio.
· Ceramah, kuliah, pidato, dan sebagainya.
· Peta
· Karya sinematografi, karya rekaman suara atau bunyi, terjemahan dan tafsir.
c. Kelompok III (Pengaruh Waktu)
Terhadap karya cipta yang aktulitasnya tidak begitu tahan, perlindungan hukumnya berlaku
selama 25 tahun meliputi hak cipta atas ciptaan:
· Karya fotografi.
· Program komputer atau komputer program.
· Saduran dan penyusunan bunga rampai.

Hak Kekayaan Industri (Industrial Property Rights)


Hak kekayaan industri meliputi:
a. Paten (Patent)
Paten merupakan hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil penemuannya
di bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya tersebut
atau memberikan pesetujuannya kepada orang lain untuk melaksanakannya.
b. Merk (Trademark)
Merk adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan
warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersbut yang memiliki daya pembeda dan dipergunakan
dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.

c. Rancangan (Industrial Design)


Rancangan dapat berupa rancangan produk industri, rancangan industri. Rancangan industri
adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi, garis atau warna, atau
gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi yang mengandung nilai estetika dan dapat
diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan
suatu produk, barang atau komoditi industri dan kerajinan tangan.
d. Rahasia Dagang (Trade Secret)
Informasi rahasia dagang adalah informasi di bidang teknologi atau bisnis yang tidak
diketahui oleh umum, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha dan
dijaga kerahasiannya oleh pemiliknya.
e. Indikasi Geografi (Geographical Indications)
Indikasi geografi adalah tanda yang menunjukkan asal suatu barang yang karena faktor
geografis (faktor alam atau faktor manusia dan kombinasi dari keduanya telah memberikan ciri
dari kualitas tertentu dari barang yang dihasilkan).
f. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Layout Design of Integrated Circuit)
Denah rangkaian yaitu peta (plan) yang memperlihatkan letak dan interkoneksi dari rangkaian
komponen terpadu (integrated circuit), unsur yang berkemampuan mengolah masukan arus
listrik menjadi khas dalam arti arus, tegangan, frekuensi, serta prameter fisik lainnya.
g. Perlindungan Varietas Tanaman (Plant Variety Protection)
Perlindungan varietas tanaman adalah hak khusus yang diberikan negara kepada pemulia
tanaman dan atau pemegang PVT atas varietas tanaman yang dihasilkannya untuk selama kurun
waktu tertentu menggunakan sendiri varietas tersebut atau memberikan persetujuan kepada
orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya.

Undang-Undang Nasional
a. UU No. 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
b. UU No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri
c. UU No. 32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
d. UU No. 14 tahun 2001 tentang Paten
e. UU No. 15 tahun 2001 tentang Merek
f. UU no. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta

Pentingnya Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI)


Memperbincangkan masalah HaKI bukanlah masalah perlindungan hukum semata. HaKI juga
erat dengan alih teknologi, pembangunan ekonomi, dan martabat bangsa. Secara umum
disepakati bahwa Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HaKI) memegang peranan
penting dalam pertumbuhan ekonomi saat ini. Dalam hasil kajian World Intellectual Property
Organization (WIPO) dinyatakan pula bahwa HaKI memperkaya kehidupan seseorang, masa
depan suatu bangsa secara material, budaya, dan sosial.
Secara umum ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari sistem HaKI yang baik, yaitu
meningkatkan posisi perdagangan dan investasi, mengembangkan teknologi, mendorong
perusahaan untuk bersaing secara internasional, dapat membantu komersialisasi dari suatu
invensi (temuan), dapat mengembangkan sosial budaya, dan dapat menjaga reputasi
internasional untuk kepentingan ekspor. Oleh karena itu, pengembangan sistem HaKI nasional
sebaiknya tidak hanya melalui pendekatan hukum (legal approach) tetapi juga teknologi dan
bisnis (business and technological approach) dan sistem perlindungan yang baik terhadap HaKI
dapat menunjang pembangunan ekonomi masyarakat yang menerapkan sistem tersebut.

Merk terdiri dari 3 (Tiga) macam Berdasarkan Undang-Undang No. 15Tahun 2001,
yaitu :

 Merk Dagang yakni Merk yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan
barang-barang sejenis lainnya.(Pasal 1 angka (2) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang
Merk)
 Merk Jasa yakni, Merk yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa
sejenis lainnya. (Pasal 1 angka (3) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merk)
 Merk Kolektif yakni, Merk yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan karakteristik yang
sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk
membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya. (Pasal 1 angka (4) Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merk)
Jangka Waktu Berlakunya Paten
Untuk jangka waktu berlakunya hak Paten dapat dibedakan atas dua macam yaitu :

1) Paten Biasa

Paten dapat diberikan untuk jangka waktu selama 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tanggal
penerimaan dan jangka waktu itu tidak dapat diperpanjang (Pasal 8 Undang-undang Nomor 14 Tahun
2001).

