Subtopik : Asma.
Tempat : Ruang II-III Anak (C8) RSUD Prof. DR. W.Z. Yohanes Kupang.
Waktu : 30 menit.
1. Tujuan.
penyakit asma.
menyebutkan
1. Pengertian asma.
2. Karakteristik asma.
4. Penatalaksanaan asma.
2. Metode.
3. Media.
Leaflet.
4. Strategi Penyuluhan.
1. Definisi.
Asma bronkial Suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan
jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah secara spontan maupun
Asma bronkial merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh tanggap reaksi
yang meningkat dari trakhea dan bronki terhadap berbagai macam rangsangan yang
dari saluran napas. Penyempitan ini bersifat dinamis dan derajad penyempitannya
Keadaan klinis yang ditandai oleh masa penyempitan bronkus yang reversibel,
dipisahkan oleh masa di mana ventilasi jalan nafas terhadap berbagai rangsang.
Status Asthmatikus merupakan serangan asthma berat yang tidak dapat diatasi
dengan pengobatan konvensional dan merupakan keadaan darurat medik ,bila tidak
Baratawidjaja, 1995).
2. Klasifikasi.
Pada golongan ini, keluhan tidak ada hubungannya dengan paparan (exposure)
terhadap alergen dan sifat-sifatnya adalah: serangan timbul setelah dewasa, pada
keluarga tidak ada yang menderita asma, penyakit infeksi sering menimbulkan
serangan, ada hubungan dengan pekerjaan atau beban fisik, rangsangan psikis
perubahan cuaca atau lingkungan yang non spesifik merupakan keadaan peka bagi
penderita.
Pada golongan ini, keluhan ada hubungannya dengan paparan terhadap alergen
lingkungan yang spesifik. Kepekaan ini biasanya dapat ditimbulkan dengan uji
Pada tipe ini mempunyai sifat-sifat: timbul sejak kanak-kanak, pada famili ada
yang menderita asma, adanya eksim pada waktu bayi, sering menderita rinitis.
Di Inggris jelas penyebabya House Dust Mite, di USA tepungsari bunga rumput.
Pada golongan ini, keluhan diperberat baik oleh faktor-faktor intrinsik maupun
ekstrinsik.
3. Beberapa faktor yang sering menjadi pencetus serangan asma ialah :
a. Alergen, baik yang berupa inhalasi seperti debu rumah, tungau, serbuk sari, bulu
binatang, bulu kapas, debu kopi/teh, maupun yang berupa makanan seperti udang,
parainfluensa, dsb.
f. Polusi udara atau bau yang merangsang seperti asap rokok, semprot nyamuk,
4. Penatalaksanaan.
1. Waktu serangan.
a. Bronkodilator
Golongan adrenergic :
apabila belum reda diberi lagi 0,3 cc jika belum reda, dapat diulang sekali
lagi 15 menit kemudian. Untuk anak-anak diberikan dosis lebih kecil 0,1 –
0,2 cc.
Golongan methylxanthine :
memberi hasil.
Golongan antikolinergik :
b. Antihistamin.
c. Kortikosteroid.
d. Antibiotika.
e. Ekspektoransia.
(ekspektorans)
2. Diluar serangan.
cell mast atau basofil sehingga: mencegah terjadinya degranulasi dari cell mast,
1. Waktu serangan :
a. Pemberian oksigen, bila ada tanda-tanda hipoksemia, baik atas dasar gejala klinik
b. Pemberian cairan, terutama pada serangan asma yang berat dan yang berlangsung
ekspektorasi.
2. Diluar serangan
a. Pendidikan/penyuluhan.
Penderita perlu mengetahui apa itu asma, apa penyebabnya, apa pengobatannya,
b. Imunoterapi/desensitisasi.
Penentuan jenis alergen dilakukan dengan uji kulit atau provokasi bronkial.
Untuk mencapai ini perlu disiplin yang keras. Relaksasi fisik dapat dibantu