Anda di halaman 1dari 16

KETAHANAN NASIONAL

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pendidikan Kewarganegaraan
yang dibina oleh Bapak Hendri Purwito

oleh : Kelompok 2
Anggota :
1. Aushofusy Syarifah Agustin (15034160
2. Bidari Intan Rucitra (150341602763)
3. Maya Agustin (150341607439)
4. Mochammad Fahrur Rozi (150341601364)
5. Satrio Dwi Sanjaya (150536607318)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
MARET 2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ketahanan nasional Indonesia adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang
meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi , berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional,
dalam menggapai dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan
gangguan baik yang dating dari luar dan dari dalam untuk menjamin identitas,
integrasi, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan mencapai
tujuan nasional.
Konsepsi ketahanan nasional adalah konsepsi pengembangan kekuatan
nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan
yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan
terpadu berlandaskan UUD 1945 dan wawasan nusantara dengan kata lain
konsepsi ketahanan nasional merupakan pedoman untuk meningkatkan keuletan
dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangan kekuatan
nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Kesejahteraan dapat
digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan
mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang
adil dam merata, rohaniah, dan jasmaniah. Sedangkan keamanan adalah
kemampuan bangsa melindungi nilai-nilai nasional terhadap ancaman dari luar
maupun dari dalam.
Ketahanan pribadi adalah salah satu faktor pendukung utama dalam unsur-
unsur pembentuk ketahanan nasional. Ketahanan pribadi sendiri dapat dilihat dari
2 faktor yang aman yakni ke dalam dan keluar. Ketahanan pribadi yang ke dalam
ialah suatu pola dari setiap individu tentang cara menyikapi terhadap keadaan
negaranya dimana dirinya dituntut untuk menjaga fisik, mental dan fikirannya
agar tetap terjaga sehingga apabila dibutuhkan oleh negara sewaktu-waktu dia
siap untuk melakukan usaha-usaha pembelaan negara demi utuhnya ketahanan
nasional negara kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan ketahanan pribadi yang
keluar adalah cara pandang kita terhadap kondisi politik Indonesia baik di dalam
negeri maupun negara-negara lain.
Banyaknya gangguan keamanan di dalam negara kesatuan Republik
Indonesia dikarenakan faktor-faktor seperti kurangnya pengertian dari penduduk
tentang wawasan nusantara, kurangnya kesadaran akan rasa persatuan dan
kesatuan yang menjadi daya dukung, integritas, dan identitas bangsa dan negara.
Hal tersebut disebabkan karena kurang mengertinya mereka karena kurang
pengertian dari makna ketahanan pribadi.
Ketahanan pribadi ditumbuhkan sebab adanya ketahanan keluarga, disini arti
ketahanan keluarga adalah karena adanya pengaruh yang besar dalam ketahanan
pribadi. Keluargalah yang memberitahu dan mengajari serta menunjukkan arti
pentingnya dari pertahanan pribadi dimana setiap pribadi disini belajar tentang arti
penting dari sebuah ketahanan yang bertujuan untuk memacu ketahanan nasional.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan beberapa masalah
yang kami bahas pada makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana pengertian ketahanan nasional ?
2. Apa saja landasan ketahanan nasional ?
3. Apa saja asas-asas ketahanan nasional ?
4. Bagaimana sifat ketahanan nasional ?
5. Bagaimana proses terbentuknya ketahanan nasional ?
6. Bagaimana keamanan dalam negeri ?
7. Bagaimana keberhasilan ketahanan nasional ?
8. Apa saja fungsi ketahanan nasional ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengertian ketahanan nasional
2. Landasan ketahanan nasional
3. Asas-asas ketahanan nasional
4. Sifat ketahanan nasional
5. Proses terbentuknya ketahanan nasional
6. Keamanan dalam negeri
7. Keberhasilan ketahanan nasional
8. Fungsi ketahanan nasional
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ketahanan Nasional

Ketahanan nasional adalah kondisi dinamik yang berisi tentang sebuah


konsep ketangguhan dan keuletan suatu bangsa dalam mengembangkan
kemampuan untuk mengatasi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan
(ATHG), baik yang muncul dari dalam maupun luar, baik secara langsung
maupun tak langsung yang membahayakan terhadap identitas, integritas, dan
kelangsungan hiduo suatu bangsa dalam mengejar cita-cita nasionalnya (Al
Hakim dkk,2014)

Substansi pokok ketahanan nasional meliputi seluruh aspek kehidupan


bangsa yang tergambar dala bidang-bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial-
budaya, dan pertahanan dan keamanan negara. Substansi tersebut dapat menjadi
prasyarat dan tolok ukur utama dalam upaya perwujudan ketahanan nasional
dalam berbagai sudut pandang.

