Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rangkaian seri merupakan sebuah rangkaian listrik yang komponennya disusun secara
berderetan hanya melalui satu jalur aliran listrik. Misalnya sebuah rangkaian yang memiliki
dua resistor, tapi hanya terdapat satu jalur kabel untuk mengalirkan listrik. Sedangkan
rangkaian paralel secara sederhana diartikan sebagai rangkaian listrik yang semua bagian-
bagiannya dihubungkan secara bersusun. Akibatnya, pada rangkaian paralel terbentuk
cabang di antara sumber arus listrik. Olehnya itu, rangkaian ini disebut juga dengan
rangkaian bercabang.

1.2 Batasan Masalah


1. Mahasiswa mampu menghitung nilai tegangan dan arus dengan perhitungan manual.
2. Mahasiswa mampu mengukur nilai pembagian tegangan resistor seri dan paralel pada
titik yang telah di tentukan.
3. Mahasiswa mampu mengukur resistor menggunakan multimeter.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan rangkaian seri dan paralel?
2. Bagaimana cara menghitung nilai tegangan, arus dan hambatan rangkaian seri dan
paralel?
3. Bagaimana cara mengukur nilai pembagian tegangan resistor seri dan paralel?

1.4 Tujuan
1. Mahasiswa mampu menghitung nilai tegangan, arus dan hambatan rangkaian seri dan
paralel dengan perhitungan manual.
2. Mahasiswa mampu mengukur nilai pembagian tegangan resistor seri dan paralel pada
titik yang telah di tentukan.

1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Mahasiswa diharapkan mampu memahami pengertian rangkaian seri dan
paralel.
2. Mahasiswa diharapkan mampu membuat rangkaian seri dan paralel
menggunakan resistor.

1.5.2 Manfaat Praktis


Mahasiswa diharapkan bisa merangkai serta melakukan perhitungan rangkaian
seri dan paralel menggunakan multimeter serta dapat menggunakan power supply
sebagai sumber tegangannya dengan baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rangkaian Seri dan Paralel


Rangkaian seri merupakan sebuah rangkaian listrik yang komponennya disusun
secara berderetan hanya melalui satu jalur aliran listrik. Misalnya sebuah rangkaian yang
memiliki dua resistor, tapi hanya terdapat satu jalur kabel untuk mengalirkan listrik.
Rangkaian ini disebut juga dengan rangkaian tunggal karena membiarkan listrik mengalir
keluar dari sumber tegangan, melewati setiap bagian lalu kembali lagi ke sumber tegangan.
Kuat arus yang mengalir selalu sama di setiap titik sepanjang rangkaian. Hambatan yang
dirangkai secara seri akan semakin besar nilai hambatannya. [1] Rumus tegangan, arus,
dan hambatan pada rangkaian seri adalah:

Gambar 2.1.1 Rumus rangkaian seri


(Sumber: https://blog.ruangguru.com/rangkaian-listrik)

Gambar 2.1.2 Rangkaian seri


(Sumber: https://blog.ruangguru.com/rangkaian-listrik)

Rangkaian paralel secara sederhana diartikan sebagai rangkaian listrik yang semua
bagian-bagiannya dihubungkan secara bersusun. Akibatnya, pada rangkaian paralel
terbentuk cabang di antara sumber arus listrik. Olehnya itu, rangkaian ini disebut juga
dengan rangkaian bercabang. Dalam rangkaian ini, semua percabangan yang ada dapat
dilalui oleh arus listrik. Di setiap cabang itulah komponen listrik terpasang, sehingga
masing-masing komponen itu memiliki cabang dan arus tersendiri. Arus tersebut mengaliri
semua komponen listrik yang terpasang secara bersamaan. Rangkaian paralel diperlukan
jika kita akan melakukan pengaturan arus listrik, dengan membagi arus listrik dengan cara
merubah beban yang lewat di tiap percabangan. [2] Rumus tegangan, arus, dan hambatan
pada rangkaian paralel adalah:

Gambar 2.1.3 Rumus rangkaian paralel


(Sumber: https://blog.ruangguru.com/rangkaian-listrik)

Gambar 2.1.4 Rangkaian paralel


(Sumber: https://www.studiobelajar.com/rangkaian-listrik/)

2.2 Rangkaian Terbuka dan Tertutup


Pada dasarnya, pada suatu rangkaian listrik dapat berupa rangkaian terbuka atau
tertutup. Rangkaian terbuka tidak bisa mengalirkan arus karena jalurnya terputus,
sedangkan rangkaian tertutup dapat mengalirkan arus.
2.3 Hukum Kirchhoff
Hukum Kirchhoff merupakan salah satu hukum dalam ilmu elektronika yang
berfungsi untuk menganalisis arus dan tegangan dalam rangkaian. Hukum Kirchhoff
pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli fisika Jerman yang bernama Gustav Robert
Kirchhoff (1824-1887) pada tahun 1845. Hukum Kirchhoff terdiri dari 2 bagian yaitu
Hukum Kirchhoff 1 dan Hukum Kirchhoff 2. [3]

