Selanjutnya karya tulis sederhana ini mengharap agar karya sederhana ini
dapat bermanfaat khususnya untuk diri sendiri dan umumnya untuk orang lain.
Dengan terselesaikannya tugas makalah yang berjudul Menguasai Ilmu I’jaz Al -
Qur’an yang merupakan Tugas dari Mata Kuliah’ Study Al-Qur’an’’.
Dengan terselesainya makalah ini kami berterimakasih kepada :
1. Bpk. KH. Abdulloh Kafabihi Mahrus, Selaku rektor IAI TRIBAKTI
2. Bpk. Makhfud, M.Pd. selaku dosen pengampu
3. Semua pihak yang ikut andil dalam penyusunan karya ini
Semoga Maghfiroh Allah SWT. senantiasa memeluk mereka dimanapun
berada. Amin.
Sebagai manusia biasa tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan
pada penyusunan karya ini, maka penyusun mengharap kritik dan saran yang
bersifat membangun dari berbagai pihak demi tersempurnakanya karya ini.
Penyusun
Kelompok 13
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah telah menganugerahkan kepada manusia berbagai keistimewaan dan
kelebihan, serta memberinya kekuatan pikiran cemerlang, yang dapat menembus
segala medan untuk menundukkan unsur-unsur kekuatan alam tersebut dan
menjadikannya sebagai pelayan bagi kepentingan kemanusiaan.
Allah sama sekali tidak menelantarkan manusia, tanpa memberi
kepadanya sebersit wahyu dari waktu ke waktu, yang membimbingnya ke jalan
petunjuk, sehingga mereka dapat menempuh liku-liku hidup dan kehidupan ini
atas dasar keterangan dan pengetahuan. Namun mengingat akal manusia pada
awal fase perkembangannya tidak melihat sesuatu yang lebih dapat menarik hati
selain mukjizat-mukjizat alamiah yang hissi (indrawi), karena akal mereka
belum mencapai puncak ketinggian dalam bidang pengetahuan dan pemikiran.
Allah telah menentukan keabadian mukjizat Islam, sehingga kemampuan
manusia menjadi tak berdaya menandinginya, pembicaraan tentang
kemukjizatan al-Qur’an juga merupakan satu macam mukjizat tersendiri, dengan
demikian marilah kita belajar mengenai i’jazul Qur’an berikut ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tentang pengertian I’jazul quran?
2. Bagaimana segi-segi kemukjizatan al-quran?
3. Macam-macam kemukjizatan Al – Qur’an?
4. Bagaimana pendapat ulama tentang I’jazul quran?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian I’jazul quran.
2. Untuk mengetahui segi-segi kemukjizatan al-quran.
3. Untuk memahami Kemukjizatan Al – Qur’an.
4. Untuk mengetahui pendapat ulama tentang I’jazul quran.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
fenomena hakikat-hakikat tinggi yang terkandung dalam misteri alam wujud
yang merupakan bukti bagi eksistensi pencipta dan perencanaannya.1
1. Dr. Abd. Rozzaq Naufal, dalam kitab Al-I’jazu al-Adadi Lil Qur’anil
Karim menerangkan bahwa i’jazil Qur’an itu ada 4 macam, adalah sebagai
berikut :
Al-I’jazul Balaghi yaitu kemukjizatan segi sastra balaghahnya, yang
muncul ada pada masa peningkatan mutu sastra Arab.
Al-I’jazut Tasyri’i yaitu kemukjizatan segi pensyariatan hukum-hukum
ajarannya yang muncul pada masa penetapan hukum-hukum syari’at Islam.
Al-I’jazul Ilmu yaitu kemukjizatan segi ilmu pengetahuan, yang muncul
pada masa kebangkitan ilmu dan sains di kalangan umat Islam.
Al-I’jazul Adadi, yaitu kemukjizatan segi quantity / matematis, statistik
yang muncul pada abad ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang.
2. Imam al-Khotthoby (wafat 388 H) dalam buku al-Bayan fi I’jazil Qur’an
mengatakan bahwa kemukjizatan al-Qur’an itu terfokus pada bidang
kebalaghahan saja
3. Imam al-Jahidh (w. 255 H) di dalam kitab Nudzumul Qur’an dan Hujajun
Nabawiyah serta al-Bayan wa at-Tabyin menegaskan bahwa kemukjizatan
al-Qur’an itu terfokus pada bidang susunan lafal-lafalnya saja, maksudnya,
i’jazul Qur’an itu hanya satu macam saja, yaitu kemukjizatan susunannya
dengan semboyan :
4. Ismail Ibrahim dalam buku yang berjudul Al-Qur’an wa I’jazihi al-Ilmi
mengatakan, orang yang mengamati al-Qur’an dengan cermat, mereka akan
1
Al-Khattan, Manna Khalil, Studi Ulumul Qur’an, (Bogor: PT. Pustaka Litera Antar Nusa, 2001),
h. 35.
3
mengetahui bahwa kitab itu merupakan gudang berbagai disiplin ilmu dan
pengetahuan, baik ilmu-ilmu lama maupun ilmu-ilmu baru.
Gaya bahasa Al-Qur’an membuat orang Arab pada saat itu kagum dan
terpesona. Kehalusan ungkapan bahasanya membuat banyak diantara mereka
masuk islam. Bahkan, Umar bin Abu Thalib pun yang mulanya dikenal
sebagai seorang yang paling memusuhi Nabi Muhammad SAW dan bahkan
berusaha untuk membunuhnya, memutuskan untuk masuk islam dan beriman
pada kerasulan Muhammad hanya karena membaca petikan ayat-ayat Al-
Qur’an. Susunan Al-Qur’an tidak dapat disamakan oleh karya sebaik apapun.
2. Susunan Kalimat
2
Djalal, Abdul, Ulumul Qur’an, Surabaya : Dunia Ilmu, cet. 2, 2000.
4
4. Ketelitian Redaksinya
5
2) Al-bukhl (kekikiran) dengan Al-hasarah (penyesalan) masing-
masing 12 kali.
3) Al-kafirun(orang-orang kafir) dengan An-nar (neraka) masing-
masing 154 kali.
6
Sebagaian ulama mengatakan bahwa sebagian mukjizat Al-Qur’an itu
adalah berita-berita gaib. Pada Al-qur’an sudah ditegaskan bahwa badan
firaun tersebut akan diselamatkan Tuhan untuk menjadi pelajaran bagi
generasi berikutnya. Tidak seorang pun mengetahui hal tersebut karena telah
terjadi sekitar 1.200 tahun SM. Pada awal abad ke-19 tepatnya.
6. Isyarat-Isyarat Ilmiah
3
Ash-Shiddieqy, Muhammad Habsyi, Teungku, Ilmu-Ilmu Al Qur’an, Semarang : PT.
Pustaka Rizki Putra,2002.
4
M. Quraish Shihab, Mukjizat Al- Qur’an, (Bandung : Mizan,1997), h :35
7
Ibrahim a.s dalam kobaran api yang sangat besar; tongkat Nabi Musa a.s yang
beralih wujud menjadi ular; penyembuhan yang dilakukan oleh Nabi Isa a.s atas
izin Allah; dan lain-lain. Kesemuanya bersifat material indrawi, sekaligus
terbatas pada lokasi tempat nabi tersebut berada. Ini berbeda dengan mukjizat
Nabi Muhammad Saw, yang sifatnya bukan indrawi atau material, namun dapat
dipahami oleh akal. Karena sifatnya yang demikian, maka ia tidak dibatasi oleh
suatu tempat atau masa tertentu. Mukjizat Al- Qur’an dapat dijangkau oleh setiap
orang yang menggunakan akalnya dimana dan kapanpun.5[5]
Al-Qur’an mengemukakan, alasan mengapa bukti mukjizat Nabi
Muhammad Saw adalah Al-Qur’an? Karna sesungguhnya umat terdahulu jikalau
di tunjukkan mukjizat para Nabi Allah SWT, mereka berdusta. Sebagaimana
firman Allah:
“Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi kami untuk mengirimkan tanda-
tanda (mukjizat) yang bersifat indrawi (melalui Engkau Nabi Muhammad)
melainkan karena tanda-tanda (semacam )itu telah (kami kirimkan
sebelum ini, namun) didustakan oleh umat terdahulu” (QS Al-Isra : 59)
Penolakan terhadap Al- Qur’an sebagai wahyu Allah, sudah terjadi pada
waktu turunnya. Mereka menganggap bahwa Al- Qur’an merupakan buah karya
Nabi Muhammad Saw, padahal beliau sendiri seorang yang ummy (tidak bisa
menulis dan membaca). Untuk menjawab penolakan orang Quraisy terhadap Al-
Qur’an sebagai wahyu Allah, Al- Qur’an menantang dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut :
1. Mendatangkan semisal Al- Qur’an
Disini Allah memerintahkan Manusia dan Jin berkumpul untuk
membuat semacam Al- Qur’an. Sebagaimana Firman allah SWT. Yang
berbunyi :
5
M. Quraish Shihab, Mukjizat Al- Qur’an, (Bandung : Mizan,1997), h :36
8
“katakanlah : sesungguhnya jika berkumpul manusia dan jin untuk
mendatangkan yang seperti Al- Qur’an ini, pastilah mereka tidak dapat
mendatangkan yang sepertinya, walaupun sebagian mereka menjadi
penolong bagi sebagian yang lain” (QS. Al- Isra’ : 88)
2. Mendatangkan sepuluh surat yang menyamai surat-surat yang ada dalam Al-
Qur’an.