B. Landasan Ketahanan Nasional


1. Pancasila Landasan Idiil
2. UUD 1945 Landasan Konstitusional
3. Wawasan Nusantara Landasan Konseptual

C. Asas-asas Ketahanan nasional

Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang disadari nilai-nilai yang tersusun
berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut
adalah sebagai berikut :

1. Asas kesejahteraan dan keamanan

Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi
individu maupun masyarakat atau kelompok. Didalam kehidupan nasional
berbangsa dan bernegara, unsur kesejahteraan dan keamanan ini biasanya menjadi
tolak ukur bagi mantap/tidaknya ketahanan nasional.

2. Asas komprehensif/menyeluruh terpadu

Artinya, ketahanan nasioanal mencakup seluruh aspek kehidupan. Aspek-


aspek tersebut berkaitan dalam bentuk persatuan dan perpaduan secara selaras,
serasi, dan seimbang.

3. Asas kekeluargaan

Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang


rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Dalam hal ini hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya
perbedaan, dan kenyataan real ini dikembangkan secara serasi dalam kehidupan
kemitraan dan dijaga dari konflik yang bersifat merusak/destruktif.

D. Sifat Ketahanan Nasional

1. Mandiri

Percaya kepada kemampuan dan kekuatan diri sendiri, keuletan dan


ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu
pada identitas, integritas dan kepribadian bangsa. Kemandirian merupakan syarat
untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dalam perkembangan
global.

2. Dinamis

Ketahanan nasional dapat meningkat atau menurun tergantung pada situasi


dan kondisi bangsa dan negara serta lingkungan strateginya. Hal ini sesuai dengan
hakekat dan pengertian bahwa yang ada di dunia ini selalu berubah dan perubahan
itu sendiri senantiasa berubah pula. Upaya peningkatan ketahanan nasional harus
senantiasa diorientasikan kemasa depan dan dinamikanya diarahkan untuk
pencapaian kondisi kehidupan nasional yang baik.

3. Wibawa

Keberhasilan pembinaan nasional secara berlanjut dan berkesinambungan


akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa. Makin tinggi tingkat
ketahanan nasional Indonesia berarti makin tinggi daya tangkap yang dimiliki
bangsa dan Negara Indonesia.

4. Konsultasi dan kerjasama

Konsultasi dan kerjasama berarti tidak mengutamakan sifat konfrontatif dan


antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih
bersikap konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai dan mengandalkan
pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

E. Proses Terbentuknya Ketahanan Nasional


1. Ketahanan Individu

Ketahanan individu adalah salah satu faktor pendukung utama dalam unsur-
unsur pembentu ketahanan nasional. Ketahanan individu sendiri dapat dilihat dari
dua faktor, yaitu ketanahanan ke dalam adalah suatu pola dari setiap individu
dalam menyikapi kondisi negara dan menjaga fisik serta mentalnya agar tetap
sehat dan jernih sehingga jika negara membutuhkannya maka akan ada kesiapan
khusu untuk melakukan usaha-usaha pembelaan negara baik secara fisik,
intelektual, dan diplomatis. Ketahanan keluar adalah ketahanan individu yang
berhubungan dengan relasinya dengan individu lain, kelompok masyarakat,
pimpinan negara, dan unsur-unsur bangsa lainnya. Kedua faktor ini sangat
diperlukan mengingat suatu negara tidak akan tahan dan terbangun dengan baik
jika tidak ada unsur individu yang tahan, ulet dan dapat bersikap dinamin dengan
keadaan sekitarnya baik secara sempit maupun dalam cakupan yang lebih luas.
2. Ketahanan Keluarga

Keluarga dapat dikatakan sebagai kumpulan individu yang membina sebuah


organisasi kecil atas dasar rasa kasih dan sayang serta ikatan batin yang tinggi dan
bersifat sangat khusus. Keluarga juga dapat dianggap sebagai motor penggerak
yang pertama atas terwujudnya generasi-generasi baru yang dapat diharapkan
untuk kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Maka, dari itu keluarga diharapkan
dapat menjadi keluarga yang tahan dalam aspek apapun, misalnya dalam
pemenuhan kebutuhan primernya. Selain itu, keluarga diharapkan bisa menjadi
agen pembangun generasi berkualitas dengan adanya keturunan yang dididik dan
ditatar dengan rasa kasih sayang, ketegasan, dan kecukupan dalam hal gizi dan
finansial. Keluarga yang tahan dan dapat berperan dalam mewujudkan ketahanan
nasional adalah keluarga yang dapat hidup dengan mandiri, sejahtera, dan mampu
berkontribusi dalam membangun bangsa. Keluarga yang ideal adalah keluarga
yang dinamis, moderat, dan mampun menyesuaikan diri dengan berbagai situasi
nasional dan global dengan cara melakukan sebuah terobosan dan inovasi kecil
maupun besar yang berarti banyak dalam ketahanan nasional.

3. Ketahanan Tetangga

Ketahanan tetangga adalah bagaimana menjaga kedamaian tingkat anta


tetangga contphnya rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW). Ketahanan
tetangga ini dapat ditunjukkan dengan rasa kepedulian misalnya silaturahmi atau
interaksi anatar warga baik secara lisan maupun perilaku agar tebentuk ikatan
yang menjadi pokok kebersamaan, rasa saling peduli dan saling percaya. Hal ini
dapat diterapkan pada pemilihan ketua RT atau RW, gotong royong
membersihkan kompleks tempat tinggal. Kegiatan tersebut dapat menimbulkan
easa saling peduli satu sama lain sehingga dapat menjadi dasar ketahanan
tetangga.

4. Ketahanan Desa/Kelurahan

Desa adalah suatu kelompok masyarakat yang berada dalam suatu wilayah
administratif tertentu yang dikepalai oleh kepala desa yang dipilih secara langsung
ataupun dalam proses aklamasi oleh masyarakat, sedangkan kelurahan adalah
salah satu tataran dalam pemerintah eksekutif yang menaungi beberapa Rukun
Warga (RW). Pemimpin dalam kelurahan disebut juga dengan lurah. Lurah
memiliki jabatan jenis struktural dan merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Akan tetapi, ada satu ciri desa dan kelurahan yang hampir sama, yakni memiliki
tingkat heterogenitas dan kemajemukan masyarakat yang cukup tinggi dan pasti
ada kelompok masyarakat dengan etnis atau agama mayoritas yang ada di wilayah
tersebut.

Berdasarkan uraian pada alinea sebelumnya, maka akan dibahas mengenai


ketahanan dalam wilayah kelurahan/desa. Ketahanan dalam cakupan wilayah ini
dibangun dari ketahanan individu dan keluarga yang kuat. Selain itu, ada unsur
tambahan yakni, ketahanan dan usaha persatuan dan kesatuan antar golongan
masyarakat, baik dipandang dari segi agama,etnis, maupun golongan lain yang
menjadi faktor heterogenitas masyarakat. Warga dan pemimpiin wilayah wajib
dan harus bersinergi dalam mewujudkan ketahanan dalam wilayahnya. Unsur
ketahanan lain dalam wilayah ini juga dipandang dari segi kemandirian dan
kedaulatan ekonomi, energi, pangan, dan dalam hal akses pendidikan. Hal ini
dikarenakan, jumlah warga yang lebih banyak dan artinya tingkat kebutuhan
warga akan kebutuhan primernya juga akan semakin banyak, rumit, dan luas.
Maka dari itu, hal-hal tersebut juga dipandang sebagai unsur motor penggerak
terbentuknya ketahanan nasional dalam cakupan wilayah desa/kelurahan.

5. Ketahanan Kecamatan

Kecamatan adalah kumpulan dari desa dan/atau kelurahan dalam naungan


wilayah administratif yag dipimpin oleh seorang camat. Dalam bahasan upaya
perwujudan ketahanan nasional, ketahanan kecamatan adalah salah satu
penggerak yang lebih kompleks daripada desa dan kelurahan. Akan tetapi
ketahanan kecamatan memiliki hubungan proses perwujudan yang lebih rumit dan
kompleks. Hubungan vertikal ke bawah dan ke atas kadang memperlambat
terwujudnya ketahanan tersebut, misalnya hubungan dengan tataran pemerintah
yang lebih atas, misalnya kota dan/atau kabupaten dan hubungan ke bawah
dengan pemerintah tingkat desa dan/atau kelurahan yang dinaunginya. Dalam
proses perwujudan ketahanan kecamatan ini juga lebih diperhatikan akan potensi
terjadi konflik sosial di wilayah tersebut. Hal ini biasanya disebabkan oleh dua
hal, yaitu pemenuhan kebutuhan primer, faktor SARA, dan kurangnya ketahanan
dalam cakupan yang lebih sempit dari tingkat kelurahan hingga yang terbawah
yakni ketahanan individu. Maka dari itu, ketahanan kecamatan perlu diwujudkan
karena semakin luas cakupan usaha ketahanan, maka semakin tinggi pula
perannya dalam mewujudkan ketahanan nasional di negara kita.

6. Ketahanan Nasional

Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri
atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara
langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional. Ketahanan nasional terdiri dari
beberapa aspek yakni aspek trigatra, aspek panca gatra, aspek pertahanan
keamanan.
a. Aspek Trigatra
 Posisi dan Lokasi Geografi negara
Bentuk, keadaan, dan lokasi geografi suatu negara sangat mempengaruhi
kehidupan bangsa yang mendiaminya dalam penyelenggaraan dan pengaturan
kesejahteraan dan keamanan. Negara kepulauan dalam membina ketahanan
nasionalnya akan lebih banyak memanfaatkan potensi lautnya. Posisi atau letak
geografis suatu negara akan sangat menentukan peran negara tersebut dalam
peraturan lalulintas dunia dan akan menghadapi bentuk-bentuk ancaman yang
berbeda. Dapat ditarik kesimpulan bahwa letak geografis suatu negara akan
berpengaruh terhadap ketahanan nasional suatu bangsa.
Pengaruh letak geografis terhadap politik melahirkan geopolitik dan
geostrategi, sehingga dikenal dengan wawasan nasional suatu. Dengan demikian,
setiap negara dapat mengembangkan wawasan nasionalnya sendiri-sendiri sesuai
dengan kondisi geografisnya.
 Keadaan dan Kekayaan Alam
Kekayaan alam suatu negara adalah segala sumber dan potensi alam yang
didapatkan di bumi, laut, dan udara yang berada diwilayah suatu negara. Suatu
negara yang kebutuhan sumber daya alamnya tidak terpenuhi pasti akan
memenuhinya dengan berbagai upaya. Hal itu tentu akan menimbulkan berbagai
masalah, baik ekonomi, politik, sosial, budaya maupun Hankam. Oleh karena itu,
kekayaan alam sebagai kekuatan nasional harus dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan nasional. Agar dapat mengatasi
kerawanan dan ancaman yang mungkin timbul, diperlukan menejemen pengelola
SDA yang berdasarkan asas maksimal, lestari, dan bedaya saing. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa kekayaan alam apabila dikelola dengan baik
dapat meningkatkan ketahanan nasional. Sebaliknya, jika tidak dapat dikelola
dengan baik justru akan menganggu ketahanan nasional.
 Keadaan dan kemampuan Penduduk
Hal-hal yang terkait dengan keadaan penduduk suatu negara meliputi (i)
jumlah penduduk dan perubahan jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya
fertilitas, mortalitas dan migrasi, (ii) komposisi penduduk atau susunan penduduk
menurut umur dan jenis kelamin, dan (iii) persebaran penduduk. Keadaan
penduduk sangat berpengaruh terhadap penyediaan tenaga kerja pengelola
kekayaan alam dan berpengaruh pula terhadap personal yang mampu mengelola
hankam. Pertumbuhan penduduk yang tidak disertai oleh peningkatan kualitas
sumber daya manusia akan mengakibatkan ketimpangan sosial ekonomi dan
akhirnya juga akan melemahkan ketahanan nasional. Pertumbuhan ekonomi yang
seimbang dapat meningkatkan ketahanan nasional.

b. Aspek Pancagatra
 Aspek Ideologi
Ideologi suatu negara di artikan sebagai guiding of principles atau prinsip
yang dijadikan dasar atau pemberi arah dan tujuan yang hendak dicapai dalam
melangsungkan dan mengembangkan hidup dan kehidupan nasional suatu bangsa
(negara). Agar bangsa Indonesia memiliki ketahanan di bidang ideologi, pancasila
harus di jadikan pandangan hidup bangsa dan diperlukan pengalaman secara
objektif dan subjektif. Semakin tinggi kesadaran suatu bangsa untuk
melaksanakan ideologi akan semakin tinggi ketahanan dibidang ideologi.
 Politik
Dalam hal ini politik diartikan sebagai asa, haluan, atau kebijaksanaan
yang digunakan untuk mencapai tujuan dan kekuasaan. Sistem politik yang
diterapkan dalam suatu negara sangat menentukan kehidupan politik di negara
yang bersangkutan. Upaya bangsa indonesia untuk meningkatkan ketahanan di
bidang politik adalah upaya mencari keseimbangan dan keserasian antara
masukan dan keluaran berdasarkan Pancasila dan merupakan pencerminan dari
demokrasi Pancasila.
 Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah seluruh kegiatan pemerintah dan masyarakat
dalam mengelola faktor produksi (SDA, tenaga kerja, modal, teknologi, dan
menejemen) dan distribusi barang serta jasa untuk kesejahteraan rakyat.
Dalam usaha mewujudkan ketahanan ekonomi bangsa diperlukan stabilitas
ekonomi yang sehat dan dinamis dan mampu menciptakan kemandirian dengan
daya saing tinggi serta muaranya untuk kemakmuran rakyat yang adil dan merata.
 Sosial Budaya
Ketahanan sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamik budaya bangsa
yang berisi keuletan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi
dan mengatasi globalisasi, baik yang datang dari dalam maupun luar, baik yang
langsung maupun tidak langsung, yang membahayakan kelangsungan hidup sosial
NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD1945. Wujud ketahanan sosial budaya
tercermin dalam kondisi sosial budaya manusia yang dijiwai kepribadian nasional
berdasarkan Pancasila, yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan
kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME, rukun bersatu, berkualitas, maju dan sejahtera,
dalam kehidupan selaras, serasi, seimbang serta kemampuan menangkal budaya
asing yang tidak sesuai budaya nasional.
 Aspek Pertahanan dan Keamanan
Ketahanan di bidang keamanan adalah keuletan dan ketangguhan bangsa
dalam kesiapsiagaan serta upaya serta upaya bela negara atau perjuangan rakyat
semesta; di mana seluruh kekuatan IPOLEKSOSBUD-HANKAM disusun,
dikerahkan secara terpimpin, terintegrasi, terkoordinasi, untuk menjamin
kesinambungan pembangunan nasional dan kelangsungan NKRI berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.

F. Keamanan Dalam Negeri

Kebijakan politik untuk mengamankan wilayah perbatasan belum seperti


diharapkan, hal ini terbukti banyak wilayah yang tidak diurus oleh Jakarta
sehingga diklaim oleh tetangga.
Pada tahun 2002 terpampang di surat kabar, kapal ikan asing yang
meledak terbakar ditembak oleh kapal perang Indonesia. Mengingat setiap hari
ribuan kapal asing mencuri ikan di wilayah RI ada baiknya jika setiap bulan 10
kapal pencuri ikan ditembak meriam kapal patroli AL, agar jera. Jikalau yang
terjadi penyelesaian damai di laut, maka pencurian ikan akan semakin hebat, dan
penghormatan bangsa dan negara lain akan merosot.
Potensi desharmoni dengan negara tetangga adalah masalah perbatasan,
tentu tidak nyaman jika diperbatasan selalu tagang. Oleh karena itu perlu
penegasan batas wilayah agar saling menghormati wilayah masing-masing negara.
Suasana yang harmonis adalah kebutuhan hidup bertetangga dengan negara lain.
Kondisi disepanjang perbatasan Kalimantan dengan kehidupan seberang
perbatasan yang lebih makmur dapat mengurangi kebanggaan warga di perbatasan
pada negara kita. Pulau-pulau di Kepulauan Riau yang ekonominya lebih
berorientasi ke Singapura dengan menerima dolar Singapura sebagai alat
pembayaran juga dapat menerapkan rasa kebanggaan Indonesia pada para
penghuni pulau tersebut. Perekonomian di Pulau Miangas dan Pulau Marampit
lebih berorientasi ke Filipina Selatan akan melemahkan semangat kebangsaan
warganya.
Pengelolaan wilayah perbatasan perlu segera ditingkatkan dengan
membentuk “Kementerian Perbatasan” yang mengelola kehidupan masyarakat
perbatasan agar lebih makmur dan mendapat kemudahan agar dapat mengakses
daerah lain di wilayah NKRI. Wilayah NKRI perlu dijaga secara de facto dengan
menghadirkan penguasa local seperti Lurah, Camat, seperti Polisi dan Tentara
sebagai simbol kedaulatan negara. Meskipun memiliki ribuan pulau tetapi tidak
boleh meremehkan eksistensi salah satu pulau atau perairan yang sekecil apapun
pulau atau daratan, dan bila itu wilayah NKRIperlu dipertahankan dengan jiwa
dan raga seluruh bangsa ini.
Masalah keamanan dalam negeri yang cukup pelik adalah menangani
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang tidak kunjung selesai karena perbedaan
pandangan. Yang lain adalah kasus Ambalat, berbula dengan lepasnya Timor-
Timur 1999, kemudian kekalahan diplomasi kita di Mahkamah Internasional
dengan kasus Sipadan dan Ligitan, 2002, sehingga kedua pulau tersebut menjadi
milik Malaysia.lepasnya kedua pulau Sipadan dan Ligitan dengan waktu relatif
singkat membuat rakyat Indonesia menjadi trauma akan lepasnya blok Ambalat
yang kaya minyak ke tangan Malaysia.

G. Keberhasilan Ketahanan Nasional

Kondisi kehidupan nasional merupakan pencerminan ketahanan nasional


yang mencakup aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
dan keamanan, sehingga ketahanan nasional adalah kondisi yang harus dimiliki
dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, dan bernegara
dalam wadah NKRI yang dilandasi Pancasila, UUD 1945, dan landasan visional
Wawasan Nusantara. Dalam mewujudkan ketahanan nasional diperlukan
kesadaran setiap warga negara Indonesia, yaitu:
1. Memiliki semangat perjuangan non fisik berupa keuletan dan ketangguhan
yang tidak mengenal menyerah yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala ATHG baik yang datang dari
luar dan dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa
dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
2. Sadar dan peduli terhadap pengaruh yang timbul pada aspek ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, dan Hankam, sehingga setiap WNI baik individu
maupun kelompok dapat mengeliminir pengaruh tersebut. Oleh karena bangsa
Indonesia cinta damai tetapi lebih cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan. Hal
tersebut tercermin dalam kesadaran bela negara dan cinta tanah air.
Apabila setiap WNI memiliki semangat juang, sadar dan peduli terhadap
pengaruh yang timbul dalam masyarakat berbangsa dan bernegara serta
mengeliminir pengaruh-pengaruh tersebut akan tercermin keberhasilan ketahanan
Nasional Indonesia. Untuk mewujudkan Ketahanan Nasional diperlukan suatu
kebijakan umum dan mengambil kebijakan yang disebut Polstranas (Sumarsoso,
2000:133).

H. Fungsi Ketahanan Nasional

1. Kedudukan Ketahanan Nasional


Konsepsi Ketahanan Nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini
kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang
perlu diimplementasikan dalam kehidupan nasional yang ingin diwujudkan.
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional merupakan landasan konseptual
yang didasari oleh Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan ideal dan
Konstitusional.
2.Fungsi Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional berdasarkan tuntutan penggunaannya berfungsi
sebagai Doktrin Dasar Nasional atau sebagai Metode Pembinaan Kehidupan
Nasional sebagai pola dasar Pembangunan Nasional antara lain:
1. Konsepsi ketahanan nasional dalam fungsi sebagai doktrin dasar nasional
perlu dipahami untuk memimpin tetap terjadinya polapikir, pola sikap, pola tindak
dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa, baik yang bersifat inter
regional (wilayah) inter sektoral maupun multi disiplin.
2. Konsepsi Ketahanan Nasional dalam fungsi sebagai pola dasar
pembangunan, pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan
pembangunan nasional di segala bidang secara terpadu dan dilakukan sesuai
rencana program.
3. Konsepsi Ketahanan Nasional dalam fungsi sebagai metode pembinaan
kehidupan nasional pada hakikatnya merupakan suatu metode integral yang
mencakup seluruh aspek yang terdiri dari aspek alamiah dan aspek sosial.
BAB I
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

BAKRY Ms NOOR, Pendidikan Kewarganegaraan (Kewiraan) Liberty-


Yogyakarta, 2002. Yogyakarta.

Tim dosen kewarganegaraan UNM, 2006. Pendidikan Kewarganegaraan,


Badan Penerbit UNM Press, Makassar

Anda mungkin juga menyukai