ASAM NUKLEAT
A. PENDAHULUAN
C C N
6 N
N1 5C 7 N C
8 CH CH
2 4
HC 3 C 9 C C
NH H2N N NH
N
O
OH
C
N C HN C
C CH C CH
HO N O N
H
Laktim (enol) Laktam (enol)
A.2. Gula pada asam nukleat :
HO CH2 HO 5'
CH2 O
5'
O
1'
1' 4'
4'
OH OH
3' 2'
3' 2'
OH OH OH H
D-Ribosa D-2-Deoksiribosa
A.3. Nukleosida :
– Basa berikatan dengan gula → ikatan β-
glikosidik
Gulanya ribosa → Ribonukleosida
Gulanya deoksiribosa → Deoksiribonukleo-
sida
Posisi ikatan dengan gula :
Pirimidin : pada N3
Purin : pada N9
Basa
HOCH2 O
OH OH
– Ikatan glikosida antara ribosa & basa ti-
dak stabil terhadap alkali
– Ikatan glikosida antara deoksiribosa &
basa stabil terhadap alkali
– Contoh nukleosida lain :
Nebularin (9-β-Dribofuranosil purin) : pada
jamur
Puromisin : antibiotik dari Streptomyces al-
baniger
Koenzim A
Uridin difosfoglukosa (UDP-Glukosa)
A.4. Nukleotida
– Merupakan ester fosfat dari nukleosida
– Esterifikasi pada posisi 2’, 3’, atau 5’
(umum) dari gugus hidroksil gula
– Pada gula deoksiribosa pd 3’ dan 5’
fosfat dapat lebih dari 1
OH Basa OH Basa
HO P O CH2 O HO P O CH2 O
O O
OH OH OH H
ASAM NUKLEAT
• Merupakan biopolimer nukleotida
• Ikatan antar monomer : pada posisi 3’
dan 5’ gula dengan fosfat
• Penyederhanaan
dA
dC
3'
3'
dG
P dT
P 3'
3'
dApdCpdGpdTp
5' P
5' P
5' P
5'
A C G T
Adenin Timin
H
H
N
H C
C H
O C
N
H C N
C C N
N H C
C1'
N C O
C1' N C
H
N
H
Guanin Sitosin
B.1. DNA
StrukturDNA (menurut Watson & Crick)
• Terdiri atas 2 rantai polinukleotida
• Berbentuk heliks berputar ke kanan meling-
kari satu sumbu → heliks berganda
• Pasangan kedua rantai : antiparalel
• Panjang satu putaran 34 Å ≈ 10 residu nuk-
leotida
• Basa-basa terletak di bagian dalam, berpa-
sangan antar basa rantai satu dengan basa
rantai lainnya
• Jarak antar basa-basa yang berpasangan
3,4 Å
• Deretan rantai polinukleotida yang satu
merupakan komplemen rantai lainnya
• Kedua rantai polinukleotida tidak mengan-
dung basa-basa yang identik
Denaturasi DNA
• Terjadi bila ikatan hidrogen antara basa-
basa rantai dupleks putus → antara lain
karena naiknya suhu
• DNA double helix → DNA dalam keadaan
native
• PENGARUH TEMPERATUR
• Jika temperatur dinaikkan, DNA akan ter-
denaturasi (DNA melt) menjadi komponen
rantainya
• Untuk mengamati denaturasi DNA dapat diikuti
dengan mengamati perubahan nilai absorbansi
DNA pada λ260 nm (panjang gelombang
maksimum DNA)
• Dengan kenaikan temperatur absorbansi DNA
tetap, sampai DNA terdenaturasi → menjadi
komponen rantainya, baru absor-bansi akan
naik
• Temperatur pada saat tercapainya setengah dari
perubahan absorbansi DNA disebut Melting
Temperature (Tm)
• Tm dapat digunakan untuk menentukan kompo-
sisi basa DNA, dengan cara membandingkannya
dengan DNA yang telah diketahui Tm dan per-
bandingan G-C nya
• PENGARUH ASAM terhadap DNA
– Pada asam kuat & temperatur tinggi (misal :
pasa HClO4 pd 100oC) → terhidrolisis menja-
di komponen-komponennya
– Dalam asam mineral encer (mis : pd pH 3 - 4)
DNA terhidrolisis selektif → hanya ikatan ter-
tentu terhidrolisis, yaitu ikatan glikosilat antara
purin dengan ribosa → asam apurinat
• PENGARUH BASA
– Kenaikan pH hingga di atas pH fisioligis akan
mempengaruhi struktur DNA → mengubah
keadaan tautomerinya
– Reaksi :
-
O O
H N N
N N
H2N N H2N N N
N
dR dR
Deoksiguanosin Enol
(Keto)
O OH
• RNA dapat dihidrolisis oleh basa karena
mempunyai gugus fungsi OH pada posisi
2’
• DNA tidak dapat dihidrolisis oleh basa ka-
rena pada posisi 2’ tidak ada OH → tidak
dapat membentuk intermediet 2’,3’-fosfodi-
ester siklis
• Macam RNA
– Transfer RNA (tRNA)
Terdapat di sitoplasma
Single stranded, dengan Mr 30.000
Pembawa asam amino
– Ribosomal RNA (rRNA)
Jumlah sampai 80% dari total RNA
Single stranded, sebagian double helix
Melekat pd ribosom
Mr 0,7 x 106 – 1,6 x 106
rRNA