Anda di halaman 1dari 12

SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN

 TEORI ORGANISASI KLASIK (1990-1930)

Menurut Mitchell (1982), sebelum tahun 2000 SM di Yunani dan Romawi telah ada pemikiran
tentang organisasi, pada masa itu organisasi yang dominan adalah Gereja dan Negara ( negara kota), yang
melahirkan pemikiran seperti yang dilakukan oleh Aristoteles dan filsuf lainya mengenai organisasi negara.
Salah satu momen atau kejadian yang sering dipergunakan oleh para ahli dalam memulai kajian tentang
organisasi adalah terjadinya Revolusi Industri yang terjadi di Inggris, yang terjadi pada paruh kedua abad
ke-19.
Terjadinya revolusi telah membawa perubahan bagi kondisi ekonomi, sosial dan juga teknologi yang
telah berubah telah menghasilkan sejumlah besar masalah-masalah baru, yang membutuhkan pemecahan
antara lain melalui pengembangan bentuk-bentuk organisasi dan pengelolaan manajemen yang berbeda
dengan apa yang secara tradisional dijalankan saat itu, yaitu suatu manajemen yang sangat individualistik.
Teori organisasi klasik memusatkan perhatiannya pada penciptaan suatu kumpulan teknik-teknik yang
rasional, yang diperlukan dalam mengembangkan baik struktur maupun proses, dan juga mengarahkan suatu
bentuk koordinasi yang mampu mengintegrasikan hubungan-hubungan antara bagian dari suatu organisasi.
Teori organisasi klasik sangat menyakini bahwa jika teknik dan pendekatan yang rasional dapat diwujudkan
maka organisasi akan dapat berjalan lebih baik dalam pencapaian tujuan.
Tokoh-tokoh yang dikenal sebagai pencetus aliran Teori Organisasi Klasik antara lain:
1. Henry Fayol (1841-1925)

Fayol adalah seorang Industrialis yang lahir di Istanbul kemudian pindah ke Prancis. Dia hidup
satu zaman dengan Taylor, namun karena perbedaan konsep yang ditawarkan mengenai hal
produktifitas dalam organisasi akhirnya dia dipisahkan dengan para pemikir manajemen ilmiah.
Perbedaannya adalah Taylor berfokus terhadap manajemen pada tingkatan terendah yakni individu dan
menggunakan metode ilmiah sedangkan Fayol memiliki perhatian terhadap kegiatan ke semua level
manajemen (departemen). Menurut pengalaman Fayol, manajemen sangat memerlukan proses
pengarahan yang diperlakukan secara sistematis diantara para pekerja dan manajer bukan individu saja.
Pada tahun 1916, Fayol menyusun buku yang berjudul Administration Industrielle et Generalle
dan dalam bahasa Inggris General and Industrial Management terkenal dengan teori manajemen
klasiknya yang tidak hanya memperhatikan produktivitas pabrik dan karyawan saja, tetapi dia
memperhatikan manajemen bagi suatu organisasi yang kompleks, sehingga dia mampu menampilkan
satu ajaran manajemen yang lebih utuh sebagai satu bentuk cetak biru. Fayol memiliki kenyakinan
bahwa keberhasilan para manajer tidak ditentukan oleh mutu pribadinya, tetapi oleh karena adanya
peramalan yang ilmiah dan penggunaan metode manajemen yang tepat. Sumbangan terbesar dari Fayol
adalah pandangannya yang menyatakan bahwa manajemen itu bukanlah keterampilan pribadi, tetapi
merupakan satu keterampilan yang dapat diajarkan segera setelah dipahami prinsip-prinsip pokoknya
dan teori umumnya yang sudah dirumuskan.