“Bahkan mereka mengatakan : Muhammad telah membuat-buat Al-Qur’an
itu. Katakanlah, (kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat
yang dibuat-buat untuk menyamainya, dan panggilah orang-orang
yang kamu anggap sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu
memang orang-orang yang benar” (QS. Hud : 13)
Meskipun lebih ringan dibanding tantangan yang pertama, namun tak seorang
pun yang berhasil menjawab tantangan tersebut.
3. Mendatangkan satu surat
“Atau (patutkah) mereka mengatakan, “Muhammad membuat-buatnya”.
Katakanlah, “(kalau benar yang kamu lakukan itu), maka cobalah
datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggilah siapa-siapa yang
dapat kamu panggil (untuk membuat-membuatnya) selain Allah, jika
kamu orang-orang yang benar ”. (QS. Yunus : 38)
Dan Allah mengulangi firman-Nya kembali :
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang kami
wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja)
yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain
Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”(QS. Al-Baqarah : 23)6[6]
D. Pendapat Ulama
Dalam ilmu kalam, terjadi perbedaan pandangan para ulama tentang
apakah al-Qur’an itu merupakan makhluk atau bukan. Hal itu juga mendasari
6
Minaul Kholil Al-Qutthon, Mabahits fi ulumil Quran, h : 259
9
perbedaan pendapat mengenai mukjizat al-Qur’an. Pendapat mereka terbagi
menjadi beberapa ragam, antara lain:
1. Abu Ishaq Ibrahim al-Nizam dan pengikutnya dari kaum Syiah berpendapat
bahwa kemukjizatan al-Qur’an adalah dengan cara shirfah. Maksudnya ialah
bahwa Allah memalingkah orang-orang arab yang menentang al-Qur’an,
padahal sebenarnya mereka mampu untuk menghadapinya. Pendapat ini
merupakan pendapat yang salah.
2. Satu golongan ulama berpendapat bahwa al-Qurr’an itu bermukjizat dengan
balaghahnya yang mencapai tingkat tinggi dan tidak ada bandingannya dan
ini adalah pendapat ahli bahasa.
3. Sebagian yang lain berpendapat bahwa segi kemukjizatan al-Qur’an adalah
karena mengandung badi’ yang sangat unik dan berbeda dengan apa yang
dikenal dalam perkataan orang arab pada umumnya.
4. Golongan yang lain berpendapat bahwa al-Qur’an itu kemukjizatannya
terletak pada pemberitaannya tentang hal-hal yang ghaib, yang telah lalu dan
yang akan datang yang tidak ada seorang pun yang tahu.
5. Satu golongan berpendapat bahwa mukjizat al-Qur’an itu terjadi karena ia
mengandung berbagai macam ilmu hikmah yang dalam.7[7]
Demikian berbagai pandangan ulama mengenai kemukjizatan al-Qur’an.
Sebenarnya peninjauan hal itu hanya berdasarkan keilmuan yang mereka miliki.
Perbedaan itu disebabkan oleh keilmuan yang mereka miliki berbeda-beda
antara satu ulama dengan ulama yang lain.
7
Shihab, Quraish, Mu’jizat al-Qur’an: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah dan
Pemberitaan Ghaib, Bandung: Mizan, 2007.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian I’jaz Al- Qur’an
I’jaz (kemukjizatan) menurut bahas adalah masdar dari kata ‘ajz artinya
lemah. Sedangkan menurut istilah adalah ketidakmampuan mengerjakan
sesuatu, lawan dari kemampuan. Apabila kemukjizatan telah terbukti, maka
nampaklah kemampuan mu’jiz (sesuatu yang melemahkan), yang dimaksud
dengan i’jaz ialah menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya
sebagai seorang Rasul dengan menampakkan kelemahan orang Arab untuk
menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu al-Qur’an, dan kelemahan
generasi-generasi sesudah mereka.
2. Segi-segi kemukjizatan al-quran adalah :
a. Gaya bahasa
b. Susunan kalimat
c. Hukum ilahi yang sempurna
d. Ketelitian redaksinya
e. Berita tentang hal-hal ghaib
f. Isyarat-isyarat ilmiah
3. Macam-macam kemukjizat al – qur’an adalah :
4. Pandangan ulama
11
DAFTAR PUSTAKA
Al-Khattan, Manna Khalil. Studi Ulumul Qur’an, Bogor : PT. Pustaka Litera Antar
Nusa, 2001.
Djalal, Abdul, Ulumul Qur’an, Surabaya : Dunia Ilmu, cet. 2, 2000.
Ash-Shiddieqy, Muhammad Habsyi, Teungku, Ilmu-Ilmu Al Qur’an,
Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra,2002.
M. Quraish Shihab, Mukjizat Al- Qur’an, (Bandung : Mizan,1997)
Minaul Kholil Al-Qutthon, Mabahits fi ulumil Quran,
Shihab, Quraish, Mu’jizat al-Qur’an: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat
Ilmiah dan Pemberitaan Ghaib, Bandung: Mizan, 2007.
12