Anda di halaman 1dari 14

FENOMENA GERHANA DALAM WACANA

HUKUM ISLAM DAN ASTRONOMI


Muhammad Jayusman
PPs IAIN Walisongo Semarang
Jl. Walisongo No. 3-5 Tambakaji Ngalian Semarang
E-mail: jay_falak@yahoo.co.id

Abstract: Eclipse Phenomenon in Islamic Law and Astronomy Discourse. Eclipse is an


uncommon or rare event.Perhaps that is one of the reasons why there are lot of mistakes and lack of
understanding about eclipse in the society. Moreover, in the new order regime, government banned
Muslim to observe the event. Eclipse indeed is an unusual astronomical event but it does not need
to be connected to the myth or certain belief. When this astronomical event occurs, Sharia suggests
Muslim performing eclipse prayer and observing the phenomenon, so that people can obtain
scientific knowledge on the astronomical events thus increase people’s faith in the power of God.
Keywords: solar eclipse, lunar eclipse, eclipse salat

Abstrak: Fenomena Gerhana dalam Wacana Hukum Islam dan Astronomi. Gerhana adalah
peristiwa yang jarang atau langka. Hal tersebut mungkin yang menyebabkan masih tejadinya
kesalahan dan kekurangfahaman terhadap peristiwa gerhana di masyarakat umum. Terlebih pada
masa pemerintahan Orde Baru terdapat larangan bagi umat Islam untuk melakukan pengamatan
gerhana matahari total pada masa itu. Kesalahan dan kekurangfahaman ini menyebabkan dampak
psikologis dan ketakutan dalam masyarakat terhadap peristiwa gerhana. Sejatinya gerhana adalah
peristiwa astronomi biasa yang tidak berhubungan dengan mitos atau kepercayaan tertentu. Ketika
terjadi gerhana di suatu daerah disyari’atkan untuk melaksanakan salat gerhana dan melakukan
observasi gerhana, sebagai salah satu tanda-tanda kekuasaan Allah.
Kata Kunci: gerhana matahari, gerhana bulan, salat gerhana

Pendahuluan garis hubung antara matahari dan bumi.


Kita mengetahui bahwa bumi mengitari Bila suatu waktu bulan berada tepat segaris
matahari sebagai pusat tata surya. Sementara di antara matahari dan bulan, bulan akan
itu bumi kita memiliki satelit yakni bulan. menghalangi cahaya matahari yang menuju
Bulan di samping mengitari bumi, bersama- beberapa daerah di permukaan bumi. Ini
sama dengan bumi mengitari matahari. menyebabkan terjadinya gerhana matahari.
Akibatnya bulan kadang-kadang berada Tidak semua wilayah di permukaan bumi
di antara matahari dan bumi. Pada saat yang bisa mengamati gerhana tersebut.
lain bumi yang berada di antara matahari Hanya daerah yang tergelapi oleh bulan
dan bulan. Ketika bulan berada di antara itu yang akan melihat gerhana matahari.
matahari dan bumi, ketiganya belum Pada saat yang lain, bumi berada di
tentu segaris. Bulan mungkin berada lebih antara matahari dan bulan. Tetapi ini pun
rendah, mungkin pula lebih tinggi dari belum tentu segaris. Pada keadaan ini

237
238|  AL-‘ADALAH Vol. X, No. 2 Juli 2011

bumi melihat bundaran penuh permukaan Gerhana matahari adalah peristiwa


bulan yang tersinari oleh matahari, yang tertutupnya sinar matahari oleh bulan
kita kenal dengan bulan purnama. Pada sebagian atau seluruhnya sehingga matahari
saat-saat tertentu, bumi segaris dengan tidak tampak dari bumi secara keseluruhan
matahari dan bulan. Akibatnya bayangan pada saat gerhana matahari total dan
bumi menutupi bulan sedikit-demi sedikit. sebagiannya pada saat gerhana sebagian.
Itulah yang menyebabkan gerhana bulan. Terjadi pada saat siang hari pada saat
Dalam ajaran Islam, gerhana adalah konjungsi/ijtima’,5 yaitu pada saat matahari,
peristiwa astronomi biasa yang tidak di­ bulan dan bumi berada pada bujur astronomi
hubungkan dengan mitos atau kepercayaan yang sama serta bayangan bulan akan
tertentu. Dalam tulisan ini selanjutnya mengenai bumi.
akan dibahas seputar pembahasan gerhana
matahari dan bulan dari sudut pandang
astronomi dan syari’at Islam.

Pengertian Gerhana
Gerhana dalam bahasa arab dikenal dengan
istilah kusuf dan khusuf. Pada dasarnya
istilah kusuf dan khusuf digunakan untuk
menyebut gerhana matahari maupun gerhana
bulan. Kata kusuf lebih dikenal untuk
menyatakan gerhana matahari sedangkan
kata khusuf untuk gerhana bulan.1 Dalam
bahasa Inggris dikenal dengan istilah eclipse.
Kusuf artinya menutupi; menggambarkan
adanya fenomena alam bahwa (dilihat dari
bumi) bulan menutupi matahari, sehingga
terjadi gerhana matahari. Adapun khusuf
berarti memasuki; menggambarkan adanya
fenomena alam bahwa bulan memasuki Merkurius atau Venus melintas arah pandang ke arah
bayangan bumi, sehingga terjadi gerhana bundaran matahari. Fenomena ini seperti fenomena gerhana
matahari cincin.
bulan.2 Sering juga digunakan bentuk ganda b. Fenomena Okultasi, yaitu arah pandang ke bintang atau
kusufain dan khusufani untuk menyebut sumber cahaya di langit dengan diameter sudut yang lebih
gerhana matahari dan gerhana bulan kecil dan lebih jauh ditutup oleh benda langit dengan
dismeter sudut yang lebih besar. Misalnya Okultasi bintang
sekaligus. 3 Dalam astronomi fenomena oleh asteroid atau bulan, Okultasi asteroid oleh bulan.
gerhana diartikan tertutupnya arah pandang c. Fenomena gerhana bintang dalam system bintang ganda.
Komponen primer (komponen yang lebih kuat cahayanya)
pengamat ke benda langit oleh benda langit dan sekunder (yang lebih lemah) bintang ganda bergerak
lainnya yang lebih dekat dengan pengamat.4 mengelilingi titik pusat massa sistem dan keduanya bisa
saling menutupi satu dengan yang lain. Fenomena ini
mengakibatkan bentuk atau pola kurva cahaya (kuat cahaya
1
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan bintang terhadap waktu) bintang umumnya berubah secara
Praktik, (Yogyakarta, Buana Pustaka, 2008), h. 187. priodik. Tim Pengusun Naskah IDI Hukum, Islam untuk
2
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik. Disiplin Ilmu Astronomi; Buku Dasar Pendidikan Agama
3
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Islam pada Perguruan Tinggi Umum Jurusan/Program Studi
Pedoman Hisab Muhammadiyah, (Yogyakarta: Majelis Tarjih Astronomi, (Jakarta: Depag RI, 2000), h. 77-78.
dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2009), h. 103 5
Konjungsi/ijtimâ adalah saat bulan berada di antara
dan Wahbah al-Zuhayli, al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuh, Jilid I, matahari-bumi, di mana wajah bulan menjadi tidak nampak dari
(Dimsyiq: Dar al-Fikr, t.t.), h. 1421. bumi. Para astronom menyebut ijtimâ atau konjungsi itu sebagai
4
Selain gerhana, dikenal juga fenomena-fenomena sejenis, ’new moon’ (bulan baru) atau disebut juga ’bulan mati’ karena
seperti: wajahnya tidak tampak. dengan kata lain, konjungsi bulan terjadi
a. Transit planet dalam Merkurius dan Venus. Yakni saat saat bulan baru.
Muhammad Jayusman: Fenomena Gerhana Dalam Wacana Hukum Islam dan Astronomi  |239