2) Paten Sederhana

Paten sederhana diberikan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal
penerimaan dan jangka waktu itu tidak dapat diperpanjang (Pasal 9 Undang-undang Nomor 14 Tahun
2001).

Permohonan Paten
Pada Pasal 20 Undang-undang Nomor 14 Tahun 2001 disebutkan Paten diberikan atas dasar
Permohonan. Di Indonesia yang memberikan Paten itu adalah Departemen Kehakiman dan HAM dalam
hal ini Direktorat Jendral HAKI. Dari Pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa Paten tidak akan diberikan
begitu saja tanpa adanya permohonan dari investor. Selanjutnya dalam Pasal 21 dan Pasal 22 ditegaskan
bahwa setiap Permohonan hanya dapat diajukan untuk satu invensi atau beberapa invensi yang
merupakan satu kesatuan invensi.

Di dalam Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2) ditentukan, Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa
Indonesia kepada Direktorat Jendral, dan Permohonan Harus memuat:

a. Tanggal, Bulan, Tahun, Surat Permohonan;

b. Alamat lengkap dan alamat jelas pemohon;

c. Nama lengkap dan kewarganegaraan investor;

d. Nama dan alaman lengkap Kuasa apabila Permohonan diajukan melalui Kuasa;

e. Surat kuasa khusus, dalam hal permohonan untuk dapat diberi Paten;

f. Pernyataan permohonan untuk dapat diberikan Paten;

g. Judul invensi;

h. Klaim yang terkandung dalam invensi;

i. Deskripsi tentang invensi, yang secara lengkap memuat keterangan tentang cara melaksanakan
invensi;

j. Gambar yang disebutkan dalam deskripsi yang diperlukan untuk memperjelas invensi; dan

k. Abstrak invensi.
Pengertian Hukum Jaminan
Istilah “jaminan” berasal dari kata”jamin” yang berarti tanggung, sehingga istilah”jaminan”dapat
diartikan tanggungan.[1] Jaminan adalah suatu yang diberikan kepada kepada kreditur untuk
menimbulkan keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang
timbul dari suatu perikatan.

Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidsstelling atau security of law. Dalam seminar
Badan Pembinaan Hukum Nasional tentang lembaga hipotek dan jaminan lainnya, yang diselenggarakan
di Yogyakarta, pada tanggal 20 sampai dengan 30 juli 1977, disebutkan bahwa hukum jaminan, meliputi
pengertian, baik jaminan kebendaan maupun jaminan perorangan. Pengertian jaminan ini mengacu
pada jenis jaminan, bukan pengertian. Definisi ini menjadi tidak jelas, karena yang dilihat hanya dari
penggolongan jaminan.

2. Asas-asas dalam Hukum Jaminan


a. asas publicitet : asas bahwa semua hak, baik hak tanggungan, hak fidusia, dan hipotik harus
didaftarkan. Pendaftaran ini dimaksudkan supaya pihak ketiga dapat mengetahui bahwa benda jaminan
tersebut sedang dilakukan pembebanan jaminan.

b. asas specialitet : bahwa hak tanggungan, hak fidusia dan hak hipotik hanya dapat dibebankan atas
percil atau atas barang – barang yang sudah terdaftar atas nama orang tertentu.

c. asas tak dapat dibagi – bagi : asas dapat dibaginya hutang tidak dapat mengakibatkan dapat
dibaginya hak tanggungan, hak fidusia, hipotik dan hak gadai walaupun telah dilakukan pembayaran
sebagian.

d. asas inbezittstelling yaitu barang jaminan ( gadai ) harus berada pada penerima gadai.

e. asas horizontal yaitu bangunan dan tanah bukan merupakan satu kesatuan. Hal ini dapat dilihat
dalam penggunaan hak pakai, baik tanah negara maupun tanah hak milik. Bangunannya milik dari yang
bersangkutan atau pemberi tanggungan tetapi tanahnya milik orang lain, berdasarkan hak pakai.

Ruang Lingkup dalam Hukum Jaminan[2]


a. Jaminan Umum dan Jaminan Khusus

Jaminan umum adalah jaminan dari pihak editor yang terjadi by the operation of law dan merupakan
mandatory rule; setiap barang bergerak ataupun tidak bergerak milik debitor menjadi tanggungan
utangnya kepada kreditor. Dasar hukumnya adalah pasal 1131 KUH Perdata[3]. Dengan demikian,
apabila seorang debitor dalam keadaan wanprestasi, maka lewat kewajiban umum ini kreditor dapat
minta pengadilan untuk menyita dan melelang seluruh harta debitor – kecuali jika atas harta tersebut
ada hak-hak lain yang bersifat preferensial.

