Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

OBSERVASI PG.REJO AGUNG BARU


MADIUN

Disusun oleh :
1. Devi Yulinarningtyas F. (12)
2. Salsabila Febriyanti (23)
3. Wiwik Dwi Agustini (25)

SMK GULA RAJAWALI MADIUN


Kompetensi Keahlian Kimia Industri
Jl.Yos Sudarso No.62 - 64 Kelurahan Patihan
Kecamatan Manguharjo Kota Madiun

1
2

Stasiun Gilingan
Stasiun gilingan berfungsi untuk memerah nira dari tebu semaksimal mungkin
dan mencegah kehilangan nira seminimal mungkin baik secara chemist, misalnya
kerusakan nira/inverse karena bakteri Leuconostoc sp. dan fisis, misalnya nira terbawa
oleh ampas. Sebelum tebu masuk ke gilingan, tebu mendapat proses pendahuluan,
yaitu CC I dan CC II (Cane Cutter I & II),yang berfungsi untuk memotong tebu
menjadi potongan-potongan kecil dan ada juga Unigrator yang berfungsi untuk
menghancurkan, menyayat tebu, sehingga membentuk serabut dan mudah untuk
diperah, selain itu juga digunakan untuk membuka sel batang tebu. Sehingga alat
pemerah ini dapat memisahkan nira semaksimal mungkin. Untuk lebih memahami
proses yang terjadi pada stasiun Gilingan, perlu di amati bagian-bagian yang ada di
stasiun ini di antaranya :
1. Meja Tebu

a. Meja Tebu berfungsi mengatur umpan tebu ke cane preparation agar rata dan
stabil serta menampung tebu dari hoist crane dan masuk ke cane carrier dan
dipotong di cane cutter.
b. Mesin penggerak pada meja tebu adalah elektromotor.
c. Cara kerja di meja tebu yaitu :
1) Tebu yang berada diatas meja tebu digerakkan oleh elektromotor menuju
cane cutter melalui cane carrier.
2) Pada meja tebu terdapat Pos PMT (Premi Mutu Tebu) yang digunakan
untuk mengawasi tebu apakah sudah bersih atau masih kotor.
3) Setelah itu, tebu kemudian diparut oleh landasan, hal ini dilakukan terus
menerus sampai tebu menjadi serabut.
2. Crane Tebu
3

a. Crane tebu berfungsi untuk mengangkat tebu dari lori/truk untuk di pindahkan
ke meja tebu.
b. Cara kerja crane tebu yaitu tebu yang berada di dalam lori atau truck diangkat
mengunakan crane tebu kemudian dipindahkan ke meja tebu.
c. Mesin pengeraknya adalah elektromotor.
3. Cane Carier

a. Cane carier berfungsi sebagai jalur untuk membawa tebu ke alat pencacah
(Cane Cutter dan unigrator)
b. Cara kerja alat ini yaitu tebu dari meja tebu akan jatuh ke cane careir lalu cane
carier akan berjalan melewati cane cutter dan unigrator untuk proses
pencacahan tebu.
c. Mesin penggeraknya adalah elektromotor.
4. Cane Cutter I & II

a. Cane cutter berfungsi untuk memotong tebu menjadi potongan-potongan kecil.


Cane cutter dibagi menjadi dua, yaitu cane cutter I dan cane cutter II.
b. Cara kerja alat ini yaitu tebbu dari cane carier masuk ke cane cutter I untuk
dibuka sel tebu dengan arah searah sampai sel terbuka 60% kemudian masuk
ke cane cutter II untuk dibuka sel tebu hingga 90% sehingga membentuk
serabut yang akan memudahkan proses pemerasan nira.
c. Mesin penggeraknya adalah elektromotor.
4