Gerhana bulan adalah peristiwa saat Terdapat dua macam gerhana, yakni
sebagian atau keseluruhan wajah bulan gerhana matahari dan gerhana bulan.
yang dalam fase purnama tertutup oleh 1. Gerhana Matahari
bayangan bumi. Sehingga bulan menjadi
a. Gerhana Matahari Total/ GMT (Total
tampak gelap; ada kalanya sebagian pada
Solar Eclipse/Kusuf Kulli)
saat gerhana sebagian ataupun seluruhnya
pada saat gerhana bulan total.6 Itu terjadi Pada saat GMT seluruh bundaran
bila bumi berada di antara matahari dan matahari di langit tertutup oleh bundaran
bulan pada satu bujur astronomi yang sama, bulan, diameter sudut bulan lebih
sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai besar dibanding dengan diameter sudut
bulan karena terhalangi oleh bumi. Matahari. Terjadi di daerah permukaan
Konjungsi suatu objek benda langit– bumi yang terkena bayangan umbra
dalam hal ini adalah bulan dengan matahari- bulan. Durasi selama 7 menit, karena
seperti yang terlihat dari bumi, terjadi jika ukuran bulan lebih kecil dari bumi.
perbedaan bujur dengan matahari berharga Diawali dan diakhiri dengan gerhana
nol. Konjungsi bulan ini menjadi acuan matahari sebagian.
untuk menentukan awal bulan dalam sistem b. Gerhana Matahari Cincin/ GMC
penanggalan Kamariah/Hijriah.7 (Annular Solar Eclipse/Kusuf Halqi)
Kedudukan bidang orbit bulan me­ Terjadi saat bundaran bulan berada di
ngelilingi bumi membentuk sudut 5,1°
dalam bundaran matahari, karena diameter
ter­
hadap bidang orbit bumi mengelilingi
sudut bulan lebih kecil dibanding dengan
matahari (bidang ekliptika). Atau sering
diameter sudut matahari; di daerah per­
dikatakan pula bidang orbit bulan mempunyai
mukaan bumi terkena lanjutan umbra.
inklinasi 5,1° dari bidang ekliptika. Hal inilah
yang menyebabkan tidak terjadinya gerhana Pada saat gerhana ini, matahari terlihat
bulan setiap konjungsi maupun gerhana bercahaya dan berbentuk seperti cincin.
matahari setiap fullmoon (bulan purnama).8 Terjadi pada saat bulan berada pada titik
terjauhnya dari bumi (titik Aphelion).
Karena bagian bola matahari yang
tampak dari bumi layaknya piringan itu
tidak seluruhnya tertutup oleh bayang-
bayang bulan. Bagian yang terlihat oleh
kita yang di bumi hanya sebagain kecil
seperti sabit matahari yang berbentuk
cincin. Inilah cincin dari sebagian cahaya
matahari.
c. Gerhana Matahari Sebagian/Parsial
(Partial Solar Eclipse/Kusuf Ba’dhi)
Terjadi pada saat sebagian bundaran
bulan menutupi sebagian bundaran
matahari di daerah permukaan bumi
Macam-Macam Gerhana berada pada bayangan kabur (penumbra)
bulan sebagian sehingga ada bagian
6
Lihat Muhyiddin Khazin, Kamus Ilmu Falak, matahari yang tidak terlihat normal
(Yogyakarta, Buana Pustaka, 2005), h. 45.
7
Djamhur Effendi, Sekelumit Penanggalan Qomariah dan
(terang).Waktu gerhana bulan lebih
Gerhana Bulan, http://www.nu.or.id diakses pada tanggal 3 lama dari gerhana matahari total, karena
Maret 2011. luasnya bayangan kabur bulan daripada
8
Djamhur Effendi, Sekelumit Penanggalan Qomariah dan
Gerhana Bulan. bayangan inti.
240|  AL-‘ADALAH Vol. X, No. 2 Juli 2011

2. Gerhana Bulan tampak berwarna gelap, bisa berwarna


Gerhana bulan terjadi saat sebagian merah tembaga, jingga, ataupun coklat.9
atau keseluruhan wajah bulan yang dalam b. Gerhana bulan sebagian ( Partial Lunar
fase purnama tertutup oleh bayangan bumi. Eclipse/Khusuf Ba’dhi) yaitu selama gerhana
Terjadi bila bumi berada pada posisi di bulan berlangsung, hanya sebagian
antara matahari dan bulan yang berada pada bundaran bulan memasuki kawasan
satu garis lurus yang sama, sehingga sinar umbra bumi di mana tidak semuanya
matahari tidak dapat mencapai bulan karena bulan terhalangi sinar matahari oleh bumi
terhalangi oleh bumi. sedangkan sebagian permukaan bulan
Dengan kata lain, gerhana bulan terjadi yang lain berada di daerah penumbra.
bila bulan sedang beroposisi atau bertolak Sehingga masih ada sebagian sinar
belakang dengan matahari. Tetapi akibat matahari yang sampai ke permukaan
bidang orbit bulan miring terhadap bidang bulan.
orbit semu matahari (ekliptika), maka tidak Dari segi bayangan yang terbentuk,
setiap oposisi bulan dengan matahari akan gerhana dapat dibedakan menjadi gerhana
mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. umbra dan penumbra.
Perpotongan bidang orbit bulan dengan 1. Gerhana umbra, yakni daerah bayangan
bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah inti yang berbentuk kerucut dan sangat
titik potong yang disebut titik node, yaitu gelap karena tertutupnya cahaya sama
titik di mana bulan memotong bidang sekali. Gerhana umbra terjadi saat tepat
ekliptika. Gerhana bulan ini akan terjadi saat berada di daerah umbra. Gerhana umbra
bulan beroposisi pada titik node tersebut. dapat bersifat total, cincin ataupun
Bulan membutuhkan waktu sekitar 29,53 sebagian. Pada saat gerhana bulan
hari untuk bergerak dari satu titik oposisi total keseluruhan bagian bulan masuk
dan kembali lagi titik oposisi tersebut. ke dalam bayangan inti/umbra bumi.
Maka biasanya, jika terjadi gerhana bulan Adapun pada saat gerhana matahari total
maka akan diikuti dengan gerhana matahari keseluruhan bagian matahari tertutup
karena kedua titik node tersebut terletak oleh bulan. Sedang pada gerhana matahari
pada garis yang menghubungkan antara sebagian yang tertutup bayangan inti
matahari dengan bumi. adalah sebagiannya. Gerhana anti-umbra
a. Gerhana bulan total (Total Lunar Eclipse/ hanya terjadi pada gerhana matahari
Khusuf Kulli) yaitu selama gerhana bulan cincin. Gerhana anti-umbra terjadi
berlangsung, terjadi fenomena seluruh saat matahari tepat berada di daerah
bulan memasuki kawasan umbra bumi anti-umbra (daerah bayangan umbra
pada saat bulan tepat pada daerah pe­ yang menutupi; menghalangi bagian
numbra (bayangan kabur) sehingga muka titik pusat matahari), di mana seluruh
tertutup oleh bumi secara keseluruhan bundaran bulan yang gelap berada dalam
sehingga dia (bulan masuk ke daerah bundaran matahari. Bedanya dengan
umbra yaitu daerah yang sangat gelap. gerhana matahari total adalah pada
Sebenarnya, pada peristiwa gerhana saat GMT seluruh bagian matahari
bulan, seringkali bulan masih dapat tertutup oleh bulan, sedang pada saat
terlihat. Ini karena masih adanya sinar GMC seluruh bundaran bulan yang
matahari yang dibelokkan ke arah bulan
oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan
sinar yang dibelokkan ini memiliki 9
Khafid, Gerhana Bulan Total 28 Agustus 2007, makalah
yang dipresentasikan pada mata kuliah Hisab Kontemporer,
spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada tanggal 30 Oktober 2009 di Program Pascasarjana IAIN
pada saat gerhana bulan, bulan akan Wali Songo, Semarang, h. 1-2.
Muhammad Jayusman: Fenomena Gerhana Dalam Wacana Hukum Islam dan Astronomi  |241

gelap dalam bundaran matahari namun mengakibatkan kerusakan mata sementara


terdapat bagian luar matahari yag tidak ataupun permanen (kebutaan).12
tergelapi sehingga membentuk cincin. B. Ralph Chou menjelaskan bahwa
Bedanya dengan GMS tidak seluruh meskipun 99% cahaya matahari terl­indung
bundaran bulan menutupi bundaran oleh bulan pada peristiwa gerhana mata­
matahari dan sebagian bundaran bulan hari sehingga wilayah umbra bumi men­jadi
di luar bundaran matahari.10 gelap, namun tetap ada cahaya radiasi dari
2. Gerhana penumbra yakni bayangan kabur matahari yang sampai ke bumi, dan sampai
di sekeliling umbra. Daerah penumbra      ke mata (jika kita langsung menatap dengan
hanya mendapat sedikit sinar; samar- mata bulat). Dan perlu diingat, cahaya
samar. Bagi penduduk bumi sukar mem­ matahari terdiri dari berbagai gelombang
bedakan perubahan kecemerlangan bulan sinar baik dari sinar tampak (pelangi :
purnama ataupun matahari sebelum me-ji-ku-hi-bi-ni-u) maupun sinar tidak
ber­langsung gerhana penumbra dengan tampak seperti UV yang berenergi dan
saat bulan atau matahari berada pada berfrekuensi tinggi    hingga sinar cahaya
penumbra. Akan terjadi keredupan yang dengan gelombang radio yang berenergi dan
terkadang sulit diamati/dibedakan oleh berfrekuensi rendah. Perilaku pupil mata
mata bulat manusia, karena cahayanya manusia pada malam hari ternyata sama
hanya beberapa persen (kurang dari ketika terjadi gerhana matahari. Pada saat
1%). Karena itu mata bulat manusia gerhana, pancaran cahaya matahari terhalang
melihat bulan purnama/ matahari tanpa sebagian oleh bulan sehingga bumi menjadi
perubahan saat gerhana penumbra.11 gelap. Sehingga reaksi pupil mata secara
alami membesar. Dan di saat orang menatap
langsung ke matahari yang terlindung oleh
bulan, pupil mata tidak bereaksi secara
Contoh Sketsa terjadinya signfikan, padahal radiasi sinar-sinar UV
Gerhana Matahari
(http://pakarfisika.wordpress.com)
tetap menempus ke bumi, menempus ke
retina mata, yang sedang merusak sel batang
dan kerucut mata.13
Fatal bila sering atau dengan durasi
lama menatap secara langsung ke matahari,
karena pada saat itu bukan sinar tampak
saja yang menembus mata, tetapi sinar-
sinar berbahaya seperti UV tetap menerobos
Pengamatan Gerhana masuk menghasilkan reaksi kimia yang
Ketika mengamati matahari adalah kita merusak sel mata.  Belum lagi, gelombang
tidak boleh melihatnya secara langsung baik sinar inframerah (infrared) yang terkandung
dengan mata telanjang ataupun dengan alat dalam sinar matahari turut “memanggang”
optik seperti kamera, binokular, ataupun (fotokoagulasi) sel batang dan kerucut.
teleskop. Melakukan hal tersebut dapat
12
Hanief Trihantoro, Pengamatan Gerhana Bulan Total 16
Juni 2011, http://langitselatan.com/2010/01/04/gerhana-bulan-
10
Tim Penyusun Naskah IDI Hukum, Islam Untuk sebagian-dan-gerhana-matahari-cincin-di-awal-tahun-2010/
Disiplin Ilmu Astronomi; Buku Dasar Pendidikan Agama Islam Pengamatan Gerhana Bulan Total 16 Juni 2011 diakses pada
Pada Perguruan Tinggi Umum Jurusan/Program Studi Astronomi, tanggal 20 Juni 2011.
h. 79. 13
Alasan Ilmiah Bahaya Menatap Gerhana Matahari, Kegelapan
11
Tim Penyusun Naskah IDI Hukum, Islam Untuk Disiplin di Siang  Hari, http://nusantaranews.wordpress.com/2009/07/22/
Ilmu Astronomi; Buku Dasar Pendidikan Agama Islam Pada alasan-ilmiah-bahaya-menatap-gerhana-matahari-kegelapan-di-
Perguruan Tinggi Umum Jurusan/Program Studi Astronomi, h 78. siang-hari/ diakses pada tanggal 3 Maret 2011.
242|  AL-‘ADALAH Vol. X, No. 2 Juli 2011

Akhirnya akan menyebabkan mata me­ berbahaya sama sekali. Namun demikian akan
ngalami buta sementara atau bahkan buta lebih indah jika ada binokuler atau “keker”
permanen.14 ataupun teleskop untuk melihatnya lebih
Pengamatan gerhana matahari yang dekat sehingga nampak jelas batas antara
diperbolehkan secara langsung dengan mata daerah gelap dan terang di permukaan bulan.
bulat adalah pada fase gerhana matahari
total yakni ketika sinar matahari benar-benar Perbedaan Karakteristik Gerhana
tertutup oleh bulan (100%).15 Matahari dan Gerhana Bulan
Namun ini bukan berarti kita tidak boleh Terdapat beberapa aspek yang berbeda
atau tidak dapat menyaksikan fenomena alam antara gerhana matahari dan gerhana bulan,
yang sangat menakjubkan dan jarang terjadi antara lain:
ini. Ada beberapa cara yang aman untuk
mengamati peristiwa gerhana matahari, se­ Gerhana
No Perbedaan Gerhana Bulan
bagai berikut: Matahari

1. Menggunakan negatif film atau klise Sinar matahari Bulan ditutupi


1 Keadaan sinar
ditutupi bulan bayangan bumi
yang sudah terbakar. Amati Matahari
Saat konjungsi Saat oposisi
dengan menggunakan filter yang aman, (yaitu (yaitu kedudukan
dan jangan melihatnya secara terus kedudukan bulan berlawanan
2 Waktu terjadi
bulan searah arah dengan
menerus. Amati paling lama 2 menit, dengan matahari dilihat
matahari). dari bumi).
kemudian berhenti dan baru amati Waktu
3 Siang hari Malam hari
lagi setelah 3 menit. Hal ini bertujuan pengamatan
Maksimal
untuk mengurangi kerusakan pada mata Durasi
4 7 menit 58 Maksimal 3 jam
gerhana1
detik
seandainya ada cacat pada filter yang Keadaan
Matahari Bulan digelapi
kita gunakan.16 5 digelapi dari
gelap (jika
dari kiri ke
menghadap ke
kanan ke kiri kanan
2. Paling aman adalah dengan cara me­ Utara)
Gerhana
mantulkannya di layar, baru kita melihat matahari
hasilnya di layar tersebut. Misalnya waktunya
ditentukan
teleskop kita arahkan ke matahari, lalu oleh gerakan
bayangan Sedangkan
kita pasangkan pada lensa okuler selembar bulan Wilayah/ gerhana bulan di
kertas dengan diatur posisinya sehingga 6
melintasi daerah yang seluruh wilayah
suatu daerah. mengalami yang mengalami
gambar fokus, maka kita mendapatkan Jadi, berbeda gerhana malam yang
dengan sama
hasilnya dilayar tersebut.17 gerhana bulan,
3. Bisa menggunakan media ember besar kita harus
melihat data
atau baskom berisi air jernih yang di gerhana untuk
setiap daerah.
letakkan pada tempat terbuka ataupun Pelaksanaan
lewat kolam. Pengamatan
(telah
7
Berbeda dengan gerhana matahari, dijelaskan
pada bagian
peristiwa gerhana bulan dapat diamati secara sebelumnya)
langsung dengan mata telanjang dan tidak
Siklus Gerhana Matahari
14
Alasan Ilmiah Bahaya Menatap Gerhana Matahari, Bila bulan dan matahari berda dekat arah
Kegelapan di Siang Hari. titik simpul (yang disebut titik Node/Nodal)
15
Alasan Ilmiah Bahaya Menatap Gerhana Matahari,
Kegelapan di Siang Hari.
yang sama bisa terjadi gerhana matahari.
16
Hanief Trihantoro, Pengamatan Gerhana Bulan Total 16 Sedang bila keduanya berada pada arah dua
Juni 2011. titik simpul yang berseberangan bias terjadi
17
AR Sugeng Riyadi, Gerhana Matahari  Cincin, http://
pakarfisika.wordpress.com diakses pada tanggal 3 Maret 2011. gerhana bulan. Siklus matahari dari satu
Muhammad Jayusman: Fenomena Gerhana Dalam Wacana Hukum Islam dan Astronomi  |243

titik simpul ke titik simpul yang sama pada di mulai. Seri Saros ganjil dimulai dengan
periode berikutnya membutuhkan waktu gerhana matahari sebagian di kawasan kutub
rata-rata 346,62 hari. Siklus ini disebut utara dan berakhir di kutub selatan. Sedang
dengan satu tahun gerhana.18 seri Saros genap kebalikannya. Dari tahun
Gerhana matahari terjadi pada fasa bulan 1207 SM – 2161 M terdapat 8000 gerhana
baru/ konjungsi. Periode konjungsi bulan matahari dan 5200 gerhana bulan atau 238
ke konjungsi berikutnya dinamakan periode gerhana matahari/abad atau (238 ~42 seri
sinodis. Periode Saros sama dengan 223 gerhana matahari dalam siklus Saros (223
lunasi bulan. 223 x 29,53 hari= 6585, 32 periode sinodis bulan atau 18 tahun lebih).21
hari. Periode ini kira-kira sama dengan 19
tahun gerhana 19 x 346,62 hari = 6585, Syarat Terjadinya Gerhana Matahari
78 hari (18 tahun 11 1/3 hari).19 Bidang orbit bulan dan ekliptika berpotongan
Selisish antar periode saros dengan siklus pada dua titik simpul. Garis simpul peng­
terjadinya gerhana matahari sebesar 0,46 hubung titik simpul beregresi ke arah barat
hari. Dalam peredaran semu hariannya, dengan periode 18,6 tahun. Pada fasa bulan
matahari bergeser 360°/ 365, 2425 = 60’ ke baru, bulan dan matahari berada pada bujur
timur. Jadi 0, 46 x 60’ = ~28’/Saros. Gerhana ekliptika yang sama. Kerucut umbra bulan
matahari dengan nomor seri Saros yang tidak selalu dapat menyentuh bumi (yang
sama terjadi 28’ sebelah barat dari kejadian menyebabkan terjadi gerhana). Gerhana
gerhana matahari seri Saros yang sama terjadi dekat dengan titik simpul.
sebelumnya. Batas rata-rata jarak matahari Titik simpul beregresi ke barat oleh
agar terjadi gerhana adalah (15,35° + 18, karena itu matahari lebih cepat mencapai
51°)/2 = 16° 26’ dan bila batas tempat titik simpul. Periode matahari dari titik
terjadinya gerhana matahari di sekitar titik simpul kembali lagi ke titik simpul yang
simpul tersebut adalah dua kali batas rata- sama dinamakan satu tahun gerhana = 346,
rata 2 x 16° 26’ maka satu seri periode 62 hari (rata-rata). Periode ini lebih pendek
Saros bias terjadi (2 x 16° 26’)/ 28’ = 70 18, 63 hari dengan periode Sideris (365, 25
gerhana matahari. Perhitungan yang lebih hari). Kemungkinan terjadi gerhana hanya
cermat ~73 kali gerhana atau satu seri Saros bila matahari dan bulan berada pada bujur
rata-rata adalah 73 x 18, 03 tahun = 1315 ekliptika dekat titik simpul 15, 35° < ∆
tahun.20 Dan tidak semuanya dapat diamati 18, 51°. Pada batas tersebut keadaan
dari tempat yang sama. maksimum yang dapat dicapai adalah
Seri Saros dimulai dengan gerhana gerhana persinggungan anatara matahari dan
matahari sebagian pada daerah lintang tinggi, bulan. Satu hari dalam peredaran semunya,
lalu diikuti oleh gerhana matahari total atau matahari bergerak pada ekliptika (360°/ 346,
gerhana matahari cincin di lintang menengah. 62= ~0, 985626283°/ hari. Dalam satu bulan
Dan berakhir dengan gerhana matahari sinodis (360°/ 346, 62) x 29, 53 = 30, 67°.
sebagian di lintang tinggi pada arah kutub Syarat minor terjadinya gerhana matahari ∆
yang berlawanan dengan ketika seri Saros ~15, 35°. Fasa gerhana dicapai 2 x ∆ ~
30,7. Matahari bergerak 30, 67° terhadap
titik node/ simpul 29, 53 x 360°/ 346, 62.22
18
Tim Penyusun Naskah IDI Hukum, Islam Untuk Disiplin
Ilmu Astronomi; Buku Dasar Pendidikan Agama Islam Pada
Perguruan Tinggi Umum Jurusan/Program Studi Astronomi, h. 86.
19
Tim Penyusun Naskah IDI Hukum, Islam Untuk Disiplin 21
Tim Penyusun Naskah IDI Hukum, Islam Untuk
Ilmu Astronomi; Buku Dasar Pendidikan Agama Islam Pada Disiplin Ilmu Astronomi; Buku Dasar Pendidikan Agama Islam
Perguruan Tinggi Umum Jurusan/Program Studi Astronomi, h. 89. Pada Perguruan Tinggi Umum Jurusan/Program Studi Astronomi.
20
Tim Penyusun Naskah IDI Hukum, Islam Untuk 22
Tim Penyusun Naskah IDI Hukum, Islam Untuk
Disiplin Ilmu Astronomi; Buku Dasar Pendidikan Agama Islam Disiplin Ilmu Astronomi; Buku Dasar Pendidikan Agama Islam
Pada Perguruan Tinggi Umum Jurusan/Program Studi Astronomi. Pada Perguruan Tinggi Umum Jurusan/Program Studi Astronomi.
244|  AL-‘ADALAH Vol. X, No. 2 Juli 2011

Pensyari’atan Salat Gerhana 4. Mengerjakan salat gerhana secara ber­


Terkait dengan peristiwa gerhana, agama jama’ah di masjid. Salah satu dalil yang
Islam mensyari’atkan beberapa hal: menunjukkan hal ini sebagaimana dalam
hadis dari ’Aisyah bahwasanya Nabi saw
1. Perbanyaklah zikir, istighfar, takbir, salat
mengendari kendaraan di pagi hari lalu
gerhana dan sedekah. Dari ‘Aisyah, Nabi
terjadilah gerhana. Lalu Nabi shallallahu
Saw. bersabda:
’alaihi wa sallam melewati kamar istrinya
“Sesungguhnya matahari dan bulan (yang dekat dengan masjid), lalu beliau
adalah dua tanda di antara tanda-tanda berdiri dan menunaikan salat. Dalam
kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi riwayat lain dikatakan bahwa Nabi
karena kematian seseorang atau lahirnya mendatangi tempat salatnya (yaitu
seseorang. Jika melihat hal tersebut maka masjidnya) yang biasa dia salat di situ.7
berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, Ibn Hajar mengatakan, ”Yang sesuai
kerjakanlah salat dan bersedekahlah.”5 dengan ajaran Nabi adalah mengerjakan
2. Melakukan observasi gerhana me­ salat gerhana di masjid. Seandainya tidak
nyaksikan salah satu bukti kekuasaan- demikian, tentu salat tersebut lebih
Nya. Di dalam Hadis Nabi dijelaskan: tepat dilaksanakan di tanah lapang agar
Dari al-Mughirah Ibn Syu‘bah r.a. nanti lebih mudah melihat berakhirnya
(diriwayatkan bahwa) ia berkata: Terjadi gerhana.”
gerhana matahari pada hari me­ninggalnya Syekh Muhammad ibn Sholeh al-
Ibrahim. Lalu ada orang yang mengatakan Utsaimin mengatakan bahwa salat
terjadinya gerhana itu karena meninggalnya gerhana secara jama’ah bukanlah syarat.
Ibrahim. Maka Rasulullah Saw. bersabda: Jika seseorang berada di rumah, dia juga
Sesungguhnya matahari dan bulan adalah boleh melaksanakan salat gerhana di
dua dari tanda-tanda kebesaran Allah. rumah. Dalil berdasarkan sabda Nabi
Keduanya tidak gerhana karena mati atau saw:Jika kalian melihat gerhana tersebut,
hidupnya seseorang. Apabila kamu melihat maka salatlah”. Perintah ini baik untuk
hal itu, maka salat dan berdoalah kepada kaum laki-laki maupun perempuan.
Allah.23 (HR. al-Bukhari). Berdasarkan hadis Bukhari,”Salat wanita
3. Menyeru jama’ah untuk melaksanakan bersama kaum pria ketika terjadi gerhana
salat gerhana dengan panggilan ash-salatu matahari.”
jami’ah dan tidak ada adzan maupun 5. Berkhutbah setelah salat gerhana ber­
iqamah. dasarkan tuntunan Rasulullah. Setelah
Hadis ’Aisyah mengatakan: “Aisyah selesai salat gerhana, Rasulullah ber­
radhiyallahu ‘anha menuturkan bahwa pada khutbah di hadapan orang banyak,
zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ia memuji dan menyanjung Allah,
pernah terjadi gerhana matahari. Beliau kemudian bersabda:
lalu mengutus seseorang untuk memanggil “Sesungguhnya matahari dan bulan
jama’ah dengan: ash-salatu jami’ah (mari adalah dua tanda di antara tanda-tanda
kita lakukan salat berjama’ah). Orang-orang kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi
lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan ber­ karena kematian seseorang atau lahirnya
takbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ seseorang. Jika melihat hal tersebut maka
dan empat kali sujud dalam dua raka’at.” berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah,
kerjakanlah salat dan bersedekahlah.” 24
23
Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail Ibn Ibrahim
Ibn al-Mughirah ibn Bardizbah al-Bukhari al-Ja’fi, Shahâh al- 24
Untuk redaksi hadis yang lengkap baca Abu Abdullah
Bukhâri, juz II, (Semarang: Toha Putra, t.t.), h. 24. Muhammad ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn al-Mughirah ibn Bardizbah
Muhammad Jayusman: Fenomena Gerhana Dalam Wacana Hukum Islam dan Astronomi  |245

Tentu saja ada aspek perenungan ayat- 2. Mayoritas ulama yang lain (Imâm Mâlik,
ayat kauniyah juga, bukan sekadar aspek Syâfi’i, dan Ahmad) menyatakan bahwa
ibadahnya. Oleh karenanya disarankan salat gerhana itu seperti salat hari raya
pada saat puncak gerhana, jamaah yakni dua rakaat, hanya setiap rakaat
berkesempatan juga untuk melihat ada dua kali ruku’. 29 Setelah ruku’
langsung proses gerhana tersebut.25 pertama yang agak panjang kembali
Hadis-hadis sebelumnya merupakan berdiri lalu membaca al-Fatihah dan
sunnah fi’liah yang menggambarkan per­ surat lainnya baru ruku’ lagi setelah
buatan Rasulullah saw melakukan salat saat itu barulah dilanjutkan dengan i’tidal
terjadinya gerhana dan sunnah qauliah yang dan sujud dan seterusnya sampai salam.
berisi perintah Nabi saw untuk melakukan Lalu pelaksanaan salat gerhana ini
salat pada saat terjadinya gerhana. Menurut ditutup dengan khutbah. 30 Pendapat
Jumhur ulama salat kusuf maupun khusuf ini berdasarkan beberapa hadis, di
hukumnya sunnah muakkad.26 antaranya:
Salat gerhana terdiri dari dua rakaat Hadis Ibnu ‘Abbas , ia berkata, “Telah
dapat dilaksanakan berjamaah di masjid terjadi gerhana matahari pada zaman
maupun sendiri saja. Dalam pelaksanaannya Nabi saw, maka beliau salat dan orang-
sesudah melaksanakan salat gerhana diiringi orang ikut salat bersamanya. Beliau ber­
dengan khutbah, seperti salat hari raya (Id) diri sangat lama (seperti) membaca surat
ataupun tanpa khutbah. Salat itu dengan al-Baqarah, kemudian rukuk yang lama,
bacaan Alquran yang dijaharkan/ dikeraskan lalu berdiri, lama sekali berdirinya namun
ataupun disirkan. 27 Tentang tata cara berdiri yang kedua lebih pendek dari
pelaksanaan salat gerhana terdapat perbedaan berdiri yang pertama, kemudian ruku’,
pendapat para ulama: lama sekali ruku’nya namun ruku’ kedua
lebih pendek dari ruku’ pertama…”.31
1. Abû Hanîfah mengatakan bahwa salat (HR. Bukhari).
gerhana dilakukan sebagaimana salat
sunnah biasa. Dalil yang disebutkan Hadis kedua, dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha,
Abû Hanîfah dan yang senada dengan­ ia berkata, “Bahwasanya Rasulullah saw
nya, ialah hadis Abû Bakrah, ia ber­ pernah melaksanakan salat ketika terjadi
kata,“Pernah terjadi gerhana matahari gerhana matahari. Rasulullah berdiri
pada zaman Rasulullah saw, maka kemudian bertakbir kemudian membaca,
Rasulullah keluar dari rumahnya seraya panjang sekali bacaannya, kemudian
menyeret selendangnya sampai akhirnya rukuk dan panjang sekali rukuknya,
tiba di masjid. Orang-orang pun ikut
melakukan apa yang dilakukannya,
29
Dapat dibaca juga lebih lanjut dalan Wahbah al-Zuhailî,
kemudian Rasulullah saw salat bersama al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuh.
mereka dua raka’at.”28  (HR. Bukhari) 30
Sayid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, jilid I, (Beirut; Dar al-
Fikr, t.t.), h. 435-437. Setelah membaca surat al-Fatihah dan
membaca surat yang panjang seperti surat al-Baqarah dengan
jahar sebagaimana dijelaskan dalam hadis Aisyah:”Nabi saw men­
al-Bukhari al-Ja’fi, Shahih al-Bukhâri, h. 24-25 dan Muslim, Shahih jaharkan bacaannya ketika salat gerhana.” (HR. Bukhari dan HR
Muslim, juz I, (Semarang: Toha Putra, t.t.), h. 357-358. Muslim) Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjut­
25
T Djamaluddin, Gerhana Matahari Cincin 26 Januari kan dengan membaca surat al-Fatihah dan surat yang panjang
2009: Salat Gerhana, http://t-djamaluddin.spaces.live.com di­ namun lebih pendek dari yang sebelumnya. Demikian juga pada
akses pada tanggal 3 Maret 2011 rakaat yang kedua, namun lebih singkat dari rakaat yang pertama.
26
Wahbah al-Zuhailî, al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuh, jilid Lihat juga Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn
1, (Damaskus: Dâr al-Fikr, t.t.), h. 1422. al-Mughirah ibn Bardizbah al-Bukhari al-Ja’fi,, Shahih al-Bukhâri,
27
Wahbah al-Zuhailî, al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuh, h. 1423. h. 39 dan Muslim, Shahih Muslim,h. 358-359.
28
Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail Ibn Ibrahim 31
Lihat Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail Ibn Ibrahim
Ibn al-Mughirah ibn Bardizbah al-Bukhari al-Ja’fi, Shahih al- Ibn al-Mughirah ibn Bardizbah al-Bukhari al-Ja’fi, Shahih al-
Bukhâri, h. h. 23-24 Bukhâri, h. 27-28
246|  AL-‘ADALAH Vol. X, No. 2 Juli 2011

kemudian mengangkat kepalanya (i’tidal) yang bernama Ibrahim pada saat masih
seraya mengucapkan: “Sami’allahu liman kecil. Mitos lainnya yang berkembang di
hamidah,” kemudian berdiri sebagaimana masyarakat antara lain:
berdiri yang pertama, kemudian membaca, 1. Memukul-mukul pohon kelapa atau yang
panjang sekali bacaannya namun bacaan sejenisnya untuk membangunkan bulan
yang kedua lebih pendek dari bacaan atau matahari supaya tidak di makan
yang pertama, kemudian rukuk dan gerhana. Tindakan ini tidak masuk akal
panjang sekali rukuknya, namun lebih menurut ilmu pengetahuan.34
pendek dari ruku’ yang pertama, kemudian 2. Orang-orang tua dulu; sebagian ma­
sujud, panjang sekali sujudnya, kemudian syarakat pedesaan di pulau Jawa me­
dia berbuat pada raka’at yang kedua nganggap kejadian gerhana dengan
sebagimana yang dilakukan pada raka’at ada buto (buta kalarahu) yang memakan
pertama, kemudian salam…”.32 (HR. bulan. Masyarakat akan beramai-ramai
Bukhari dan HR. Muslim). menabuh lumping/lesung (tempat pe­
numbuk dari kayu) agar buto-nya takut
Hikmah dan Mitos Dibalik Peristiwa dan cepat hilang.35
Gerhana 3. Di Kotabumi, Lampung Utara, saat
Peristiwa gerhana merupakan peristiwa gerhana sejumlah ibu hamil bersembunyi
alam biasa yang secara astronomis dapat di kolong tempat tidur. Itu dilakukan
dihitung dan diprediksi kapan akan terjadi. supaya anak yang dilahirkannya kelak
Peristiwa gerhana bukan tanda kelahiran tidak cacat. Lalu, ibu hamil tersebut
atau kematian seseorang namun gerhana diminta memakai sarung, lalu neneknya
merupakan momen merenungkan kembali mengusap perut calon ibu itu tiga kali
tanda Kemahabesaran Allah. Untuk itu sembari bermohon agar janin terhindar
umat Islam memberi makna akan kehadiran dari bala. Mereka percaya, ritual itu
gerhana melalui ibadah berupa salat gerhana dilakukan agar bayi yang dilahirkan
yang dilakukan secara sendirian maupun wajahnya tidak hitam.36
berjamaah di masjid-masjid atau mushalla Selanjutnya hikmah dan pelajaran yang
serta memperbanyak takbir dan sedekah. dapat dipetik dari peristiwa gerhana antara
Hal ini sejalan dengan yang diajarkan oleh lain:
Rasulullah,
1. Gerhana adalah peristiwa alam yang
”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah me­ nunjukkan ketundukan alam pada
dua macam tanda dari tanda-tanda kekuasaan Khaliqnya (Penciptanya). Maka selayak­
Allah. Terjadinya gerhana matahari atau nya kita juga menunjukkan ketaatan
bulan itu bukan karena kematian seseorang kepada Allah dengan melakukan salat
atau kehidupannya. Maka jikalau kamu gerhana. Matahari dan bulan tak pernah
melihatnya, berdoalah kepada Allah, ber­ penyalahi hukum-Nya, sehingga manusia
takbirlah, bersedekahlah serta salatlah.” 33 pun dapat memperkirakan secara tepat
(HR. Bukhari-Muslim ) waktu terjadinya gerhana. Manusia
Mitos seputar kematian ini dalam hadis karena nafsunya sering kali, sengaja atau
nabi di atas dikaitkan dengan peristiwa
meninggalnya anak laki-laki Rasulullah
34
Khafid, Gerhana Bulan Total 28 Agustus 2007, h. 6.
35
Mitos Masyarakat Seputar Gerhana Bulan, http://www.
32
Untuk mendapatkan redaksi lengkap hadis tersebut baca tempointeraktif.com/hg/iptek/2011/06/16/ brk,20110616-
lebih lanjut Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail Ibn Ibrahim 341052,id.html.
Ibn al-Mughirah ibn Bardizbah al-Bukhari al-Ja’fi, Shahih al- 36
Gerhana matahari Jumat siang 15 Januari, http://unik.
Bukhâri, h. h. 24-25 dan Muslim, Shahih Muslim,h. 357-358 kompasiana.com/2010/01/15/gerhana/ diakses pada tanggal 3
33
Muslim, Shahih Muslim. Maret 2011.
Muhammad Jayusman: Fenomena Gerhana Dalam Wacana Hukum Islam dan Astronomi  |247

tak sengaja, menyalahi hukum Allah, menjadi bintang raksasa, membesar


maka sudah selayaknya peristiwa gerhana dimensinya; diameter sudut matahari
mengingatkan kita untuk memperbanyak akan lebih besar dari bulan. Dengan
istighfar.37 demikian tidak akan pernah lagi terjadi
2. Matahari dan bulan bisa beriringan gerhana matahari total. Walaupun dalam
dan berdampingan memperlihatkan ke­ jangka waktu yang masih sangat lama
harmonisan yang kadang menunjukkan tapi hukum alam member keyakinan
fenomena cincin atau mahkotanya yang hal itu akan terjadi.42
indah (korona)38 yang biasanya tidak 4. Fenomena gerhana telah menarik
terlihat. Bagi para saintis, momentum perhatian sejak awal peradaban manusia.
gerhana matahari total dapat dijadi­ Di zaman Babylonia (2000 SM-1000
kan sumber data “membongkar rahasia SM) di lembah sungai Eufrat dan
matahari”, terutama struktur matahari, Tigris telah mengenal silus Saros,
ledakan serta fenomena temperatur siklus terjadinya gerhana tiap 223 kali
matahari.39 Ini mengajarkan kita untuk periode sinodis bulan atau 6585,3 hari
juga dapat berjalan beriringan dan ber­­ di saat perkembangan ilmu pengetahuan
dampingan dengan sesama manusia, maka dan teknologi masih sangat sederhana.
sudah selayaknya itu di­representasikan Thales (dari Miletus, 624 SM- 547
dalam bentuk anjuran mem­ perbanyak SM) termasuk ilmuan dan filosof yang
sedakah. Lalu khatib pun perlu me­ mentransmisikan pengetahuan tentang
ngingatkan bahwa gerhana matahari siklus Sarros dari Babylonia ke Yunani.43
adalah fenomena alam yang tidak terkait 5. Plato; murid Aristoteles dikenal sebagai
dengan kelahiran atau kematian seseorang ilmuan Yunani menggunakan gerhana
dan tidak terkait dengan nasib manusia bulan sebagai bukti bahwa bumi ber­
atau bencana alam, tetapi merupakan bentuk bola. Batas umbra bumi yang
sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya di berbentuk busur lingkaran sebenarnya
alam.40 merupakan bayang-bayang bumi oleh
3. Menyaksikan gerhana matahari total matahari.44
ataupun gerhana yang lainnya, merupakan 6. Kita dapat melihat dan mengamati
momen yang langka bahkan GMT hanya reaksi binatang-binatang saat gerhana
dapat dilihat sekali seumur hidup (asumsi berlangsung. Misalnya kokok ayam yang
usia manusia kurang dari 100 tahun).41 terkecoh karena mendadak suasana yang
Beberapa ratus juta tahun mendatang, gelap kembali terang seperti di pagi hari
generasi penerus planet bumi hanya akan pada saat gerhana matahari total.
mendengar dongeng tentang gerhana. 7. Gerhana juga dapat dipergunakan
Pada waktu itu matahari akan berevolusi untuk memperkaya karya seni fotografi
(Astrofotografi).
37
T. Djamaluddin, Gerhana, http://t-djamaluddin.spaces.
live.com diakses pada tanggal 3 Maret 2011. 8. Selain memperkaya khazanah penge­
38
Perhatikan struktur Korona yang tidak simetri bundar, tahuan manusia tentang gerhana, seperti
hal ini menunjukkan adanya aktivitas di permukaan Matahari.
Korona Matahari merupakan plasma dengan temperatur berjuta
derajat. 42
Tim Penyusun Naskah IDI Hukum, Islam Untuk Disiplin
39
Alasan Ilmiah Bahaya Menatap Gerhana Matahari. Ilmu Astronomi; Buku Dasar Pendidikan Agama Islam Pada
40
T. Djamaluddin, Gerhana Matahari Cincin 26 Januari Perguruan Tinggi Umum Jurusan/Program Studi Astronomi, h. 96
2009. 43
Tim Penyusun Naskah IDI Hukum, Islam Untuk
41
Alasan Ilmiah Bahaya Menatap Gerhana Matahari, Disiplin Ilmu Astronomi; Buku Dasar Pendidikan Agama Islam
Kegelapan di Siang  Hari, http://nusantaranews.wordpress. Pada Perguruan Tinggi Umum Jurusan/Program Studi Astronomi.
com/2009/07/22/alasan-ilmiah-bahaya-menatap-gerhana- 44
Tim Penyusun Naskah IDI Hukum, Islam Untuk Disiplin
matahari-kegelapan-di-siang-hari/generasi diakses pada tanggal Ilmu Astronomi; Buku Dasar Pendidikan Agama Islam Pada
3 Maret 2011. Perguruan Tinggi Umum Jurusan/Program Studi Astronomi.
248|  AL-‘ADALAH Vol. X, No. 2 Juli 2011

menguji presisi, ketepatan, berbagai peristiwa astronomi biasa yang tidak perlu
metoda perhitungan kedudukan bulan ditakuti. Dan banyak pelajaran penting dan
dan matahari.45 berharga yang bisa dipetik dibalik peristiwa
9. Manfaatkan kesempatan momen gerhana tersebut.
ini, untuk pendidikan anak mem­pelajari Dari apa yang telah diuraikan di atas,
sains tentang gerhana, fenomena alam maka penulis mendapatkan beberapa catatan.
menakjubkan yang memuat tantang­ Pertama, hadis ”jikalau kamu melihatnya”
an intelektualitas manusia yang me­ menyebabkan terdapatnya perbedaan pe­
mikirkannya.46 Allah berfirman dalam mahaman seperti pada permasalahan pe­
surat al-Furqan [25]: 45 dan 46: nentuan awal bulan Kamariah. Apakah harus
melihat secara langsung atau cukup dengan
perhitungan astronomi. Bagaimana kalau
tertutup awan? Dan beberapa pertanyaan
lainnya. Permasalahan ini tidaklah serumit
pada permasalahan awal bulan Kamariah
karena salat gerhana merupakan ibadah
Apakah kamu tidak memperhatikan sunnah bukan wajib seperti puasa Ramadan
(penciptaan) Tuhanmu, bagaimana dia maupun pelaksaan Wuquf di Arafah
memanjangkan (dan memendekkan) bagi jamaah haji. Kedua, Pensyari’atan
bayang-bayang dan kalau dia menghendaki pelaksanaan salat gerhana adalah pada saat
niscaya dia menjadikan tetap bayang- terjadinya gerhana Umbra. Karena jika
bayang itu, Kemudian kami jadikan gerhana Penumbra biasanya tidak begitu
matahari sebagai petunjuk atas bayang- dirasakan kejadiannya oleh masyarakat secara
bayang itu. Kemudian kami menarik umum. Jadi pada saat terjadi gerhana Umbra
bayang-bayang itu kepada kami dengan lah salat gerhana dilaksanakan. Kedua,
tarikan yang perlahan-lahan. pensyari’atan pelaksanaan salat gerhana
Sebuah kisah yang menarik untuk kita hanya diperuntukkan bagi daerah-daerah
simak terkait dengan peristiwa gerhana yang mengalami gerhana. Apabila suatu
matahari. Tokohnya adalah seorang ahli daerah tidak dilewati/dilintasi oleh gerhana
ilmu Falak Indonesia Turaikhan Adjhuri maka tidak ada syari’at pelaksanaan salat
(Penggagas Kalender Menara Kudus). Ia gerhana. Ketiga, gerhana matahari waktunya
dianggap berbeda, tidak sejalan, menentang ditentukan oleh gerakan bayangan bulan
pemerintah di masa Orde Baru dan sempat melintasi suatu daerah. Jadi kita harus
diinterogasi karena perbedaan penentuan melihat data gerhana untuk setiap daerah.
waktu Idul Fitri yang berbeda dari Pemerintah Kalau tidak cermat, kita bisa mengumumkan
juga pernah menentang maklumat pemerintah informasi yang keliru, seperti yang termuat
yang menyeru agar masyarakat bersembunyi di Harian Pikiran Rakyat Selasa, 20 Januari
di rumah-rumah ketika gerhana matahari 2009 tentang seruan ormas-ormas Islam
total pada tahun 1983 dengan menganjurkan terkait dengan gerhana. Pada pengumuman
umat melihat gerhana dan mendirikan salat itu waktu gerhana merujuk pada data global
Kusuf. Ia mencoba menyadarkan umat Islam gerhana matahari. 47 Sehingga pada saat
Indonesia bahwa gerhana matahari adalah yang telah dijelaskan tersebut gerhana
belum terjadi; belum melewati daerah yang
diumumkan. Dan yang dirujuk seharusnya
45
Tim Penyusun Naskah IDI Hukum, Islam Untuk Disiplin
Ilmu Astronomi; Buku Dasar Pendidikan Agama Islam Pada
Perguruan Tinggi Umum Jurusan/Program Studi Astronomi, h. 98.
46
Djamhur Effendi, Sekelumit Penanggalan Komariah dan 47
T Djamaluddin, Gerhana Matahari Cincin 26 Januari
Gerhana Bulan. 2009.
Muhammad Jayusman: Fenomena Gerhana Dalam Wacana Hukum Islam dan Astronomi  |249

adalah data yang menjelaskan saat gerhana ketakutan masyarakat terhadap peristiwa
matahari melintas di daerah tersebut. gerhana. Di samping itu gerhana adalah
Ibn Qudâmah menegaskan bahwa peristiwa yang jarang atau langka. Perlu
waktu salat gerhana itu adalah sejak mulai kiranya sosialisasi fikih gerhana ini di
kusuf hingga berakhirnya. Jika waktu itu tengah-tengah masyarakat agar tidak terjadi
terlewatkan, maka tidak ada kada (qadha) kebingungan dan kesalahfahaman.
karena diriwayatkan dari Nabi Saw. bahwa
beliau bersabda, Apabila kamu melihat Pustaka Acuan
hal itu, maka berdoalah kepada Allah dan Bukhari, al-, Abû Abdullah Muhammad ibn
kerjakan salat sampai matahari itu terang Ismail ibn Ibrahim Ibn al-Mughirah
(selesai gerhana). Jadi Nabi Saw. menjadikan ibn Bardizbah, Shahih al-Bukhari, juz
berakhirnya gerhana sebagai akhir waktu II, Semarang: Toha Putra, t.t.
salat. Apabila gerhana berakhir ketika salat
masih berlangsung, maka salatnya diselesaikan Djamaluddin, T. Gerhana Matahari Cincin
dengan dipersingkat. Jika matahari terbenam 26 Januari 2009: Salat Gerhana, http://t-
dalam keadaan gerhana, maka berakhirlah djamaluddin.spaces.live.com diakses pada
waktu salat gerhana dengan terbenamnya tanggal 3 Maret 2011.
matahari, demikian pula apabila matahari ______, Bulan Satelit Bumi, power point
terbit saat gerhana bulan (di waktu pagi). perkuliahan Astronomi tanggal 29
Imâm al-Râfi‘i menegaskan, sabda Nabi saw September 2009 di IAIN Walisongo
menyatakan, “Apabila kamu melihat gerhana, Semarang.
maka salatlah sampai matahari terang” (selesai
______, Gerhana, http://t-djamaluddin.
gerhana) menunjukkan arti bahwa salat
spaces.live.com diakses pada tanggal 3
tidak dilakukan sesudah selesainya gerhana.
Maret 2011.
Dimaksud dengan selesainya gerhana adalah
berakhirnya gerhana secara keseluruhan. Effendi, Djamhur, Sekelumit Penanggalan
Imâm al-Nawâwi (w. 676/1277) menyatakan, Komariah dan Gerhana Bulan, http://
“Waktu salat gerhana berakhir dengan www.nu.or.id diakses pada tanggal 3
lepasnya seluruh piringan matahari dari Maret 2011.
gerhana. Jika baru sebagian yang lepas dari Hamidi, Ridwan, Tata Cara Salat Gerhana,
gerhana, maka (orang yang belum melakukan http://ustadzridwan.com/tata-cara-salat-
salat gerhana) dapat mengerjakan salat untuk gerhana diakses pada tanggal 3 Maret
gerhana yang tersisa seperti kalau gerhana 2011.
hanya sebagian saja.”48
Khafid, Gerhana Bulan Total 28 Agustus
2007, makalah yang dipresentasikan pada
Penutup
matakuliah Hisab Kontemporer, pada
Permasalahan seputar gerhana ini bagi umat tanggal 30 Oktober 2009 di Program
Islam Indonesia belum begitu familiar. Pascasarjana IAIN Wali Songo, Semarang.
Sebagaimana diungkapkan sebelumnya,
pada masa pemerintahan Orde Baru Khazin, Muhyiddin, Ilmu Falak Dalam
dilarangnya umat Islam untuk melakukan Teori dan Praktik, Yogyakarta, Buana
pengamatan gerhana matahari total pada Pustaka, 2008.
masa itu. Kesalahan dan kekurangfahaman ______, Kamus Ilmu Falak, Yogyakarta,
ini menyebabkan dampak phsikologis Buana Pustaka, 2005.
Muslim, Shahih Muslim juz I, Semarang:
48
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Toha Putra, t.t.
Pedoman Hisab Muhammadiyah, h. 112-113.
250|  AL-‘ADALAH Vol. X, No. 2 Juli 2011

Nurcahyo, Adi, Tatacara Salat Gerhana, Internet:


http://www.scribd.com/doc/9987281/ Alasan Ilmiah Bahaya Menatap Gerhana
Tatacara-Salat-Gerhana diakses pada Matahari, Kegelapan di Siang  Hari,
tanggal 3 Maret 2011.
http://nusantaranews.wordpress.
Riyadi, AR Gugeng, Gerhana Matahari Cincin, com/2009/07/22/alasan-ilmiah-bahaya-
http://pakarfisika.wordpress.com diakses menatap-gerhana-matahari-kegelapan-di-siang-
pada tanggal 3 Maret 2011. hari/ diakses pada tanggal 3 Maret 2011
Sabiq, Sayyid, Fiqh al-Sunnah, jilid I, Gerhana matahari Jumat siang 15 Januari,
Beirut: Dar al-Fikr, t.t. http://unik.kompasiana.com/2010/01/15/
Samarani, as, Zacky, KH Turaikhan Adjuhri gerhana/ diakses pada tanggal 3 Maret 2011
(rh); Ahli Falak dari  Kudus http:// Penjelasan Fiqh Gerhana : “Kasus Dua
blogcasa.wordpress.com diakses pada Gerhana Juli 2009”, http://ilmufalak.or.id/
tanggal 15 November 2010. index.php?option=com_content&view=secti
Trihantoro, Hanief, Pengamatan Gerhana on&layout=blog&id=5&Itemid=123&limit
Bulan Total 16 Juni 2011, http:// start=5 diakses pada tanggal 3 Maret 2011
langitselatan.com/2010/01/04/gerhana-
bulan-sebagian-dan-gerhana-matahari-
cincin-di-awal-tahun-2010/Pengamatan
Gerhana Bulan Total 16 Juni 2011
diakses pada tanggal 20 Juni 2011
Tuasikal, Muhammad Abduh, Panduan
Sholat Gerhana, http://www.scribd.com/
doc/56620200/Panduan-Sholat-Gerhana
diakses pada tanggal 3 Maret 2011.
Tim Penyusun Naskah IDI Hukum, Islam
Untuk Disiplin Ilmu Astronomi; Buku
Dasar Pendidikan Agama Islam Pada
Perguruan Tinggi Umum Jurusan/Program
Studi Astronomi, Jakarta: Depag RI,
2000.
Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan
Pusat Muhammadiyah, Pedoman Hisab
Muhammadiyah, Yogyakarta: Majelis
Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat
Muhammadiyah, 2009.
Zuhaili, al-, Wahbah, al-Fiqh al-Islâmi wa
Adillatuhu, Jilid I, Dimsyiq: Dar al-
Fikr, t.t.

Anda mungkin juga menyukai