Dalam mengembangkan ilmu manajemen, Fayol membagi kegiatan dan operasi perusahaan ke dalam
enam macam yaitu:

1. Technical (teknis), perusahaan menghasilkan dan membuat barang-barang produksi.


2. Commercial (perdagangan), perusahaan membeli bahan mentah dan menjual hasil produksi.
3. Financial (keuangan), perusahaan mencari dan menggunakan dana (modal) secara optimum.
4. Security (keamanan), perusahaan menjaga keselamatan dan kekayaan perusahaan.
5. Accounting (akuntansi termasuk statistik), perusahaan mencatat dan melaporkan biaya, laba, hutang,
dan penyusunan neraca serta berbagai data statistik.
6. Management (manajerial) atau fungsi manajemen yang terdiri dari lima fungsi :Planning (perencanaan)
berupa penetuan langkah yang memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuannya. Organizing
(pengorganisasian) dalam arti mobilisasi bahan material dan sumber daya manusia guna melaksanakan
rencana. Commanding (memerintah) dengan memberi arahan kepada karyawan agar dapat menunaikan
tugas pekerjaan mereka.Coordinating (pengkoordinasian) dengan memastikan sumber daya dan
kegiatan organisasi berlangsung secara harmonis dalam mencapai tujuannya. Controlling
(pengendalian) dengan memantau rencana untuk membuktikan apakah rencana itu sudah dilaksana kan
sebagaimana mestinya.

Fayol menyusun 14 macam prinsip manajemen sebagai berikut:


 Division of labor (pembagian kerja)
Semakin seseorang menjadi spesialis, maka pekerjaannya semakin efisien.
 Authority and responsibility (wewenang dan tanggung jawab)
Manajer harus memberi perintah/tugas supaya orang lain dapat bekerja.
 Discipline (disiplin)
Setiap anggota organisasi harus menghormati peraturan/ketentuan dalam organisasi. Kepemimpinan
yang baik berperan penting bagi kepatuhan ini dan juga kesepakatan yang adil, seperti penghargaan
terhadap prestasi serta penerapan sangsi hukum secara adil terhadap yang menyimpang.
 Unity of command (kesatuan komando),
Setiap karyawan hanya menerima perintah kerja dari satu orang dan apabila perintah itu datangnya dari
dua orang atau atasan atau lebih akan timbul pertentangan perintah dan kerancuan wewenang yang
harus dipatuhi.
 Unity of direction (kesatuan pengarahan)
Sekelompok kegiatan yang mempunyai tujuan yang sama yang harus dipimpin oleh seorang manajer
dengan satu rencana kerja.
 Sub ordination of individual interest to the common good (pengutamaan kepentingan umum dari
pada kepentingan pribadi).
Kepentingan perorangan (karyawan) dikalahkan terhadap kepentingan organisasi secara keseluruhan.
 Remuneration of personnel (pemberian upah karyawan)
Imbalan yang adil antara karyawan dan pengusaha.
 Centralization (sentralisasi/pemusatan)
Manajer adalah penanggung jawab terakhir dari keputusan yang diambil walaupun demikian manajer
juga harus memberi wewenang yang cukup kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas (desentralisasi).
 Scalar chain (rantai skalar/garis wewenang)
Garis wewenang yang tersusun dari tingkat atas sampai ke tingkat terendah seperti tergambar pada
bagan organisasi.
 Order (tata tertib)
Tertibnya penempatan barang dan orang pada tempat dan waktu yang tepat.
 Equity (keadilan)
Sikap persaudaraan keadilan (keakraban) para manajer terhadap bawahan nya.
 Stability of penury of personnel (kestabilan staf)
Tidak banyak pergantian karyawan yang keluar masuk organisasi (stabil). Mutasi karyawan yang
terlalu tinggi menunjukkan tidak efisiennya suatu organisasi.
 Initiative (inisiatif)
Memberi kebebasan kepada bawahan untuk berprakarsa dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun
akan terjadi kesalahan-kesalahan.
 Esprit de corps (semangat kelompok)
Meningkatkan semangat berkelompok dan bersatu seperti dengan lebih banyak menggunakan
komunikasi langsung dari pada komunikasi formal dan tertulis.
2. James D. Mooney (1884 – 1957)

James D. Money, seorang eksekutif General Motor ini, mengkategorikan prinsip-prinsip dasar
manajemen tertentu. Empat kaidah dasar yang perlu diperhati kan untuk merancang organisasi antara
lain:
1. Kerja sama harus saling menguntungkan kedua belah pihak antara manajemen dan pekerja
2. Seleksi ilmiah kerja
3. Sistem bonus untuk merangsang pekerja
4. Instruksi-instruksi kerja yang detail harus digunakan
3. Mary Parker Follett (1868–1933)

