Anda di halaman 1dari 4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pertanian dalam Ruangan


Indoor Farming, sering disebut sebagai pertanian dalam ruangan adalah metode
menanam tanaman dan sayuran dalam skala kecil dan besar, di rumah dan secara
komersial. Metode pertanian ini sering menerapkan metode penanaman seperti
hidroponik dan memanfaatkan lampu buatan untuk memberikan nutrisi dan tingkat
cahaya yang dibutuhkan tanaman dan sayuran untuk pertumbuhan. Berbagai macam
tanaman dapat ditanam di dalam ruangan, tetapi buah-buahan, sayuran, dan herbal
adalah yang paling populer. Pertanian dalam ruangan memiliki popularitas tertentu di
kota-kota besar di mana bidang tanah, dalam ukuran apa pun, tidak tersedia untuk
tumbuh dan bertani.
Dalam skala besar, Indoor Farming digunakan untuk membantu meningkatkan
pasokan makanan lokal dan menyediakan produk segar bagi masyarakat di kota-kota
besar. Banyak dari pertanian ini adalah pertanian vertikal dan dapat menghasilkan lebih
banyak tanaman dan sayuran di area kecil daripada yang dapat diproduksi di pertanian
outdoor, berbasis tanah. Namun, tidak semua Indoor Farming dibangun dalam skala
besar. Beberapa pertanian dalam ruangan dapat dibuat di area sekecil basement dan
digunakan oleh seorang petani untuk menyediakan produk segar untuk rumah mereka.
Sebagian besar pertanian dalam ruangan menggunakan kombinasi hidroponik
dan pencahayaan buatan untuk memberi tanaman dan sayuran nutrisi dan cahaya yang
hanya akan mereka terima ketika ditanam di luar ruangan. Namun, beberapa metode
pertanian dalam ruangan, seperti yang diterapkan di rumah kaca, dapat menggunakan
kombinasi sumber daya alam dan buatan.
Ketika tumbuh di dalam ruangan, banyak petani dalam ruangan menghargai
memiliki kontrol lebih besar terhadap lingkungan daripada yang mereka lakukan ketika
mereka menggunakan metode pertanian tradisional. Jumlah cahaya, tingkat nutrisi, dan
tingkat kelembaban semua dapat dikontrol oleh petani ketika mereka menanam
tanaman dan sayuran hanya di dalam ruangan.
Meskipun menanam tanaman dan sayuran di dalam ruangan dapat membatasi
pilihan penanaman, petani dan petani memiliki beragam jenis tanaman dan sayuran
untuk dipilih ketika memutuskan apa yang akan ditanam di dalam ruangan. Beberapa
tanaman dan sayuran yang paling populer ditanam di dalam ruangan biasanya tanaman
tanaman seperti selada, tomat, paprika, dan rempah-rempah.
Menurut laporan Departemen Populasi Divisi Urusan Sosial dan Ekonomi PBB,
diperkirakan populasi dunia saat ini mencapai hampir 7,6 miliar. Pada 2030, akan
meningkat menjadi 8,6 miliar, pada tahun 2050 menjadi 9,8 miliar, dan pada tahun 2100
menjadi 11,2 miliar. Pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat ditambah dengan
dampak perubahan iklim, meningkatnya tingkat geografis lahan kering, dan
berkurangnya pasokan air tawar membuat penurunan jangka panjang lahan pertanian
per kapita.
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengungkapkan bahwa lahan
subur per orang diproyeksikan akan menurun pada tahun 2050, menjadi hanya sepertiga
dari jumlah yang tersedia pada tahun 1970. Kecenderungan ini berarti bahwa planet ini
akan kekurangan lahan subur pertanian untuk memberi makan penduduknya yang
semakin banyak.

2.2 Kelebihan sistem pengaruh cahaya growlight terhadap pertumbuhan tanaman


Sistem pengaruh cahaya growlight terhadap pertumbuhan tanaman cabai
bertujuan meningkatkan produktivitas secara signifikan. Selain bisa meningkatkan
produktivitas, sistem ini juga bisa menghasilkan sumber makanan yang bersih, hijau,
bebas dari hama, dan kekeringan. Bahkan, para petani bisa mengurangi biaya dalam hal
pemakaian transportasi dan bahan bakar fosil. Keuntungan lain, dengan sistem ini,
kegiatan pertanian dapat dilakukan di gedung-gedung tinggi. Petani pun tidak perlu
takut gagal panen karena faktor cuaca, mengingat sistem ini dilakukan dengan sistem
yang modern.

2.3 Kekurangan sistem pengaruh cahaya growlight terhadap pertumbuhan tanaman cabai
Meski memiliki banyak kelebihan, teknik perbandingan ini juga tetap memiliki
kelemahan. Untuk bisa menjalankan sistem ini, biaya yang harus dikeluarkan sangat
tinggi. Alasannya tentu saja karena seluruh sistemnya menggunakan teknologi tinggi,
software, dan hardware. Untuk suhu, kelembaban, dan cahaya, juga harus dilakukan
dengan kontrol tingkat tinggi. Kelemahan lainnya adalah teknik ini dianggap
menghasilkan CO2 yang lebih banyak dibandingkan dengan pertanian sawah.
2.4 Grow Light
Dalam sistem pengaruh cahaya growlight terhadap pertumbuhan tanaman
membutuhkan energi sebagai pengganti sinar matahari. Penelitian ini menggunakan
Grow light sebagai sumber energi bagi tanaman dan sayuran agar bisa melakukan
fotosintesis.

Gambar 2.1 Panjang Gelombang Cahaya


Grow light yang digunakan pada penelitian ini menghasilkan cahaya ungu yang
merupakan perpaduan dari dua warna yaitu merah dan biru, karena tanaman lebih
banyak menyerap sinar berwarna biru dengan panjang gelombang antara 440-470 nm
dan sinar berwarna merah antara 640-660 nm, sehingga nilai cahaya yang dihasilkan
sekitar 500-700 nm. Spektrum warna inilah yang paling efektif bagi klorofil untuk
melakukan fotosintesis.
2.1 Kerangka Berpikir

Berkurangnya lahan Hasil pangan


pertanian subur terbatas

Penulis mendapat ide


untuk membuat pertanian
dalam ruangan
Penulis membuat
landasan teori

Penulis membuat
desain rancangan
alat

Penulis membuat
metode perbandingan
tanaman

Penulis membuat laporan


penelitian pengaruh growlight
terhadap pertumbuhan tanaman

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Anda mungkin juga menyukai