2.3.1 Hukum Kirchhoff 1


Hukum Kirchhoff 1 merupakan Hukum Kirchhoff yang berkaitan dengan
dengan arah arus dalam menghadapi titik percabangan. Bunyi Hukum Kirchhoff 1
adalah “arus total yang masuk melalui suatu titik percabangan dalam suatu
rangkaian listrik sama dengan arus total yang keluar dari titik percabangan
tersebut.”. [4]

Gambar 2.1.3 Hukum Kirchhoff 1


(Sumber: https://rumus.co.id/hukum-kirchoff/)

2.3.2 Hukum Kirchhoff 2


Hukum Kirchhoff 2 digunakan untuk menganalisis tegangan komponen
elektronika pada rangkaian tertutup. Bunyi Hukum Kirchhoff 2 adalah “total
tegangan (beda potensial) pada suatu rangkaian tertutup adalah nol”. [5]

2.4 Rangkaian Pembagi Tegangan


Rangkaian pembagi tegangan berfungsi membagi tegangan input menjadi beberapa
bagian tegangan output. Rumus pembagi tegangan adalah:

R Ground
x V Sumber
R Total

Sedangkan untuk mencari tegangan di masing-masing resistor adalah:

R1
VR1 = x V Sumber
R1 + R2 + R..

R2
VR2 = x V Sumber
R1 + R2 + R..

R..
VR.. = x V Sumber
R1 + R2 + R..
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Berikut adalah alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam
praktikum rangkaian seri dan paralel:
1. Multimeter

Gambar 3.1.1 Multimeter


(Sumber: https://www.flipkart.com/vgs-marketings-sumwayx-360tr-multitester-ac-dc-
voltage-current-analog-multimeter/p/itmf9y3jyggfuehp)

2. Resistor

Gambar 3.1.2 Resistor


(Sumber: https://thinkelectronics.org/some-most-important-terms-you-need-to-know-
about-a-resistor/)
3. PCB

Gambar 3.1.3 PCB


(Sumber: https://id.aliexpress.com/item/32799673259.html)

4. Solder

Gambar 3.1.4 Solder


(Sumber: https://www.blibli.com/jual/solder)

5. Timah

Gambar 3.1.5 Timah


(Sumber: https://bimaacc.com/produks/20174-tools-timah-gulung-kawnh0-3mm-s)
6. Power supply

Gambar 3.1.6 Power Supply


(Sumber: https://www.forbesbatteries.com/Regulated-Power-Supply-4-Amp-Peak-
p/psa123.htm)

7. Tempat solder

Gambar 3.1.7 Tempat solder


(Sumber: https://www.mmionline.net/produk/alat-service/tempat-solder-spiral/)
3.2 Langkah Percobaan
3.2.1 Persiapan
1. Persiapkan alat dan bahan.
2. Rangkai resistor seperti pada gambar dan nilai resistor disamakan pada gambar
rangkaian.
3. Hitung dan ukur dengan multimeter: V total, VR1, VR2 dan VR3.
4. Lakukan langkah 2-3 dengan nilai resistor yang berbeda.
5. Masukkan data ke dalam tabel hasil pengamatan.

3.2.2 Tabel Pengamatan I

No. Gambar Perhitungan Pengukuran

1.
R total = 1200 Ω Rtotal = 1200 Ω

V1 = Rground/Rtotal x Vs V1 =4,6 V
= 1.100 / 1200 x 5 V V2 = 0,4 V
= 4,58 V
I1 = 1,6/10 x 25
V2 = Rground/Rtotal x Vs = 4 mA
= 100 / 1200 x 5 V = 0,004 A
= 0,416 V
I2 = 1,8/10 x 25
I1= V/R = 4,58/1200 = 4,5 mA
= 0,004 A = 0,0045 A

I2 = V/R = 0,416/1200
= 0,0034 A
2.
VR1 = VR2 = VR3 = 5 V VR1 = 5 V
VR2 = 5,6 V
VR3 =5,6 V

3. Va = Rground/Rtotal x Vs Va = 7,5 V
= 2100/2200 x 9 V Vb = 0,4 V
= 8.6 V
Vc = 0,4 V

Vb = Rground/Rtotal x Vs
= 100/2200 x 9 V
= 0,4 V

Vc = Rground/Rtotal x Vs
= 100/2200 x 9 V
= 0,4 V

Tabel 3.2.2 Tabel Pengamatan I


3.2.3 Tabel Pengamatan II (Rangkaian Seri)
No. Vs R1 R2 R3 R total
Ex. 5V 100 Ω 1K Ω 1K Ω 11K1 Ω
1. 5V 5K Ω 10K Ω 56K Ω 21K2 Ω
2. 5V 10K Ω 22K Ω 22K Ω 54K Ω
3. 5V 220 Ω 8K2 Ω 220 Ω 8K64 Ω
No. VR1 VR2 VR3 V total
Ex. 0,045 V 0,49 V 5V 5,5 V
1. 0,32 V 3,6 V 5V 0,99 V
2. 0,92 V 2,9 V 5V 0,99 V
3. 0,12 V 4,8 V 5V 0,99 V
No. IR1 IR2 IR3 I total
Ex. 0,0004 A 0,0004 A 0,0005 A 0,0013 A
1. 0,0004 A 0,0004 A 0,0004 A 0,0012 A
2. 0,0001 A 0,0001 A 0,0001 A 0,0003 A
3. 0,0001 A 0,0001 A 0,0001 A 0,0003 A
Tabel 3.2.3 Tabel Pengamatan II (Rangkaian Seri)