Mary Parker Follett adalah seorang pekerja sosial untuk Amerika Serikat, konsultan dan
pengarang berbagi buku dalam bidang demokrasi, hubungan antar manusia dan manajemen. Ia bekerja
sebagai seorang ahli teori manajemen dan politik, yang kemudian dikenal memperkenalkan berbagai
istilah seperti “pemecahan konflik,” “authority and power,” and “tanggung jawab kepemimpinan.”
Follett lahir dan besar dalam sebuah keluarga Quaker di Massachusetts. Follett berpendapat bahwa
fungsi organisasi dalam masalah kekuasaan adalah “dengan” dan bukan “atas.” Ia menyadari
sepenuhnya kondisi holistik komunitas ide yang maju atas “hubungan timbal balik” dalam suatu
pemahaman atas berbagai aspek dinamis dari suatu individu dalam hubungannya dengan orang lain.
Follett membela pendapat yang mengandung prisip integrasi, “pembagian kekuasaan.” berbagai
pendapatnya atas negosiasi, kekuasaan, dan partisipasi karyawan sangat berpengaruh dlam
perlembangan pembelajaran organisasional. Ia adalah perintis community center.

4. Herbert Simon (1916 – 2001)

Herbert Alexander Simon (15 Juni 1916 – 9 Februari 2001) adalah peneliti di bidang psikologi
kognitif, ilmu komputer, administrasi umum, ekonomi dan filsafat. Pada tahun 1975, Simon mendapat
penghargaan Turing Award dari ACM, bersama Allen Newell atas jasanya dalam memberikan
kontribusi yang besar di bidang kecerdasan buatan, psikologi manusia dan pengolahan senarai. Pada
tahun 1978 Simon juga mendapat penghargaan Nobel di bidang Ekonomi, atas penelitiannya di bidang
pengambilan keputusan pada organisasi ekonomi. Salah satu konsep temuannya antara lain adalah
istilah rasionalitas terbatas dan keterpuasan (satisficing).
Herbert Simon lahir di Milwaukee, Wisconsin pada tahun 1916. Ia meraih gelar sarjananya pada
tahun 1936 dari University of Chicago. Kemudian ia meraih gelar Ph.D. di bidang Ilmu Politik dari
universitas yang sama pada tahun 1942, dengan disertasinya mengenai administrasi umum.
Disertasinya ini kemudian diterbitkan dengan judul Administrative Behavior, dan konsep-konsep yang
dikembangkan dalam buku inilah yang akhirnya membuat Simon menerima penghargaan Nobel.
Simon sempat bekerja di Berkeley dan di Illinois Institute of Technology. Sejak tahun 1949, Simon
bekerja di Carnegie Mellon University – Pitsburg hingga wafat. Ia melakukan riset terhadap proses
pengambilan keputusan. Herbert Simon dan Serangan Terhadap Prinsip-Prinsip Klasik.
‘Proverbs of Administration’, yang diterbitkan pada tahun 1960, merupakan karya utama Simon
yang sangat berpengaruh terhadap pemahaman administrasi. Pandangannya terhadap teori administrasi
menyatakan bahwa setiap prinsip selalu eksis dan dapat diterima, tetapi akan menimbulkan kontradiksi
antara satu prinsip dengan yang lain. Simon mencontohkan beberapa hal antara lain: spesialisasi,
kesatuan komando, rentang kendali, pengorganisasian lewat tujuan, proses, klien dan tempat.
Kontribusi Simon yang lain adalah dalam bidang tehnologi manajemen. Pemikirannya
didasarkan atas studi terhadap perusahaan di South Essex, yang melibatkan lebih dari 100 orang
karyawan. Temuan Simon tentang impilikasi-implikasi kompleksitas teknologi dalam batch kecil
adalah tentang adanya pengurangan biaya tenaga kerja ketika tehnologi makin baik, kapasitas produksi
dan rentang kendali yang semakin luas, proses produksi semakin organis, intensitas komunikasi verbal
yang semakin jelas, dan spesialisasi manajemen yang berbasis pada metode know-how.
5. Chester Barnard (1886-1961)

