Anda di halaman 1dari 7

Makalah Evaluasi Pembelajaran

DASAR-DASAR PENGUKURAN DAN PENILAIAN

Dosen Pembimbing:

Dra. Nurhasanah, M. Pd

Fajriani, S. Pd, M. Ed

Disusun Oleh : Kelompok 1

Elfita Sari 1706104030008


Hana Athifah Pramono 17061040300
Mela Amnidar 1706104030056
Rafika Ayu Sofia 1706104030002
Rini Utari Risma 1706104030042

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVESITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

2019
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat
dan limpahan rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan sebuah makalah sebagai
pemenuhan tugas mata kuliah inidengan tepat waktu.

Kami membuat sebuah makalah dengan judul Dasar-dasar pengukuran dan


Penilaian yang insya Allah dapat memberikan manfaat besar bagi para pembaca
sekalian. Tidak lupa ucapan terima kasih kami kepada dosen pembimbing mata
kuliah Evaluasi Pembelajaran yang telah membimbing kami dalam pembuatan
makalah ini.

Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman apabila isi makalah ini memiliki banyak kekurangan baik itu
pengetikannya serta bahan sajian kami yang kurang tepat atau menyinggung
perasaan para pembaca.

Dengan ini kami persembahkan makalah yang kami buat ini dengan penuh
rasa terima kasih dan semoga Allah memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat kepada para pembaca dan kami terutama. Saran dan kritik dari
pembaca yang bersifat membangun dan menyempurnakan makalah ini sangat
dinantikan.

Darussalam, Februari 2019

Penulis,
Daftar Isi

Halaman

KATA PENGANTAR............................................................... i
DAFTAR ISI………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang………………………………………………… 1


1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………. 2
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………….... 3

2.1 Konsep Bimbingan……………………………………………. 3

2.1.1 Bimbingan Belajar………………………………………… 4

2.2 Tujuan dan Fungsi dari Bimbingan dan Konseling…………… 5

2.2.1 Tujuan Bimbingan dan Konseling………………………… 5

2.2.1.1 Tujuan Bimbingan Belajar……………………………. 7

2.2.2 Fungsi Bimbingan Konseling…………………………….. 9

2.2.2.1 Fungsi Bimbingan Belajar……………………………. 10

2.3 Layanan Bimbingan dan Konseling………………………….. 11

2.3.1 Layanan Bimbingan Belajar……………………………… 12

2.4 Bimbingan Belajar di Sekolah……………………………….. 13

2.5 Teknik teknik Bimbingan Belajar……………………………. 14

BAB III PENUTUP………………………………………………… 19

3.1 Kesimpulan…………………………………………………… 19

3.2 Saran …………………………………………………………. 19

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………. 20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Evaluasi Pendidikan

Secara harfiah, evaluasi pendidikan (educational evaluation = Al-Taqdir Al-


Tarbawiy) dapat diartikan sebagai penilaian dalam (bidang) pendidikan atau
penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.

Adapun dari segi istilah, sebagaimana yang dikemukakan oleh Edwind


Wandt dan Gerald W. Brown (1977) yang berbunyi “Evaluation refer to the act or
process to determining the value of something”. Menurut definisi ini, maka istilah
evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung pengertian yaitu suatu tindakan
atausuatu proses untuk menentukan nilai di sesuatu.

Apabila definisi evaluasi yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gald
W. Brown itu untuk memberikan definisi tentang evaluasi pendidikan, maka evaluasi
pendidikan tu pat diberi pengertian sebagai suatu tindakan atau kegiatan yang
dilaksanakan atau suatu proes yang berlangsung Dalam rangka menentukan nilai dari
segala sesuatu dalam dunia pendidikan (yaitu segala sesuatu yang berhubungan atau
yang terjadi di dunia pendidikan). Singkatnya, evaluasi pendidikan adalah suatu
kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan sehingga dap diketahui mutu atau
hasil-hasilnya.

