PENDAHULUAN
Jumlah penduduk Indonesia dari hasil sensus 2010 sebesar 228 juta jiwa
dengan pertumbuhan penduduk 1,64 % dan Total Fertility Rate (TFR) yaitu
2,6. Dari segi kuantitas jumlah penduduk Indonesia cukup besar tetapi dari sisi
laju pertumbuhan yang tidak diiringi peningkatan kualitas penduduk ini terus
(Handayani, 2010).
dapat dilihat dalam Program Making Pregnancy Safer (MPS) dimana setiap
merupakan upaya preventif yang paling dasar dan utama (Saifuddin, 2006).
jumlah PUS yang ada. Sedangkan cakupan KB baru adalah jumlah PUS yang
tahun 2012 telah mencapai target SPM yaitu sebesar 80,19%, sedangkan
Panjang merupakan kontrasepsi yang dapat dipakai dalam jangka waktu lama,
lebih dari dua tahun, efektif dan efisien untuk tujuan pemakaian menjarangkan
kelahiran atau mengakhiri kehamilan pada pasangan yang sudah tidak ingin
punya anak lagi. Beberapa jenis kontrasepsi jangka panjang antara lain: Medis
Operatif Pria (MOP), Medis Operatif Wanita (MOW), Intra Uterine Devices
berikut: Suntik (59,10%), Pil (14,30%), IUD (8,4%), Implan (5,9%), Kondom
yang akan datang. Hal ini akan terjadi apabila kecenderungan penggunaan
3
effective” salah satu jenis kontrasepsi tersebut adalah IUD (Sri Lilestina
Nasution, 2011).
Pemakain IUD memiliki banyak keuntungan, baik dilihat dari segi program,
juga dapat dipakai dalam waktu yang lama serta lebih aman dan efektif.
Metode kontrasepsi ini sangat tepat digunakan pada kondisi krisis yang dialami
Dilihat dari angka kegagalan yang relatif rendah dibanding dengan non MKJP
memiliki jumlah akseptor KB IUD yang cenderung menurun yaitu pada tahun
2011 jumlah akseptor KB IUD baru dan lama sebesar 809 akseptor dan pada
tahun 2012 jumlah akseptor IUD turun dan menempati angka akseptor KB
IUD yang terendah diantara sejumlah kecamatan yang ada di Kota Semarang
yaitu sejumlah 97 akseptor yang terdiri dari akseptor baru dan lama (Dinkes
jumlah akseptor KB IUD lebih rendah dari pada Puskesmas Sekaran yaitu
sejumlah 26 akseptor yang terdiri dari akseptor baru dan lama serta memiliki
wilayah kerja yang lebih luas dengan 11 kelurahan dengan jumlah PUS yang
lebih banyak yaitu 9078 orang. Dari 9078 PUS di wilayah Puskesmas
(0,6%), suntik 4377 (91,7), IUD 26 (0,5%), MOW 146 (2,9%), MOP 16 (0,3
IUD paling rendah pada tahun 2012. Menurut tujuan kontrasepsi, jumlah
(umur 20-30 tahun) tetapi masih menggunakan kontrasepsi non MKJP paling
5
Gunungpati, 2012).
individu dan faktor program yang berkaitan dengan kualitas pelayanan dan
IUD adalah umur ibu, jumlah anak yang masih hidup, pendidikan, pekerjaan,
dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behaviour causes) dan
6
nilai, motivasi, dsb, faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam
dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kota Semarang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Masyarakat
IUD.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi profesi bidan dalam
E. Keaslian Penelitian
Kabupaten
Pekalongan
Indah Fina Untuk Variabel Penelitian Tingkat
Windani mengetahui Bebas: deskriptif pengetahuan
(2011) tingkat tingkat dengan WUS 4,8%
Studi pengetahuan, pengetahuan, pendekatan baik, 50%
Deskriptif pendidikan, tingkat Cross cukup, dan
Faktor-Faktor ekonomi, dan pendidikan, Sectional. 45,2% kurang.
yang dukungan suami tingkat Tingkat
Menyebabkan WUS yang ekonomi, dan pendidikan
Rendahnya menyebabkan dukungan WUS 95,2%
Akseptor KB rendahnya suami. berpendidikan
IUD di Desa akseptor KB dasar, 2,4%
Kalimendong IUD di Desa berpendidikan
Kecamatan Kalimendong menengah, dan
Leksono Kecamatan 2,4%
Kabupaten Leksono berpendidikan
Wonosobo Kabupaten tinggi.
Wonosobo. Tingkat
ekonomi WUS
67,8% kurang,
28,6% sedang,
dan 3,6% lebih.
Dukungan
suami WUS
tentang
penggunaan KB
IUD 44,1%
mendukung,
dan 55,9% tidak
mendukung.
Isna Hayu Untuk Variabel Penelitian Tingkat
Rizqina mengetahui Bebas: deskriptif pendidikan
(2011) karakteristik tingkat dengan WUS di desa
Karakteristi WUS yang pendidikan, pendekatan Letak 89,9%
Penyebab menyebabkan tingkat usia, Cross berpendidikan
Rendahnya rendahnya WUS tingkat sectional. dasar, 7,2%
WUS menjadi yang menjadi pendapatan, berpendidikan
Akseptor KB akseptor KB jumlah anak, menengah, dan
IUD di Desa IUD di Desa dan 2,9%
Letak Letak partisipasi berpendidikan
Kecamatan Kecamatan suami tinggi.
Godong Godong Usia WUS
Kabupaten Kabupaten 1,4% <20
Grobogan. Grobogan. tahun, 81,2%
berusia 20-35
tahun, dan
17,9% berusia
>35 tahun.
Tingkat
10
pendapatan
WUS75,4%
<UMR dan
24,6% >UMR.
Paritas WUS
42,1%
primipara,
56,5%
multipara, dan
1,4%
Grandemultipar
a.
Dukungan
suami 95,7%
tidak
mendukung dan
4,3%
mendukung.
Niken Untuk Variabel Penelitian -
Damaryanti mengetahui Bebas: deskriptif
(2014) distribusi pengetahua, dengan
Studi frekuensi sikap, dan pendekatan
Deskriptif gambaran motivasi Cross
Pengetahuan, pengetahuan, penggunaan sectional.
Sikap, dan sikap, dan KB IUD
Motivasi motivasi
Penggunaan penggunaan KB
KB IUD pada IUD pada Ibu
Ibu PUS di PUS di RW I
RW I Kelurahan
Kelurahan Cepoko Kota
Cepoko Kota Semarang
Semarang.
Perbedaan :
Semarang.
KB IUD.