Anda di halaman 1dari 10

PEDOMAN

DO NOT RESUSITATION (DNR)

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DUREN TIGA

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DUREN TIGA


Jl. Duren Tiga Raya No. 5 Pancoran,
Jakarta Selatan 12780

1 P E D O M A N D O N O T R E S U S I TAT I O N ( D N R )
RSIA DUREN TIGA
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Tujuan 3
1.3 Ruang Lingkup 3

BAB II DEFINISI 4

BAB III TATA LAKSANA 5


3.1 Pengambilan Keputusan untuk Permohonan DNR 5
3.2 Permohonan DNR 6

BAB IV DOKUMENTASI 8

BAB V PENUTUP 9

2 P E D O M A N D O N O T R E S U S I TAT I O N ( D N R )
RSIA DUREN TIGA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah Sakit Ibu dan Anak Duren Tiga berkomitmen tehadap prinsip
memperpanjang dan mempertahankan hidup dengan menggunakan teknik life-
support, life-saving dan terapeutik terkini. Namun dalam kondisi tertentu,
implementasi keputusan terapeutik dan aplikasi dari teknologi di bidang medis
tidak dapat menyembuhkan penyakit pasien. Beberapa pasien akan mencapai
titik dimana resusitasi jantung paru tersebut bertolak belakang dengan
kepentingan dan keinginan pasien. Dan dokter bukannya mencegah tetapi
hanya menunda sampai terjadinya kematian. Maka untuk keadaan seperti ini
prinsip life-saving tersebut tidak dapat diwujudkan dan keharusan dari
pemberian pengobatan tidak berlaku lagi. Tujuan dari kedokteran bukan
merupakan untuk memperpanjang kehidupan dengan beban pengobatan lebih
besar daripada manfaatnya bagi pasien.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pedoman ini adalah untuk menjadi panduan bagi dokter dan perawat
agar dapat menjelaskan kepada pasien atau keluarganya tentang permintaan
DNR untuk mengantisipasi kejadian berhentinya fungsi jantung dan paru dari
pasien tersebut.

1.3 Ruang Lingkup


Pedoman ini berlaku untuk setiap dokter dan perawat yang bertugas di Ruang
Rawat lnap, lCU,dan Emergency.

3 P E D O M A N D O N O T R E S U S I TAT I O N ( D N R )
RSIA DUREN TIGA
BAB II
DEFINISI

2.1 DNR atau Do Not Resuscitate


adalah suatu perintah yang memberitahukan tenaga medis untuk tidak
melakukan CPR.hal ini berarti bahwa dokter,perawat dan tenaga emergensi
medis tidak akan melakukan usaha CPR emergensi bila pernapasan
maupun jantung pasien berhenti.
2.2 CPR atau Cardiopulmonary Resuscitation
adalah suatu prosedur medis yang digunakan untuk mengembalikan fungsi
jantung maupun pernapasan.CPR melibatkan ventilasi paru (resusitasi
mulut ke mulut atau mulut ke hidung) dan kompresi dinding dada untuk
mempertahankan perfusi ke jaringan organ vital selama dilakukan upaya-
upaya untuk mengembalikan respirasi dan ritme jantung yang spontan.
2.1.1 Resusitasi Jantung Paru (RJP) merupakan penatalaksanaan darurat
pada kegagalan fungsi jantung atau sistem pernafasan secara akut
(jantung dan atau paru berhenti). Biasanya dilakukan paling tidak
satu dari prosedur berikut: kompresi dada, intubasi/ventilasi dan
defibrilasi jantung.
2.1.2 Permintaan DNR merupakan permintaan medis tertulis untuk tidak
melakukan intervensi jantung paru pada keadaan jantung dan paru
sudah berhenti dan tim Kode Biru tidak dipanggil. Namun pada
kondisi mengancam yang menyebabkan jantung dan paru berhenti,
pemberian terapi supportif masih dapat diberikan, walaupun
permintaan DNR sudah ditandatangani.
Terapi supportif meliputi, namun tidak terbatas pada:
 Tata laksana jalan nafas dan terapi oksigen
 Tata laksana kardiovaskular
 Menjaga posisi pasien
 Tata laksana palliatif,
Wali/penanggung jawab pasien/pengambil keputusan pengganti adalah
seseorang dengan kekuatan hukum (suami/istri/orang tua/anak.keluarga
dengan ikatan darah terdekat untuk menandatangani form permohonan
DNR)
BAB III
TATA LAKSANA

3.1 Pengambilan Keputusan untuk Permohonan DNR


3.1.1 Evaluasi dan Diskusi
4 P E D O M A N D O N O T R E S U S I TAT I O N ( D N R )
RSIA DUREN TIGA
ada situasi klinis dimana resusitasi yang dilakukan mungkin akan sia-sia
mengingat diagnosis dan prognosis pasien, maka permohonan DNR harus
dipertimbangkan. Dokter Penangung Jawab Pasien dan tim yang terlibat,
termasuk perawat yang merawat pasien,memfasilitasi informasi mengenai
permohonan DNR.
DPJP melakukan evaluasi atas kondisi pasien dan memfasilitasi diskusi mengenai
kemungkinan permohonan DNR

3.1.2 Identifikasi Pengambil Keputusan


Jika pasien adalah orang dewasa dan kompeten, diskusi dan proses pengambilan
keputusan mengenai permohonan DNR hanya perlu melibatkan pasien saja.
Permohonan DNR harus dengan persetujuan tertulis dari pasien yang
bersangkutan.
Jika pasien dianggap tidak mampu untuk berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan, DPJP harus memastikan apakah sebelumnya pasien
telah memilih orang yang tepat untuk bertindak sebagai pengambil keputusan
atau berusaha untuk mengidentifikasi anggota keluarga pasien yang akan
bertindak sebagai pembuat keputusan pengganti/ wali/ penanggung jawab.
Keputusan tentang DNR harus dibuat sesuai dengan keinginan pasien atau
sesuai dengan pilihan dan nilai-nilai yang dianut pasien. Apabila syarat-syarat di
atas tidak terpenuhi, keputusan harus didasarkan alasan pertimbangan
kepentingan pasien.

3.1.3 Konflik atau Perselisihan


Karena pengambilan keputusan mengenai permohonan DNR selalu melibatkan
tanggung jawab bersama., maka terdapat kemungkinan adanya
ketidaksepakatan/perbedaan pendapat antard Dokter dan pasien/ wali/
penanggung jawab/ pengambil keputusan pengganti untuk permohonan ini.
Perbedaan pendapat tersebut harus didiskusikan dan . keputusan harus diambil
secara bersama berdasarkan hasil diskusi.
Jika konflik tersebut tidak dapat diselesaikan, dapat meminta konsultasi atau
melakukan diskusi dengan pihak Rumah sakit.
3.2 Permohonan DNR
Semua permohonan DNR harus didokumentasikan pada "formulir permohonan
DNR" dan ditandatangani oleh Dokter dan pasien/ wali/ penanggung jawab/
pengambil keputusan pengganti.
Pada pasien yang telah menandatangani form DNR dan mengalami keadaan gagal
nafas dan henti jantung, maka tindakan resusitasi (Kode Biru & CPR) tidak akan
dilakukan.
Dalam kondisi tertentu, pada permohonan "Do Not Resuscitate" Dokter dapat
memodifikasi permohonan DNR sesuai dengan kondisi pasien dan hasil
5 P E D O M A N D O N O T R E S U S I TAT I O N ( D N R )
RSIA DUREN TIGA
pembicaraan pasien/ wali/ penanggung jawab pengambil keputusan pengganti
dengan DPJP.

3.2.1 Hal-hal sehubungan dengan permohonan DNR


 Tingkat perawatan
Pasien dengan permohonan DNR dapat tetap menerima semua perawatan,
termasuk perawatan intensif.
 Kondisi Pasien yang dapat mengajukan permohonan DNR adalah sebagai
berikut, namun tidak terbatas pada :
1. Pasien yang menderita penyakit terminal
2. Pasien berpenyakit kronis dan lemah
3. Pasien usia lanjut
3.2.2 Keputusan yang menandakan pasien berada dalam kondisi DNR:
 Seorang pasien berada dalam kondisi DNR setelah pasien/penanggung
jawab pasien mendapat penjelasan dari DPJP dan keputusan diambil
bersama antara keluarga dan DPJP dengan menandatangani form
permohonan DNR.
 Diskusi dan hasil diskusi didokumentasikan dalam rekam medic
 Apabila DPJP pada saat itu berhalangan hadir, DPJP dapat
mendelegasikan kepada anggota tim yang merawat pasien (bila ada)
atau kepada dokter jaga ruangan atas nama DPJP.
 Apabila ada permintaan dari keluarga pasien secara verbal atau via
telepon tanpa permintaan tertulis tidak dapat diterima.
 Apabila pasien akan mencabut permohonan DNR-nya, maka pasien
harus menandatangi form pembatalan (di form DNR). Bila pasien akan
meminta DNR kembali, maka pasien harus mengisi form permohonan
DNR.
 Ketika seorang "pasien dengan permohonan DNR akan menjalani
operasi dan anestesi, Dokter berkewajiban untuk membahas status DNR
pasien sebagai bagian dari proses persetujuan anestesi dan prosedur
invasif, sebab mungkin terkait dengan risiko fungsi jantung dan paru
pasien.

3.2.3 Diskusi perlu menyertakan unsur-unsur berikut:


a) Alasan permohonan DNR sebelumnya
b) lnformasi tentang kemungkinan membutuhkan tindakan resusitasi
c) Sebuah deskripsi singkat dari tindakan resusitasi
d) Kemungkinan keberhasilan dengan dan tanpa resusitasi
e) Kemungkinan keberhasilan resusitasi
f) Keputusan yang diambil mengenai status DNR pasien (dicabut atau
dipertahankan)
Diskusi ini harus didokumentasikan dalam catatan medis pasien. permintaan DNR ini
harus direevaluasi jika terdapat perbaikan dari kondisi pasien.
a) Menjelaskan mengenai tindakan dan tujuan CPR kepada pasien atau
keluarga pasien
b) Mintakan informed consent dari pasien atau keluarga pasien
c) Instruksikan kepada pasien atau keluarga pasien untuk mengisi formulir
DNR

6 P E D O M A N D O N O T R E S U S I TAT I O N ( D N R )
RSIA DUREN TIGA
di tempat-tempat yang mudah dilihat seperti bedstand
d) Tinjau kembali status DNR secara berkala dengan pasien atau
keluarganya,revisi bila ada perubahan keputusan yang terjadi dan catat
dalam rekam medis.bila keputusan DNR dibatalkan,catat tanggal
terjadinya,dan gelang DNR dimusnahkan
e) Perintah DNR harus mencakup hal-hal dibawah ini :
 Diagnosis
 Alasan DNR
 Kemampuan pasien untuk membuat keputusan
f) Dokumentasi bahwa status DNR telah ditetapkan dan oleh siapa
g) Perintah DNR dapat dibatalkan dengan keputusan pasien sendiri atau
dokter yang merawat,atau oleh wali yang sah.dalam hal ini catatan DNR
di rekam medis harus pula dibatalkan dan gelang DNR harus
dimusnahkan

BAB VI
DOKUMENTASI

4.1 Dokumentasi Terkait


Dokumen yang terkait dengan DNR(Do Not Resusitasitation) pasien di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Duren Tiga adalah :
4.1.1 SPO DNR(Do Not Resusitasitation)
4.1.2 Formulir Pernyataan jangan dilakukan Resusitasi
4.1.3 Formulir Perintah DPJP tidak dilakukan Resusitasi
4.1.4 Formulir Inforn Consent
Dokumen-dokumen tersebut diletakkan di unit-unit pelayanan seperti rawat inap,
rawat jalan, Unit OK/VK, IGD, dan kamar bayi.
Selain permohonan DNR itu sendiri, Dokter harus memastikan bahwa catatan
medis harus disertai dengan dokumentasiyang mencakup evaluasi, diskusi dan
proses pengambilan keputusan. Harus dituliskan pula pertimbangan dilakukan
DNR meliputi:
a. Deskripsi dan prognosis pasien.
b. Kondisi pasien saat keputusan diambil, misalnya: kondisi terminal
suatu penyakit
c. Kondisi vegetatif dalam perburukan.
d. Referensi yang menguatkan DNR
e. Hasil diskusi antara Dokter dengan pasien/wali, termasuk masalah
finansial, bila ada

4.2 Revisi dan Evaluasi


4.2 Panduan dan dokumen terkait akan dikaji ulang setiap tahun.
4.3 Rencana evaluasi dan monitoring akan disusun oleh unit Humas dengan
bantuan unit keperawatan.

7 P E D O M A N D O N O T R E S U S I TAT I O N ( D N R )
RSIA DUREN TIGA
8 P E D O M A N D O N O T R E S U S I TAT I O N ( D N R )
RSIA DUREN TIGA
BAB V
PENUTUP

Buku panduan adalah buku yang menyajikan informasi dan memandu atau
memberikan tuntunan kepada pembaca untuk melakukan apa yang disampaikan di
dalam buku tersebut.
Do Not Resusitation atau DNR adalah sebuah perintah untuk tidak melakukan
resusitasi. Pesan ini ditujukan kepada tenaga kesehatan agar tidak mencoba
melakukan CPR (cardiopulmonary resuscitation) atau resusitasi jantung paru (RJP) jika
terjadi permasalahan darurat pada jantung pasien atau henti nafas

Demikian pedoman Do Not Resusitation (DNR) ini dibuat.Semoga dapat


membantu dalam meningkatkan mutu pelayanan di RSIA Duren Tiga.

Jakarta, 20 Mei 2015

dr.Fachruddin,SpOG
Kepala RSIA Duren Tiga

9 P E D O M A N D O N O T R E S U S I TAT I O N ( D N R )
RSIA DUREN TIGA
10 P E D O M A N D O N O T R E S U S I T A T I O N ( D N R )
RSIA DUREN TIGA

Anda mungkin juga menyukai