Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI ISOS (

Isolasi Sosial : Menarik Diri )

Disusun Oleh :
1. Sri Hardiatiningsih
2. Syafira putri s.
3. Tiya ismayani
4. Try gina budiarti
5. Via monica f.
6. Windy selvia
7. Yamaida salmi a.

AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH CIREBON


Jalan Walet No. 21 Tuparev – Cirebon
2019
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

1. Topik
TAK SOSIALISASI : Isolasi Sosial Perkenalan
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Klien mampu membina hubungan sosial dalam kelompok secara
bertahap
b. Tujuan khusus
1) Klien mampu memperkenalkan diri
2) Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
3) Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4) Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
5) Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi
pada orang lain
6) Klien mampu bekerjasama dalam permainan sosialisasi kelompok
7) Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan
TAK yang telah digunakan
3. Latar belakang
Keperawatan jiwa adalah suatu pelayanan kesehatan tentang masalah
kesehatan jiwa dari rentang sehat jiwa sampai gangguan jiwa yang terjadi
pada anak sampai lansia. Kesehatan jiwa tidak hanya terkait dengan
gangguan jiwa. Ada beberapa aspek yang mempengaruhi kesehatan jiwa,
misalnya: kualitas Sumber Daya Manusia dalam mengawasi emosional,
kemudian aspek sosial yakni kejadian di lingkungan yang berdampak pada
gangguan jiwa seperti tindakan kekerasan dan merasa tidak nyaman.
Salah satu pilar model keperawatan profesional adalah pelayan
keperawatan dengan menggunakan sistem pemberian asuhan keperawatan
(patient care delivery system), dan sistem pemberian asuhan keperawatan
yang diterapkan adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses
keperawatan. Salah satu asuhan keperawatan yang kami bahas ini adalah
asuhan keperawatan pada klien dengan sosialisasi : Isolasi sosial
Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi
dengan orang lain (Gail W.Suart, 2007) . Penurunan sosialisasi dapat
terjadi pada individu yang menarik diri , yaitu percobaan untuk
menghindari interaksi dengan orang lain ( Rowlins,1993). Dimana
individu yang mempunyai mekanisme koping adaptiv , maka peningkatan
sosialisasi lebih mudah dilakukan. Sedangkan individu yang mempunyai
mekanisme koping mal adaptiv ( skizofrenia, bila tidak segera mendaptkan
terapi / penanganan yang baik akan menimbulkan masalah-masalah yang
lebih banyak dan lebih buruk .( keliat dan Akemat, 2005) menjelaskan
untuk peningkatkan sosialiasasi pasien skizofrenia bisa dilakukan dengan
pemberian Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi .
Hampir diseluruh dunia terdapat sekitar 450 juta (11% orang yang
mengalami skizofrenia ( ringan sampai berat(WHO 2006). Hasil survey
kesehatan mental rumah tangga di Indonesia menyatakan bahwa 180 orang
/ 1000 penduduk di Indonesia mengakami skizofrenia ( ringan sampai
berat ). Berdasarkan survey di rumah sakit jiwa , masalah keperawatan
yang paling banayk ditemukan adalah menarik diri ( 17,91%) , halusinasi
(26,37%), perilaku kekerasan (17,41 %) dan , Harga Diri Rendah
(16,92%) ( Pikiran Rakyat Bndung ,2007).
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh menarik diri pada klien
skizofrenia adalah : 1 . Kerusakan komunikasi verbal dan non verbal , 2 .
Gangguan hubungan Interpersonal , 3. Gangguan Interkasi Sosial , 4.
Resiko Perubahan Persepsi Sensori ( Halusinasi). Bila klien menrik diri
tidak cepat teratasi maka akan dapat membahayakan keselamatan diri
sendiri maupun orang lain ( Budi Anna keliat, 2006).
Penatalaksanaan klien dengan riwayat klien menrik diri dapat
dilakukan salah satunya dengan pemberian intervensi Terapi Aktivitas
Kelompok Sosialisasi , yang merupakan salah satu terapi modalitas
keperawatan jiwa dalam sebuah aktivitas secara kolektif dalam rangka
pencapaian penyesuaian psikologis , perilaku dan pencapaian adaptasi
optimal pasien. Dalam kegiatan aktivitas kelompok , tujuan ditetapkan
berdasarkan akan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh sebagian
besar peserta . Terapi Aktivitas Kelompok( TAK) Sosialisasi adalah upaya
memfasilitasi kemampuan klien dalam meningkatkan sosialisasi.
Dari Latar belakang tersebut diatas , penulis tertarik membuat
penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) Sosialisasi pada pasien Skizofrenia dalam riwayat
menarik diri.
Terapi aktivitas kelompok adalah metode yang efektif dalam
menyelesaikan masalah serta dapat dilihat keuntungannya, yaitu mendapat
dukungan, pendidikan dan meningkatkan kemampuan menyelesaikan
masalah. Penggunaan kelompok dalam keperawatan jiwa memberi
dampak positif dalam pencegahan, pengobatan dan terapi pemulihan
kesehatan jiwa melalui terapi aktivitas kelompok. Salah satu bentuk dari
terapi aktivitas kelompok adalah stimulasi presepsi. Pada dasarnya terpi
aktivitas kelompok telah dipergunakan dalam praktek kesehatan jiwa yang
juga merupakan bagian terpenting dalam keterampilan teraupetik dalam
keperawatan. Terapi aktivitas kelompok sebagai metode yang efektif dan
efisien untuk menyelesaikan masalah serta dapat dilihat keuntungannya
yaitu:

1. Mendapat dukungan (support)


2. Pendidikan
3. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
Perawat sebagai pimpinan kelompok dapat menilai respon klien selama
berada dalam kelompok. Perawat sebagai pimpinan kelompok dapat
menggunakan kelompok untuk mendorong individu mengungkapkan
masalah dan mendapat bantuan pemecahan masalah dari kelompok. Pada
saat ini perawat dapat menilai respon klien selama berada dalam kelompok
(Keliat, 2012).

