BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan
masalah diabetes militus
1.3.2 Tujuan Khusus
1 Mahasiswa mampu mengidentifikasi pengkajian pada pasien lansia
dengan masalah diabetes militus.
2 Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa pada pasien lansia
dengan masalah diabetes militus.
3 Mahasiswa mampu menyusun tindakan pada pasien dengan masalah
diabetes militus.
4 Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien
dengan masalah diabetes militus
5 Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah
dilakukan.
5
BAB 2
TINJAUAN TEORI
1. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe 1 itu sendiri. Tetapi
mewarisi 1 predisposisi atau kecenderungan genetik kearah terjadinya
diabetes tipe 1
2. Faktor imunulogi
Terdapat respon autoimun. Respon ini merupakan respon abnormal
dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara beraksi
terhadap jeringan tersebut seolah-olah pada jaringan asing.
3. Faktor-faktor lingkungan
Penelitihan sedang dilakukan terhadap kemungkinan faktor-faktor
external yang dapat memicu destruksi sel beta sebagai contoh viru atau
tosin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destrusi
sel beta.
Pada diabetes tipe 2 penyebab resistansi insulin dab gangguan sekresi
insulin. Pada diabetes tipe ini sebenarnya tidak begitu jelas tetapi faktor yang
banyak berperan antara lain :
1. Kelainan genetik
Diabetes dapat menurut silsilah keluarga yang mangidap diabetas ini
terjadi karena DNA orang diabetes akan ikut di informasikan pada gen
berikutnya terkait dengan penurunan produksi insulin.
2. Usia
Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara diabetes
dan cepat pada usia 40 tahun penurunan ini yang akan bersiko pada
penurunan fungsi endokrin pankreas untuk mamproduksi insulin dan
resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun.
3. Gaya hidup stress
Stres kronis cenderuStres kronis cenderung membuat seseorang mencari
makan yang cepat saji yang kaya pengawet, Lemak dan gula. Manakan ini
berpengaruh besar pada kerja pankres. Stres juga akan meningkatkan
kerja metabolisme dan meningkatkan kebutuhan akan sumber energi yang
7
akan berakibat pada kenaikan kerja penkreas beban yang tinggi membuat
pankreas mudah rusak dan berdampak pada menurunan insulin.
4. Pola makan yang salah
Kurang gizi atau kelebihan berat dapat meningkatkan resiko terkait
diabetes. Malnutrisi dapat merusak pankreas sedangkan obesitas
meningkatkan gangguan kerja atau resistensi insulin. Pola makan tidak
teratur juga akan berperan ada ketidaksimambungan kerja pankreas.
5. Obesitas
Obeitas mengakibatkan sel-sel beta pankreas mengalami hipertrofi yang
akan berpengaruh terhadap penurunan produksi insulin. Hipertrofi
pankreas pada penderita obesitas disebabkan kerena peningkatan beban
metabolisme glukosa untuk mencukupi energi sel yang terlalu banyak.
9. Kelemahan tubuh.
10. Luka yang lama sembuh. Proses penyembuhan luka membutuhkan bahan
dasar utama dari protein dan unsur makanan yang lain bahan protein
banyak termulasikan untuk kebutuhan energi sel sehingga bahan yang
diperlukan untuk pengantian jaringan yang rusak mengalami gangguan
11. Laki-laki dapat terjadi impotensi. Ejakulasi dan dororngan seksualitas
menurun karena kerusakan hormon testosteron
12. Mata kabur karena katarak atau gangguan refraksi akibat perubahan pada
lensa oelh hiperglikemia.
Olah Raga :
Latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu selama ± ½ jam. Adanya
kontraksi otot akan merangsang peningkatan aliran darah dan penarikan
glukosa ke dalam sel. Penderita diabetes dengan kadar glukosa darah > 250
mg/dl dan menunjukkan adanya keton dalam urin tidak boleh melakukan
latihan sebelum pemeriksaan keton urine menunjukkan hasil negatif dan
kadar glukasa darah mendekati normal. Latihan dengan kadar glukosa tinggi
akan mangkatkan sekresi glukosa. Growth hormon dan ketekolamin.
Peningkatan hormon ini membuat hati melapar lebih banyak glukosa
10
Obat-obatan :
1. Golongan sulfoniluria : mengurangi sel beta pankreas mengeluarkan
insulin.
2. Golongan binguarid : merangsang sekresi insulin yang tidak
menyebabkan hipoglikemia
3. Alfa glukoridosa inhibitor : menghambat kerja insulindifa glukoridise di
dalam saluran cerna sehingga dapat menurunkan penyerapan glukosa dan
menurunkan hiperglikemia postpradial
4. Insulin sensitizing agent : efek farmakologi meningkatkan sensitifitas
berbagai masalah akibat resistensi insulin.
- Kerja cepat : RI (Regulair Insulin) dengan masa kerja 2-4 jam
Contoh obat : Actrapid
- Kerja sedang : NPN dengan masa kerja 6-12 jam
- Kerja lambat : PZI (Proteimme Zinc Insulin) dengan masa kerja 18-24
jam.
- Mukosa bibir
- Muntah atau tidak
f. B6 ( Muskuloskeletal dan kulit)
- Kemampuan kekuatan otot
- Turgor kulit
Diagnosa 2 :
Kurangnya volume cairan berhubungan dengan deuresi ormotik
Tujuan :
Kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi.
Kriteria Hasil :
Pasien menunjukan hisrasi yang adekuat di buktikan oleh tanda-tanda vital
stabil, nadiperifer dapat teraba, turgor kulit dan penginan kapiler, baik
haluaran urine tepat secara individu dan kadar elektrolit dalam batas
normal.
Intervensi :
1. Pantau tanda-tanda vital, catat adanya tekanan darah ortostatik.
2. Pantau pola nafas seprti adanya pernafasan kusmaul
3. Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas.
4. Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan memberan mukosa
5. Pantau masukan dan haluaran
6. Pertahankan untuk memberika ciran paling sedikit 2500 cc/hari dalam
batas yang dapat di tolerin jantung
7. Catat hal-hal seperti mual muntah dan distensi lambung
8. Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB,
nadi tidak teratur
9. Kolaborasi berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa
dextrose, pantau pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K)
16
Diagnosa 3 :
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan status metabolik
Tujuan :
Ganggua integritas kulit dapat berkurang atau menunjukan pemyembuhan
Kriteria Hasil :
Konsisi luka menunjukan adanya perbaikan jaringan dan tidak erinfeksi
Intervensi :
1. Kaji luka adanya epitalisasi, perubahan warna, edema, dan discharge.
Frekuensi ganti pembalut
2. Kaji adanya nyeri
3. Lakukan perawatan luka
4. Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi
5. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi
Diagnosa 4 :
Reriko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi kesehatan
Tujuan :
Pasien tidak mengalami injury
Kriteria Hasil :
Pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa mengalami injury
Intervensi :
1. Hindari lantai licin
2. Gunkan bad yang rendah
3. Orientasikan klien dengan ruangan
4. Bantu klien dalam melakukan aktivtas sehari-hari
5. Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi.