Sedekah
Sedekah
Sudah hal yang umum di Indonesia saling membantu ketika mendapati daerah lain mendapatkan
kesusahan. Jika kita melihat Indeks Hosfstede Insight, terdapat beberapa penilaian yaitu salah satunya
individualisme. Dalam dimensi Individualism mengacu pada tingkat saling ketergantungan yang
dimiliki masyarakat di antara anggotanya. Masyarakat dikatakan Individualism ketika orang-orang
didalamnya hanya sebatas menjaga diri dan keluarga dekat saja dan budaya individualistik mendorong
anggotanya agar mandiri, menekankan tanggungjawab serta hak-hak pribadi. Namun masyarakat
kolektivis memiliki kohesivitas yang tinggi antar anggotanya dan menekankan kewajiban pada
masyarakat atau kelompok daripada hak-hak pribadinya. Dalam indeks tersebut menempatkan
Indonesia dalam negara yang collectivist karena hanya mendapat skor sejumlah 14 dalam hal
individualism. Sehingga kita patut berbangga seraya terus menjaga budaya saling membantu ini ketika
terdapat kesusahan ditempat yang terjadi bencana.
Dalam masyarakat indonesia kita telah banyak mengenal istilah sedekah, salah satu konsep sedekah
yang kita kenal yaitu mendermakan harta, sedekah merupakan salah satu jalan untuk menanggulangi
kemiskinan, kesenjangan kekayaan, kekurangan harta, dan membantu meringankan beban orang lain.
Karena terdapat hak orang lain yang membutuhkan pada harta setiap manusia. Ini sesuai dengan
sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Umamah Shudai bin Ajlan yang
intinya memberikan kelebihan harta yang dimiliki maka itu suatu kebaikan. Sebaliknya bila seseorang
menahan maka itu merupakan sesuatu yang buruk. Beliau (Rasulallah) juga mengajak untuk memulai
memberikan Infak serta menekankan bahwa tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah.
Beberapa tahun terakhir banyak developer program yang perhatian dalam hal menciptakan aplikasi
sedekah yang berbasis online. Tren ini semakin banyak karena berbagai kemudahan yang didapatkan,
dan juga sesuai dengan kehidupan millenial sekarang yang menurut penelitian Dr. Katherine Taken
Smith pada tahun 2012 meneliti tentang studi berkelanjutan tentang strategi pemasaran digital
dengan target millennial yang menemukan hasil bahwa Millenial memiliki sebuah preferensi pasti
dalam bentuk tertentu dari pemasaran secara online, pemasaran secara online dianggap lebih efektif
dalam menarik perhatian Millenial untuk kunjungan berulang ke situs web dan menulis review secara
online. Dari penelitian tersebut bisa dapat disimpulkan bahwa terdapat rekomendasi yang dibuat
untuk merancang jenis iklan online yang akan digunakan, bagaimana perusahaan merancang situs web
mereka, bagaimana memotivasi kunjungan yang berulang ke situs web.