Anda di halaman 1dari 9

37

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Badan Pelayanan Kesehatan Rumah sakit Umum Daerah langsa didirikan

pada tahun 1915 oleh Pemerintah Kolonial belanda diatas area seluas ±35.800

𝑀2 yang terletak di jalan A.Yani No.I kecamatan Langsa Kota .BPK RSUD

langsa adalah Rumah Sakit Tipe B Non Pendidikan yang ditetapkan melalui

KepMenKes Tanggal 20 Mei 1997.

Berdasarkan Keputusan Presiden ( Kepres ) No. 40 tahun 2001 , Rumah

sakit Umum daerah Langsa Berganti menjadi Badan pelayanan kesehatan

Rumah Sakit Umum daerah langsa ( BPK RSUD ), sedangkan pada tahun

2005 berpindah kepemilikan menjadi bagian dari Pemerintah kota Langsa.

Ruang Rawatan Inap bersalin merupakan salah satu ruang perawatan dari

BPK RSUD Kota Langsa.

BPK RSUD Kota Langsa memiliki batasab-batasan sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan sungai dan Desa Sidoreja .

2. Sebelah Timur berbatasan dengan jalan Sidorejo.

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Jalan A.Yani.

4. Sebelah barat berbatasan dengan Kantor PLN.

Dalam Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Langsa mempunyai 2

Rawat Inap intensif dan 13 ruangan Rawat Inap. Rawat Inap terdiri dari Kelas

Utama A, Kelas Utama B, Perawatan Bedah A, Perawtan Bedah B, Ruang


38

Kebidanan, Ruang Neonatus, Ruang Anak, Ruang THT, Ruang JPS, dan

Ruang Intensif yang tersedia yaitu, Intensif Care Unit (ICCU).

Untuk Rawat Jalan mempunyai berbagai pelayanan yaitu poli kebidanan

Mata, THT, Diagnostik, Bedah, Paru-paru, Poli Kulit dan Kelamin, Penyakit

Dalam Wanita, Penyakit Dalam Pria, Umum, Jiwa dan Kardilogi,

Haemodialisa serta Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Penelitian ini dilakukan di Ruang Nifas Rumah Sakit Umum Langsa mulai

Tanggal 20 Agustus 23.

5.2. Hasil Penelitian

Analisis Univariat

5.2.1 Plasenta previa

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Ibu Dengan Kejadian Plasenta Previa
Diruang Nifas RSUD Langsa tahun 2012
No Plasenta previa F %
1 Ada 27 28,7
2 Tidak ada 67 71,3
Jumlah 94 100
Sumber : Data Sekunder di Olah Pada Tahun 2013
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 94 responden,

mayoritas tidak mengalami plasenta previa yaitu sebanyak 67

responden (71,3).
39

5.2.2 Paritas

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Paritas Ibu Dengan Kejadian Plasenta Previa
Diruang Nifas RSUD Langsa tahun 2012
No Paritas F %

1 Primipara 16 17
2 Multipara 23 24,5
3 GrandeMultipara 55 58,5
Jumlah 94 100
Sumber : Data Sekunder Di Pada Tahun 2013

Dari tabel di atas Dapat dilihat bahwa dari 94 responden ,mayoritas

ibu dengan paritas grandemultipara yaitu sebanyak 55 responden ( 58,5)

dan minoritas ibu dengan paritas primipara yaitu sebanyak 16 responden

(17,0) .

5.2.3 Usia
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Usia Ibu Dengan Kejadian Plasenta Previa
Diruang Nifas RSUD Langsa tahun 2012
No Usia F %

1 Resiko 58 61,7
2 Tidak beresiko 36 38,3
Jumlah 94 100
Sumber :Data Sekunder Di Olah Tahun 2013

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 94 responden ,mayoritas

ibu dengan usia resiko <20->35 tahun yaitu sebanyak 58 responden


40

(61,7%) dan minoritas ibu dengan usia tidak beresiko 20-35 tahun

sebanyak 36 responden (38,3).