3.2.4 Tabel Pengamatan III (Rangkaian Paralel)


No. Vs R1 R2 R3 R total
Ex. 5V 100 Ω 1K Ω 1K Ω 11K1 Ω
1. 5V 8K2 Ω 5K6 Ω 10K Ω 0,0004 Ω
2. 5V 10K Ω 22K Ω 220 Ω 0,004 Ω
3. 5V 220 Ω 8K2 Ω 10K Ω 0,004 Ω
No. VR1 VR2 VR3 V total
Ex. 5V 5V 5V 5V
1. 5V 5V 5V 5V
2. 5V 5V 5V 5V
3. 5V 5V 5V 5V
No. IR1 IR2 IR3 I total
Ex. 0,05 A 0,005 A 0,0005 A 0,05 A
1. 0,0066 A 0,0008 A 0,0005 A 0,019 A
2. 0,0005 A 0,0002 A 0,02 A 0,02 A
3. 0,02 A 0,0006 A 0,0005 A 0,02 A
Tabel 3.2.4 Tabel Pengamatan III (Rangkaian Paralel)
BAB IV
ANALISIS DAN KESIMPULAN

4.1. Analisis
Dari percobaan yang telah dilakukan maka diketahui bahwa pada rangkaian seri:
1. Kuat arus pada hambatan pertama dengan hambatan-hambatan selanjutnya
bernilai sama besar.
2. Tegangan pada hambatan pertama dengan hambatan-hambatan selanjutnya
berbeda tetapi ketika dijumlahkan akan sama besar nilainya dengan tegangan
sumber.
3. Hambatan total diperoleh dari hasil penjumlahan masing-masing hambatan
serinya.
Sedangkan dari percobaan yang telah dilakukan maka diketahui bahwa pada
rangkaian paralel:
1. Tegangan atau beda potensial pada hambatan pertama dengan hambatan-
hambatan selanjutnya bernilai sama besar.
2. Kuat arus pada hambatan pertama dengan hambatan-hambatan selanjutnya
berbeda tetapi ketika dijumlahkan akan sama besar nilainya dengan kuat arus
total.
3. Hambatan total diperoleh dari hasil penjumlahan masing-masing 1/hambatan.

4.2. Kesimpulan
Dalam rangkaian seri besar kuat arus di setiap hambatan adalah sama, sedangkan
tegangan yang melewati hambatan pertama sampai dengan hambatan akhirnya berbeda-
beda berdasarkan besar dan kecilnya hambatan. Pada rangkaian paralel besar kuat arus
berbeda-beda berdasarkan besar hambatan yang terpasang, kemudian besar tegangan yang
melewati rangkaian paralel sama di setiap hambatannya.
DAFTAR PUSTAKA

[1] D. Sinaga, “Studio Belajar,” 24 Maret 2019. [Online]. Available:


https://www.studiobelajar.com/rangkaian-listrik/. [Diakses 16 Agustus 2016].

[2] M. A. Gustav, “Materi Belajar,” 10 Oktober 2014. [Online]. Available:


http://materi4belajar.blogspot.com/2019/01/rumus-rangkaian-seri-dan-paralel.html.
[Diakses 16 Agustus 2019].

[3] D. Cho, “Teknik Elektronika,” 11 April 2014. [Online]. Available:


https://teknikelektronika.com/pengertian-bunyi-hukum-kirchhoff-1-2/. [Diakses 16
Agustus 2019].

[4] D. Cho, “Teknik ELektronika,” 11 April 2014. [Online]. Available:


https://teknikelektronika.com/pengertian-bunyi-hukum-kirchhoff-1-2/. [Diakses 16
Agustus 2019].

[5] D. Cho, Teknik Elektronika, 11 April 2014. [Online]. Available:


https://teknikelektronika.com/pengertian-bunyi-hukum-kirchhoff-1-2/. [Diakses 16
Agustus 2016].
LAMPIRAN

FOTO PRAKTIKUM

GAMBAR KETERANGAN

 Membuat rangkaian seri dan


paralel menggunakan resistor
yang ditempelkan pada papan
pcb dengan cara disolder.

 Hasil rangkaian seri dan paralel.

 Mengukur dan menghitung


tegangan, arus dan hambatan
dari hasil rangkaian yang telah
dibuat.

Tabel Lampiran Foto Praktikum

Anda mungkin juga menyukai