Abstrak: Fenomena Gerhana dalam Wacana Hukum Islam dan Astronomi. Gerhana adalah
peristiwa yang jarang atau langka. Hal tersebut mungkin yang menyebabkan masih tejadinya
kesalahan dan kekurangfahaman terhadap peristiwa gerhana di masyarakat umum. Terlebih pada
masa pemerintahan Orde Baru terdapat larangan bagi umat Islam untuk melakukan pengamatan
gerhana matahari total pada masa itu. Kesalahan dan kekurangfahaman ini menyebabkan dampak
psikologis dan ketakutan dalam masyarakat terhadap peristiwa gerhana. Sejatinya gerhana adalah
peristiwa astronomi biasa yang tidak berhubungan dengan mitos atau kepercayaan tertentu. Ketika
terjadi gerhana di suatu daerah disyari’atkan untuk melaksanakan salat gerhana dan melakukan
observasi gerhana, sebagai salah satu tanda-tanda kekuasaan Allah.
Kata Kunci: gerhana matahari, gerhana bulan, salat gerhana
237
238| AL-‘ADALAH Vol. X, No. 2 Juli 2011
Pengertian Gerhana
Gerhana dalam bahasa arab dikenal dengan
istilah kusuf dan khusuf. Pada dasarnya
istilah kusuf dan khusuf digunakan untuk
menyebut gerhana matahari maupun gerhana
bulan. Kata kusuf lebih dikenal untuk
menyatakan gerhana matahari sedangkan
kata khusuf untuk gerhana bulan.1 Dalam
bahasa Inggris dikenal dengan istilah eclipse.
Kusuf artinya menutupi; menggambarkan
adanya fenomena alam bahwa (dilihat dari
bumi) bulan menutupi matahari, sehingga
terjadi gerhana matahari. Adapun khusuf
berarti memasuki; menggambarkan adanya
fenomena alam bahwa bulan memasuki Merkurius atau Venus melintas arah pandang ke arah
bayangan bumi, sehingga terjadi gerhana bundaran matahari. Fenomena ini seperti fenomena gerhana
matahari cincin.
bulan.2 Sering juga digunakan bentuk ganda b. Fenomena Okultasi, yaitu arah pandang ke bintang atau
kusufain dan khusufani untuk menyebut sumber cahaya di langit dengan diameter sudut yang lebih
gerhana matahari dan gerhana bulan kecil dan lebih jauh ditutup oleh benda langit dengan
dismeter sudut yang lebih besar. Misalnya Okultasi bintang
sekaligus. 3 Dalam astronomi fenomena oleh asteroid atau bulan, Okultasi asteroid oleh bulan.
gerhana diartikan tertutupnya arah pandang c. Fenomena gerhana bintang dalam system bintang ganda.
Komponen primer (komponen yang lebih kuat cahayanya)
pengamat ke benda langit oleh benda langit dan sekunder (yang lebih lemah) bintang ganda bergerak
lainnya yang lebih dekat dengan pengamat.4 mengelilingi titik pusat massa sistem dan keduanya bisa
saling menutupi satu dengan yang lain. Fenomena ini
mengakibatkan bentuk atau pola kurva cahaya (kuat cahaya
1
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan bintang terhadap waktu) bintang umumnya berubah secara
Praktik, (Yogyakarta, Buana Pustaka, 2008), h. 187. priodik. Tim Pengusun Naskah IDI Hukum, Islam untuk
2
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik. Disiplin Ilmu Astronomi; Buku Dasar Pendidikan Agama
3
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Islam pada Perguruan Tinggi Umum Jurusan/Program Studi
Pedoman Hisab Muhammadiyah, (Yogyakarta: Majelis Tarjih Astronomi, (Jakarta: Depag RI, 2000), h. 77-78.
dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2009), h. 103 5
Konjungsi/ijtimâ adalah saat bulan berada di antara
dan Wahbah al-Zuhayli, al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuh, Jilid I, matahari-bumi, di mana wajah bulan menjadi tidak nampak dari
(Dimsyiq: Dar al-Fikr, t.t.), h. 1421. bumi. Para astronom menyebut ijtimâ atau konjungsi itu sebagai
4
Selain gerhana, dikenal juga fenomena-fenomena sejenis, ’new moon’ (bulan baru) atau disebut juga ’bulan mati’ karena
seperti: wajahnya tidak tampak. dengan kata lain, konjungsi bulan terjadi
a. Transit planet dalam Merkurius dan Venus. Yakni saat saat bulan baru.
Muhammad Jayusman: Fenomena Gerhana Dalam Wacana Hukum Islam dan Astronomi |239
Gerhana bulan adalah peristiwa saat Terdapat dua macam gerhana, yakni
sebagian atau keseluruhan wajah bulan gerhana matahari dan gerhana bulan.
yang dalam fase purnama tertutup oleh 1. Gerhana Matahari
bayangan bumi. Sehingga bulan menjadi
a. Gerhana Matahari Total/ GMT (Total
tampak gelap; ada kalanya sebagian pada
Solar Eclipse/Kusuf Kulli)
saat gerhana sebagian ataupun seluruhnya
pada saat gerhana bulan total.6 Itu terjadi Pada saat GMT seluruh bundaran
bila bumi berada di antara matahari dan matahari di langit tertutup oleh bundaran
bulan pada satu bujur astronomi yang sama, bulan, diameter sudut bulan lebih
sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai besar dibanding dengan diameter sudut
bulan karena terhalangi oleh bumi. Matahari. Terjadi di daerah permukaan
Konjungsi suatu objek benda langit– bumi yang terkena bayangan umbra
dalam hal ini adalah bulan dengan matahari- bulan. Durasi selama 7 menit, karena
seperti yang terlihat dari bumi, terjadi jika ukuran bulan lebih kecil dari bumi.
perbedaan bujur dengan matahari berharga Diawali dan diakhiri dengan gerhana
nol. Konjungsi bulan ini menjadi acuan matahari sebagian.
untuk menentukan awal bulan dalam sistem b. Gerhana Matahari Cincin/ GMC
penanggalan Kamariah/Hijriah.7 (Annular Solar Eclipse/Kusuf Halqi)
Kedudukan bidang orbit bulan me Terjadi saat bundaran bulan berada di
ngelilingi bumi membentuk sudut 5,1°
dalam bundaran matahari, karena diameter
ter
hadap bidang orbit bumi mengelilingi
sudut bulan lebih kecil dibanding dengan
matahari (bidang ekliptika). Atau sering
diameter sudut matahari; di daerah per
dikatakan pula bidang orbit bulan mempunyai
mukaan bumi terkena lanjutan umbra.
inklinasi 5,1° dari bidang ekliptika. Hal inilah
yang menyebabkan tidak terjadinya gerhana Pada saat gerhana ini, matahari terlihat
bulan setiap konjungsi maupun gerhana bercahaya dan berbentuk seperti cincin.
matahari setiap fullmoon (bulan purnama).8 Terjadi pada saat bulan berada pada titik
terjauhnya dari bumi (titik Aphelion).
Karena bagian bola matahari yang
tampak dari bumi layaknya piringan itu
tidak seluruhnya tertutup oleh bayang-
bayang bulan. Bagian yang terlihat oleh
kita yang di bumi hanya sebagain kecil
seperti sabit matahari yang berbentuk
cincin. Inilah cincin dari sebagian cahaya
matahari.
c. Gerhana Matahari Sebagian/Parsial
(Partial Solar Eclipse/Kusuf Ba’dhi)
Terjadi pada saat sebagian bundaran
bulan menutupi sebagian bundaran
matahari di daerah permukaan bumi
Macam-Macam Gerhana berada pada bayangan kabur (penumbra)
bulan sebagian sehingga ada bagian
6
Lihat Muhyiddin Khazin, Kamus Ilmu Falak, matahari yang tidak terlihat normal
(Yogyakarta, Buana Pustaka, 2005), h. 45.
7
Djamhur Effendi, Sekelumit Penanggalan Qomariah dan
(terang).Waktu gerhana bulan lebih
Gerhana Bulan, http://www.nu.or.id diakses pada tanggal 3 lama dari gerhana matahari total, karena
Maret 2011. luasnya bayangan kabur bulan daripada
8
Djamhur Effendi, Sekelumit Penanggalan Qomariah dan
Gerhana Bulan. bayangan inti.
240| AL-‘ADALAH Vol. X, No. 2 Juli 2011
Akhirnya akan menyebabkan mata me berbahaya sama sekali. Namun demikian akan
ngalami buta sementara atau bahkan buta lebih indah jika ada binokuler atau “keker”
permanen.14 ataupun teleskop untuk melihatnya lebih
Pengamatan gerhana matahari yang dekat sehingga nampak jelas batas antara
diperbolehkan secara langsung dengan mata daerah gelap dan terang di permukaan bulan.
bulat adalah pada fase gerhana matahari
total yakni ketika sinar matahari benar-benar Perbedaan Karakteristik Gerhana
tertutup oleh bulan (100%).15 Matahari dan Gerhana Bulan
Namun ini bukan berarti kita tidak boleh Terdapat beberapa aspek yang berbeda
atau tidak dapat menyaksikan fenomena alam antara gerhana matahari dan gerhana bulan,
yang sangat menakjubkan dan jarang terjadi antara lain:
ini. Ada beberapa cara yang aman untuk
mengamati peristiwa gerhana matahari, se Gerhana
No Perbedaan Gerhana Bulan
bagai berikut: Matahari
titik simpul ke titik simpul yang sama pada di mulai. Seri Saros ganjil dimulai dengan
periode berikutnya membutuhkan waktu gerhana matahari sebagian di kawasan kutub
rata-rata 346,62 hari. Siklus ini disebut utara dan berakhir di kutub selatan. Sedang
dengan satu tahun gerhana.18 seri Saros genap kebalikannya. Dari tahun
Gerhana matahari terjadi pada fasa bulan 1207 SM – 2161 M terdapat 8000 gerhana
baru/ konjungsi. Periode konjungsi bulan matahari dan 5200 gerhana bulan atau 238
ke konjungsi berikutnya dinamakan periode gerhana matahari/abad atau (238 ~42 seri
sinodis. Periode Saros sama dengan 223 gerhana matahari dalam siklus Saros (223
lunasi bulan. 223 x 29,53 hari= 6585, 32 periode sinodis bulan atau 18 tahun lebih).21
hari. Periode ini kira-kira sama dengan 19
tahun gerhana 19 x 346,62 hari = 6585, Syarat Terjadinya Gerhana Matahari
78 hari (18 tahun 11 1/3 hari).19 Bidang orbit bulan dan ekliptika berpotongan
Selisish antar periode saros dengan siklus pada dua titik simpul. Garis simpul peng
terjadinya gerhana matahari sebesar 0,46 hubung titik simpul beregresi ke arah barat
hari. Dalam peredaran semu hariannya, dengan periode 18,6 tahun. Pada fasa bulan
matahari bergeser 360°/ 365, 2425 = 60’ ke baru, bulan dan matahari berada pada bujur
timur. Jadi 0, 46 x 60’ = ~28’/Saros. Gerhana ekliptika yang sama. Kerucut umbra bulan
matahari dengan nomor seri Saros yang tidak selalu dapat menyentuh bumi (yang
sama terjadi 28’ sebelah barat dari kejadian menyebabkan terjadi gerhana). Gerhana
gerhana matahari seri Saros yang sama terjadi dekat dengan titik simpul.
sebelumnya. Batas rata-rata jarak matahari Titik simpul beregresi ke barat oleh
agar terjadi gerhana adalah (15,35° + 18, karena itu matahari lebih cepat mencapai
51°)/2 = 16° 26’ dan bila batas tempat titik simpul. Periode matahari dari titik
terjadinya gerhana matahari di sekitar titik simpul kembali lagi ke titik simpul yang
simpul tersebut adalah dua kali batas rata- sama dinamakan satu tahun gerhana = 346,
rata 2 x 16° 26’ maka satu seri periode 62 hari (rata-rata). Periode ini lebih pendek
Saros bias terjadi (2 x 16° 26’)/ 28’ = 70 18, 63 hari dengan periode Sideris (365, 25
gerhana matahari. Perhitungan yang lebih hari). Kemungkinan terjadi gerhana hanya
cermat ~73 kali gerhana atau satu seri Saros bila matahari dan bulan berada pada bujur
rata-rata adalah 73 x 18, 03 tahun = 1315 ekliptika dekat titik simpul 15, 35° < ∆
tahun.20 Dan tidak semuanya dapat diamati 18, 51°. Pada batas tersebut keadaan
dari tempat yang sama. maksimum yang dapat dicapai adalah
Seri Saros dimulai dengan gerhana gerhana persinggungan anatara matahari dan
matahari sebagian pada daerah lintang tinggi, bulan. Satu hari dalam peredaran semunya,
lalu diikuti oleh gerhana matahari total atau matahari bergerak pada ekliptika (360°/ 346,
gerhana matahari cincin di lintang menengah. 62= ~0, 985626283°/ hari. Dalam satu bulan
Dan berakhir dengan gerhana matahari sinodis (360°/ 346, 62) x 29, 53 = 30, 67°.
sebagian di lintang tinggi pada arah kutub Syarat minor terjadinya gerhana matahari ∆
yang berlawanan dengan ketika seri Saros ~15, 35°. Fasa gerhana dicapai 2 x ∆ ~
30,7. Matahari bergerak 30, 67° terhadap
titik node/ simpul 29, 53 x 360°/ 346, 62.22
18
Tim Penyusun Naskah IDI Hukum, Islam Untuk Disiplin
Ilmu Astronomi; Buku Dasar Pendidikan Agama Islam Pada
Perguruan Tinggi Umum Jurusan/Program Studi Astronomi, h. 86.
19
Tim Penyusun Naskah IDI Hukum, Islam Untuk Disiplin 21
Tim Penyusun Naskah IDI Hukum, Islam Untuk
Ilmu Astronomi; Buku Dasar Pendidikan Agama Islam Pada Disiplin Ilmu Astronomi; Buku Dasar Pendidikan Agama Islam
Perguruan Tinggi Umum Jurusan/Program Studi Astronomi, h. 89. Pada Perguruan Tinggi Umum Jurusan/Program Studi Astronomi.
20
Tim Penyusun Naskah IDI Hukum, Islam Untuk 22
Tim Penyusun Naskah IDI Hukum, Islam Untuk
Disiplin Ilmu Astronomi; Buku Dasar Pendidikan Agama Islam Disiplin Ilmu Astronomi; Buku Dasar Pendidikan Agama Islam
Pada Perguruan Tinggi Umum Jurusan/Program Studi Astronomi. Pada Perguruan Tinggi Umum Jurusan/Program Studi Astronomi.
244| AL-‘ADALAH Vol. X, No. 2 Juli 2011
Tentu saja ada aspek perenungan ayat- 2. Mayoritas ulama yang lain (Imâm Mâlik,
ayat kauniyah juga, bukan sekadar aspek Syâfi’i, dan Ahmad) menyatakan bahwa
ibadahnya. Oleh karenanya disarankan salat gerhana itu seperti salat hari raya
pada saat puncak gerhana, jamaah yakni dua rakaat, hanya setiap rakaat
berkesempatan juga untuk melihat ada dua kali ruku’. 29 Setelah ruku’
langsung proses gerhana tersebut.25 pertama yang agak panjang kembali
Hadis-hadis sebelumnya merupakan berdiri lalu membaca al-Fatihah dan
sunnah fi’liah yang menggambarkan per surat lainnya baru ruku’ lagi setelah
buatan Rasulullah saw melakukan salat saat itu barulah dilanjutkan dengan i’tidal
terjadinya gerhana dan sunnah qauliah yang dan sujud dan seterusnya sampai salam.
berisi perintah Nabi saw untuk melakukan Lalu pelaksanaan salat gerhana ini
salat pada saat terjadinya gerhana. Menurut ditutup dengan khutbah. 30 Pendapat
Jumhur ulama salat kusuf maupun khusuf ini berdasarkan beberapa hadis, di
hukumnya sunnah muakkad.26 antaranya:
Salat gerhana terdiri dari dua rakaat Hadis Ibnu ‘Abbas , ia berkata, “Telah
dapat dilaksanakan berjamaah di masjid terjadi gerhana matahari pada zaman
maupun sendiri saja. Dalam pelaksanaannya Nabi saw, maka beliau salat dan orang-
sesudah melaksanakan salat gerhana diiringi orang ikut salat bersamanya. Beliau ber
dengan khutbah, seperti salat hari raya (Id) diri sangat lama (seperti) membaca surat
ataupun tanpa khutbah. Salat itu dengan al-Baqarah, kemudian rukuk yang lama,
bacaan Alquran yang dijaharkan/ dikeraskan lalu berdiri, lama sekali berdirinya namun
ataupun disirkan. 27 Tentang tata cara berdiri yang kedua lebih pendek dari
pelaksanaan salat gerhana terdapat perbedaan berdiri yang pertama, kemudian ruku’,
pendapat para ulama: lama sekali ruku’nya namun ruku’ kedua
lebih pendek dari ruku’ pertama…”.31
1. Abû Hanîfah mengatakan bahwa salat (HR. Bukhari).
gerhana dilakukan sebagaimana salat
sunnah biasa. Dalil yang disebutkan Hadis kedua, dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha,
Abû Hanîfah dan yang senada dengan ia berkata, “Bahwasanya Rasulullah saw
nya, ialah hadis Abû Bakrah, ia ber pernah melaksanakan salat ketika terjadi
kata,“Pernah terjadi gerhana matahari gerhana matahari. Rasulullah berdiri
pada zaman Rasulullah saw, maka kemudian bertakbir kemudian membaca,
Rasulullah keluar dari rumahnya seraya panjang sekali bacaannya, kemudian
menyeret selendangnya sampai akhirnya rukuk dan panjang sekali rukuknya,
tiba di masjid. Orang-orang pun ikut
melakukan apa yang dilakukannya,
29
Dapat dibaca juga lebih lanjut dalan Wahbah al-Zuhailî,
kemudian Rasulullah saw salat bersama al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuh.
mereka dua raka’at.”28 (HR. Bukhari) 30
Sayid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, jilid I, (Beirut; Dar al-
Fikr, t.t.), h. 435-437. Setelah membaca surat al-Fatihah dan
membaca surat yang panjang seperti surat al-Baqarah dengan
jahar sebagaimana dijelaskan dalam hadis Aisyah:”Nabi saw men
al-Bukhari al-Ja’fi, Shahih al-Bukhâri, h. 24-25 dan Muslim, Shahih jaharkan bacaannya ketika salat gerhana.” (HR. Bukhari dan HR
Muslim, juz I, (Semarang: Toha Putra, t.t.), h. 357-358. Muslim) Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjut
25
T Djamaluddin, Gerhana Matahari Cincin 26 Januari kan dengan membaca surat al-Fatihah dan surat yang panjang
2009: Salat Gerhana, http://t-djamaluddin.spaces.live.com di namun lebih pendek dari yang sebelumnya. Demikian juga pada
akses pada tanggal 3 Maret 2011 rakaat yang kedua, namun lebih singkat dari rakaat yang pertama.
26
Wahbah al-Zuhailî, al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuh, jilid Lihat juga Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn
1, (Damaskus: Dâr al-Fikr, t.t.), h. 1422. al-Mughirah ibn Bardizbah al-Bukhari al-Ja’fi,, Shahih al-Bukhâri,
27
Wahbah al-Zuhailî, al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuh, h. 1423. h. 39 dan Muslim, Shahih Muslim,h. 358-359.
28
Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail Ibn Ibrahim 31
Lihat Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail Ibn Ibrahim
Ibn al-Mughirah ibn Bardizbah al-Bukhari al-Ja’fi, Shahih al- Ibn al-Mughirah ibn Bardizbah al-Bukhari al-Ja’fi, Shahih al-
Bukhâri, h. h. 23-24 Bukhâri, h. 27-28
246| AL-‘ADALAH Vol. X, No. 2 Juli 2011
kemudian mengangkat kepalanya (i’tidal) yang bernama Ibrahim pada saat masih
seraya mengucapkan: “Sami’allahu liman kecil. Mitos lainnya yang berkembang di
hamidah,” kemudian berdiri sebagaimana masyarakat antara lain:
berdiri yang pertama, kemudian membaca, 1. Memukul-mukul pohon kelapa atau yang
panjang sekali bacaannya namun bacaan sejenisnya untuk membangunkan bulan
yang kedua lebih pendek dari bacaan atau matahari supaya tidak di makan
yang pertama, kemudian rukuk dan gerhana. Tindakan ini tidak masuk akal
panjang sekali rukuknya, namun lebih menurut ilmu pengetahuan.34
pendek dari ruku’ yang pertama, kemudian 2. Orang-orang tua dulu; sebagian ma
sujud, panjang sekali sujudnya, kemudian syarakat pedesaan di pulau Jawa me
dia berbuat pada raka’at yang kedua nganggap kejadian gerhana dengan
sebagimana yang dilakukan pada raka’at ada buto (buta kalarahu) yang memakan
pertama, kemudian salam…”.32 (HR. bulan. Masyarakat akan beramai-ramai
Bukhari dan HR. Muslim). menabuh lumping/lesung (tempat pe
numbuk dari kayu) agar buto-nya takut
Hikmah dan Mitos Dibalik Peristiwa dan cepat hilang.35
Gerhana 3. Di Kotabumi, Lampung Utara, saat
Peristiwa gerhana merupakan peristiwa gerhana sejumlah ibu hamil bersembunyi
alam biasa yang secara astronomis dapat di kolong tempat tidur. Itu dilakukan
dihitung dan diprediksi kapan akan terjadi. supaya anak yang dilahirkannya kelak
Peristiwa gerhana bukan tanda kelahiran tidak cacat. Lalu, ibu hamil tersebut
atau kematian seseorang namun gerhana diminta memakai sarung, lalu neneknya
merupakan momen merenungkan kembali mengusap perut calon ibu itu tiga kali
tanda Kemahabesaran Allah. Untuk itu sembari bermohon agar janin terhindar
umat Islam memberi makna akan kehadiran dari bala. Mereka percaya, ritual itu
gerhana melalui ibadah berupa salat gerhana dilakukan agar bayi yang dilahirkan
yang dilakukan secara sendirian maupun wajahnya tidak hitam.36
berjamaah di masjid-masjid atau mushalla Selanjutnya hikmah dan pelajaran yang
serta memperbanyak takbir dan sedekah. dapat dipetik dari peristiwa gerhana antara
Hal ini sejalan dengan yang diajarkan oleh lain:
Rasulullah,
1. Gerhana adalah peristiwa alam yang
”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah me nunjukkan ketundukan alam pada
dua macam tanda dari tanda-tanda kekuasaan Khaliqnya (Penciptanya). Maka selayak
Allah. Terjadinya gerhana matahari atau nya kita juga menunjukkan ketaatan
bulan itu bukan karena kematian seseorang kepada Allah dengan melakukan salat
atau kehidupannya. Maka jikalau kamu gerhana. Matahari dan bulan tak pernah
melihatnya, berdoalah kepada Allah, ber penyalahi hukum-Nya, sehingga manusia
takbirlah, bersedekahlah serta salatlah.” 33 pun dapat memperkirakan secara tepat
(HR. Bukhari-Muslim ) waktu terjadinya gerhana. Manusia
Mitos seputar kematian ini dalam hadis karena nafsunya sering kali, sengaja atau
nabi di atas dikaitkan dengan peristiwa
meninggalnya anak laki-laki Rasulullah
34
Khafid, Gerhana Bulan Total 28 Agustus 2007, h. 6.
35
Mitos Masyarakat Seputar Gerhana Bulan, http://www.
32
Untuk mendapatkan redaksi lengkap hadis tersebut baca tempointeraktif.com/hg/iptek/2011/06/16/ brk,20110616-
lebih lanjut Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail Ibn Ibrahim 341052,id.html.
Ibn al-Mughirah ibn Bardizbah al-Bukhari al-Ja’fi, Shahih al- 36
Gerhana matahari Jumat siang 15 Januari, http://unik.
Bukhâri, h. h. 24-25 dan Muslim, Shahih Muslim,h. 357-358 kompasiana.com/2010/01/15/gerhana/ diakses pada tanggal 3
33
Muslim, Shahih Muslim. Maret 2011.
Muhammad Jayusman: Fenomena Gerhana Dalam Wacana Hukum Islam dan Astronomi |247
menguji presisi, ketepatan, berbagai peristiwa astronomi biasa yang tidak perlu
metoda perhitungan kedudukan bulan ditakuti. Dan banyak pelajaran penting dan
dan matahari.45 berharga yang bisa dipetik dibalik peristiwa
9. Manfaatkan kesempatan momen gerhana tersebut.
ini, untuk pendidikan anak mempelajari Dari apa yang telah diuraikan di atas,
sains tentang gerhana, fenomena alam maka penulis mendapatkan beberapa catatan.
menakjubkan yang memuat tantang Pertama, hadis ”jikalau kamu melihatnya”
an intelektualitas manusia yang me menyebabkan terdapatnya perbedaan pe
mikirkannya.46 Allah berfirman dalam mahaman seperti pada permasalahan pe
surat al-Furqan [25]: 45 dan 46: nentuan awal bulan Kamariah. Apakah harus
melihat secara langsung atau cukup dengan
perhitungan astronomi. Bagaimana kalau
tertutup awan? Dan beberapa pertanyaan
lainnya. Permasalahan ini tidaklah serumit
pada permasalahan awal bulan Kamariah
karena salat gerhana merupakan ibadah
Apakah kamu tidak memperhatikan sunnah bukan wajib seperti puasa Ramadan
(penciptaan) Tuhanmu, bagaimana dia maupun pelaksaan Wuquf di Arafah
memanjangkan (dan memendekkan) bagi jamaah haji. Kedua, Pensyari’atan
bayang-bayang dan kalau dia menghendaki pelaksanaan salat gerhana adalah pada saat
niscaya dia menjadikan tetap bayang- terjadinya gerhana Umbra. Karena jika
bayang itu, Kemudian kami jadikan gerhana Penumbra biasanya tidak begitu
matahari sebagai petunjuk atas bayang- dirasakan kejadiannya oleh masyarakat secara
bayang itu. Kemudian kami menarik umum. Jadi pada saat terjadi gerhana Umbra
bayang-bayang itu kepada kami dengan lah salat gerhana dilaksanakan. Kedua,
tarikan yang perlahan-lahan. pensyari’atan pelaksanaan salat gerhana
Sebuah kisah yang menarik untuk kita hanya diperuntukkan bagi daerah-daerah
simak terkait dengan peristiwa gerhana yang mengalami gerhana. Apabila suatu
matahari. Tokohnya adalah seorang ahli daerah tidak dilewati/dilintasi oleh gerhana
ilmu Falak Indonesia Turaikhan Adjhuri maka tidak ada syari’at pelaksanaan salat
(Penggagas Kalender Menara Kudus). Ia gerhana. Ketiga, gerhana matahari waktunya
dianggap berbeda, tidak sejalan, menentang ditentukan oleh gerakan bayangan bulan
pemerintah di masa Orde Baru dan sempat melintasi suatu daerah. Jadi kita harus
diinterogasi karena perbedaan penentuan melihat data gerhana untuk setiap daerah.
waktu Idul Fitri yang berbeda dari Pemerintah Kalau tidak cermat, kita bisa mengumumkan
juga pernah menentang maklumat pemerintah informasi yang keliru, seperti yang termuat
yang menyeru agar masyarakat bersembunyi di Harian Pikiran Rakyat Selasa, 20 Januari
di rumah-rumah ketika gerhana matahari 2009 tentang seruan ormas-ormas Islam
total pada tahun 1983 dengan menganjurkan terkait dengan gerhana. Pada pengumuman
umat melihat gerhana dan mendirikan salat itu waktu gerhana merujuk pada data global
Kusuf. Ia mencoba menyadarkan umat Islam gerhana matahari. 47 Sehingga pada saat
Indonesia bahwa gerhana matahari adalah yang telah dijelaskan tersebut gerhana
belum terjadi; belum melewati daerah yang
diumumkan. Dan yang dirujuk seharusnya
45
Tim Penyusun Naskah IDI Hukum, Islam Untuk Disiplin
Ilmu Astronomi; Buku Dasar Pendidikan Agama Islam Pada
Perguruan Tinggi Umum Jurusan/Program Studi Astronomi, h. 98.
46
Djamhur Effendi, Sekelumit Penanggalan Komariah dan 47
T Djamaluddin, Gerhana Matahari Cincin 26 Januari
Gerhana Bulan. 2009.
Muhammad Jayusman: Fenomena Gerhana Dalam Wacana Hukum Islam dan Astronomi |249
adalah data yang menjelaskan saat gerhana ketakutan masyarakat terhadap peristiwa
matahari melintas di daerah tersebut. gerhana. Di samping itu gerhana adalah
Ibn Qudâmah menegaskan bahwa peristiwa yang jarang atau langka. Perlu
waktu salat gerhana itu adalah sejak mulai kiranya sosialisasi fikih gerhana ini di
kusuf hingga berakhirnya. Jika waktu itu tengah-tengah masyarakat agar tidak terjadi
terlewatkan, maka tidak ada kada (qadha) kebingungan dan kesalahfahaman.
karena diriwayatkan dari Nabi Saw. bahwa
beliau bersabda, Apabila kamu melihat Pustaka Acuan
hal itu, maka berdoalah kepada Allah dan Bukhari, al-, Abû Abdullah Muhammad ibn
kerjakan salat sampai matahari itu terang Ismail ibn Ibrahim Ibn al-Mughirah
(selesai gerhana). Jadi Nabi Saw. menjadikan ibn Bardizbah, Shahih al-Bukhari, juz
berakhirnya gerhana sebagai akhir waktu II, Semarang: Toha Putra, t.t.
salat. Apabila gerhana berakhir ketika salat
masih berlangsung, maka salatnya diselesaikan Djamaluddin, T. Gerhana Matahari Cincin
dengan dipersingkat. Jika matahari terbenam 26 Januari 2009: Salat Gerhana, http://t-
dalam keadaan gerhana, maka berakhirlah djamaluddin.spaces.live.com diakses pada
waktu salat gerhana dengan terbenamnya tanggal 3 Maret 2011.
matahari, demikian pula apabila matahari ______, Bulan Satelit Bumi, power point
terbit saat gerhana bulan (di waktu pagi). perkuliahan Astronomi tanggal 29
Imâm al-Râfi‘i menegaskan, sabda Nabi saw September 2009 di IAIN Walisongo
menyatakan, “Apabila kamu melihat gerhana, Semarang.
maka salatlah sampai matahari terang” (selesai
______, Gerhana, http://t-djamaluddin.
gerhana) menunjukkan arti bahwa salat
spaces.live.com diakses pada tanggal 3
tidak dilakukan sesudah selesainya gerhana.
Maret 2011.
Dimaksud dengan selesainya gerhana adalah
berakhirnya gerhana secara keseluruhan. Effendi, Djamhur, Sekelumit Penanggalan
Imâm al-Nawâwi (w. 676/1277) menyatakan, Komariah dan Gerhana Bulan, http://
“Waktu salat gerhana berakhir dengan www.nu.or.id diakses pada tanggal 3
lepasnya seluruh piringan matahari dari Maret 2011.
gerhana. Jika baru sebagian yang lepas dari Hamidi, Ridwan, Tata Cara Salat Gerhana,
gerhana, maka (orang yang belum melakukan http://ustadzridwan.com/tata-cara-salat-
salat gerhana) dapat mengerjakan salat untuk gerhana diakses pada tanggal 3 Maret
gerhana yang tersisa seperti kalau gerhana 2011.
hanya sebagian saja.”48
Khafid, Gerhana Bulan Total 28 Agustus
2007, makalah yang dipresentasikan pada
Penutup
matakuliah Hisab Kontemporer, pada
Permasalahan seputar gerhana ini bagi umat tanggal 30 Oktober 2009 di Program
Islam Indonesia belum begitu familiar. Pascasarjana IAIN Wali Songo, Semarang.
Sebagaimana diungkapkan sebelumnya,
pada masa pemerintahan Orde Baru Khazin, Muhyiddin, Ilmu Falak Dalam
dilarangnya umat Islam untuk melakukan Teori dan Praktik, Yogyakarta, Buana
pengamatan gerhana matahari total pada Pustaka, 2008.
masa itu. Kesalahan dan kekurangfahaman ______, Kamus Ilmu Falak, Yogyakarta,
ini menyebabkan dampak phsikologis Buana Pustaka, 2005.
Muslim, Shahih Muslim juz I, Semarang:
48
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Toha Putra, t.t.
Pedoman Hisab Muhammadiyah, h. 112-113.
250| AL-‘ADALAH Vol. X, No. 2 Juli 2011