Analisis Bivariat

5.2.4 Hubungan kejadian Plasenta Previa Berdasarkan Paritas

Tabel 5.4

Hubungan Kejadian Plasenta Previa Berdasarkan Paritas Diruang

Nifas Rumah Sakit Umum Daerah Langsa Tahun 2012

Plasenta previa
No Paritas Ya Tidak jumlah Pvalue
F % F % F %
1 Primipara 7 43,8 9 56,2 16 100
2 Multipara 10 43,5 13 56,5 23 100 0,027
3 grandeMultipara 10 18,2 45 81,8 55 100
Sumber : Data Sekunder Di Olah Tahun 2013

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 45 responden, mayoritas ibu

dengan grandeMultipara yaitu sebanyak (81,8%) dan dari Minoritas ibu

dengan grandemultipara yaitu sebanyak (18,2%).

Dari tabel di atas dapat kita simpulkan bahwa Ho di tolak maka Ha

diterima dengan Pvalue =0,027 < 0,05) sehingga ada hubungan antara

plasenta previa dengan paritas.


41

5.2.5 Hubungan kejadian plasenta previa berdasarkan usia

Tabel 5.5
Hubungan Kejadian Plasenta Previa Berdasarkan Usia Diruang
Nifas Rumah Sakit Umum Daerah Langsa
Plasenta previa
No Usia Jumlah Pvalue
Ya Tidak
F % F % F % F %
1 Resiko 6 10,3 52 89,7 58 100
2 Tidak beresiko 21 58,3 15 41,7 36 100 0.000
Sumber : Data Sekunder Di Olah Pada Tahun 2013

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 52 responden,Mayoritas dengan

ibu dengan usia beresiko <20->35 tahun yaitu sebanyak (89,7%) dan

Minoritas dengan ibu yang berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak (10,3%).

Dari tabel di atas dapat kita simpulkan bahwa Ho ditolak maka Ha

diterima dengan Pvalue =0,000 < 0,05) sehingga ada hubungan antara Plasenta

Previa dengan Usia.

5.3 Pembahasan

5.3.1. Plasenta previa

Penelitian yang dilakukan terhadap 94 responden ibu nifas yang

dirawat inap Di Ruang Nifas RSUD Langsa, menunjukan bahwa ibu

mengalami plasenta previa yaitu sebanyak (28,7%) dan ibu yang tidak

mengalami plasenta previa yaitu sebanyak (71,3%). Meskipin

presentase responden yang tidak mengalami plasenta previa lebih

tinggi yaitu (71,3%) dibandingkan responden yang mengalami


42

plasenta previa yaitu sebanyak (28,7) namun hal ini menunjukan

masih terdapat persentase yang tinggi pada responden yang

mengalami plasenta previa yaitu sebanyak 27 responden (28,7).

Menurut Hesty Febriyanti ”Hubungan antara Paritas dan Umur Ibu

dengan Kejadian Plasenta Previa pada Ibu Bersalin di Ruang

Kebidanan Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun

2009 terdapat sebanyak 50 orang (3,49%) insiden plasenta previa dari

1.432 jumlah persalinan.

Asumsi peneliti terhadap penelitian Di Rumah sakit Umum Daerah

Langsa di Ruang Nifas ,menunjukan bahwa mayoritas ibu yang

mengalami plasenta previa masih tinggi dikarnakan faktor usia ibu

<20->35 dan paritas ibu grandeMultipara sehingga terjadinya plasenta

previa.

5.3.2. Hubungan Kejadian Plasenta Previa Berdasarkan Paritas

Penelitian yang dilakukan terhadap 94 responden ibu nifas yang

dirawat inap Di Ruang Nifas RSUD Langsa,bahwa Mayoritas ibu dengan

grandemultipara yaitu sebanyak ( 81,8%) sedangkan minoritas ibu dengan

grandeMultipara yaitu sebanyak (18,1%) .

Berdasarkan hasil penelitian maka Ho gagal di tolak dengan Pvalue

= 0,027 < 0,05 sehingga kesimpulan peneliti adalah tidak ada hubungan

antara plasenta previa dengan paritas.


43

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitiann taufik

(2011) menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara paritas ibu

dengan kejadian plasenta previa,di peroleh didapatkan nilai p = 0.001,

dimana Ho diterima jika nilai  value >  (0,05) yang berarti tidak ada

hubungan paritas dengan kejadian plasenta previa dan Ho ditolak jika nilai

 value <  (0,05) yang berarti ada hubungan paritas dengan kejadian

plasenta previa.

Asumsi peneliti terhadap penelitian Di Rumah Sakit Umum Langsa

tentang plasenta previa berdasarkan paritas ,menunjukan bahwa mayoritas

tidak terjadinya plasenta previa yaitu sebanyak (81,8%) dan minoritas

yang terjadinya plasenta previa yaitu sebanyak (18,1%) dikarnakan ibu

tidak mengetahui penyebab plasenta previa, kemungkinan ada faktor-

faktor lain lebih dominan yang dapat menyebabkan terjadinya plasenta

previa selain Usia, Paritas yang diteliti oleh penulis. Faktor lain juga dapat

menjadi faktor ibu terjadinya plasenta previa. seperti Mioma

Uteri,Kelainan Janin,Bekas Aborsi.

5.3.3. Hubungan Kejadian Plasenta Previa Berdasarkan Usia

Penelitian ini menunjukan 94 responden ibu nifas yang dirawat

inap Di Ruang Nifas RSUD Langsa, bahwa Mayoritas ibu yang berusia

<20->35 tahun yaitu sebanyak (89,7%) sedangkan minoritas ibu yang

berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak (10,3%) berdasarkan Usia.


44

Berdasarkan penelitian maka Ha diterima dengan Pvalue=0,000 <

0,005,sehingga kesimpulan peneliti adalah ada hubungan antara usia

dengan kejadian plasenta previa.

. Hal ini sesuai dengan penelitian Ai Yeyeh (2010) yang

menyatakan ibu yang terlalu muda yaitu kurang dari 20 tahun atau diatas

35 tahun merupakan ibu dengan kejadian plasenta previa menyebabkan

terjadinya penyulit dalam kehamilan dan persalinan.

Hasil penelitian RSU Provinsi Lampung (2007) menunjukan bahwa

yang paling banyak mengalami adalah ibu pada kelompok usia 20-35

tahun sedangkan paling sedikit mengalami plasenta previa adalah ibu pada

kelompok >35 tahun dari analisis bivariat dengan melakukan uji-square

terdapat P:0,000 bahwa terdapat hubungan antara usia dengan kejadian

plasenta previa.

Asumsi peneliti terhadap penelitian Di Rumah Sakit Umum Daerah

Langsa tentang kejadian plasenta previa berdasar Usia,menunjukan bahwa

mayoritas tidak mengalami plasenta previa yaitu sebanyak (89,7%) dan

minoritas terjadinya plasenta previa yaitu sebanyak (10,3%) berdasarkan

usia <20->35 dikarnakan Usia ibu yang terlalu muda dan terlalu tua

sehingga terjadinya plasenta previa. seperti yang dikata oleh “Ai Yeyeh”

bahwa resiko terjadinya plasenta previa berhubungan dengan usia adalah :

usia 12-19 tahun,usia 20-29 tahun,usia 30-39 tahun ,usia diatas 40 tahun

.bahaya pada ibu dengan plasenta previa jika terjadi perdarahan yang
45

hebat,infeksi sepsis,Emboli Udara. Sementara bahaya untuk anak antara

lain : Hypoksia,perdaran dan shock.

Anda mungkin juga menyukai