5. Unigrator

a. Unigrator berfungsi untuk menghancurkan dan menyayat tebu sehingga


membentuk serabut dan mudah untuk diperah tanpa merusak struktur sel tebu.
b. Cara kerja alat ini yaitu tebu dari cane carier masuk dalam keadaan mendatar
dan bersinggungan dengan hama. alat unigrator berputar berlawanan dengan
putaran cane carier. tebu dilemparkan keatas terus menerus oleh hammer
kemudian diparut oleh landasan, hal ini dilakukan terus menerus sampai tebu
menjadi serabut.
c. Mesin penggeraknya adalah elektromotor.
6. Gilingan

a. Fungsi dari gilingan adalah untuk memeras tebu dan menghasilkan nira
semaksimal mungkin. Dalam 1 unit gilingan terdiri atas :
1) Roll atas, berfungsi bergerak naik turun setelah adanya tekanan hidrolik,
sehingga dapat memeras nira.
2) Roll depan, berfungsi bersama dengan roll atas memeras nira yang masuk
ke gilingan.
3) Roll belakang, berfungsi bersama dengan roll atas memeras nira
5

4) Roll pengumpan/Feeding Roll, berfungsi mengumpan ampas pada celah


antara roll atas dan roll depan.
5) Plat ampas, berfungsi sebagai tempat ampas halus dari proses pemerasan
nira pertama ke proses pemerasan nira kedua.
6) Penahan plat ampas, berfungsi sebagai tempat untuk penyetelan plat
ampas.
7) Bed Plat, berfungsi sebagai tempat penampungan nira
8) Feeding Roll, berfungsi untuk mengatur umpan ke roll gilingan. Feeding
Roll (Roll Pengumpan) terletak diatas Roll depan, roll tersebut digerakkan
oleh mesin uap dengan gigi-gigi roll, sehingga 1 unit gilingan akan
berputar semua.
b. Cara kerja di gilingan yaitu :
1) Tebu diangkut dan dinaikkan diatas lori, lalu diangkat oleh hoist crane
untuk diletakkan di meja tebu.
2) Tebu diangkut dan masuk ke cane carier untuk dipotong di cane cutter
i kemudian dipotong lagi di cane cutter ii.
3) Tebu yang telah terpotong menjadi bagian yang lebih kecil tersebut
dihaluskan lagi oleh unigrator, tujuannya untuk membuka sel-sel nira
sampai 60% dan cane cutter unit 2 membuka sel hingga 90% sehingga
membentuk serabut.
4) Hasil ampas yang keluar kemudian jatuh ke cane carier ii dan masuk ke
gilingan I. Dalam gilingan i ada proses pemerasan yang mengasilkan NPP
(Nira Perasan Pertama) yang mengalir ke talang getar dan NPP ini masih
murni.
5) Hasil ampas perasan gilingan I dilanjutkan ke gilingan II oleh IMC I (Inter
Mediete Carier I). Nira hasil perasan gilingan II mengalir menuju ke talang
getar (Vibrating Screen) yang bertujuan untuk memisahkan nira dari
ampasnya, sedangkan ampasnya masuk ke IMC II untuk diperah di
gilingan III.
6) Nira hasil perasan gilingan III diimbibisikan ke gilingan II, sedangkan
ampasnya masuk ke IMC III untuk diperas di gilingan IV dengan
penambahan imbibisi yang bersumber dari air kondensat yaitu air hasil dari
penguapan stasiun penguapan . Tujuan penambahan air imbibisi adalah
untuk melarutkan kandungan gula (sukrosa ) yang masih tertinggal dalam
6

