Anda di halaman 1dari 9

Laporan Pelaksanaan Tugas

1. Dasar Penugasan : Surat Tugas No 090/D-04/DINKES-PKM.06/ /III/2018


2. Nama Petugas : 1. Alfian Waworuntu
2. Didi Mamoto, AMKL
3. Andi Elfira, Amd.Keb
4. Faisal Marala, Amd.KL
3. Tujuan Perjalanan : Desa Bulawan 1 Dusun 1,2,4
4. Tanggal Perjalanan : 12,13,15 Maret 2018
5. Maksud Perjalanan : Pemicuan Stop Buang Air Besar Sembarangan
6. Hasil Kunjungan : Masyarakat menerima kami dengan baik dan juga mereka menyepakati
kesepakatan tentang Stop BABS
Laporan Hasil Pemicuan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
a. Pengertian
Suatu kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan
b. Metode yang digunakan
- Pemetaan Sanitasi
- Diskusi
1. Alur Kontaminasi
2. Simulasi air Yang terkontaminasi
c. Tempat dan Waktu Pemicuan
1. Tempat
- Desa Bulawan I Dusun 1,2,4
2. WaKtu
- Tanggal
d. Hasil Pemicuan
1. Pemetaan Sanitasi
1. Tujuan

a. Mengetahui / melihat peta wilayah BAB masyarakat


b. Sebagai alat monitoring (pasca triggering, setelah ada mobilisasi masyarakat)
2. Alat yang diperlukan

a. Tanah lapang atau halaman


b. Bubuk putih untuk membuat batas desa.

c. Potongan – potongan kertas untuk menggambarkan rumah penduduk.


d. Bubuk kuning untuk menggambarkan kotoran.
e. Spidol.
f. Kapur tulis berwarna untuk garis akses penduduk terhadap sarana sanitasi
Bahan tersebut bisa digantikan dengan bahan lokal seperti: daun, batu,
ranting kayu, dll.
3. Proses
a. Mengajak masyarakat untuk membuat outline desa / dusun / kampung,

seperti batas desa/dusun/kampung, jalan, sungai dan lain-lain.


b. menyiapkan potongan-potongan kertas dan minta masyarakat untuk
mengambilnya, menuliskan nama kepala keluarga masing-masing dan
menempatkannya sebagai rumah, kemudian peserta berdiri di atas rumah
masing-masing.
c. Meminta mereka untuk menyebutkan tempat BABnya masing-masing. JIka
seseorang BAB di luar rumahnya baik itu di tempat terbuka maupun
“numpang di tetangga”, tunjukkan tempatnya dan tandai dengan bubuk
kuning. Beri tanda (garis akses) dari masing-masing KK ke tempat BAB nya.
d. Menanyakan pula di mana tempat melakukan BAB dalam kondisi darurat
seperti pada saat malam hari, saat hujan atau saat terserang sakit perut.
4. Pendalaman / analisa partisipatif dari kegiatan pemetaan.
a. Menayakan berapa kira-kira jumlah “tinja” yang dihasilkan oleh setiap orang

setiap harinya. Sepakati jumlah rata-ratanya.


b. Meminta masyarakat untuk menulis jumlah anggota keluarga di atas kertas
yang berisi nama KK dan berapa jumlah total “tinja” yang dihasilkan oleh 1
keluarga/rumah setiap harinya.
c. Mengajak masyarakat untuk melihat rumah mana (yang masih BAB di
sembarang tempat) yang paling banyak menghasilkan tinja. (beri tepuk
tangan).
d. Pada penduduk yang BAB di sungai, menayakan ke mana arah aliran airnya.

e. Pada penduduk yang berada di daerah hilir, menanyakanan dimana mereka

mandi. Picu masyarakat bahwa bapak/ibu telah mandi dengan air yang ada
tinjanya.
f. Mengajak masyarakat menghitung jumlah “tinja” dari masyarakat yang masih
BAB di sembarang tempat per hari, dan kemudian per bulan. Berapa banyak
“tinja” yang ada di desa / dusun tersebut dalam 1 tahun? Berapa lama
kebiasaan BAB sembarang tempat berlangsung?.
g. Menanyakan kemana Kira-kira “perginya” tinja – tinja tersebut.

h. Di akhir kegiatan menayakan: kira-kira kemana besok mereka akan BAB?


Apakah mereka akan melakukan hal yang sama
1. Diskusi

a. Alur Kontaminsasi
1. Tujuan
Mengajak masyarakat untuk melihat bagaimana kotoran manusia dapat
dimakan oleh manusia yang lainnya.
2. Alat yang digunakan
a. Air dalam Gelas Aqua
b. Potongan – potongan kertas
c. Spidol
3. Proses
a. Menanyakan kepada masyarakat apakah mereka yakin bahwa tinja bisa
masuk ke dalam mulut?
b. Menanyakan bagaimana tinja bisa “dimakan oleh kita”? melalui apa saja?
meminta masyarakat untuk menggambarkan atau menuliskan hal – hal
yang menjadi perantara tinja sampai ke mulut.
c. menganalisa hasilnya bersama – sama dengan masyarakat dan
mengembangkan diskusi (misalnya untuk memicu rasa takut sakit).

7. Permasalahan yang dihadapi


Masalahnya adalah sebagian masyarakat yang tidak memiliki jamban pribadi karena tanah yang
mereka tempati hanya tanah sewa dan juga karena masalah dana.

8. Kesimpulan dan saran Perbaikan

Kesimpulan:

Selama kegiatan aparat desa dan masyarakat menerima kami dengan baik dan bekerja sama
dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan kebersamaan yang dilakukan selama kegiatan
berlangsung.

Saran perbaikan:

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan masyarakat agar dapat merubah prilaku BABS menjadi
Stop BABS.

Kotabunan, 12 Maret 2018


Disposisi Pelapor
Kepala
UPTD PKM Kotabunan No Nama TTD
1 Alfian Waworuntu
2 Didi mamoto,AMKL
Dr. Marzuki Abdul 3 Andi Elfira, Amd.Keb
NIP 19851215 201201 1001 4 Faisal Marala, Amd.KL
Dokumtasi : Pemetaan Sanitasi di Desa Bulawan Induk
Laporan Pelaksanaan Tugas

1. Dasar Penugasan : Surat Tugas No 090/D-04/DINKES-PKM.06/ /III/2018


2. Nama Petugas : 1. Asty Arsyad,SKM
2. Didi Mamoto, AMKL
3. Andi Elfira, Amd.Keb
4. Faisal Marala, Amd.KL
3. Tujuan Perjalanan : Desa Bulawan 1 Dusun 3
4. Tanggal Perjalanan : 14 Maret 2018
5. Maksud Perjalanan : Pemicuan Stop Buang Air Besar Sembarangan
6. Hasil Kunjungan : Masyarakat menerima kami dengan baik dan juga mereka menyepakati
kesepakatan tentang Stop BABS
Laporan Hasil Pemicuan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
e. Pengertian
Suatu kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan
f. Metode yang digunakan
- Pemetaan Sanitasi
- Diskusi
3. Alur Kontaminasi
4. Simulasi air Yang terkontaminasi
g. Tempat dan Waktu Pemicuan
3. Tempat
- Desa Bulawan I Dusun 3
4. WaKtu
- Tanggal
h. Hasil Pemicuan
2. Pemetaan Sanitasi
5. Tujuan

c. Mengetahui / melihat peta wilayah BAB masyarakat


d. Sebagai alat monitoring (pasca triggering, setelah ada mobilisasi masyarakat)
6. Alat yang diperlukan

g. Tanah lapang atau halaman


h. Bubuk putih untuk membuat batas desa.

i. Potongan – potongan kertas untuk menggambarkan rumah penduduk.


j. Bubuk kuning untuk menggambarkan kotoran.
k. Spidol.
l. Kapur tulis berwarna untuk garis akses penduduk terhadap sarana sanitasi
Bahan tersebut bisa digantikan dengan bahan lokal seperti: daun, batu,
ranting kayu, dll.
7. Proses
e. Mengajak masyarakat untuk membuat outline desa / dusun / kampung,

seperti batas desa/dusun/kampung, jalan, sungai dan lain-lain.


f. menyiapkan potongan-potongan kertas dan minta masyarakat untuk
mengambilnya, menuliskan nama kepala keluarga masing-masing dan
menempatkannya sebagai rumah, kemudian peserta berdiri di atas rumah
masing-masing.
g. Meminta mereka untuk menyebutkan tempat BABnya masing-masing. JIka
seseorang BAB di luar rumahnya baik itu di tempat terbuka maupun
“numpang di tetangga”, tunjukkan tempatnya dan tandai dengan bubuk
kuning. Beri tanda (garis akses) dari masing-masing KK ke tempat BAB nya.
h. Menanyakan pula di mana tempat melakukan BAB dalam kondisi darurat
seperti pada saat malam hari, saat hujan atau saat terserang sakit perut.
8. Pendalaman / analisa partisipatif dari kegiatan pemetaan.
i. Menayakan berapa kira-kira jumlah “tinja” yang dihasilkan oleh setiap orang
setiap harinya. Sepakati jumlah rata-ratanya.
j. Meminta masyarakat untuk menulis jumlah anggota keluarga di atas kertas
yang berisi nama KK dan berapa jumlah total “tinja” yang dihasilkan oleh 1
keluarga/rumah setiap harinya.
k. Mengajak masyarakat untuk melihat rumah mana (yang masih BAB di
sembarang tempat) yang paling banyak menghasilkan tinja. (beri tepuk
tangan).
l. Pada penduduk yang BAB di sungai, menayakan ke mana arah aliran airnya.
m. Pada penduduk yang berada di daerah hilir, menanyakanan dimana mereka

mandi. Picu masyarakat bahwa bapak/ibu telah mandi dengan air yang ada
tinjanya.
n. Mengajak masyarakat menghitung jumlah “tinja” dari masyarakat yang masih
BAB di sembarang tempat per hari, dan kemudian per bulan. Berapa banyak
“tinja” yang ada di desa / dusun tersebut dalam 1 tahun? Berapa lama
kebiasaan BAB sembarang tempat berlangsung?.
o. Menanyakan kemana Kira-kira “perginya” tinja – tinja tersebut.

p. Di akhir kegiatan menayakan: kira-kira kemana besok mereka akan BAB?


Apakah mereka akan melakukan hal yang sama
2. Diskusi

b. Alur Kontaminsasi
4. Tujuan
Mengajak masyarakat untuk melihat bagaimana kotoran manusia dapat
dimakan oleh manusia yang lainnya.
5. Alat yang digunakan
a. Air dalam Gelas Aqua
b. Potongan – potongan kertas
c. Spidol
6. Proses
d. Menanyakan kepada masyarakat apakah mereka yakin bahwa tinja bisa
masuk ke dalam mulut?
e. Menanyakan bagaimana tinja bisa “dimakan oleh kita”? melalui apa saja?
meminta masyarakat untuk menggambarkan atau menuliskan hal – hal
yang menjadi perantara tinja sampai ke mulut.
f. menganalisa hasilnya bersama – sama dengan masyarakat dan
mengembangkan diskusi (misalnya untuk memicu rasa takut sakit).

7. Permasalahan yang dihadapi


Masalahnya adalah sebagian masyarakat yang tidak memiliki jamban pribadi karena tanah yang
mereka tempati hanya tanah sewa dan juga karena masalah dana.

8. Kesimpulan dan saran Perbaikan

Kesimpulan:

Selama kegiatan aparat desa dan masyarakat menerima kami dengan baik dan bekerja sama
dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan kebersamaan yang dilakukan selama kegiatan
berlangsung.

Saran perbaikan:

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan masyarakat agar dapat merubah prilaku BABS menjadi
Stop BABS.

Kotabunan, 14 Maret 20
Disposisi Pelapor
Kepala
UPTD PKM Kotabunan No Nama TTD
1 Asty Arsyad,SKM
2 Didi mamoto,AMKL
Dr. Marzuki Abdul 3 Andi Elfira, Amd.Keb
NIP 19851215 201201 1001 4 Faisal Marala, Amd.KL
Dokumtasi : Pemetaan Sanitasi di Desa Bulawan I

Anda mungkin juga menyukai