Anda di halaman 1dari 6

P. Alor cukup dalam dan bergelombang be- sar, brcksi, aglomerat dan bcrsisipan tufa.

Batuan ini
sedangkan laut di utara lebih tenang dan lebih termasuk dalam Formasi Kiro (Tmk). Umurnya
dangkal. Akibatnya di utara te- rumbu koral dapat Miosen Bawah sampai Awal Miosen Atas. Formasi 3
tumbuh dan berkem- bang. Batugamping koral di ini mcnjemari dengan Formasi Nangapanda (Tmn)
P. Alor (Tg. Kebola) membentuk undak yang yang terdiri dari tufa pasiran, breksi tufaan dan
mencapai ketinggian lebih kurang 700 meter di bcrsisipan batugamping pasiran. Kedua formasi ini
atas permukaan laut. Dasar laut di selatan juga di beberapa tempat diterobos oleh granodiorit
berbeda dengan di utara. Di lepas pantai selatan (Tmgd). Dari kenyataan ini dapat disimpulkan,
dasar laut miring ke kedalaman; hanya pada batuan terobosan itu ber- umur Awai Miosen Atas.
beberapa kilometer dari pantai kedalamannya Formasi Kiro tertindih takselaras Formasi
sudah melebihi 1000 meter. Di utara kedalaman Alor (Tmpa) yang berupa batuan gunungapi dan
itu terdapat pada jarak sekitar 10 kilometer. terdiri dari lava, breksi, tufa pasiran gampingan.
Secara morfologi daerah ini dapat di- bagi Formasi ini mcnjemari dengan Formasi Laka
atas dua satuan, yaitu daerah pe- gunungan dan (Tmpl) dan Formasi Waihekang (Tmpw).
daerah dataran. Daerah pe- gunungan dicirikan Formasi Laka terdiri dari tufa pasiran
oleh puncak gunungapi yang sebagian masih gampingan dan tufa napalan, yang bersisip- an
bekerja, di antaranya lli Boleng (1659 m), Ili breksi halus dan konglomcrat. Formasi Waihekang
Lewotolo (1450 m), G. Topaki (1365 m). Hasil terdiri dari batugamping, batu- pasir gampingan
letusan gunungapi itu menyebar ke sekitarnya; di dengan sisipan tufa gampingan. Ketiga formasi ini
beberapa tempat terdapat lapangan lahar. berumur Miosen Atas—Pliosen.
Daerah dataran hanya terdapat di beberapa Kemudian menyusul Formasi Alor yang
bagian pulau, di antaranya di daerah Lewoleba (P. diterobos oleh diorit kuarsa yang ber--' umur
Lomblen) yang ditutupi oleh batugamping koral. Pliosen.
Yang terluas terdapat di bagian tengah P. Pantar. Pengendapan Batuan Gunungapi Tua (QTv)
Dataran ini umumnya dialasi oleh batuan terjadi pada kala Pliosen—Plistoscn yang berupa
gunungapi tua. lava, aglomerat, tufa, pasir gunungapi dan tufa
Penyaliran umumnya menyesuaikan diri berbatuapung. Kegiat- an gunungapi di P.
dengan keadaan batuan yang di bawah- nya. Pada Adonara, P. Lomblen dan P. Pantar berlangsung
kerucut gunungapi berkembang pola memancar hingga sekarang. Hasilnya berupa kerucut
dan di tempat lain terdapat pola sejajar. Di gunungapi yang bersusunan andesit sampai basal
berbagai tempat berkembang lembah bentuk—V. (Qhv). Di lapangan, Batuan Gunungapi Tua sangat
su- lit dibedakan dari batuan Gunungapi Muda.
Untuk membedakannya digunakan eitraan SLAR.
STRATIGRAFI Batuan yang termuda di Lembar ini adalah
batugamping koral,- undak pantai dan aluvium.
Tataan Strati graft Ketiga-tiganya diendapkan tak selaras langsung di
Batuan yang diperkirakan tertua dan atas batuan yang lebih tua.
tersingkap di Lembar Lomblen berupa batuan
gunungapi yang terdiri dari lava,
4

Penan Satuan Peta Akhir Miosen Tengah—Awal Miosen Akhir


ENDAPAN PERMUKAAN
dan lingkungan pengendapan neritik. Tebal
diperkirakan 800 meter. For- masi
Nangapanda menjemari dengan Formasi
Qal ALUVIUM: Kerakal dan kcrikil ber- asal dari Kiro. Tersingkap di bagian tengah dan
andcsit, diorit, granodiorit dan basal; timur P. Lomblen. Mem- bentuk morfologi
lumpur dan lanau yang ter- endapkan pegunungan. Loka- si tipe di Kp.
dalam lingkungan sungai dan pantai. Nangapanda lebihkurang 30 km barat kota
Dijumpai terutama di dacrah pantai dekat Ende (Suwarna, 1983).
muara sungai, di beberapa tempat
sepanjang pantai utara dan selatan P. Tmpl FORMASI LAKA: Tufa pasiran gam-
Adonara dan P. Lomblen. pingan, tufa napalan, setempat ber- sisipan.
breksi dan konglomerat.
Tufa pasiran gampingan, putih
BATUAN SEDIMEN sampai kelabu muda; berbutir halus; agak
V
kimpal; membundar sampai membundar
Tmn FORMASI NANGAPANDA: Tufa dan breksi tanggung; berlapis baik, tebal lapisan 5—15
tufaan dengan sisipan batupasir tufaan dan em. Kemiringan 25°—35°; jurus umumnya
batugamping pasiran. baratdaya— timurlaut. Tufa napalan, putih
ke- kuningan; agak kimpal, padu; tidak
Tufa pasiran; putih sampai merah
mengandung fosil, tebal lapisan 20— 30 cm.
bata; agak kimpal; berbutir halus sampai
Breksi, kelabu; agak kimpal,
sedang; membundar sampai mem- bundar
komponennya bersusunan andesit sampai
tanggung.
basal; bersudut tajam sampai tanggung;
Breksi tufaan, kelabu kehitaman,
berukuran 2—7 cm; kemas terbuka,
kimpal dengan komponen bersusunan
masadasarnya tufa pasiran.
andesit sampai basal; bersudut tajam
Konglomerat, keeoklatan; aneka
sampai tanggung; berukuran antara 1— 10
bahan; berkomponen andesit sampai basal;
cm, Masadasarnya pasir tufaan.
kimpal, berukuran 2—3 em. Masadasarnya
Batupasir tufaan, kelabu terang,
pasir tufaan dengan pe- rekat gampingan.
padat; berbutir sedang sampai halus;
Tufa pasiran gampingan mengandung
berlapis; tebal lapisan 10—25 em, dengan
fosil Globorotalia truncatuli- noides
jurus timur—barat.
D’Orbigny, Globigerinoides sp.,
Batugamping pasiran, putih ke-
Pulleniatina sp., Textularia sp., Sphae-
kuningan; agak kimpal; berbutir sedang
roidinella dehiscens Blow, Pulleniatina
sampai halus; berlapis, tebal lapisan 5—10 primalis Banner & Jarvis, Globorotalia
cm; berkemiringan 10°— 25°, dengan arah acostaensis Blow (Budiman, 1976; hu-
jurus timur—barat. Tebal sisipan ini 0,5—2 bungan tertulis). Kandungan fosil ini
meter. Batuan ini mengandung fosil
Alveolinella sp., Flosculinella sp.,
Globorotalia mayeri Cushman & Ellisor,
Orbulina universa D’Orbigny,
Globoquadrina altispira Cushman &
Jarvis, Globigerinoides immaturus Le Roy
(P.T. Shell, 1976; Kadar, 1976; hubungan
tertulis). Fosil ini menunjukkan umur
5

