Anda di halaman 1dari 6

Nama Kelompok :

1. Sarah Wahyuningrum (16310507)


2. Nur Elvy S. (16310080)
3. Riyana Eka H. (16310199)
4. Rahma Bellany P. (16310092)
5 .Eli Anjarwati (16310450)
6. Iriensia Ainun P. (16310078)
7. Irma Yulia A. (16310076)
8. Deta Juliastono (18350355)
9. Rima Puji K. (19350330)
10. Dwi Indah A. (19350331)

HRD (Human Resource Department)


Internal Control dalam HRD meliputi :
1. SOP REKRUITMEN KARYAWAN
 Analisis Kebutuhan Karyawan
 Pemasangan lowongan kerjadi dimedia offline maupun online
 Proses seleksi Aplikasi (CV) yang masuk -> sesuai dengan kriteria
 Prosesi screening / Interview & test
 Tahapan training calon karyawan

Masalah yang mungkin terjadi pada saat proses rekruitmen karyawan :

 Posisi pekerjaan yang dibutuhkan dengan keahlian yang dimiliki calon


karyawan tidak sesuai
 Adanya unsur repotisme atau pemilihan karyawan atas dasar
hubungan keluarga
 Proses rekruitmen dipungut biaya / adanya suap

Pengendalian Internal dalam Rekruitmen Karyawan :

1. Perusaahaan harus melakukan proses seleksi akhir, dimana ini


dilakukan oleh bagian sistem pengendalian internal, sebelum
karyawan tersebut masuk di perusahaan
2. SPI harus memperhatikan apakah proses / prosedur rekruitmen
pekerja baik dalam / luar negri (asing) sudah sesuai dengan undang-
undang yang berlaku yakni UU No.13 th 2008 tentang
ketenagakerjaan
3. SPI harus mengetahui HRD dalam menjalankan tugasnya sudah
berdasarkan SOP yang berlaku di perusahaan.

2. SOP PENGGAJIAN
1. Upah Karyawan dihitung :
 Berdasarkan masa kerja
 Berdasarkan jabatan
 Berdasarkan kompetensi bekerja
2. Lembur
Apabila jam kerja dalam perusahaan melebihi aturan dalam undang-
undang no 13 tahun 2013 pasal 77 ayat 1 maka waktu kerja yang
melebihi dianggap sebagai lembur sehingga karyawan berhak atas
upah lembur dimana waktu lembur max selama 3 jam dalam 1 hari
dari 14 jam dalam 1 minggu.
 Apabila lembur dilakukan di hari kerja :
1
a. Upah lembur pertama dibayar x upah sejam
2
b. Setiap lembur berikutnya dibayar 2 x upah sejam
 Apabila lembur dilakukan dilibur akhir pekan/ hari libur resmi
untuk waktu 5 hari kerja :
a. Upah lembur 8 jam pertama dibayar 2 x upah sejam
b. Upah lembur untuk jam ke 9 dibayar 3 x upah sejam
 Apabila lembur dilakukan dilibur pada libur akhir pekan/ hari libur
untuk waktu 6 hari kerja :
a. Upah lembur untuk 5 jam pertama dibayar 2 x upah sejam
b. Upah lembur untuk jam ke 6 dibayar 3 x upah sejam
c. Upah lembur untuk jam ke 7 dibayar 4 x upah sejam
3. Cuti
Karyawan yang telah bekerja selama 1 tahun berturut-turut berhak
mendapat kan cuti sekurang kurangnya 12 hari namun juga bisa
disesuaikan dengan perjanjian perusahaan.

Hal-hal yang diperhatikan dan dipertimbangkan dalam proses


penggajian antara lain :

1. Pelanggaran
 Datang dan pulang tidak pada jam kerjanya
 Tidak hadir pada jam kerja tanpa berita / tanpa keterangan
 Tidak mematuhi standart ketertiban yang berlaku
 Memanfaatkan jam lembur untuk mendapatkan tambahan
upah
 Tidak ramah kepada tamu / pelanggan
 Tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan perusahaan
 Tidak berkontribusa pada perusahaan
 Penggelapan uang perusahaan
2. Punishment
 Jika melanggar ketertiban yang berlaku akan dikenakan
denda/potong gaji/tunjangan tidak tetap yang didapat
 Peringatan tertulis/SP
 Mutasi / pindah bagian
 Penurunan jabatan
 Pencabutan Tunjangan
 Tidak dipekerjakan dalam beberapa waktu / skorsing
 Dipaksa untuk mengundurkan diri
 Diberhentikan secara tidak hormat