Chester Irving Barnard lahir di Maidon, Massachosetts tahun 1886. Ketika umur 5 tahun ibunya
meninggal dan dia hidup dengan nenek dan kakek dari ibunya. Meski sedikit uang, suasana dalam
keluarganya penuh suasana untuk belajar lewat diskusi dan membaca. Barnard tidak bisa melanjutkan
sekolahnya ke universitas karena tidak ada uang. Malahan dia bekerja mengeset piano karena dia
berbekat di musik.
Barnard akhirnya mampu masuk ke sekolah prestisius Muun Hermon school. Tahun 1906 dia
masuk Harvard di jurusan ekonomi dan belajar dengan A. Lawrence Lowell. Selama di universitas dia
mendapat uang dari pekerjaan di malam hari dengan bermaca-macam hal seperti; mengetik disertasi
siswa lain dan memimpin orkestra tari. Barnard berhasil menyelesaikan studinya namun tidak
mendapat gelar. Meskipun begitu di tahun 1909 dia dapat pekerjaan sebagai petugas statisik di
American Telephone & Telegraph (AT&T).
Ketika di Harvard, Barnard belajar bahasa modern seperti; Jerman, Perancis dan Italia.Tahun
1915 dia dipromosikan di bagian iklan, di tahun 1922 dia jadi wakil presiden dan general manajer di
perusahaan telepon Bell di Pennsylvania. Saat itun dia menulis artikel pendek untuk jurnal perusahaan
yang berhubungan dengan masalah yang kemudian ada di bukunya The Functions of the Executive.
Tema tersebut adalah perubahan organisasi fungsional seperti yang ditulis Wolf: dia berpendapat
bahwa perubahan harus lewat proses 3 jalur. Pertama: sikap kerjasama antar unit fungsional haris
dipertahankan. Kedua: instruksi antar departemen yang memadai harus dibuat dan ketiga: latihan
pegawai harus dibuat untuk memastikan stok eksekutif yang memadai (Wollf, 1974, p.11).
Tahun 1925 Barnard membaca Journal di Univeritas negri Pennsylvania Development of
Executive Ability . Sekali lagi tulisan itu berkaitan dengan tema yang jadi fokusnya. Dia menganggap
ada 6 kualifikasi umum seorang eksekutif: kemampuan untuk menentukan hasil yang diinginkan untuk
dikerjakan di segala aktivitas, kemampuan untuk mengelola, kemampuan untuk menyatakan dengan
jelas hal-hal yang diperlukan oleh organisasi, kemampuan untuk menjaga sikap kerjasama, seimbang
dan flexibel(Wolf, 1974, p.11).
Barnard terus melejitkan posisinya di AT&T sebagai presiden perusahaan Telepone Bell di New
Jersey di usia 41. Dia juga merambah bidang pelayanan masyarakat secara sukarela di New Jersey
Emergency Relief Administration selama masa depresi ekonomi tahun 1930an dan New Jersey
Reformatory. Selama perang dunia ke2 Barnard jadi presiden United Service Organization. Barnard
akhirnya pensiun dari AT&T setelah hampir 40 tahun bekerja dan di tahun 1948 dia jadi presiden
yayasan Rockefeller. Dia meninggal tahun 1961.
Sumber:

Kurniawan, Teguh.
Pergeseran Paradigma Administrasi Publik:dari perilaku Model Klasik dan NPM ke Good Governance

Bambang Setiyo Pambudi, SE, MM. 2013. Pengantar manajement. Fakultas ekonomi –
jurusan manajemen universitas trunojoyo.

Alamat Website:

http://legalstudies71.blogspot.com/2015/10/teori-organisasi-klasik.html

http://anggakusumah.com/sejarah-manajemen-teori-organisasi-klasik-1900-1930/

Nama : Ghina Sharfina Yandra


Program Studi : Ilmu Administrasi Publik

Anda mungkin juga menyukai