menunjukkan umur Miosen Atas— Pliosen rupakan ta ijung dan mencapai keting- gian
(N 17—N 20) dan lingkungan pengendapan lebihkurang 200 meter di atas permukaan
neritik. laut. Di Tg. Kebola, P. Alor, membentuk
Singkapan yang baik dijumpai di Tg. undak yang mencapai ketinggian 700 meter
Kebola di bagian barat P. Alor. Membentuk di atas permukaan laut. Jumlahnya tujuh
morfologi pegunungan. Tebal formasi ini undak.
500 meter dan di- duga berhubungan
menjemari dengan Formasi Alor dan Qct UNDAK PANTAI: Perselingan kong- lomerat
Formasi Waihekang; menindih Formasi dan pasir kasar. Konglomerat berkomponen
Nangapanda secara takselaras. Lokasi tipe batuaa yang berumur lebih tua, berukuran
1—20 cm; masa- dasamya pasir kasar;
di Kp. Laka lebihkurang 20 km timurlaut
scdikit gampingan; mudah menyepai;
kota Ende (Suwarna, 1983).
perlapisan ham- pir mendatar. Tersingkap
TmpwFORMASI WAIHEKANG: Batugam- ping, di pantai se- latan P. Lomblen, di Teluk
batupasir gampingan; setempat bersisipan Labala. Mencapai ketinggian 50 meter di
tufa gampingan. atas permukaan laut.
Batugamping, kelabu terang; pe- jal;
perlapisan tidak jelas.
Batupasir gampingan, kelabu; padat; BATUAN GUNUNGAPI