4. Seleksi pasien
Pasien yang dilakukan Terapi Aktivitas adalah pasien yang koopratif,
masalah keperawatan sesuai dengan indikasi TAK yaitu isolasi sosial,
jumlah pasien yang dilakukan TAK sekitar 6-12 paien, pasien diharapkan
bersedia mengikuti TAK dari awal hingga akhir. Proses seleksi pasien
dilakukan sehari sebelum pelaksanaan
5. Jadwal kegiatan
a. Tempat Pelaksanaan TAK : WISMA DWARAWATI
b. Lama pelaksanaan TAK : 15-30 menit
c. Waktu pelaksanaan TAK : senin,08 Juli 2019 09.30 WIB
6. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi dan tanya jawab
c. Demonstrasi
7. Media dan Alat
1. Kertas dan Spidol
2. Jadwal kegiatan harian klien
8. Pengorganisasian
Leader : Yamaida Salmi A.
Co leader : Tiya ismayani
Fasilitator : Syafira, windy, via, sri
Observer : try gina budiarti
9. Setting tempat

K K K F
F

co
K
meja
L

K
F

K
F K K O
Keterangan :

1. L : leader
2. Co : Co-Lider
3. F: fasilitator
4. O : Observer
5. K : Klien
10. Program antisipasi
a. Memberikan motivasi pada klien yang kurang aktif saat melakukan
kegiatan TAK
b. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit
1) Panggil nama klien
2) Tanyakan alasan klien meninggalkan permainan.
3) Menjelaskan tentang tujuan dan berikan penjelasan pada klien
bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien
boleh kembali lagi
c. Bila ada klien yang ingin ikut tiba-tiba
1) Berikan penjelasan pada klien bahwa ini ditujukan pada klien yang
telah dipilih.
d. Bila suasana pasif maka leader dan fasilitator memotivasi klien agar
mau aktif dan kooperatif dalam mengikuti kegiatan TAK.
11. Langkah kegiatan TAK
No Langkah kegiatan Durasi

1 Persiapan : 5 menit
a. Memilih klien yang sudah kooperatif
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat
pertemuan
2 Tahap Orientasi 10 menit
A. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien.
“Selamat pagi ibu ibu .”
2. Perkenalkan nama dan panggilan
terapis “Yamaida, dan disana ada mba
tiya sebagai co-leader, try gina sebagai
observer dan teman teman yang lain
sebagai fasillitator dari AKPER
Muhammadiyah Cirebon”

B. Evaluasi validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
“Bagaimana perasaan teman-teman
hari ini?, baik bila ditanya bagaimana
perasaannya hari ini dijawab
“Alhamdulillah Luar biasa
Allahuakbar” Saya tanya sekali lagi
yaa “Bagaimana perasaannya hari ini?”

C. Menjelaskan tujuan kegiatan


“Baik tujuan kita kali ini kita akan
melakukan TAK untuk berkenalan, saling
menyapa, menambah teman menambah
kenalan ya, menambah saudara juga, kan
banyak banget untungnya kita banyak
teman”

D. Kontrak
“Baiklah, kita akan melakukan permainan
dengan cara bercakap-cakap , nanti kalian
juga akan bersosialisasi memperkenalkan
diri .”
1. Waktu : 15-30 menit
2. Tempat : Wisma Dwarawati
3. Topik : Isolasi Sosial

E. Menjelaskan aturan main berikut.


1. Jika klien ada yang ingin meninggalkan
kelompok, harus minta izin harus
meminta izin kepada Leader,
mengangkat tangan dan menyebutkan
nama
2. Lama kegiatan 30 menit
3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari
awal sampai selesai .
4. klien harus focus dan tidak boleh
mengobrol sendiri dengan temannya.

3 F. Kerja 15 menit
1. Jelaskan kegiatan , yaitu saya dan
teman saya akan mencontohkan
terlebih dahulu, lalu nanti satu persatu
memperkenalkan diri.
2. Nanti klien dapat menyebutkan
Salam, Nama lengkap, Nama
panggilan, Hobby dan asalnya. Lalu
ditulis dikardus/ papan nama.
3. Beri pujian setiap anggota kelompok
berupa Tepuk tangan
G. Terminasi
A. Evaluasi
1. Leader menanyakan perasaan klien
setelah mengikuti TAK.
“ Bagaimana perasaannya hari ini
setelah mengikuti Terapi Aktivitas
Kelompok?”
2. Leader menanyakan kembali
tentang TAK yang sudah
didiskusikan.
“Semuanya sudah mengenal nama
temannya?”
3. Memberikan reinformennt positif
terhadap perilaku klien positif.
“ Teman-teman semua pada
Semangat ya semuanya hebat ”

B. Tindak lanjut 5 menit


1. Menganjurkan klien untuk melatih
TAK yang sudah didiskusikan
“ Baik ya besok lanjutkan kenalan
dengan satu teman.”
2. Memasukankegiatan
memperkenalkan diri pada jadwal
kegiatan klien.

C. Kontrak yang akan datang


1. Menyepakati kegiatan berikut,
yaitu berkenalan dengan anggota
kelompok.

2. Lanjutkan TAK Step 2


Menyepakati waktu dan tempat .
Tempat : Wisma Dwarawati
Waktu : 10.00 pagi
DAFTAR PUSTAKA

Nurjanah, I. (2012). Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta:


Mocomedia.

Tarwoto, Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,


Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai