Anda di halaman 1dari 6

LAMBATNYA PENGEMBANGAN PLTBm DI INDONESIA

DIBANDINGKAN NEGARA ASEAN LAINNYA

Nama : ALWAN FARRAS

NIM : 2015-11-217

Kelas :

TUGAS MATA KULIAH EFFISIENSI DAN ENERGI TERBARUKAN

STT – PLN JAKARTA

2018
Pendahuluan

Potensi sumber daya biomassa di Indonesia salah satu yang terbesar dibandingkan negara lain,
menurut laman Kementerian ESDM, potensinya apabila dikembangkan adalah 50 Giga Watt
(GW). Selain itu, data dari (ZREU,2000) menyebutkan bahwa Indonesia memproduksi 146,7
Juta ton atau setara 470 Giga Joule (GJ)biomassa per tahun yang mana sumber utamanya
berasal dari residu pertanian yaitu sebesar 150 GJ per tahun dan karet kayu 120 GJ per tahun.
Berikut adalah sebaran potensi biomassa di Indonesia.

Seperti pengertian biomassa di atas, penjabaran untuk memanfaatkan energi tersebut sungguh
sangat luas karena berasal dari makhluk hidup. Di Indonesia, pemanfaatan dari produksi
tersebut umumnya berasal dari tumbuhan-tumbuhan seperti karet, sisa kayu, sisa proses gula,
sisa padi, sisa kelapa.

Indonesia bukanlah negara yang baru kemarin sore mengenal Energi Baru dan Terbarukan
(EBT). Sejarah telah mencatat bahwa upaya pencarian energi panas bumi sudah dimulai sejak
awal tahun 1900-an, sampai lima sumur eksplorasi dibor pada tahun 1926-1929. Satu sumur
masih memproduksi uap panas kering hingga saat ini [1]. Bahkan pemanfaatan EBT kategori
biomasa berupa kayu sudah dikenal sebelumnya sebagai bahan bakar.

Perjalanan kita sebagai bangsa modern pun semakin mantap. Hal itu dapat ditandai dengan
perhatian terhadap energi yang bersih dan ramah lingkungan sudah mulai menunjukkan
panggungnya. Meski jam terbang EBT dalam praktek dan kontribusi di lapangan masih
tergolong rendah.
PERMASALAHAN & PEMECAHAN MASALAH

Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat kaya potensi energi baru terbarukan.
Sayangnya, untuk memanfaatkannya menjadi listrik atau sumber energi lainnya, tidaklah
mudah. Hal tersebut seperti diungkapkan Direktur PT Energy Biomassa Indonesia (EBI),
Satrio Astungkoro. Ia menyebut, setidaknya ada 3 masalah utama dalam pengembangan
energi baru terbarukan di Indonesia.

Hambatan utama yakni teknologi, pendanaan, dan ketersediaan bahan baku (biomassa),
merupakan permasalahan yang dialami PT EBI sebagai pengembang energi terbarukan.
Sebagai anak usaha PT Energy Management Indonesia (EMI), pihaknya harus konsisten
dalam upaya mengembangkan energi terbarukan di Indonesia.

"Saya yakin, meskipun mengalami beberapa kendala peluang, energi terbarukan di Indonesia
sangat terbuka lebar. Hal ini mengingat sumber energi fosil yang bisa habis, ditambah negara-
negara di dunia pun sudah sepakat untuk menggunakan energi baru terbarukan di konferensi
Paris kemarin," ujar Satrio, dalam keterangannya, Kamis (17/12/2015).

Satrio menambahkan, sebagai BUMN dengan bidang usaha Konservasi, konversi energi baru
dan terbarukan masih mengandalkan dana pribadi untuk mengembangkan produksi wood
pellet sebagai sumber pengembangan. Wood pellet ini digunakan untuk bahan bakar
Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTB).

"Tapi kami tetap optimistis bahwa wood pellet mampu membawa keuntungan dan menarik
banyak investor, sebagai sumber daya energi pilihan selain migas atau fosil," tambahnya.

Selain 3 masalah utama tersebut, Peneliti Indonesia Budget Center (IBC), Roy Salam
menambahkan, pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia juga kurang berpihaknya
politik anggaran energi di Indonesia. Ia menyatakan, dari sisi politik, anggaran untuk
membangun energi saat ini belum banyak mengalami perubahan.

"Di era Presiden Jokowi memang ada perubahan pola subsidi energi dicabut cukup besar,
sehingga diharapkan tercipta ruang fiskal yang cukup besar yang bisa digunakan untuk
membangun infrastruktur, termasuk infrastruktur energi," ujar Roy.
Roy menjelaskan, meski ada anggaran membangun infrastruktur energi, namun pembangunan
lebih banyak dilakukan untuk membangun infrastruktur migas dan hal tersebut membuktikan
belum cukup seriusnya pemerintah melalui lembaga lembaganya baik kementerian ESDM,
Kementerian Riset, atau pun lembaga lain di bidang energi terbarukan.

"Permasalahan saat ini adalah bagaimana kemudian pemerintah membagi konsentrasi antara
energi migas dan energi terbarukan. Bagaimana mengolah energi migas secara benar namun
juga mengembangkan energi terbarukan, namun saat ini kebijakan energi terbarukan belum
dapat disinergikan kepada lembaga lembaga yang berwenang," lanjut Roy.

Indonesia sejatinya memiliki beberapa sumber energi yang memanfaatkan siklus alam
sebagai sumber energinya, beberapa siklus alam seperti air, angin, arus laut, dan panas bumi
telah banyak dikembangkan oleh perusahaan perusahaan baik swasta maupun BUMN di
Indonesia.

Dalam buku Rencana Induk Pengembangan Energi Baru Terbarukan 2010-2025, Kementrian
ESDM mencatat ada 6 provinsi yang memiliki potensi energi baru terbarukan yang cukup
besar, seperti Papua, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Sumatera
Utara, dan Aceh .

ESDM juga mencatat bahwa untuk seluruh Indonesia, potensi energi skala besar dan kecil
tidak kurang dari 75.670 megawatt (MW), dan baru dimanfaatkan sebesar 4.200 MW atau
baru 5,6%.
KESIMPULAN

Hambatan utama dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga biomassa di indonesia


yakni pada teknologi, pendanaan, dan ketersediaan bahan baku (biomassa). Oleh karena itu
kita membutuhkan keikut sertaan pemerintah untuk mendukung pengembangan energi
terbarukan di Indonesia melalui regulasi yang bisa menarik minat perusahaan multinasional
agar mau berinvestasi pada proyek EBT di Indonesia baik dalam bentuk dana maupun
teknologi, pemerintah juga di harapkan menetapkan peraturan agar menjamin ketersediaan
bakan baku agar tidak begitu banyak di ekspor dan lebih mengutamakan untuk pembangunan
Indonesia kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/fuaffughofur/5995d3884d6be9414d29a412/kondisi-fakta-dan-
permasalahan-ebt-di-indonesia?page=all

https://finance.detik.com/energi/d-3098320/tiga-hambatan-utama-pengembangan-energi-
terbarukan-di-ri

https://www.merdeka.com/uang/pln-sulit-kembangkan-pembangkit-listrik-biomassa.html

Anda mungkin juga menyukai