berlapis, tebal lapisan 2—3 cm; hampir


mendatar; berbutir halus, membundar Tmk FORMASI KIRO: Lava, breksi, agio, merat,
sampai membundar tang- gung. setempat bersisipan tufa ber- batuapung.
Tufa gampingan, kelabu terang; Lava, bersusunan andesit, dasit dan
padat; perlapisan tidak jelas. Ketiga batuan basal; kelabu terang sampai kelabu
ini mengandung fosil foramini. fera kecil
kehijauan dan kehitaman; te-
Pulleniatina obliqueloculata Parker &
Jones, Globorotalia duber- trei D’Orbigny,
Globoquadrina altis- pira Cushman,
Globigerinoides trilo- bus Reuss,
menunjukkan umur tidak lebih tua dari
Miosen Atas dan di- endapkan dalam
lingkungan neritik (Kadar, 1976; hubungan
tertulis). Berdasarkan kesebandingan
Formasi Waihekang di Lembar Ende
(Suwarna, 1983) yang antara lain
mengandung fosil Globorotalia
multicamerata Cushman & Jarvis maka
formasi ini di- duga berumur Miosen Atas—
Pliosen dan diendapkan dalam lingkungan
neritik.
Formasi ini tersingkap di daerah
Balaurin di bagian timur P. Lomblen dan di
bagian barat pulau itu. Tebal nya
diperkirakan 750 meter. Formas' ini diduga
ditindih takselaras oleh Batuan Gunungapi
Tua; sedangkan hubungannya dengan
Formasi Laka dan Formasi Alor diduga
menjemari. Lokasi tipe di Kp. Waihekang,
Keca- matan Talibura.
Q1 BATUGAMPING KORAL: Batugamping koral,
pejal; putih kekuningan. juga berupa breksi
koral. Tersingkap di pan ai utara P.
Adonara, P. Lomblen, P. Pantar, P. Alor dan
pulau kecil-kec’l, P. Lapang, P. Batang dar
P. Kisu. 1 'i P. Lomblen batuan ini mt
kersikkan. yang kimpal. Umumya diduga Mioscn Atas —
Lava dasit, kelabu; mineral utamanya Plio- sen. Batuan ini tersebar luas di P. Pantar
plagioklas, kuarsa dan piroksen (dasit dan hampir di seluruh P. Alor.
piroksen). Telah mengalami pelapukan yang Tufa pasiran dan tufa pasiran
kuat, se- hingga memutih. Lava basal, kelabu gampingan, berupa sisipan; putih ke-
kehitaman; tansatmata. Dijumpai pa- da coklatan; perlapisan tidak jelas; agak padat;
dinding kaldera tua di sepanjang timur Teluk berbutir halus; membundar sampai
Waienga; memperlihatkan struktur kekar membundar tanggung. Tebal formasi ini
bambang. Di beberapa tempat tekersikkan. diperkirakan mencapai 1.000 meter. Diduga
Juga bersisipan tufa merah daging, kimpal; berhubungan menjemari dengan Formasi
memperlihatkan struktur perarian. Tufa ini Laka (Tmpl), dan menindih takselaras For-
mengandung komponen batuapung dan kaca masi Kiro dan Formasi Nangapanda.
berukuran 2—5 cm. Wahyu (1975)
menamakan batuan ini ignim- brit; ketebalan
sekitar 3—5 meter. Tersingkap 'idi beber .pa QTv BATUAN GUNUNGAPI TUA: Lava, (a, 1,
tempat sepanjang dinding kaidcra tua di P. breksi, aglomerat, tufa, pasir gunung- m, b, api dan
Lomblen. Terdapat juga pemineralan timbal tufa pasiran berbatuapung. h, u, Lava, kelabu terang
(Pb). sampai gclap; lj P> padat; bersusunan andesit sampai
Aglomerat, dengan komponen ba- t’1) sal; tansatmata; memperlihatkan struktur
bersusunan andesit sampai basal; kelabu kekar bambang.
kehitaman, bersudut tajam sampai bersudut Breksi dan aglomerat, kelabu terang
ranggung; berukuran 3— 10 cm. sampai gelap; kimpal, komponen bersusunan
Masadasarnya tufa pasiran. Formasi ini andesit sampai basal; berukuran 1—25 cm;
tersingkap di P. Adonara, P. Solor dan P. bersudut tajam sampai tanggung; kemas
Lomblen. Tebalnya diperkirakan lebihkurang terbuka. Masadasarnya batupasir tufaan.
750 meter. Diduga berhubungan menjemari Tufa, putih kotor, pasiran; berbutir halus
dengan Formasi Nangapanda; tertindih sampai sedang; agak lunak. Pasir gunungapi,
lakselaras oleh Formasi Waihekang. Lokasi kelabu kehitaman; mudah lepas; berukuran
tipe di Keli Kiro, lebihkurang 15 km baratlaut kasar sampai sedang; menyudut sampai
kota Ende (Suwama, 1983). menyudut tanggung. Tufa pasiran
berbatuapung, putih kotor; agak lunak; tidak
ber- lapis, berukuran kasar sampai sedang;
TmpaFORMASI ALOR: Lava, breksi, tufa ■pasiran
menyudut sampai menyudut tanggung;
dan tufa pasiran gampingan.
komponen batuapung berukur-
. Lava dan breksi, berwama kelabu terang;
bersusunan andesit piroksen, andesit
horenblenda, andesit biotit ho- renblenda,
basal olivin dan basal piroksen (Wikamo, 1977;
hubungan ter- tulis). Lava dan komponen
breksi umumnya berongga dengan isian kal-
sit; rekahan telah terisi kuarsa. Lava,
umumnya berstruktur kekar lembar.
Komponen breksi, berukuran 0,5 — 3 cm,
menyudut tajam sampai menyu- dut tanggung;
kemas terbuka; masa- dasar batupasir tufaan
7

an 2—5 cm; tebal Iapisan kurang dari 1 meter. takselaras. Berdasarkan kedudukan- nya
Satuan ini merupakan hasil gunungapi yang sudah umur granodiorit ini adalah Akhir Miosen
mati, yaitu: G. Wikiriwak (a), Hi Lewung (1), Ili Tengah atau Awal Miosen Atas.
Ming- gar (m), Ili Labalekang (b), Ili Lama- huma (h),
III Ujolcwung (u), P. Rusa (s), P. Marisa (1), G. Pura Tpdi DIORIT: Diorit kuarsa, kelabu; berhablur
(p), G. Ter- nate (t), dan G. Treweg (r). Berdasar- kan penuh, tersusun oleh andesin dan
kcdudukan stratigrafinya satuan ini diduga berumur horenblenda. Horenblenda telah terubah
Pliosen—Plistosen. Umumnya membentuk menjadi klorit. Batuan ini tersingkap di
pegunungan kasar. Tersebar di bagian selatan P. Batang, sedangkan diorit kuarsa di
Solor, selatan dan utara P. Lomblen, P. Treweg, P. baratdaya P. Alor menero- bos Formasi
Ternatc, P. Pura. Gunungapi Tua ini berlapis. i Alor (Goenadi, 1971). Berdasarkan
kedudukannya umur diorit kuarsa adalah
Qhv BATUAN GUNUNGAPI MUDA: La- (b, 1, va,
Pliosen.
aglomerat, bom, pasir dan abu w, e, gunungapi. Lava,
kehitaman; tansat- t- k) mata; padat, bersusunan
andesit pirok- sen. Di sekitar Ili Lewotolo, lava STRUKTUR DAN TEKTONIKA
andesit—amfibol—piroksen dan basal (Brouwer,
1940).
Di Lembar Lomblen terdapat serang-
Aglomerat, kelabu terang sampai gelap; kaian pulau yang termasuk dalam Busur Banda
kimpal; komponen bersusunan andesit Bergunungapi. Struktur geologi be- rupa
piroksen; berukuran 2—10 cm; membundar lipatan dan sesar. Arah struktur umumnya
sampai membundar tang- gung; berongga. timurlaut—baratdaya dan barat- laut—
Masadasarnya batu- pasir tufaan.
tenggara.
Pasir gunungapi, kehitaman; mu- dah Formasi Nangapanda sudah mengalami
Iepas; bersudut tajam sampai ber- s.udut pelipatan, dengan kemiringan Iapisan dari
tanggung; berbutir kasar sampai halus. Abu 25°—35°. Berdasarkan hal itu, diper- kirakan
gunungapi, kelabu; mu- dah lepas. proses pelipatan terjadi pada Miosen—Pliosen.
Sesar yang terdapat di Lembar ini adalah sesar
Satuan ini merupakan hasil gunungapi
turun. Umumnya ber- arah timurlaut—
yang masih giat, yaitu G. Watuomi (w), Ili
baratdaya. Sesar ini terdapat pada batuan
Boleng (b), Hi Lewotolo (1), Hi Werung (e), Iii
berumur Miosen Te-
Topaki (t) (disebut juga G. Sirung) dan G.
Batu- tara (k) di P. Komba. Semuanya be- rupa
gunungapi berlapis dengan ben- tuk kerueut.
BATUAN TEROBOSAN

TmgdGRANODIORlT: Granodiorit ber-


tekstur kasatmata, kelabu kehijauan;
berhablur penuh tersusun oleh and©-_______
sin, oligoklas dan piroksen. Piroksen
berukuran kasar sampai menengah.
Telah mengalami pengubahan; sebagi- an
piroksen telah menjadi klorit. Ter-
singkap di bagian timurlaut P. Pantar
dan sebagian besar telah lapuk. Satuan
ini tertindih Formasi Alor secara
8

ngah—Pliosen. Oleh karena itu, kemung- berlangsung terus dan menghasilkan batuan
kinan besar penyesaran ini berlangsung pa- da gunungapi tua dan muda. Ber- samaan dengan
Kala Plio—Plistosen. pengangkatan ini terjadi penyesaran dan
Adanya sumber mataair panas di be- pelipatan. Di beberapa tempat terbentuk
berapa tempat ditafsirkan akibat sesar. Selat batugamping koral dan undak pantai.
Pantar yang memisahkan P. Pantar dan P. Alor, SUMBERDAYA MINERAL DAN ENERGI
Selat Lomblen antara P. Alor dan P. Lomblen
serta Selat Boleng antara P. Lomblen dan P. Petunjuk pemineralan sulfida timbal, seilg
Solor—P. Adonara, ter- bentuk karena dan sedikit tembaga berupa mineral galenit,
penyesaran (Brouwer, 1940). Terutama sesar sfalerit dan kalkopirit terdapat di Lembar
Selat Pantar meng- akibatkan munculnya Lomblen di daerah Puakoyong, di bagian timur P.
kerucut gunungapi kecil—kecil seperti di P. Lomblen. Urat ini berjurus N 110°E. Bijih besi
Treweg* P. Pura dan P. Ternate. Gunungapi Ili berupa mineral goe- thit dan bijih manggan
Hobal yang muncul pada permukaan laut tanggal terdapat di sekitar Tg. Wapue, juga di bagian
23 April 1976 di tenggara P. Lomblen diduga juga timur P. Lomblen.
berhubungan erat dengan persesaran. Suatu Endapan sulfida timbal dan tembaga di P.
terban memisahkan Tg. Kebola dari daratan P. Alor telah lama diketahui di daerah Worgelip—
Alor. Ada kelurusan yang bisa diamati dengan Prubur. Bahan itu terdapat pada batuan
jelas pada SLAR dan Land- sat yang melingkupi gunungapi di sekitar terobosan diorit kuarsa
daerah Lembar. Corak umumnya berarah hampir (Goenadi, 19 71). Gipsum terdapat dalam sedimen
sama, yakni baratdaya—timurlaut. gunungapi pada Formasi Kiro di bagian timur P.
Kelurusan ini me- Solor.
lalui batuan berumur Miosen sampai yang Bahan bangunan di sini berupa batu-
termuda, batuan gunungapi Ilolosen. Tidak gamping, pasir, kerikil, andesit dan basal;
mustahil beberapa adalah sesar. terdapat melimpah.
Perkembangan tektonika di daerah ini Mataair panas dijumpai merata di se- mua
mulai Kala Pra—Miosen Tengah. Pada waktu itu pulau; sebagian mengandung belcrang.
seluruh daerah berada di bawah permukaan laut
(cekungan). Pada Kala Miosen Bawah mulai
ACUAN
terbentuk rangkaian (jalur) gunungapi bawah
laut berarah barat—timur. Jalur ini termasuk Abbott, A.J. & F.H. Chamalaun, 1981,Geo-
dalam B\i- sur Bergunungapi Sumatra—J a wa- chronology of Some Banda Arc Vol- canics, Spec.
Nusa- tenggara—Busur Banda. Kegiatan gunung- Publ. 2, Geol. Res. Dev. Centre, Bandung, h.
apinya menghasilkan batuan gunungapi Formasi 255—256. Bemmelen, R.W. van, 1949, The
Kiro dan batuan sedimen gunungapi Geology of Indonesia Vol. IA. Martinus Nijhoff,
Nangapanda. Waktu Akhir Miosen Tengah the Hague, hal. 485—498.
disertai kegiatan magma berupa pe- nerobosan
granodiorit. Kegiatan gunungapi dan
pengendapan sedimen gunungapi terus
berlangsung sampai Miosen Atas pada Formasi
Alor, Laka dan Waihekang. Pada Akhir Pliosen—
Plistosen seluruh daerah ini terangkat ke
permukaan. Di beberapa tempat terjadi
terobosan. diorit. Kegiatan gunungapi

Anda mungkin juga menyukai