Jaminan khusus yaitu setiap jaminan utang yang bersifat kontraktual, yakni yang terbit dari perjanjian
tertentu.

b. Jaminan Pokok dan Jaminan Tambahan

Sebagaimana diketahui bahwa kredit diberikan kepada debitor berdasarkan “kepercayaan” dari kreditor
akan kesanggupan pihak debitor untuk membayar kembali utangnya kelak. Dalam hukum diberlakukan
suatu prinsip bahwa kepercayaan tersebut dipandang sebagai jaminan pokok dari pembayaran kembali
utang-utangnya kelak.

Sementara itu, jaminan yang bersifat kontraktual berupa jaminan atas barang hanya dipandang sebagai
jaminan tambahan atas jaminan pokok.

c. Jaminan Kebendaan dan Jaminan Perorangan

Jaminan kebendaan adalah jaminan yang mempunyai hubungan langsung dengan benda tertentu.
Jaminan kebendaan juga dapat diartikan sebagai jaminan yang objeknya berupa barang baik yang
bergerak maupun tidak bergerak yang khusus diperuntukkan untuk menjamin utang debitor kepada
kreditor apabila di kemudian hari utang tersebut tidak dapat di bayar oleh debitor.[4]

Jaminan kebendaan yang berlaku saat ini adalah:

1) Hipotek adalah suatu hak kebendaan yang merupakan perjanjian assessoir (ikutan) dari suatu
perjanjian pokok yang menimbulkan utang, dan berobjekkan benda tidak bergerak yang tidak
diserahkan penguasaan atas benda tersebut ke dalam kekuasaan kreditor, dan juga kepada
pemegang hipotek diberikan hak preferensi untuk didahulukan pembayarannya dari kreditor
lainnya. Sebagai suatu hak kebendaan, hipotek mengikuti bendanya ke manapun benda
tersebut dipindahtangankan. Awal mulanya, objek hipotek adalah tanah dan kapal laut.
Kemudian, dengan dikeluarkannya Undang-undang Hak Tanggungan maka terhadap jaminan
atas tanah berlaku hak tanggungan, sehingga hipotek hanya tinggal untuk kapal laut saja.

2) Hak tanggungan; berobjekkan hak tanah serta benda-benda yang berkaitan dengan tanah dengan
dasar hukumnya yaitu UU Hak Tanggungan

3) Gadai merupakan suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak yang
diserahkan kepadanya oleh seseorang yang berutang atau oleh seseorang lain atas namanya dan
memberikan kekuasaan kepada si berpiutang untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara
didahulukan dari orang-orang yang berpiutang lainnya.

4) Gadai Tanah; berobjekkan pada tanah dengan dasar hukumnya yaitu hukum adat dan UU Pokok
Agraria

5) Fidusia; berobjekkan pada benda bergerak maupun tidak bergerak dengan dasar hukumnya UU
Fidusia

Fidusia merupakan istilah yang sudah lama dikenal dalam bahasa Indonesia; Undang-undang No. 42
Tahun 1999 sudah menggunakan istilah fidusia. Istilah fidusia sendiri dalam bahasa Indonesia juga
disebut dengan “penyerahan hak milik secara kepercayaan.” Dalam terminologi Belandanya sering
disebut dengan istilah lengkapnya yakni fuduciare eigendom overdracht, sedangkan dalam bahasa
Inggris disebut dengan fiduciary transfer of ownershi

Jaminan perorangan adalah jaminan yang hanya mempunyai hubungan langsung dengan pihak
pemberi jaminan, bukan terhadap benda tertentu. Jaminan perorangan dapat diklasifikasikan kepada
tiga golongan, yakni :
1) Garansi pribadi (personal guarantee); yang menjadi subjek terhadap jaminannya adalah orang
secara pribadi

2) Jaminan perusahaan (corporate guarantee); yang menjadi subjek jaminan tersebut adalah pihak
perusahaan

3) Garansi bank (bank guarantee); garansi yang diberikan oleh suatu bank.

Pengertian Asuransi
Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian resiko yang dilakukan dengan cara
mengalihkan/transfer resiko dari satu pihak ke pihak lain dalam hal ini adalah perusahaan asuransi.

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 246 disebutkan bahwa “asuransi atau
pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada
seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk penggantian kepadanya karena suatu
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan di deritanya karena suatu
peristiwa yang tidak tentu”.

Jenis-jenis asuransi yang terdapat di Indonesia terdiri dari :


· Asuransi Kesehatan

Jenis asuransi seperti ini tampaknya adalah yang paling banyak digunakan mengingat jaman sekarang ini
biaya untuk berobat dan rumah sakit sangatlah mahal, oleh karena itu jenis asuransi ini sangat saya
anjurkan terutama untuk seluruh keluarga atau yang mempunyai pekerjaan yang beresiko tinggi, karena
jika suatu saat kita membutuhkan pelayanan medis maka asuransi ini dapat memperingan beban biaya.

· Asuransi Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan ini walaupun dalam kenyataannya
pendidikan itu adalah hal yang mahal. Jika kamu merasa pendapatan dimasa yang akan datang tidak
akan mencukupi biaya pendidikan anak-anak kamu maka sebaiknya segera memikirkan untuk mengikuti
asuransi jenis ini.

Asuransi Pengangkutan

Asuransi pengangkutan adalah asuransi yang mempertanggungkan kemungkinan resiko terhadap


pengangkutan barang.

Asuransi pengangkutan dapat dibagi menjadi:

a. Asuransi pengangkutan darat - sungai

b. Asuransi pengangkutan laut

c. Asuransi pengangkutan udara

d. Asuransi Jiwa

Persetujuan antara kedua pihak, yang di dalamnya tercantum pihak mana yang berjanji akan membayar
premi dan pihak lain yang berjanji akan membayar sejumlah uang yang telah ditentukan jika seseorang
tertanggung meninggal atau selambat-lambatnya pada waktu yang ditentukan. Asuransi jiwa adalah
perjanjian antara perusahaan asuransi dengan konsumen yang menyatakan bahwa perusahaan asuransi
akan memberikan santunan sejumlah dana apabila konsumen meninggal dunia, atau ditanggung sampai
masa tertentu. Dengan adanya asuransi jiwa ini, maka keluarga yang ditinggalkan merasa aman dari segi
keuangan, walaupun ini tidak diharap-harap.

Asuransi jiwa terdiri atas dua macam yaitu:

a. Asuransi modal, pada asuransi ini telah tercantum dalam polis bahwa bila telah tiba saatnya
(meninggal/habis masa asuransinya) maka ganti rugi akan dibayar sekaligus.

b. Asuransi nafkah hidup, di sini ganti rugi dibayarkan secara berkala selama yang dipertanggungkan
masih hidup.

c. Asuransi Perusahaan

Pertanggungan kerugian ini menyangkut perusahaan yang dirugikan oleh suatu sebab yang dapat
menghentikan/menghambat kegiatan perusahaan.Ganti kerugiannya biasanya didasarkan kepada
keuntungan kotor yang terlepas karena terhentinya kegiatan perusahaan tersebut.

Fungsi, Manfaat, dan Keuntungan Asuransi


Fungsi Utama (Primer)

a) Pengalihan Resiko

Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan resiko / kerugian (chance of loss) dari
tertanggung sebagai ”Original Risk Bearer” kepada satu atau beberapa penanggung (a risk transfer
mechanism). Sehingga ketidakpastian (uncertainty) yang berupa kemungkinan terjadinya kerugian
sebagai akibat suatu peristiwa tidak terduga, akan berubah menjadi proteksi asuransi yang pasti
(certainty) merubah kerugian menjadi ganti rugi atau santunan klaim dengan syarat pembayaran premi.

b) Penghimpun Dana

Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis) yang akan dibayarkan kepada mereka yang
mengalami musibah, dana yang dihimpun tersebut berupa premi atau biaya ber- asuransi yang dibayar
oleh tertanggung kepada penanggung, dikelola sedemikian rupa sehingga dana tersebut berkemang,
yang kelak akan dipergunakan untuk membayar kerugian yang mungkin akan diderita salah seorang
tertanggung

c) Premi Seimbang

Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran premi yang dilakukan oleh masing – masing
tertanggung adalah seimbang dan wajar dibandingkan dengan resiko yang dialihkannya kepada
penanggung (equitable premium). Dan besar kecilnya premi yang harus dibayarkan tertanggung dihitung
berdasarkan suatu tarip premi (rate of premium) dikalikan dengan Nilai Pertanggungannya.

Fungsi Tambahan (Sekunder)

a) Export Terselubung (invisible export) Sebagai penjualan terselubung komoditas atau barang-barang
tak nyata (intangible product) keluar negeri
b) Perangsang pertumbuhan ekonomi (stimulus ekonomi) Adalah untuk merangsang pertumbuhan
usaha, mencegah kerugian, pengendalian kerugian, memiliki manfaat sosial dan sebagai tabungan

c) Sarana tabungan investasi dana dan invisible earnings

d) Sarana pencegah & pengendalian kerugian

Manfaat Asuransi
1. Memberikan jaminan perlindungan dari resiko-resiko kerugian yang diderita satu pihak

2. Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan pengamanan dan
pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu dan biaya

3. Pemerataaan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya tertentu dan
tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak
pasti

4. Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan jaminan perlindungan
atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang

5. Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan dikembalikan dalam
jumlah yang lebih besar. Khusus berlaku untuk asuransi jiwa

Keuntungan Asuransi
Bagi nasabah
Masyarakat yang menolak konsep asuransi, biasanya disebabkan karena kurangnya pengetahuan
mereka pada keuntungan asuransi. Selain itu, ada sebuah stigma tradisional yang menyebabkan
seseorang sudah merasa apriori pada kata asuransi. Beberapa stigma negatif seperti telah disebutkan
sebelumnya semakin diyakini sebagai sebuah kebenaran ketika pihak perusahaan asuransi sendiri
misalnya tidak memberikan edukasi secara jelas dan tepat. Terlepas dari itu semua, beberapa
keuntungan asuransi yang bisa didapatkan seseorang ketika menjadi nasabah perusahaan asuransi
antara lain :

a) Memberikan rasa aman dan ketenangan hidup.

b) Merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat ditarik kembali.

c) Terhindar dari risiko kerugian atau kehilangan.

d) Memperoleh penghasilan di masa yang akan datang.

e) Memperoleh penggantian akibat kerusakan atau kehilangan.

f) Menjadikan seseorang bisa lebih tertib dalam mengatur keuangan mereka.

g) Memudahkan urusan.

2. Bagi perusahaan asuransi


a) Keuntungan dari premi yang diberikan ke nasabah.

b) Keuntungan dari hasil penyertaan modal di perusahaan lain.

c) Keuntungan dari hasil bunga dari investasi di surat – surat berharga.

Tujuan Asuransi

Pada dasarnya tujuan masyarakat menjadi nasabah perusahaan asuransi untuk mengurangi risiko yang
pasti ( misalnya kematian) dan mungkin (misalnya kecelakaan) terjadi dalam masyarakat dengan cara
mempertanggungkan risiko tersebut pada perusahaan asuransi atau risiko yang terjadi dalam
masyarakat akan ditanggung perusahaan asuransi.

berikut ini disajikan tujuan masyarakat menjadi nasabah perusahaan asuransi yaitu:

1. Dalam pertanggungan dapat dilakukan pencegahan kerugian yang akan memberikan keuntungan
tertentu yaitu berupa pengurangan kerugian dan pengurangan biaya yang menyangkut pertanggungan
tersebut.

2. Pencegahan dan perlindungan untuk memperkecil kerugian yang terjadi dapat berupa pereduksian
sebab-sebab yang dapat menimbulkan kerugian, perlindungan produk atau orang yang akan dirugikan,
pengurangan kerugian, dan perlindungan agar produk yang telah rusak tidak semakin rusak.

Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah


 Secara garis besar, misi utama asuransi konvensional adalah misi ekonomi dan misi sosial.
Sedangkan dalam asuransi syariah misi yang di emban adalah misi aqi’dah, misi ibadah, misi
ekonomi dan misi pemberdayaan umat.
 Dalam asuransi syariah terdapat Dewan Pengawas Syariah yang berfungsi untuk mengawasi
pelaksanaa operasional perusahaan agar terbebas dari praktik-praktik yang bertentangan
dengan prinsip syariah. Dan dalam asuransi konvensional tidak ada dewan pengawas sehingga
dalam praktiknya tidak diawasi dan kemungkinan pelaksanaannya tidak sesuai dengan kaidah
syariah.
 Akad yang ada dalam asuransi konvensional didasarkan pada jual-beli sedangkan akad dalam
asuransi syariah didasarkan pada tolong-menolong.
 Invenstasi dana dalam asuransi konvensional bebas tetapi masih dalam batas-batas perundang-
undangan dan tidak dibatasi oleh halal-haramnya objek atau system yang digunakan. Beda
halnya dengan investasi dana asuransi syariah. Investasi dilakukan dengan batas perundang-
undangan, sepanjang tidak bertenangan dengan prinsip syariah. Bebas dari riba dan tenpat
investasi yang terlarang.
 Selain itu, dana yang terkumpul dari premi peserta asuransi konvensional seluruhnya menjadi
milik perusahaan dan perusahaan bebas menginvestasikan dana tersebut kemana saja.
Sedangkan dana yang terkumpul dari peserta asuransi syariah dalam bentuk iuran atau
kontribusi sepenuhnya milik peserta. Perusahaan hanya berperan sebagai pemegang amanah
dalam mengelola dana tersebut.

KEPAILITAN
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (PKPU), “Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitor pailit
yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh kurator di bawah pengawasan hakim
pengawas sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
Kepailitan harus memenuhi dan berlandaskan pada asas:[8]
a. keseimbangan, tidak ada penyalahgunaan lembaga atau pranata dalam kepailitan yang
digunakan oleh debitor yang tidak jujur dan terdapat ketentuan yang dapat mencegah kreditor
melakukan itikad tidak baik.
b. asas kelangsungan usaha, debitor yang pada proses kepailitannya atau telah diputus
kepailitannya tetap dapat menjalankan kegiatan usahanya
c. asas keadilan, pada asas ini kepailitan dapat memberikan rasa keadilan bagi para pihak yang
memiliki kepentingan sehingga tidak terjadi kesewenang-wenangan baik yang dilakakan oleh
salah satu pihak.
d. Asas integrasi, dalam hal ini kepailitan harus berdasarkan hukum formil dan materiil yang
berlaku di Indonesia.
Prosedur Kepailitan
Proses pengajuan permohonan pailit diajukan oleh pengadilan yang berwenang yaitu pengadilan
niaga yang berdomisili daerah tempat kedudukan debitur itu berada. Pengajuan permohonan
pailit diajukan oleh kreditur sebagaimana yang diatur pada pasal 2 UU No 37 Tahun 2004 yang
telah dibahas sebelumnya oleh penulis. Permohonan pengajuan pailit diajukan kepada
pengadilan melalui panitera. Pengajuan selain dapat dilakukan oleh kreditur atau lembaga yang
diberikan kewenangan yaitu debitur itu sendiri. Debitur yang melakukan permohonan kepailitan
pada Perseroan Terbatas harus memenuhi syarat sebagai berikut:[10]
a. Surat permohonan bermaterai ditujukan kepada ketua pengadilan niaga
b. Akta pendafataran perusahaan yang dilagalisir oleh kantor perdagangan
c. Putusan sah Rapat umum Pemegang Saham (RUPS)
d. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
e. Neraca keuangan terakhir
f. Nama serta alamat debitur dan kreditur
Syarat yang harus dilakukan oleh kreditur yang melakukan permohonan kepailitan adalah:[11]
a. Surat permohonan yang bermaterai yang ditanda tangani oleh Ketua Pengadilan Niaga
b. Akta pendaftaran perusahaan yang dilegalisir oleh ketua perdagangan
c. Surat perjanjian utang yang ditanda tangani kedua belah pihak
d. Perincian utang yang tidak terbayar
e. Nama dan alamat masing-masing kreditur/debitur
Panitera mendaftarkan permohonan kepailitan kepada ketua pengadilan niaga dalam jangka
waktu paling lambat 1 hari terhitung sejak tanggal permohonan didaftarkan. Dalam jangka
waktu paling lambat 2 hari terhitung sejak tanggal permohonan pernyataan pailit didaftarkan
pengadilan mempelajari permohonan dan menetapkan hari sidang. Sidang pemeriksaan atas
permohonan kepailitan diselenggarakan paling lambat 20 hari sejak permohonan di mana dalam
hal ini terjadi rapat verifikasi atau pencocokan utang antara debitur dengan kreditur. Dalam
rapat verifikasi atau pencocokan utang seorang debitor wajib datang sendiri agar dapat
memberikan keterangan yang diminta oleh hakim pengawasmengenai sebab kepailitan dan
keadaan harta pailit. Pada rapat pencocokan utang setelah semua pihak hadir baik debitor,
kurator, maupun kreditor, hakim pengawasakan membacakan daftar piutang yang diakui
sementara dan daftar yang dibantah oleh kurator.
Tahap putusan atas permohonan kepailitan dikabulkan atau diputus oleh hakim apabila fakta
atau keadaan secara sederhana terbukti memenuhi persyaratan pailit. Fakta dua atau lebih
kreditor dan fakta utang yang telah jatuh waktu dan tidak dibayar sedangkan perbedaan
besarnya utang didalihkan oleh permohonan pailit dan termohon pailit tidak menghalangi
jatuhnya putusan pailit. Putusan pailit harus diucapkan paling lambat 60 hari setelah tanggal
permohonan pernyataan pailit didaftarkan dimana berdasarkan pada asas peradilan, cepat,
sederhana, dan biaya murah, putusan tersebut wajib diajukan kepada jurusita.

Surat berharga

Jenis-Jenis Surat Berharga

1. Wessel
Pada Pasal 100 KUHD menerangkan bahwa Wessel : Surat berharga yang memuat kata “WESSEL”
didalamnya, tertanggal dan ditandatangani di suatu tempat, dalam mana si Penarik memberi perintah
tanpa syarat kepada Tertarik untuk pada hari bayar membayar sejumlah uang kepada pemegang/
penerima yang ditunjuk oleh penarik / penggantinya. Dalam Pasal 100 KUHD pun mengatur tentang
Syarat formal Surat Wessel :

1. Perkataan “Surat Wessel” harus tercantum dalam teksnya sendiri.

2. Perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang.

3. Nama orang yang harus membayar/tertarik.

4. Menunjukkan hari gugur.

5. Penunjukkan tempat, dimana pembayaran dilakukan.

6. Nama orang kepada siapa/kepada pengganti pambayaran harus dilakukan.

7. Penyebutan tanggal penerbitan.

8. Tandatangan orang yang menerbitkan surat wessel/penarik.

Para pihak yang terlibat dalam suatu wesel adalah sebagai berikut :

1. Penarik, pihak yang menerbitkan surat wesel.

2. Tertarik, pihak yang diberikan perintah tanpa syarat untuk membayar surat wesel.

3. Akseptan, pihak yang telah setuju untuk membayar surat wesel pada hari bayar.

Surat Berharga Cek


Pasal 178 KUHD menerangkan bahwa Cek : Surat berharga yang membuat kata “CEK”. dimana penarik
memerintahkan kepada bank tertentu untuk membayar sejumlah uang kepada orang yang namanya
disebut dalam cek/penggantinya/pembawa pada saat ditunjukkan. Dalam pasal 178 KUHD mengatur
tentang Syarat Formal bentuk surat Cek, diantaranya.

1. Perkataan “CEK” yang secara mutlak harus ditulis dalam teks cek tersebut.
2. Perintah tak bersyarat.

3. Tertarik/tersangkut.

4. Tempat pembayaran.

5. Tanggal dan tempat cek ditariknya.

6. Tanda tangan penarik.

Adapun pihak yang terlibat dalam surat cek adalah:

1. Penarik, pihak yang menerbitkan surat cek.

2. Tertarik, pihak yang diberikan perintah tanpa syarat untuk membayar surat cek, dalam hal ini adalah
bank.

3. Pemegang, pihak yang pertama sekali memegang/menerima cek tersebut.

4. Pembawa, pihak yang menerima cek tersebut dan membawa untuk menunjukkannya kepada bank,
tanpa menyebutkan namanya pada cek tersebut.

5. Pengganti, pihak yang menerima peralihan surat cek dari pihak pemegang sebelumnya dengan jalan
endosemen.

6. Endosan, pihak yang mengalihkan surat cek kepada pemegang selanjutnya dalam jenis cek atas
pengganti.

Jenis-jenis surat cek :

• Cek Biasa. cek yang memenuhi criteria dan ciri-ciri cek, Tanpa ketentuan tambahan

• Cek Atas Pengganti Penerbit. Cek dimana pemegang pertama tidak disebutkan, sehingga penarik
sama dengan pemegang pertama

• Cek Atas Penerbit Sendiri. Tertarik juga bisa bertindak sebagai penarik

• Cek Untuk Perhitungan Pihak Ketiga. Cek yang diterbitkan oleh seseorang tetapi pembayaranya
diambil bukan dari rekening penarik, namun dari rekening pihak ketiga.

• Cek Inkasso. Pemegang cek hanya berkedudukan sebagai pemegang kuasa untuk menagih. Pemegang
tidak boleh mengalihkan kepada pihak lain selain dengan jalan pemberian kuasa terhadap seseorang
sesuai yang tercantum dalam surat kuasa.

• Cek Domisili. Cek yang tempat pencairannya ditunjukan di tempat tertentu, yaitu di tempat pihak
ketiga atau di tempat pihak tersangkut. Catatan: Cek ini tidak dapat dicairkan di tempat lain.

• Cek Silang (Crossed Cheque) Cek yang hanya dibayarkan jika pembawanya bank lain atau nasabah
bank dari tertarik.

• Cek Perjalanan (Traveller’s Cheque). Cek ini tidak dapat dibayar dengan tunai ,namun hanya dibayar
secara pemindahbukuan kedalam rekening pembawanya.
Surat Sanggup
Sebuah surat berharga, yang mencatumkan tanggal dan menyebutkan tempat penerbitannya, yang
merupakan kesanggupan tanpa syarat oleh penerbit untuk membayar (pengakuan hutang) kepada pihak
pemegang atau pembawanya, pembayaran mana dilakukan pada waktu tertentu oleh pihak penerbit itu
sendiri.

Syarat-syarat Formal Surat Sanggup :

• Kata-kata “Surat Sanggup”.

• Kesanggupan tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.

• Tanggal pembayaran.

• Penetapan tempat pembayaran.

• Tanggal dan tempat surat sanggup ditarik/diterbitkan.

• Tanda tangan penerbit surak aksep.

• Nama orang yang kepadanya atau kepada orang lain yang ditunjuk olehnya, pembayaran harus
dilakukan.

Kuitansi
Kuitansi mengandung perintah kepada pihak ketiga untuk membayarkan sejumlah uang tertentu yang
tertulis pada kuitansi tersebut kepada pengunjuknya. Terjadinya “kuitansi pada pembawa” tentunya
karena si penerbit “kuitansi pada pembawa” itu telah ada kesanggupan dari pihak ketiga (tertarik) untuk
membayar/menyediakan dana untuk membayar sejumlah uang yang tertera pada kuitansi itu.

Persyaratan yang harus dimiliki/dipenuhi suatu kuitansi pada pembawa adalah:

a) harus ada tanda tangan atau ditandatangani oleh pembuatnya;

b) harus dinyatakan pengakuan bahwa telah menerima sejumlah uang tertentu;

c) harus disebutkan nama yang kena tarik;

d) harus dinyatakan penanggalan hari pengeluaran “surat kuitansi pada pembawa” tersebut.