Berbicara tentang pengertian istilah Evaluasi Pendidikan di Indonesia,


Lembaga Administrasi Negara mengemukakan batasan mengenai evaluasi
pendidikan sebagai berikut:

1) Proses / kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan dibandingkan


dengan tujuan yang telah tentukan.
2) Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back) bagi
penyempurnaan pendidikan.

Jika definisi tentang evaluasi pendidikan dituangkan kedalam bentuk bagan, akan
tampak seperti gambar 1.1 di bawah ini.

Bagan tersebut menjelaskan bahwasanya dalam proses penilaian atau evaluasi


dilakukan perbandingan antara informasi-informasi yang telah berhasil dihimpun
dengan kriteria tertentu, untuk kemudian diambil keputusan atau dirumuskan
kebijaksanaan ternteu. Kriteria atau tolok ukur yang dipegang adalah tujuan yang
sudah ditentukan terlebih dahulu sebelum kegiatan pendidikan itu dilaksanakan.
BAGAN TENTANG EVALUASI PENDIDIKAN

Gambar 1.1

2.5 Syarat-syarat alat penilaian yang baik

1. Valid

Suatu instrumen dikatakan valid atau mempunyai validitas yang tinggi


apabila alat tersebut benar-benar mampu mengukur dan menilai apa yang ingin
diukur dan/ dinilai. Oleh karena itu, validitas suatu instrumen merujuk kepada
ketepatan suatu instrumen menilai apa yang ingin dinilai. Ketepatan dan
kebermaknaan itu disimpulkan berdasarkan bukti-bukti skor instrumen tiap individu
peserta ujian atau subjek yang dinilai. Suatu instrumen valid untuk suatu objek
asesmen dan tidak valid untuk asesmen yang lain, karena setiap instrumen dirancang
untuk tujuan tertentu, sehingga kisi-kisi disusun berdasarkan tujuan yang telah
dirumuskan sebelumnya.
Salah satu contohnya adalah ketika seorang pendidik ingin mengetahui dan
meramalkan kemungkinan keberhasilan seorang peserta didik selama belajar di
SMU, maka instrumen yang digunakan pada waktu menerima peserta didik baru
seharusnya berupa tipe instrumen yang mempunyai validitas prediktif yang tinggi,
bukan sekedar instrumen-instrumen seleksi yang hanya memilih 50 orang dari 500
calon yang mendaftar. Contoh lainnya, apabila pendidik ingin menguji kemampuan
peserta didik dalam matematika, maka instrumen yang disusun hendaklah
berdasarkan spesifikasi yang disusun secara khusus, runtut dan sistematis. Dengan
cara demikian, instrumen tersebut akan mempunyai “content validity” yang tinggi.
Apabila didalam soal yang disusun banyak sekali ditemui kata bahasa Inggris (yang
sebenarnya tidak sesuai dengan tujuan dan materi), maka instrumen itu akan
berkurang validitasnya. Hal ini disebabkan karena instrumen telah berpindah menjadi
menguji kemampuan bahasa Inggris yang bukan merupakan isi (content) yang
sesungguhnya.

2. Reliabel

Suatu instrumen yang baik harus valid dan reliable. Namun perlu dicermati
dengan baik bahwasanya sesuatu yang valid/ sahih adalah reliable, tetapi suatu
instrumen yang reliable belum tentu valid. Reliabilitas suatu instrumen menunjuk
kepada ketetapan, konsistensi, atau stabilitas instrumen/ suatu pengukuran yang
dilakukan. Berikut adalah bentuk dari reliabilitas dari suatu instrumen.

Pada September 1986 seorang pendidik menggunakan instrumen intelegensi


pada peserta didik. Setelah diskor ternyata didapatkan hasil:

A=130

B=120

Sebulan kemudian, peserta didik yang sama diukur lagi dengan instrumen
intelegensi yang digunakan pada September 1986, ternyata skor yang didapatkan
sebagai berikut:

A=132

B=121

Perbedaan pengukuran intelegensi pada periode pertama dan kedua setelah


diuji secara statistik, ternyata tidak signifikan atau skor yang mereka mempunyai
korelasi yang tinggi. Maka instrumen tersebut dinyatakan mempunyai reliabilitas
yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai