Disusun oleh :
1. Devi Yulinarningtyas F. (12)
2. Salsabila Febriyanti (23)
3. Wiwik Dwi Agustini (25)
1
2
Stasiun Gilingan
Stasiun gilingan berfungsi untuk memerah nira dari tebu semaksimal mungkin
dan mencegah kehilangan nira seminimal mungkin baik secara chemist, misalnya
kerusakan nira/inverse karena bakteri Leuconostoc sp. dan fisis, misalnya nira terbawa
oleh ampas. Sebelum tebu masuk ke gilingan, tebu mendapat proses pendahuluan,
yaitu CC I dan CC II (Cane Cutter I & II),yang berfungsi untuk memotong tebu
menjadi potongan-potongan kecil dan ada juga Unigrator yang berfungsi untuk
menghancurkan, menyayat tebu, sehingga membentuk serabut dan mudah untuk
diperah, selain itu juga digunakan untuk membuka sel batang tebu. Sehingga alat
pemerah ini dapat memisahkan nira semaksimal mungkin. Untuk lebih memahami
proses yang terjadi pada stasiun Gilingan, perlu di amati bagian-bagian yang ada di
stasiun ini di antaranya :
1. Meja Tebu
a. Meja Tebu berfungsi mengatur umpan tebu ke cane preparation agar rata dan
stabil serta menampung tebu dari hoist crane dan masuk ke cane carrier dan
dipotong di cane cutter.
b. Mesin penggerak pada meja tebu adalah elektromotor.
c. Cara kerja di meja tebu yaitu :
1) Tebu yang berada diatas meja tebu digerakkan oleh elektromotor menuju
cane cutter melalui cane carrier.
2) Pada meja tebu terdapat Pos PMT (Premi Mutu Tebu) yang digunakan
untuk mengawasi tebu apakah sudah bersih atau masih kotor.
3) Setelah itu, tebu kemudian diparut oleh landasan, hal ini dilakukan terus
menerus sampai tebu menjadi serabut.
2. Crane Tebu
3
a. Crane tebu berfungsi untuk mengangkat tebu dari lori/truk untuk di pindahkan
ke meja tebu.
b. Cara kerja crane tebu yaitu tebu yang berada di dalam lori atau truck diangkat
mengunakan crane tebu kemudian dipindahkan ke meja tebu.
c. Mesin pengeraknya adalah elektromotor.
3. Cane Carier
a. Cane carier berfungsi sebagai jalur untuk membawa tebu ke alat pencacah
(Cane Cutter dan unigrator)
b. Cara kerja alat ini yaitu tebu dari meja tebu akan jatuh ke cane careir lalu cane
carier akan berjalan melewati cane cutter dan unigrator untuk proses
pencacahan tebu.
c. Mesin penggeraknya adalah elektromotor.
4. Cane Cutter I & II
5. Unigrator
a. Fungsi dari gilingan adalah untuk memeras tebu dan menghasilkan nira
semaksimal mungkin. Dalam 1 unit gilingan terdiri atas :
1) Roll atas, berfungsi bergerak naik turun setelah adanya tekanan hidrolik,
sehingga dapat memeras nira.
2) Roll depan, berfungsi bersama dengan roll atas memeras nira yang masuk
ke gilingan.
3) Roll belakang, berfungsi bersama dengan roll atas memeras nira
5
8. DSM Screen
a. DSM screen berfungsi sebagai tempat untuk memisahkan antara nira dengan
ampas yang masih terikat. Dalam PG. Rejo Agung Baru Madiun terdapat 2
buah DSM Screen dengan ukuran 0,5. Cara membersihkan alat ini dengan cara
disemprot dengan air steam lalu disikat secara manual.
b. Cara Kerja alat ini yaitu nira yang dihasilkan dari proses pemerasan pada
stasiun gilingan kemudian nira disaring pada DSM Screen dan dialirkan ke St.
Pemurnian untuk ditampung pada tangki (bak) nira mentah.
9. System Hydrolik Gilingan
a. Saluran nira atau talang nira berfungsi sebagai tempat pengaliran nira menuju
bak penampung nira. Talang nira terbuat dari stenlis (untuk saat ini).
Keuntungannya tahan lama, dan mudah di bentuk. Proses pengelasannya
menggunakan kawat nikel. Pada zaman dahulu talang nira terbuat dari tembaga
, keuntungan menggunakan tembaga ialah tembaga tersebut dapat mengisolasi
bakteri. Kerugiannya bahan yang digunakan untuk mengelas harganya sangat
mahal karena bahan tersebut dari kuningan.
b. Cara kerja alat ini adalah mengalirkan nira
11. Pompa nira
a. Pompa nira berfungsi untuk mengalirkan massa dari satu tempat ke tempat lain
dengan cara berputar.
b. Cara kerja alat ini yaitu sebelum pompa di nyalakan, pada ruang pompa harus
di isi penuh dengan nira. Jika ruang pompa belum di penuhi dengan nira maka
akan terdapat udara di dalam ruang pompa dan bisa menyebabkan kerusakan
pada pompa. Jenis pompa yang di gunakan adalah pompa open dan close.
12. Sistem Imbibisi
a. Fungsi air imbibisi adalah :
1) Untuk melarutkan kandungan gula (sukrosa ) yang masih tertinggal dalam
ampas secara maksimal tanpa memberatkan proses selanjutnya.
2) Membunuh bakteri atau mikroorganisme Leuconostoc.
b. Yang di gunakan sebagai air imbibisi adalah air panas dengan suhu maksimum
80oC. Tujuannya yaitu :
1) Membunuh bakteri yang ada dalam nira.
2) Mengkondisikan nira supaya reaksi berjalan optimal.
3) Bila suhu terlalu tinggi dan dalam waktu yang lama, sukrosa dalam nira
akan rusak.
9
13. IMC
a. Bak Nira Mentah berfungsi untuk menampung nira mentah serta menghitung
volume nira yang masuk agar dapat dikalkulasikan bahan – bahan yang
dibutuhkan selama proses pembuatan gula serta memperkirakan jumlah gula
yang dihasilkan. Dalam di bak nira mentah ada penambahan asam phospat
(H3PO4) yang akan bereaksi dengan susu kapur.
b. Bak Nira Mentah terdiri dari bagian – bagian yang lain yaitu :
1) Bak Nira
2) Timbangan atau Flowmeter
3) Pompa Centrifugal memompa dan mengalirkan nira
4) Ozonizer menambahkan O2 dan membnuh bakteri
c. Mekanisme di Bak Nira Mentah
1) Nira dari St. Gilingan Barat dan St. Giligan Timur masuk ke bak nira
mentah
2) Nira lalu dihitung volumenya mengunakan :
a) Timbangan meggunakan beberapa tabung yang telah distandartkan
ukurannya dan diberi penanda pada volume yang telah ditentukan.
Nira masuk ke dalam tabung melalui pipa yang ada di bagian bawah
tabung, lalu memenuhi tabung hingga batas tersebut, setelah itu nira
secara otomatis akan turun dan masuk ke dalam tabung selanjutnya
11
hingga tabung yang terakhir. Hal ini bertujuan agar didapatkan hasil
yang akurat.
b) Flowmeter menggunakan system sensorik yang dihubungkan
dengan alat elektronik sehingga volume nira yang masuk dapat
secara langsung terhitung volumenya secara akurat.
3) Kemudian nira dialirkan ke juice heater I dengan bantuan pompa
centrifugal
2. Juice Heater I
a. Juice heater ini berfungsi untuk memanaskan nira hingga suhunya 75oC –
80oC (jika terlalu tinggi akan menyebabkan inverse membentuk glukosa dan
fruktosa) dan membunuh bakteri yang ada dalam nira. Juice heater ini
memiliki 2 lintasan nira.
b. Bagian – bagian Juice Heater yaitu :
1) Shell, silinder yang fungsinya sebagai wadah megalirnya zat.
2) Tube, pemisah dan pengantar panas.
3) Buffle, mengarahkan aliran nira dalam tube dan memperluas kontak
panas antara konduktor dengan nira yang dipanaskan.
c. Mekanisme di juice heater I
1) Nira dari bak nira mentah masuk ke juice heater I untuk dipanaskan
hingga suhunya 75oC – 80oC
2) Pada juice heater ini digunakan uap bleeding ( uap nira dari evaporator)
dan uap bekas turbin.
3) Setelah itu nira dialirkan melalui pipa masuk ke defikator.
12
a. Berfungsi sebagai tempat penambahan susu kapur (Ca(OH)2) dan nira kental.
Susu kapur berfungsi menaikkan pH 8,2 menjadi 8,4 yang bereaksi dengan
asam phospat (H3PO4) membentuk garam Ca3(PO4)2 yang dapat mengikat
butiran dalam nira.
b. Mekanisme di defikator yaitu nira dari juice heater I dalirkan ke defikator
untuk ditambahkan susu kapur yang ada di dalam wadah penampung susu
kapur dan juga nira kental
13
5. Sulfur Burner
a. Sulfur Burner berfungsi untuk memanaskan Sulfur (SO2) agar menjadi uap
Sulfur (SO2).
b. Cara kerja alat ini yaitu membakar belerang di dalam Sulfur Burner. PG. Rejo
Agung Baru Madiun menggunakan Sulfur Burner dengan tipe Rotary. Jadi
belerang yang ada di dalam Rotary Sulfur Burner yang berupa badan berputar
mengalami pembakaran yang dimasukkan secara kontinyu. PG. Rejo Agung
Baru Madiun memiliki 2 buah unit Rotary Sulfur Burner.
6. Sulfitir
a. Sulfur tower berfungsi sebagai tempat terjadinya kontak antara nira yang
sudah ditambah kapur dengan gas SO2. Penambahan uap belerang
dimaksudkan untuk menurunkan pH nira.
b. Cara kerja alat ini yaitu nira dari defikator dialirkan ke sulfur tower untuk
diturunkan pH-nya menggunakan uap belerang, setelah itu nira masuk ke
Reaktion Tank (Reaktor)
8. Reaktor atau Reaktion Tank
a. Juice Heater II berfungsi untuk memanaskan nira jernih atau membantu kerja
evaporator, menyiapkan agar gas terlarut dapat keluar pada flask tank serta
mempercepat pengendapan pada clarifier.
b. Cara kerja alat ini yaitu nira dari reaktor masuk untuk dipanaskan hingga
suhunya mencapai 105oC – 110oC. Setelah itu nira dialirkan ke flash tank atau
exapeunder. Juice heater II memiliki 3 laluan lintasan nira.
15
a. Flash tank berfungsi mengeluarkan gas atau udara yang terkandung dalam
nira.
b. Cara kerja alat ini yaitu nira yang masuk ke flash tank dari juice heater II
dikeluarkan gas yang terkandung di dalam nira agar tidak menghambat proses
pengendapan. Setelah itu nira dialirkan ke clarifier.
11. Tangki Flokulan
a. Alat penyaring nira encer berfungsi menyaring kotoran yang melayang atau
tidak terendapkan pada Single Tray Clarifier.
b. Cara kerja alat ini yaitu nira jernih dari single tray clarifier dialirkan ke DSM
screen untuk disaring, setelah itu hasil saringannya ditampung di bak tungu nira
jernih (clear juice tank) atau di voor cooker (St. Penguapan) untuk diolah di
evaporator.
14. Tangki Mixing Bagacillo
a. Tangki mixing bagacillo berfungsi untuk mencampur nira kotor dengan ampas
halus (ampas yang telah dipisahkan dari ampas kasar pada bagasse conveyor).
17
a. Rotary vacuum filter berfungsi untuk memisahkan gula dari kotoran atau
blotong.
b. Cara kerja rotary yaitu pada saat sylinder vacuum filter berputar, saringan pada
rotary vacuum filter akan tercelup nira dan menyedot nira kotor karena pada
daerah ini berhubungan dengan daerah vacuum rendah, sehingga kotoran
menempel pada saringan. Selanjutnya silinder berhubungan dengan daerah
vacuum tinggi dan pada keadaan ini lapisan blotong disemprot dengan air
panas secara merata untuk membilas sisa-sisa nira yang belum tersedot (masa
pencucian). Kemudian saringan tidak berhubungan dengan ruang vacuum dan
diharapkan blotong sudah mulai lepas dari saringan, sehingga saringan mudah
dibersihkan oleh skrap karet untuk mempecepat pelepasan blotong. Sedangkan
blotong dipisahkan sebagai bahan buangan dan dimanfaatkan untuk pupuk bagi
para petani.
16. Tangki Filtrat
a. Tangki filtrat berfungsi sebagai tempat menampung nira yang dihasilkan dari
rotary vacuum filter (nira tapis). Kemudian dari tangki filtat nira tapis dialirkan
kembali ke bak nira mentah untuk diolah kembali.
18
ST. PENGUAPAN
Proses penguapan adalah proses perubahan air menjadi uap sehingga air dapat
dipisahkan dari nira. Pada proses penguapan akan terjadi proses perpindahan panas
dari media pemanas ke nira sehingga air yang tadinya berada pada fase cair di dalam
nira berubah menjadi fase uap.
Tujuan Evaporasi adalah untuk memperoleh larutan pekat dari larutan encer
dengan jalan pendidihan dan penguapan.
Untuk lebih memahami proses yang terjadi pada stasiun penguapan, perlu
diamati bagian – bagian yang ada di stasiun ini diantaranya :
1. Voor Cooker
a. Bagian-bagian Evaporator:
1) Bagian dalam :
a) Badan merupakan bagian dari evaporator bagian dalam yang
berbentuk seperti pipa memanjang (digunakan untuk tempat
mengalirnya nira)
b) Tromol ruang/celah-celah tempat jalannya uap nira dari ketel
2) Bagian kulit pan evaporator:
Kulit pan penguapan terdapat 2 lapisan. Lapisan Pertama: Stainless
steel (tidak menggunakan besi karena agar tidak mudah korosi), lapisan
kedua: Case Iron (penghambat panas keluar/ untuk meredam panas agar
tidak sampai keluar).
b. Cara kerja Pan Evaporator:
1) Uap dan Nira encer dari pemurnian menuju ke Voor Cooker.
2) Dari Voor Cooker, nira tersebut dipanaskan sementara atau didihkan
sementara.
3) Setelah nira tersebut masak, nira dialirkan lagi menuju ke pan I.
Tekanan : 1 atm
4) Dari pan I nira dan uap dialirkan lagi menuju ke pan II. Tekanan pada
pan II: 1 atm (mengapa tekanan pada pan I dan II sama? Karena, suhu
di PG ideal. Dan itu juga tergantung memakai vacum atau tidak. Jika
memakai Vacum tekanannya bisa = 0)
21
5) Lalu, dari pan II akan dialirkan menuju ke pan III. Tekanan pan III = -
20
6) Kemudian dari pan III akan dialirkan lagi menuju ke pan IV. Tekanan
pan ke-IV = 55-60
7) Proses terakhir, yaitu uap dan nira dari pan IV akan dialirkan ke
Kondensor.
3. Kondensor
a. Condensor digunakan untuk mendinginkan uap nira dari badan akhir
evaporator.
b. Cara Kerja
1) Uap dari pan 4 uap dialirkan masuk ke kondensor
2) Di dalam kondensor tersebut ditambah air injeksi/pendingin
Pengujian air kondensat yang dicampur dengan Asam Sulfat dan Alkohol dan
berwarna jernih (tidak mengandung gula)
Melalui 2 peti :
1) Peti Biru : Menuju Boiler, ketel (jika air kondensat yang sudah diuji
tidak mengandung gula)
2) Peti Merah: Menuju Imbibisi (jika air kondensat mengandung gula akan
dilanjutkan ke proses)
b. Tekanan Tromol berfungsi untuk mengukur tekanan yang terdapat pada pan.
c. Manometer terdiri dari :
1) Manometer atas berfungsi untuk melihat kekentalan nira.
2) Manometer tengah berfungsi untuk mengukur suhu panas.
3) Manometer bawah berfungsi untuk melihat tekanan kondensor
5. Valep / kran pengeluaran nira:
a. Kran Oranye merupakan Output
b. Kran Hijau : Bypass
c. Kran Kuning : Input
6. Viskositas/kekentalan
Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas nira menggunakan
Manometer. Satuan viskositas memakai oBE=minimal 30 0BE.Jika di BRIX di
kali 2 (BRIX=Kadar zat kering (padat) terlarut , padatan tersebut adalah
saccharosa dan bukan gula.
>1 atm dan otomatis akan membuat energi yang diperlukan tidak
banyak/sedikit. Tekanan Vacum: 60-65(tekanan ideal). Jika >65, lebih
bagus/lebih baik(karena akan mempermudah uap menuju proses selanjutnya)
8. Cara membersihkan kerak:
a. Pembersihan manual dilakukan oleh 10 orang
b. Dibersihkan dengan pipa panjang
c. Jika tidak sulit membersihkannya 3-5 jam sudah selesai
d. Dapat juga menggunakan bahan kimia/obat(Fultabio yang berbentuk
serbuk). Jika menggunakan Fultabio caranya:
1) Fultabio disebar keseluruh bagian pipa
2) Ditambahkan air. Air direbus di dalam pipa pan tersebut.
3) Otomatis kerak tersebut akan larut bersama air.
9. Pengeluaran nira kental di bagian akhir
a. Untuk mengetahui kekentalan nira menggunakan alat menometer:
1) Viskositas nira yang ideal : 30-35 boume. Paling baik/ideal : 32 boume.
2) Jika <30 = encer dan jika >35 = karamel