Promes (Akseptasi)
Berbeda dengan surat wesel yang mengandung perintah, promes (akseptasi) menyebutkan suatu janji
atau kesanggupan untuk membayar. Promes disebut juga “surat sanggup”, yaitu surat pernyataan dari
seorang debitur untuk menyanggupi/berjanji membayar sejumlah uang pada waktu tertentu kepada
orang yang tertulis namanya diatas surat tersebut. Promes berarti kesanggupan atau berjanji dan
“aksep”berarti “akhir”, maka dari itulah kita katakana surat tersebut “promes” atau“aksep”.

Syarat-syarat promes ialah :

1. harus memuat perkataan “surat order” atau “promes kepada order”;


2. janji tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang;

3. harus ditentukan jangka waktu atau hari pembayaran;

4. tempat pembayaran;

5. nama orang yang harus menerima pembayaran atau kuasanya (ordernya);

6.nama tempat dan tanggal promes itu ditandantangani;

7. tanda tangan promiten.

Promes-promes dibayarkan beberapa waktu sesudah dilihat dan harus dalam waktu satu tahun sesudah
tanggal penandatanganan ditunjukkan kepada yang menandatanganinya untuk di tandatangani pula den

Bilyet Giro
Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah pemilik dana pada rekening giro, kepada bank atau
tertarik untuk memindahkan sejumlah dana kedalam rekening yang tertera dalam bilyet giro, dana
mana tidak dapat dicairkan secara tunai.

Dasar Hukum

Antara lain:

1. SEBI No.8/7/1975;

2. SEBI No.9/72/1975;

3. SEBI No.9/16/1976;

4. SEBI No.5/85/1972;

Syarat Formal

Setiap Bilyet Giro harus berisikan:

1. Nama dan nomor Bilyet Giro;

2. Nama bank tertarik;

3. Perintah bayar tanpa syarat;

4. Nama dan nomor rekening pemegang /penerima;

5. Nama dan alamat bank penerima;

6. Jumlah dana dalam angka dan huruf;

7. Tempat dan tanggal penarikan;

8. Tanda tangan dan nama jelas penarik;


Pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi yang menggunakan Bilyet Giro adalah sama dengan pihak-
pihak yang terlibat dalam transaksi yang menggunakan cek.gan catatan “telah dilihat”.

Konosemen
Sesuai dengan bunyi undang-undang Pasal 504 KUHD maka konosemen adalah surat dimana
pengangkut (kapten kapal) menerangkan bahwa ia telah menerima sejumlah barang untuk
mengangkutnya ke suatu tempat dan menyerahkannya di sana kepada seseorang atau kepada wakil
(kuasa order) nya, segala sesuatu dengan syarat-syarat serta ongkos-ongkos terterntu. Dari definisi
dapat dikatakan bahwa konosemen mempunyai fungsi sebagai tanda penerimaan (sejumlah barang
tertentu) dan sebagai surat perjanjian pengangkutan.

Konosemen member hak kepada yang memilikinya atas sejumlah barang tertentu. Jadi selama barang-
barang dalam kapal sedang berada di tengah lautan, tanpa sepengetahuan kekuasaan atas dirinya telah
berpindah tangan yang satu ke tangan yang lain.

Saham
Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu
perusahaan. Pengertian saham ini artinya adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah
perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. Saham
menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Dengan
demikian kalau seorang investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham
perusahaan.

Jenis-jenis Saham

Perusahaan dapat menerbitkan 2 jenis saham, yaitu saham biasa dan saham preferen:

a. Saham Biasa

Saham biasa merupakan pemilik sebenarnya dari perusahaan. Mereka menanggung risiko dan
men¬dapatkan keuntungan. Pada saat kondisi perusahaan jelek, mereka tidak menerima dividen. Dan
sebaliknya, pada saat kondisi perusahaan baik, mereka dapat memperoleh dividen yang lebih besar
bahkan saham bonus.

b. Saham Preferen

Selain saham biasa kita juga mengenal adanya saham preferen. Sesuai namanya, saham preferen ini
mendapatkan hak istimewa dalam pembayaran dividen dibanding saham biasa.

Karakteristik Saham Preferen adalah sebagai berikut:

• Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik yang berbeda;

• Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham biasa dalam hal
pembagian dividen;

Obligasi
Merupakan suatu surat pengakuan hutang berjangka panjang (dengan jangka waktu lebih dari 1 (satu)
tahun) dengan bersuku bunga tertentu yang diterbitkan oleh perusahaan untuk menarik dana dari
masyarakat. Guna pembiayaan perusahaan, atau diterbitkan oleh pemerintah untuk anggaran
belanjanya.

Apabila suatu obligasi pada pada suatu waktu tertentu dapat ditukar dengan saham dariperusahaan

Deposito
sarkan UU Perbankan sertifikat deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat
diperdagangkan. Sedangkan menurut Blacks Law Dictionary yaitu: Pengakuan tertulis dari bank kepada
penyimpan (deposan) dengan janji untuk membayar kepada penyimpan, atau penggantinya.

Anda mungkin juga menyukai