ampas secara maksimal tanpa memberatkan proses selanjutnya serta


membunuh bakteri atau mikroorganisme Leuconostoc.
7) Nira hasil dari Gilingan IV diimbibisikan ke Gilingan III dan ampasnya
untuk bahan bakar di ketel. Ampas dibedakan menjadi 2, yaitu :
a) Ampas halus, digunakan pada stasiun pemurnian sebagai campuran
untuk memisahkan blotong.
b) Ampas kasar, digunakan sebagai persediaan bahan bakar pada ketel.
8) Ditalang gilingan I-IV ditetesi desinfektan yang bertujuan untuk
menghilangkan bakteri yang merugikan dalam proses pembuatan gula,
yaitu bakteri Leuconostoc Sp.
9) Pada bak penampung yaitu NPP dan NPL ditambahkan susu kapur dan
asam phospat.
a) Fungsi dari susu kapur yaitu:
 Menyeimbangkan pH dalam nira mentah.
 Membantu menyempurnakan proses reaksi selanjutnya.
 Mengendapkan kotoran dalam nira.
b) Fungsi dari asam phospat yaitu:
 Sebagai inti endapan.
 Memperbaiki struktur endapan.
 Menyerap koloid atau zat melayang.
10) Setiap unit gilingan terdapat 4 tandem.
b. Mesin penggeraknya adalah elektromotor.
7. Penggerak Gilingan
a. Penggerak gilingan berfungsi menggerakkan gilingan untuk memeras nira
tebu.
b. Cara kerja alat ini yaitu motor listrik dalam penggerak gilingan berputar
sehingga roll gilingan dapat berputar.
c. Jenis penggerak gilingan yatitu :
1) Elektromotor digerakkan dengan motor listrik
2) Uap dihasilkan dari turbin uap
d. Mesin penggeraknya adalah elektromotor.
7

8. DSM Screen

a. DSM screen berfungsi sebagai tempat untuk memisahkan antara nira dengan
ampas yang masih terikat. Dalam PG. Rejo Agung Baru Madiun terdapat 2
buah DSM Screen dengan ukuran 0,5. Cara membersihkan alat ini dengan cara
disemprot dengan air steam lalu disikat secara manual.
b. Cara Kerja alat ini yaitu nira yang dihasilkan dari proses pemerasan pada
stasiun gilingan kemudian nira disaring pada DSM Screen dan dialirkan ke St.
Pemurnian untuk ditampung pada tangki (bak) nira mentah.
9. System Hydrolik Gilingan

a. System Hydrolik Gilingan berfungsi membatasi naiknya roll agar proses


pemerahan ampas tebu dapat berjalan secara maksimal.
b. Cara kerja alat ini yaitu proses pemindahan bahan dari zat yang menggandung
kepekatan tinggi ke zat yang mengandung kepekatan yang lebih rendah.
c. Alat ukurnya yaitu manometer
d. Mesin penggeraknya adalah tenaga listrik
10. Saluran nira (Talang Nira)
8

a. Saluran nira atau talang nira berfungsi sebagai tempat pengaliran nira menuju
bak penampung nira. Talang nira terbuat dari stenlis (untuk saat ini).
Keuntungannya tahan lama, dan mudah di bentuk. Proses pengelasannya
menggunakan kawat nikel. Pada zaman dahulu talang nira terbuat dari tembaga
, keuntungan menggunakan tembaga ialah tembaga tersebut dapat mengisolasi
bakteri. Kerugiannya bahan yang digunakan untuk mengelas harganya sangat
mahal karena bahan tersebut dari kuningan.
b. Cara kerja alat ini adalah mengalirkan nira
11. Pompa nira

a. Pompa nira berfungsi untuk mengalirkan massa dari satu tempat ke tempat lain
dengan cara berputar.
b. Cara kerja alat ini yaitu sebelum pompa di nyalakan, pada ruang pompa harus
di isi penuh dengan nira. Jika ruang pompa belum di penuhi dengan nira maka
akan terdapat udara di dalam ruang pompa dan bisa menyebabkan kerusakan
pada pompa. Jenis pompa yang di gunakan adalah pompa open dan close.
12. Sistem Imbibisi
a. Fungsi air imbibisi adalah :
1) Untuk melarutkan kandungan gula (sukrosa ) yang masih tertinggal dalam
ampas secara maksimal tanpa memberatkan proses selanjutnya.
2) Membunuh bakteri atau mikroorganisme Leuconostoc.
b. Yang di gunakan sebagai air imbibisi adalah air panas dengan suhu maksimum
80oC. Tujuannya yaitu :
1) Membunuh bakteri yang ada dalam nira.
2) Mengkondisikan nira supaya reaksi berjalan optimal.
3) Bila suhu terlalu tinggi dan dalam waktu yang lama, sukrosa dalam nira
akan rusak.
9

13. IMC

a. IMC berfungsi memindahkan ampas tebu dari gilingan satu ke gilingan


lainnya.
b. Mesin penggeraknya adalah motor listrik.
14. Sistem control

a. System control berfungsi untuk mengontrol jalanya proses gilingan tebu.


Sytem control ini di operasikan dengan control elektrik/sistem komputerisasi.

K3 yang di gunakan pada stasiun gilingan :


a. Masker
b. Pelindung kepala
c. Penyumbat telinga
d. Sepatu
Resiko pada stasiun gilingan apabila tidak menggunakan K3 :
a. Kepekaan pendengaran
b. Iritasi kulit
c. Iritasi mata
d. Suhu badan naik
Perawatan pada alat stasiun gilingan :
a. Pembersihan 1 jam 2 kali.
2

STASIUN PEMURNIAN atau PENGENDAPAN

Tujuan proses pemurnian adalah menghilangkan zat bukan gula sebanyak


mungkin dari dalam nira dengan kehilangan gula sesedikit mungkin dan biaya
seminimal mungkin. Untuk lebih memahami proses yang terjadi pada stasiun
pemurnian atau pegendapan, maka perlu diamati bagian – bagian yang ada di stasiun
ini di antaranya :
1. Bak Nira Mentah

a. Bak Nira Mentah berfungsi untuk menampung nira mentah serta menghitung
volume nira yang masuk agar dapat dikalkulasikan bahan – bahan yang
dibutuhkan selama proses pembuatan gula serta memperkirakan jumlah gula
yang dihasilkan. Dalam di bak nira mentah ada penambahan asam phospat
(H3PO4) yang akan bereaksi dengan susu kapur.
b. Bak Nira Mentah terdiri dari bagian – bagian yang lain yaitu :
1) Bak Nira
2) Timbangan atau Flowmeter
3) Pompa Centrifugal memompa dan mengalirkan nira
4) Ozonizer menambahkan O2 dan membnuh bakteri
c. Mekanisme di Bak Nira Mentah
1) Nira dari St. Gilingan Barat dan St. Giligan Timur masuk ke bak nira
mentah
2) Nira lalu dihitung volumenya mengunakan :
a) Timbangan meggunakan beberapa tabung yang telah distandartkan
ukurannya dan diberi penanda pada volume yang telah ditentukan.
Nira masuk ke dalam tabung melalui pipa yang ada di bagian bawah
tabung, lalu memenuhi tabung hingga batas tersebut, setelah itu nira
secara otomatis akan turun dan masuk ke dalam tabung selanjutnya
11

hingga tabung yang terakhir. Hal ini bertujuan agar didapatkan hasil
yang akurat.
b) Flowmeter menggunakan system sensorik yang dihubungkan
dengan alat elektronik sehingga volume nira yang masuk dapat
secara langsung terhitung volumenya secara akurat.
3) Kemudian nira dialirkan ke juice heater I dengan bantuan pompa
centrifugal
2. Juice Heater I

a. Juice heater ini berfungsi untuk memanaskan nira hingga suhunya 75oC –
80oC (jika terlalu tinggi akan menyebabkan inverse membentuk glukosa dan
fruktosa) dan membunuh bakteri yang ada dalam nira. Juice heater ini
memiliki 2 lintasan nira.
b. Bagian – bagian Juice Heater yaitu :
1) Shell, silinder yang fungsinya sebagai wadah megalirnya zat.
2) Tube, pemisah dan pengantar panas.
3) Buffle, mengarahkan aliran nira dalam tube dan memperluas kontak
panas antara konduktor dengan nira yang dipanaskan.
c. Mekanisme di juice heater I
1) Nira dari bak nira mentah masuk ke juice heater I untuk dipanaskan
hingga suhunya 75oC – 80oC
2) Pada juice heater ini digunakan uap bleeding ( uap nira dari evaporator)
dan uap bekas turbin.
3) Setelah itu nira dialirkan melalui pipa masuk ke defikator.
12

3. Tangki Susu Kapur

a. Tangki Susu Kapur berfungsi sebagai tempat yang digunakan untuk


menampung susu kapur. Susu kapur berfungsi untuk mengendapkan kotoran
dalam nira mentah dan menetralkan nira mentah yang asam agar tidak terjadi
inversi.
b. Cara kerja alat ini yaitu susu kapur yang ada dalam tangki dialirkan ke
4. Defikator

a. Berfungsi sebagai tempat penambahan susu kapur (Ca(OH)2) dan nira kental.
Susu kapur berfungsi menaikkan pH 8,2 menjadi 8,4 yang bereaksi dengan
asam phospat (H3PO4) membentuk garam Ca3(PO4)2 yang dapat mengikat
butiran dalam nira.
b. Mekanisme di defikator yaitu nira dari juice heater I dalirkan ke defikator
untuk ditambahkan susu kapur yang ada di dalam wadah penampung susu
kapur dan juga nira kental
13

5. Sulfur Burner

a. Sulfur Burner berfungsi untuk memanaskan Sulfur (SO2) agar menjadi uap
Sulfur (SO2).
b. Cara kerja alat ini yaitu membakar belerang di dalam Sulfur Burner. PG. Rejo
Agung Baru Madiun menggunakan Sulfur Burner dengan tipe Rotary. Jadi
belerang yang ada di dalam Rotary Sulfur Burner yang berupa badan berputar
mengalami pembakaran yang dimasukkan secara kontinyu. PG. Rejo Agung
Baru Madiun memiliki 2 buah unit Rotary Sulfur Burner.
6. Sulfitir

a. Sulfitir berfungsi untuk menghisap sedikit uap belerang ke sulfur tower


b. Cara kerja alat ini yaitu sulfitir menghisap sedikit uap belerang dari sulfur
burner untuk ditempatkan di sulfur tower.
7. Sulfur Tower
14

a. Sulfur tower berfungsi sebagai tempat terjadinya kontak antara nira yang
sudah ditambah kapur dengan gas SO2. Penambahan uap belerang
dimaksudkan untuk menurunkan pH nira.
b. Cara kerja alat ini yaitu nira dari defikator dialirkan ke sulfur tower untuk
diturunkan pH-nya menggunakan uap belerang, setelah itu nira masuk ke
Reaktion Tank (Reaktor)
8. Reaktor atau Reaktion Tank

a. Reaktor berfungsi sebagai penghantar nira pada suhu titik didihnya.


b. Cara kerja alat ini yaitu nira dari sulfur tower yang masuk ke dalam reaktor
dipanaskan dengan maksud memudahkan pelepasan gas – gas yang
terkandung dalam nira pada flash tank sehingga tidak mengganggu proses
pengendapan. Setelah itu nira dialirkan ke juice heater II.
9. Juice Heater II

a. Juice Heater II berfungsi untuk memanaskan nira jernih atau membantu kerja
evaporator, menyiapkan agar gas terlarut dapat keluar pada flask tank serta
mempercepat pengendapan pada clarifier.
b. Cara kerja alat ini yaitu nira dari reaktor masuk untuk dipanaskan hingga
suhunya mencapai 105oC – 110oC. Setelah itu nira dialirkan ke flash tank atau
exapeunder. Juice heater II memiliki 3 laluan lintasan nira.
15

10. Flash Tank atau Expaunder

a. Flash tank berfungsi mengeluarkan gas atau udara yang terkandung dalam
nira.
b. Cara kerja alat ini yaitu nira yang masuk ke flash tank dari juice heater II
dikeluarkan gas yang terkandung di dalam nira agar tidak menghambat proses
pengendapan. Setelah itu nira dialirkan ke clarifier.
11. Tangki Flokulan

a. Tangki Flokulan berfungsi sebagai penampung flokulan. Bahan ini bertindak


sebagai pengikat dari partikel-partikel halus yang ada dalam nira hingga
meggumpal menjadi partikel yang besar yang mudah mengendap.
b. Cara kerjanya yaitu flokulan diberikan pada nira pada saat nira tinggal di
dalam single tray clarifier. Sebelumnya flokulan dilarutkan atau dicampur
dengan air di dalam tangki berpengaduk kemudian ditambahkan ke dalam
single tray clarifier agar bercampur dengan nira sehingga akan terpisah antara
nira jernih dan nira kotor.
12. Clarifier
16

a. Clarifier berfungsi untuk mengendapkan kotoran-kotoran yang terbentuk


selama proses pemurnian sehingga dapat terpisah antara nira jernih dan nira
kotor. Type yang digunakan oleh PG. Rejo Agung Baru Madiun adalah Single
Tray Clarifier.
b. Mekanisme kerja Single Tray Clarifier yaitu nira dari flash tank turun ke
single tray clarifier. Flokulan yang pada tangki flokulan kemudian dialirkan
melalui pipa menuju Single tray clarifier untuk mempercepat proses
pengendapan. Di dalam single tray clarifier nira terpisah menjadi 2 yaitu nira
jernih dan nira kotor. Nira jernih dialirkan ke DSM screen untuk disaring
kemudian ditampung ke bak tunggu nira jernih (clear juice tank) yang
selanjutnya dialirkan menuju Voor Cooker (St. Penguapan). Sedangkan nira
kotor yang kemungkinan masih mengandung gula dipompa ke tangki mixing
bagacillo.
13. Alat Penyaring Nira Encer (DSM Screen)

a. Alat penyaring nira encer berfungsi menyaring kotoran yang melayang atau
tidak terendapkan pada Single Tray Clarifier.
b. Cara kerja alat ini yaitu nira jernih dari single tray clarifier dialirkan ke DSM
screen untuk disaring, setelah itu hasil saringannya ditampung di bak tungu nira
jernih (clear juice tank) atau di voor cooker (St. Penguapan) untuk diolah di
evaporator.
14. Tangki Mixing Bagacillo
a. Tangki mixing bagacillo berfungsi untuk mencampur nira kotor dengan ampas
halus (ampas yang telah dipisahkan dari ampas kasar pada bagasse conveyor).
17

15. Rotary Vacuum Filter

a. Rotary vacuum filter berfungsi untuk memisahkan gula dari kotoran atau
blotong.
b. Cara kerja rotary yaitu pada saat sylinder vacuum filter berputar, saringan pada
rotary vacuum filter akan tercelup nira dan menyedot nira kotor karena pada
daerah ini berhubungan dengan daerah vacuum rendah, sehingga kotoran
menempel pada saringan. Selanjutnya silinder berhubungan dengan daerah
vacuum tinggi dan pada keadaan ini lapisan blotong disemprot dengan air
panas secara merata untuk membilas sisa-sisa nira yang belum tersedot (masa
pencucian). Kemudian saringan tidak berhubungan dengan ruang vacuum dan
diharapkan blotong sudah mulai lepas dari saringan, sehingga saringan mudah
dibersihkan oleh skrap karet untuk mempecepat pelepasan blotong. Sedangkan
blotong dipisahkan sebagai bahan buangan dan dimanfaatkan untuk pupuk bagi
para petani.
16. Tangki Filtrat

a. Tangki filtrat berfungsi sebagai tempat menampung nira yang dihasilkan dari
rotary vacuum filter (nira tapis). Kemudian dari tangki filtat nira tapis dialirkan
kembali ke bak nira mentah untuk diolah kembali.
18

ST. PENGUAPAN

Proses penguapan adalah proses perubahan air menjadi uap sehingga air dapat
dipisahkan dari nira. Pada proses penguapan akan terjadi proses perpindahan panas
dari media pemanas ke nira sehingga air yang tadinya berada pada fase cair di dalam
nira berubah menjadi fase uap.
Tujuan Evaporasi adalah untuk memperoleh larutan pekat dari larutan encer
dengan jalan pendidihan dan penguapan.

Gambar Pan Penguapan (Evaporator)


19

Untuk lebih memahami proses yang terjadi pada stasiun penguapan, perlu
diamati bagian – bagian yang ada di stasiun ini diantaranya :

1. Voor Cooker

a. Voor cooker berfungsi sebagai pemanasan sementara/menghilangkan kadar


air di dalam nira dan juga untuk mempersiapkan nira untuk diuapkan lebih
lanjut di evaporator.
b. Cara kerja alat ini yaitu proses awal di stasiun terjadi di bagian penguapan
I, yaitu Voor Cooker. Voor Cooker juga menghasilkan uap nira yang
dinamakan Bleeding (penyadapan uap). Uap nira tersebut dialirkan menuju
ke badan evaporator selanjutnya dan menuju ke Juice Heater. Cara
menghitung Bleeding secara manual memakai digital(secara langsung).
Tekanan maksimal Bleeding: 0,57. Tetapi, pada saat di PG = 0,46 dan
0,47(standart). Tetapi, jika tekanan >0,57 nira yang akan membuih
2. Evaporator
Di PG. Rejo Agung Baru Madiun terdapat 10 pan penguapan. Ada 8 pan
yang beroperasi. Karena 2 pan penguapan(1 di sebelah timur dan 1 sebelah
barat) sedang dalam pembersihan. Pembersihan pan berbeda-beda. Pan yang
paling sering dibersihkan adalah pan 3 dan 4. Sedangkan pan yang jarang
dibersihkan adalah 1 dan 2 (bisa 2 minggu sekali).
20

Jadwal pembersihan Pan Penguapan(Evaporator)

Gambar Jadwal Pembersihan

a. Bagian-bagian Evaporator:
1) Bagian dalam :
a) Badan merupakan bagian dari evaporator bagian dalam yang
berbentuk seperti pipa memanjang (digunakan untuk tempat
mengalirnya nira)
b) Tromol ruang/celah-celah tempat jalannya uap nira dari ketel
2) Bagian kulit pan evaporator:
Kulit pan penguapan terdapat 2 lapisan. Lapisan Pertama: Stainless
steel (tidak menggunakan besi karena agar tidak mudah korosi), lapisan
kedua: Case Iron (penghambat panas keluar/ untuk meredam panas agar
tidak sampai keluar).
b. Cara kerja Pan Evaporator:
1) Uap dan Nira encer dari pemurnian menuju ke Voor Cooker.
2) Dari Voor Cooker, nira tersebut dipanaskan sementara atau didihkan
sementara.
3) Setelah nira tersebut masak, nira dialirkan lagi menuju ke pan I.
Tekanan : 1 atm
4) Dari pan I nira dan uap dialirkan lagi menuju ke pan II. Tekanan pada
pan II: 1 atm (mengapa tekanan pada pan I dan II sama? Karena, suhu
di PG ideal. Dan itu juga tergantung memakai vacum atau tidak. Jika
memakai Vacum tekanannya bisa = 0)
21

5) Lalu, dari pan II akan dialirkan menuju ke pan III. Tekanan pan III = -
20
6) Kemudian dari pan III akan dialirkan lagi menuju ke pan IV. Tekanan
pan ke-IV = 55-60
7) Proses terakhir, yaitu uap dan nira dari pan IV akan dialirkan ke
Kondensor.
3. Kondensor
a. Condensor digunakan untuk mendinginkan uap nira dari badan akhir
evaporator.
b. Cara Kerja
1) Uap dari pan 4 uap dialirkan masuk ke kondensor
2) Di dalam kondensor tersebut ditambah air injeksi/pendingin

3) Uap akan berubah menjadi dingin

4) Lalu uap tersebut akan tersedot ke mesin pendingin

5) Uap tersebut akan menghasilkan butiran air yang dinamakan air


jatuhan(suhu air jatuhan tersebut : 45-48oC)
c. Pengujian air Kondensat
Pengujian air kondensat dilakukan dengan menggunakan larutan Asam
Sulfat dan Alkohol. Caranya dengan mencampur air kondensat dengan
Asam Sulfat dan Alkohol. Jika hasil ujinya berwarna jernih menandakan
bahwa air kondensat tersebut tidak mengandung gula. Tetapi jika air
kondensatnya berwarna keruh menandakan bahwa air kondensat tersebut
masih mengandung gula.
22

Pengujian air kondensat yang dicampur dengan Asam Sulfat dan Alkohol dan
berwarna jernih (tidak mengandung gula)

Berwarna keruh(mengandung gula)

Melalui 2 peti :
1) Peti Biru : Menuju Boiler, ketel (jika air kondensat yang sudah diuji
tidak mengandung gula)
2) Peti Merah: Menuju Imbibisi (jika air kondensat mengandung gula akan
dilanjutkan ke proses)

Gambar Peti Biru dan Peti Merah

4. Alat yang terdapat pada pan penguapan


23

a. Termometer Tromol berfungsi untuk mengukur suhu pada pan.

b. Tekanan Tromol berfungsi untuk mengukur tekanan yang terdapat pada pan.
c. Manometer terdiri dari :
1) Manometer atas berfungsi untuk melihat kekentalan nira.
2) Manometer tengah berfungsi untuk mengukur suhu panas.
3) Manometer bawah berfungsi untuk melihat tekanan kondensor
5. Valep / kran pengeluaran nira:
a. Kran Oranye merupakan Output
b. Kran Hijau : Bypass
c. Kran Kuning : Input
6. Viskositas/kekentalan
Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas nira menggunakan
Manometer. Satuan viskositas memakai oBE=minimal 30 0BE.Jika di BRIX di
kali 2 (BRIX=Kadar zat kering (padat) terlarut , padatan tersebut adalah
saccharosa dan bukan gula.

Brix = % pol + bukan gula).


Berarti di kali 2 = 30.2 = 60
7. Vaccum
adalah keadaan dimana temepratur/suhu pada evaporator diturunkan agar
gula tidak rusak/pecah. Vacuum itu sendiri dibagi menjadi 2; Condensor dan
Pipa Vaccum. Pipa Vaccum untuk menurunkan suhu di dalam pan, jika suhu
di dalam pan >1 atm. Jadi jika memakai Vaccum di dalam pan, energi yang
diperlukan lebih sedikit. Karena, pada proses pendidihan nira sushunya tidak
24

>1 atm dan otomatis akan membuat energi yang diperlukan tidak
banyak/sedikit. Tekanan Vacum: 60-65(tekanan ideal). Jika >65, lebih
bagus/lebih baik(karena akan mempermudah uap menuju proses selanjutnya)
8. Cara membersihkan kerak:
a. Pembersihan manual dilakukan oleh 10 orang
b. Dibersihkan dengan pipa panjang
c. Jika tidak sulit membersihkannya 3-5 jam sudah selesai
d. Dapat juga menggunakan bahan kimia/obat(Fultabio yang berbentuk
serbuk). Jika menggunakan Fultabio caranya:
1) Fultabio disebar keseluruh bagian pipa
2) Ditambahkan air. Air direbus di dalam pipa pan tersebut.
3) Otomatis kerak tersebut akan larut bersama air.
9. Pengeluaran nira kental di bagian akhir
a. Untuk mengetahui kekentalan nira menggunakan alat menometer:
1) Viskositas nira yang ideal : 30-35 boume. Paling baik/ideal : 32 boume.
2) Jika <30 = encer dan jika >35 = karamel

Anda mungkin juga menyukai