Anda di halaman 1dari 21

KEBERADAAN CIMEX DI RUMAH KEDIAMAAN PENDUDUK DAN

HUBUNGANNYA DENGAN PERILAKU KEBERSIHAN RUMAH


DI KAMPUNG JOMBANG RT 11/ RW 04 DESA CEMPAKA
KECAMATAN WARUNG GUNUNG
KABUPATEN LEBAK BANTEN

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Ahli Madya Analis Kesehatan

OLEH :

ALMIDAH SAKHIYAH

NIM : 1010161161

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MH. THAMRIN
JAKARTA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cimex sp disebut juga kepinding atau tinggi (bahasa Jawa)

termasuk serangga ektoparasit ordo Hemiptera. Di dalam ordo ini terdapat

dua famili penting yang berperan dalam kesehatan manusia yaitu

Cimicidae dan Reduviidae. (Praktik & Di, 2015)

Ada dua spesies Cimex sp (Cimex) yang umum menyerang

manusia yaitu Cimex lectularius di negara-negara beriklim sedang dan

Cimex hemipterus di negara-negara beriklim panas. Cimex lectularius

secara alami juga terdapat pada ayam, kelinci, dan kelelawar

(Nobele,ER.,1989).

Penelitian tentang Cimex sp di Indonesia juga pernah dilakukan

oleh Sumanto dan Alhamidy (2010), hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebesar 70% terdapat Cimex sp pada tempat tidur di rumah warga di

Desa Gebang Sukodono Sragen.

Cimex sp aktif mencari makanan pada malam hari, mengisap darah

manusia atau mamalia yang dibutuhkannya untuk memproduksi telur.

Pada waktu siang hari hewan ini bersembunyi di celah-celah kayu,

lubang-lubang kecil yang ada di tempat tidur atau di dinding. Cimex

menyebar dengan mudah dari rumah ke rumah melalui pakaian atau


barang-barang lainnya (Soedarto, 2011).

Reaksi alergi yang umumnya muncul akibat gigitan Cimex sp

meliputi bentol berwarna merah pada kulit disertai dengan dan rasa gatal

yang hebat dan berkepanjangan serta peradangan (Potter, 2012).

Cimex sp biasanya hidup berkelompok dan sering ditemukan dalam

jumlah besar di tempat-tempat yang memungkinkan mudah memperoleh

darah hospes, misalnya asrama, rumah sakit, dan hotel. Tempat tinggal

yang disukai oleh Cimex sp adalah di dalam celah, retakan dinding,

furnitur (kursi dan ranjang tempat tidur), di belakang kertas pelapis

dinding, tempat tidur, panel kayu, atau di bawah karpet. Cimex sp

biasanya aktif pada malam hari (nocturnal), namun saat lapar di siang hari

Cimex sp juga bisa muncul dan mendekati inangnya (Khan dan Rahman

2012).

Kampung Jombang yang berada di Desa Cempaka, Kecamatan

Warung Gunung, Kabupaten Lebak Banten merupakan pemukiman warga

yang masih terbelakang, di desa itu banyak ditemukan rumah-rumah

panggung yang lantai dan dindingnya terbuat dari gedeg (anyaman

bambu). Cimex sp sering kelihatan dikasur bahkan dilantai yang terbuat

dari bambu atau warga sekitar menyebutnya sebagai amben. Sepanjang

pengetahuan penulis belum pernah dilakukan penelitian dilokasi itu

tentang seberapa tinggi angka keberadaan Cimex sp pada rumah

kediaman penduduk Kampung Jombang Rt 11/Rw 04 Desa Cempaka,

Kecamatan Warung gunung, Kabupaten Lebak Banten.


Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian Keberadaan Cimex di Kampung Jombang Rt 11/Rw 04 Desa

Cempaka, Kecamatan Warung Gunung, Kabupaten Lebak Banten.

B. Identifikasi Masalah

1. Gigitan Cimexsp akan menimbulkan bekas yang berwarna merah dan

terasa gatal.

2. Cimex sp umumnya sekarang tinggal dirumah yang bahan

bangunanya kebanyakan penduduk terbuat dari kayu atau bambu,

serta masih banyaknya penduduk yang menggunakan kasur berbahan

kapuk.

3. Keadaan rumah penduduk di Kampung Jombang Rt 11/Rw 04

sebagian adalah rumah-rumah panggung yang terbuat dari kayu atau

bambu sehingga diduga di perkampungan penduduk didaerah itu

terdapat Cimex sp.

4. Untuk memastikan hal itu perlu dilakukan penelitian terhadap angka

keberadaan Cimex sp dirumah kediaman penduduk Kampung Jombang

Rt 11/Rw 04 Desa Cempaka, Kecamatan Warung Gunung, Kabupaten

Lebak Banten.

C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini masalah yang diteliti dibatasi hanya pada

penentuan keberadaan Cimex sp di rumah kediaman penduduk dan

hubugannya dengan perilaku kebersihan rumah di Kampung Jombang Rt

11/Rw 04 Desa Cempaka, Kecamatan Warung Gunung, Kabupaten Lebak

Banten.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1. Berapa besar angka keberadaan Cimex sp yang terdapat di rumah

kediaman penduduk Kampong Jombang Rt 11/Rw 04 Desa Cempaka,

Kecamatan Warung Gunung, Kabupaten Lebak Banten

2. Adakah hubungan antara perilaku kebersihan rumah dengan

keberadaan Cimex sp di Kampung Jombang Rt 11/Rw 04 Desa

Cempaka, Kecamatan Warung Gunung, Kabupaten Lebak Banten

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui keberadaan Cimex sp di rumah kediaman

penduduk Kampung Jombang Rt 11/Rw 04 Desa Cempaka,

Kecamatan Warung Gunung, Kabupaten Lebak Banten.


2. Tujuan khusus

a. Menentukan angka keberadaan Cimex sp dirumah kediaman

penduduk di Kampung Jombang Rt 11/Rw 04 Desa Cempaka,

Kecamatan Warung Gunung, Kabupaten Lebak Banten.

b. Menentukan hubungan angka keberadaan Cimex sp dirumah

kediaman penduduk dengan perilaku kebersihan rumah.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Tempat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi berkenaan

dengan keberadaan Cimex sp di Kampung Jombang Rt 11/Rw 04

Desa Cempaka, Kecamatan Warung Gunung, Kabupaten Lebak

Banten.

2. Bagi Peneliti

Diharap dapat menambah wawasan berfikir dan pengalaman yang

sangat berharga.

3.Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan referensi dan masukan untuk pengembangan

penelitian selanjutnya berkenaan pemeriksaan identifikasi Cimex sp.


BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Cimex sp

1. Klasifikasi Cimex sp

Klasifikasi Cimex sp adalah Integrated Taxonomic Information

System (ITIS) tahun 2013

Kingdom : Animalia

Phylum : Atrhropoda

Class : Insecta

Ordo : Hemiptera

Superfamily : Cimicoidea

Family : Cimicidae

Genus :Cimex

Spesies : Cimex lectularius, Cimex hemipterus

Famili Cimicidae tidak bersayap, hanya tampak sisa sayap

depan. Bentuk dewasa berbadan lonjong, pipih dorsoventral. Tubuh

tertutup oleh rambut–rambut pendek. Disebut Cimex sp atau Bed

bugs karena dapat mengeluarkan bau yang khas dan banyak

terdapat pada celah-celah tempat tidur.(Natadisatra dan Agoes,

2009).
2. Morfologi

Cimex dewasa berukuran 4,0-5,5 mm. Bentuk badannya oval,

pipih, bersegmen, terdiri atas kepala, thorax, dan abdomen, berwarna

kuning coklat pada larva dan coklat merah pada imago. Cimex betina

sedikit lebih besar dari pada yang jantan. Cimex tidak bersayap, hidup

pada sela-sela perabot rumah tangga seperti kursi, tempat tidur juga

pada sela dinding (Natadisatra dan Agoes, 2009).

a. Bagian kepala.

Pada kepala terdapat sepasang antena bersegmen 4,

sepasang mata faset dan probosis berbentuk penusuk dan

penghisap; jika tidak digunakan dapat dilipat ke bagian

ventral. Probosis terdiri atas segmen-segmen, terdapat alat-

alat mandibula, maxilla, labial groove, labium, labrum

epifaring, akar mandibula, dan maxilla.

b. Bagian toraks.

Toraks terdiri dari prosternum, mesosternum,

metasternum, mesopleuron dan hemelytra. Terdapat 3

pasang kaki,yang terdiri atas coxa, trochanter, femur, tibia,

tarsus, kuku. Pada toraks segmen terakhir terdapat stink

glands yang bermuara pada coxa kaki terakhir. Stink glands

adalah cirri khas bau Cimex sp (Djaenudin, 330).

c. Bagian abdomen
Bentuk abdomen pipih dan melebar. Abdomennya

terdiri atas 9 ruas yang jelas. Jantan dan betina dibedakan

pada segmen terakhir. Segmen terakhir betina berbentuk

simetris bilateral (ada organ berlese) dan pada segmen ke-8

terdapat gonopodia, sedangkan pada jantan, segmen

abdomen terakhir (ke-9) asimetris, karena adanya adeagus.

Seluruh tubuhnya tertutup oleh rambut-rambut kasar

(seta) dan beberapa rambut halus. Tibia kaki panjang dan

tarsinya mempunyai tiga ruas. Cimex sp dewasa mempunyai

sepasang kelenjar bau di ventral toraks, dan yang muda

mempunyai kelenjar serupa di dorsal abdomen. Labrumnya

kecil dan tidak dapat digerakkan. Labium membentuk suatu

tabung yang terdiri atas 4 ruas, dan mengandung stilet

maksila dan mandibula yang berguna untuk menusuk dan

mengisap.

3. Siklus hidup

Siklus hidup Cimex sp adalah metamorphosis tidak lengkap

(incomplete metamorphosis), yaitu terdiri dari bentuk telur, nimfa dan

dewasa (Soedarto, 2011). Cimex sp betina mampu memproduksi

sebanyak 150-200 butir telur selama hidupnya dengan frekuensi

bertelur setiap harinya 3-4 butir. Telurnya berwarna putih krem,

panjangnya 1 mm dan mempunyai operkulum. Dalam waktu 3-14 hari


pada suhu 23o C, telur akan menetas menjadi nimfa. Nimfa pertama

akan berganti kulit menjadi nimfa ke-2, 3, demikian seterusnya sampai

nimfa kemudian berganti kulit lagi menjadi instar terakhir.

Banyaknya pergantian kulit berbeda-beda tergantung jenis

makanan dan suhu. Rata-rata adalah 5 kali pergantian kulit. Laju

perkembangan juga tergantung makanan dan suhu. Pada suhu yang

sesuai, stadium dewasa dicapai dalam waktu 8-13 minggu setelah

menetas. Cimex sp dewasa dapat hidup lama yaitu sekitar 6-12 bulan

dan dapat bertahan hidup tanpa makan selama 4 bulan (Hadi, 2010).

Gambar 4. Siklus hidup Cimex sp


(Sumber : Centers for Disease Control and Prevention, 2013)

4. Gejala Klinis

Belum diketahui dengan pasti bahwa Cimex sp dapat

menularkan penyakit, yang jelas sangat mengganggu bagi manusia.

Pengaruh gigitan Cimex sp bervariasi antara masing-masing


individu. Beberapa individu tidak bereaksi terhadap gigitan Cimex sp,

sedangkan sebagian individu yang lain merasa tidak nyaman oleh

gigitan tersebut karena mengganggu waktu tidur. Cimex sp

cenderung menggigit di permukaan yang terbuka seperti pada wajah,

leher, lengan, tangan, dan bahu.

Gigitan Cimex sp sebenarnya tidak menyakitkan karena air liur

Cimex sp mengandung zat anastesi, akan tetapi adanya

antikoagulan atau kandungan pengencer darah di dalam air liur

Cimex sp dapat menyebabkan sebagian orang mengalami reaksi

alergi pada kulitnya. Reaksi alergi yang umumnya muncul akibat

gigitan Cimex sp meliputi bentol berwarna merah pada kulit disertai

dengan dan rasa gatal yang hebat dan berkepanjangan serta

peradangan (Potter, 2012).

Anak yang peka terhadap air ludah Cimex sp jika digigit

serangga ini dapat mengalami urtikaria sistemik atau asma bronkial

(Soedarto, 2011). Pada infestasi berat dapat terjadi kehilangan darah

yang signifikan dan akhirnya menyebabkan anemia, terutama pada

anak-anak yang kurang gizi (Potter, 2012).

5. pengendalian Cimex sp

Pengendalian Cimex sp pada umumnya dilakukan secara fisik

atau mekanik. Perpindahan Cimex sp dari satu tempat ke tempat

lainnya, baik pada stadium pra dewasa atau dewasa, yang dapat
terjadi melalui pakaian, koper dan tempat tidur. Perpindahan ini

mudah terjadi tanpa diketahui sehingga infestasi Cimex sp menjadi

masalah yang meluas. Pengendalian fisik yang dapat dilakukan

adalah menghilangkan tempat persembunyian Cimex sp seperti

mengeringkan atau menjemur dan membersihkan kasur, bantal, guling

atau sofa yang terinfestasi Cimex sp (Septiane, 2015)

Pengendalian kimiawi adalah dengan penggunaan insektisida.

Insektisida adalah senyawa kimia yang digunakan pada pengendalian

serangga hama. Insektisida kimia terdiri dari empat golongan yaitu

organoklorin, organofosfat, karbamat dan piretroid sintetik.

Penggunaan insektisida piretroid semakin meningkat setelah

insektisida golongan organofosfat dan organoklorin resisten dalam

beberapa tahun terakhir. Namun pada saat ini cara yang dianggap

paling efektif dalam pengendalian Cimex sp adalah dengan fumigasi

menggunakan sulfur fumigan, karena gas fumigan ini dapat

mengendalikan Cimex sp yang bersembunyi di dalam celah-celah

yang sulit dijangkau (Septiane, 2015)

B. Sanitasi Lingkungan

Sanitasi lingkungan merupakan usaha kesehatan masyarakat untuk

menjaga danmengawasi faktor lingkungan yang dapatmempengaruhi

derajat kesehatan. Sanitasilingkungan adalah kebersihan tempat tinggal

atau asrama yang dapat dilakukan dengan cara membersihkan jendela


atau perabotan, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan

makan, membersihkan kamar, serta membuang sampah. Lingkungan

perlu dijaga kebersihannya dimulai dari halaman,saluran pembuangan

air dan jalan di depan asrama.(Djuanda, 2010).


C. Kerangka Berfikir

Jenis bangunan rumah


- Tembok
- Kayu/bambu

Bahan rangka tempat


tidur
- Kayu
- Bambu

Bahan kasur
- Kapuk
- Matras

Kebiasaan
membersihkan kamar
Tingkat keberadaan Cimex di
tidur
- 2x sehari rumah kediaman
- 1x sehari

Kebiasaan Kelainan kulit


membersihkan tempat
tidur
- 2x sehari
- 1x sehari

Kebiasaan menjemur
kasur
- 2x sehari
- 1x sehari

Kebiasaan membuka
jendela kamar tidur
- Setiap hari
- Tidak setiap hari
- Tidak pernah
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Desain penelitian

adalah survei potong lintang.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di di Kampung Jombang Rt 11/Rw 04 Desa

Cempaka, Kecamatan Warung Gunung, Kabupaten Lebak Banten.

Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Parasitologi Program Studi

Analis Kesehatan Universitas MH.Thamrin Jakarta. Penelitian ini

berlangsung pada tanggal 27-31 Agustus 2019.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh rumah kediaman penduduk di Kampung

Jombang Rt 11/Rw 04 Desa Cempaka Kecamatan Warung Gunung

Kabupaten Lebak Banten, sampel adalah total populasi. Unit sampel

adalah ruangan rumah beserta isinya dan penghuninya.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keberadaan Cimex sp di

rumah kediaman penduduk Kampung Jombang Rt 11/ Rw 04 Desa


Cempaka, Kecamatan Warung Gunung, Kabupaten Lebak Banten.

2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perilaku penduduk

Kampung Jombang Rt 11/ Rw 04 Desa Cempaka Kecamatan

Warunggunung Kabupaten Lebak Banten, yang meliputi :

a. Membersihkan kamar tidur

b. Membersihkan tempat tidur

c. Menjemur kasur

d. Membuka jendela
E. Definisi OperasionalVariabel

Skala
Variabel Definisi Operasional Alat ukur Hasil ukur
ukur
Cimex sp Cimex sp termasuk Famili Pemeriksaan 1. Positif Nominal
Cimicidae tidak bersayap, langsung dan (Ditemukan
hanya tampak sisa sayap Mikroskopis Cimex sp)
depan. Bentuk dewasa 2. Negatif
berbadan lonjong, pipih (Tidak
dorsoventral. Tubuh ditemukan
tertutup oleh rambut– Cimex sp)
rambut pendek
Sumber Sumber keberadaan Pemeriksaan 1. Positif Nominal
keberadaan Cimex sp langsung dan (Ditemukan
Cimex sp 1. Kasur Mikroskopis Cimex sp)
2. Bale-bale / Amben 2. Negatif
(Tidak
ditemukan
Cimex sp)
Perilaku Membersihkan rumah Kuesioner 1. 2x Sehari Oridinal
Membersihan dalam penelitian ini adalah 2. 1x Sehari
rumah 1. Membersihkan Kamar 3. 2x seminggu
tidur 4. Setiap
minggu
2. Membersihkan tempat 1. Setiap hari
tidur 2. 2x seminggu
3. 1x seminggu
/ lebih
3. Menjemur kasur 1. Setiap hari
2. 2x seminggu
3. 1x seminggu
/ lebih
4. Membuka jendela 1. Setiap hari
2. Tidak setiap
hari
3. Tidak pernah
F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan dengan tahapan-

tahapan sebagai berikut:

I. Persiapan

1. Menyusun kuesioner.

2. Melakukan survei ke lokasi pengambilan spesimen

3. Mengajukan permohonan izin pengambilan spesimen kepada

pihak Program Studi Anlalis Kesehatan Universitas MH

Thamrin.

4. Mengajukan surat permohonan izin kepada ketua di Kampung

Jombang Rt 11/Rw 04 Desa Cempaka Kecamatan Warung

Gunung Kabupaten Lebak Banten

5. Setelah mendapatkan izin, melakukan sensus penduduk

dilokasi penelitian.

II. Pelaksanaan

a. Tahap Pengumpulan Data

Memberikan penjelasan proses pengambilan spesimen

kepada penduduk.

b. Pengambilan spesimen Cimex

1) Alat dan bahan


a) Pinset

b) Botol sampel

c) Alat Pelindung Diri

d) Alat penyedot debu

e) Label

f) Alkohol 70%

2) Prosedur

a) Pengambilan spesimen dengan menggunakan alat

penyedot debu dan sejenisnya.

b) Melakukan pengumpulan dan pemeriksaan

spesimenCimex spmetode langsung dan

menggunakan metode langsung dan mikroskopis.

c) Menyajikan hasil pemeriksaan Cimex dalam bentuk

tabel persentase.

G. Interprestasi Hasil

a. Positif : jika ditemukan cimex dalam sampel pada pemeriksaan

mikroskopis dan ditemukannya Cimex sp pada pemeriksaan

makroskopis

b. Negatif : tidak ditemukan cimex dalam sampel yang dilakukan pada

pemeriksaan makroskopis.

H. Analisa Data
Data-data yang diperoleh dari penelitian dihitung menggunakan

Jumlah sampel positif


cara perhitungan yaitu: = Jumlah seluruh sampel yang diperiksa x 100 %

Daftar Pustaka

Agoes, R dan D. Natadisastra. 2009. Parasitologi Kedokteran Ditinjau


Dara Organ Tubuh Yang Di Serang. EGC. Jakarta

Djuanda. 2010. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin :Penerbit FKUI : Jakarta

Hadi UK, Soviana S. 2010. Ektoparasit Pengenalan, Identifikasi Dan


Pengendalian Institut Pertanian Bogor (ID) :IPB pr
Potter, P.A & Perry A.G. 2012. Fundamental Of Nursing. Jakarta : EGC

Praktik, D. A. N., & Di, M. (2015). PENGETAHUAN, SIKAP, DAN


PRAKTIK MAHASISWA DI ASRAMA TINGKAT PERSIAPAN
BERSAMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR TERKAIT INFESTASI
CIMEX SP Cimex hemipterus (Hemiptera: Cimicidae). Retrieved from
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/77754

Septiane, E. (2015). Studi Infestasi Dan Resistensi Cimex sp, Cimex


Hemipterus (Hemiptera: Cimicidae) Terhadap Tiga Golongan
Insektisida Di Bogor. 1–49.
soedarto. 2011. Buku ajar Parasitologi kedokteran. Jakarta: Sagung seto.

Sumanto, D., Alhamidy, F., Semarang, U. M., Kedokteran, F., &


Semarang, U. M. (2010). Survei Keberadaan Serangga Cimex p.
pada Lingkungan Rumah TanggaDikaitkan dengan Hemoglobin
Penghuni Rumah di Desa Gebang Sukodono Sragen.
Isbn;978,979.704.88.9, 42–48.

Anda mungkin juga menyukai