3. Bonus / Reward
 Diberikan pujian yang tulus dari atasan
 Diberikan bonus atas prestasi yang dicapai
 Diberikan bonus tahunan atas kinera perusahaan tahun
sebelumnya
 THR (Tunjangan Hari Raya)

3. SOP PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KARYAWAN


1. Pelatihan
 Meningkatkan Potensi Karyawan
 Menambah Ilmu Pengetahuan
 Memiliki kesadaran tinggi atas pekerjaan yang dilakukan
2. Outbound
 Meningkatkan teamwork antar karyawan
 Meningkatkan kepercayaan diri
 Meningkatkan kerja sama

Pengendalian Internal dalam Pengembangan Kemampuan Karyawan

 Sebagai syarat untuk peningkatan jenjang karyawan


 Agar semua karyawan lebih mengenal satu sama lain
 Meningkatkan konektivitas antar karyawan
Resiko yang terjadi dibagian HRD :
1. Efektif dan Efisien jobdesk
Apabila saat melakukan perekrutan tidak sesuai prosedur yang seharusnya
atau memperkerjakan karyawan tidak sesuai keahliannya maka dapat
berpengaruh terhadap performa dan kinerja karyawan dan menyebabkan
tidak efektif dan efisien pada pekerjaanya serta tidak tercapainya tujuan
perusahaan.
2. Menurunnya Produktivitas Karyawan
Produktivitas dapat di lihat dari seberapa mampu karyawan menyelesaikan
tugas dalam rentang waktu tertentu. HR harus menentukan titik terendah
produktivitas yang di anggap wajar, bukan hanya titik terendah namun juga
titik tertinggi. Menetapkan titik tertinggi, akan membantu mengurangi
resiko terjadinya over work yang dapat mengakibatkan kebosanan dan
kurangnya semangat di hari-hari berikutnya.Biasanya seorang HR hanya
dapat menetapkan level produktivitas karyawan untuk menjadi bahan
acuan ataupun barang bukti kepada karyawan jika performanya sedang
turun, tanpa mampu memberikan solusi yang tepat dan sesuai. Dengan
menggunakan software HR anda dapat melihat data kinerja karyawan
secara automatis dan memberikan solusi yang lebih terukur dampaknya.
3. Rendahnya Tingkat Kedisiplanan Karyawan
Produktivitas membutuhkan kedisiplinan kerja. Dalam hal ini, kedisiplinan
bisa berjalan ketika ada aturan yang jelas. Selain itu, pemantauan dalam
bentuk pencatatan kinerja karyawan juga bisa membantu proses ini
4. Payroll
Apabila gaji yang dikeluarkan perusahaan tidak sesuai dengan peraturan
yang berlaku atau gaji yang diberikan dibawah batasan upah minimum
maka dapat menurunkan produktivitas/kinerja karyawan, bahkan mungkin
dapat membuar karyawan menuntut haknya & melakukan demo
Dan juga apabila perhitungan gaji yang dilakukan tidak benar atau salah
dapat menimbulkan dampak yang signifikan terhadap kinerja karyawan dan
dapat memunculkan masalah antar karyawan
5. Pengaturan Cuti Karyawan
Cuti merupakan hak yang dimiliki bagi setiap karyawan. Namun jika cuti
tidak di kelola dengan baik akan sangat berpengaruh dengan kinerja
perusahaan. Untuk menghindari hal tersebut HR harus mengatur
pembagian jatah cuti dengan tepat. Jangan sampai ada sebuah divisi yang
akhirnya tidak dapat mempertahankan produktivitasnya, karena banyak
karyawan yang sedang cuti
6. Tidak Maksimalnya Hasil Training Karyawan
Dengan adanya training, maka akan membantu meningkatkan kemampuan
yang di butuhkan karyawam. Namun sering kali training yang di lakukan,
tidak terlalu berdampak pada poduktivitas karyawan. Deangan cara melihat
kemampuan apa saja yang masih kurang dan bagi karyawan berdasarkan
kelompok kemampuan yang harus di optimasi dengan training. Dengan cara
ini tentunya materi training akan lebih spesifik dan mudah untuk di evaluasi
hasilnya.

Anda mungkin juga menyukai