Disusun Oleh :
SYLVESTER SARAGIH
PENDAHULUAN
3. Studi Kelayakan
Pada tahap ini dibuat rencana produksi, rencana kemajuan tambang,
metode penambangan, perencanaan peralatan dan investasi tambang.
Dengan melakukan analisis ekonomi berdasarkan model, biaya produksi
penjualan dan pemasaran. Maka dapat diketahui cadangan bahan galian itu
dapat ditambang dengan menghasilkan keuntungan atau tidak.
PEMBAHASAN
a. Geologist 1 orang
b. Tenaga lokal 3 orang
Gambar II.1 Kegiatan Penyelidikan Batubara
Lintasan ini dibuat relatif tegak lurus dengan pola arah jurus perlapisan
batuan di daerah penyelidikan. Diantaranya dengan menelusuri sungai,
bukaan jalan atau membuat lintasan kompas
Setelah dilakukan planning dan telah ditentukan titik yang akan dibor
pada skema model maka dilakukan proses penentuan titik bor dilapangan,
kemudian melakukan survey layout dan ploting dilokasi pemboran yaitu
melakukan preparasi pemboran dimana proses ini mencakup proses
dilakukanya persiapan lokasi, yaitu dengan pembuatan mud pit (tempat
sirkulasi air), apabila daerah pemboran berada di daerah lereng dan
bergelombang maka dilakukan perataan tanah sehingga daerah titik pemboran
rata dan tidak mengganggu jalannya proses pemboran dan juga termasuk
keamanan/safety pada daerah tersebut diperhatikan.
Setelah semua tahapan dan semua persiapan tempat pemboran selesai
maka alat-alat pengeboran dan alat pendukung lainya di setting di tempat
tersebut sehingga jalan pengeboran dapat berlangsung dengan lancar, setelah
semua persiapan selesai maka sesuai dengan planning awal apakah pemboran
akan dilakukan dengan metode full core/coring maupun open hole dan apakah
pemboran dilakukan dengan model miring atau vertical.
1. Open Hole
Drilling open hole merupakan pengeboran yang dilakukan untuk
mendapatkan data-data bawah permukaan tanah sehingga menjadi data
geologi. Pengeboran ini menghasilkan lubang terbuka dengan kedalaman
sesuai dengan target kedalaman yang diinginkan. Selama proses
pengeboran berlangsung, diperoleh data cutting yang merupakan material
hasil gerusan mata bor (bit) yang mengalir keluar ke permukaan bersama
fluid. Cutting tersebut diambil setiap interval 1,5 meter yang menjadi
representasi jenis litologi yang sedang dibor pada kedalaman interval
tersebut.
2. Coring
Drilling coring merupakan pengeboran yang dilakukan untuk mengambil
contoh sampel (coring) pada lapisan litologi di bawah permukaan sebagai
data geologi. Coring dilakukan pada interval kedalaman tertentu
berdasarkan dari interpretasi data logging geofisika atau data cutting yang
diperoleh melalui drilling open hole sebelumnya. Drilling coring dapat
juga dilakukan dengan metode Touch Coring (single hole), artinya
pengeboran coring yang tidak didahului drilling open hole. Touch Coring
dilakukan diawali dengan drilling open hole kemudian ketika menemukan
cutting batubara telah muncul kemudian langsung dilakukan coring atau
dengan menggunakan data model/ korelasi titik di sekitarnya, kemudian
diprediksikan bahwa batubara berada di kedalaman tertentu sehingga
ketika sudah mendekati perkiraan posisi roof batubara selanjutnya
langsung dilakukan coring. Penentuan Roof batubara yang akan di coring
sangat penting untuk menghindari batubara lost karena tergerus bit yang
mengakibatkan data tidak akurat (panjang core sebenarnya tidak
diketahui). Atau sebaliknya litologi non-coal di atas lapisan batubara
terlalu panjang di coring sehingga menyebabkan peningkatan biaya
drilling.
b. Bor Bangka
Proses kerja alat ini adalah
dengan cara selubung
(casing) diberi platform, di
atas mana beberapa orang
bekerja. Pada prinsipnya
sama dengan bor spiral
dan tumbuk. Batang bor
terdiri dari pipa masif
yang disambung-sambung,
dengan berbagai bit :
a. Spiral
b. Senduk
Pahat/bentuk pahat
(dihubungkan)
Pengambilan contoh
dalam hal yang ditumbuk
dengan bailer. Sambil bor
berjalan, dengan gerakan
putar dan tumbuk, casing
secara otomatis menurun,
karena beban orang di
atas flatform. Metoda ini
dipakai untuk eksplorasi
dangkal, seperti placer
deposit dan residual
deposit.
2. Bor Mesin a. Bor Mesin a. Bor Mesin Ringan a. Bor Mesin Ringan
Putar Ringan (portable driling (portable driling rig)
(Driling Rig) (portable rig) Proses kerja alat ini
driling rig) adalah:
b. Bor inti (core 1. Menggunakan
drill rig) topdrive dengan motor
c. Bor Putar bakar kecil (2 tak)
Biasa (rotary yang ikut turun naik
drill rig) dengan turun/naiknya
d. Bor-alir Balik batang bor yang
b. Bor inti (core drill
(counterflush dipandu oleh rel atau
rig)
drill rig) rack.
2. Tekanan pada matabor
dapat ditingkatkan
dengan menyuruh
orang mendudukinya
(awak mesin bor 20-
26).
c. Bor Putar Biasa 3. Alat bor ini dapat
(rotary drill rig) dipreteli dalam
bahagian-bahagian
kecil dan dapat
diangkut oleh orang
secara manual.
Kapasitas alat bor ini
hanya maksimum 50
meter, banyak
digunakan untuk
pemboran seismik
d. Bor-alir Balik (shot holes) dan sering
(counterflush drill merupakan rakitan
rig) sendiri dengan
menggunakan mesin
pompa.
4. Laju tembus adalah
30-40 m/hari, relative
sangat murah.
Pengambilan inti tidak
dimungkinkan.
5. Biaya $5.90/hari.
Termasuk alat bor
kecil dengan topdrive
ini adalah yang
dipasang pada truck,
dengan memasangi rak
(rel) yang memandu
batang bor, dimana
morot penggeraknya
dipasang pada ujung
atas batang bor, dan
mesin bergeser ikut
dengan turunnya
dengan batang bor.
6. Dengan topdrive ini
pemboran miring
dimungkinkan secara
terbatas dengan
memiringkan raknya.
b. Bor inti (core drill rig)
Proses kerja alat bor ini
pada mesin ini berukuran
relatif kecil dan dipasang
pakai roda atau batang
luncur (skids), ditarik
dengan bulldozer,
kendaraan 4-wheel drive
atau ditarik dengan winch
pada tempat yang sulit
dijangkau, atau digantung
dengan slung di bawah
helicopter, atau juga dapat
dipreteli menjadi
bahagian-
bahagian/komponen kecil
dan dapat dipikul secara
manual. Gerakan putar
dari mesin ditransmisikan
pada pipa bor dengan
chuck, dan oleh karenanya
dapat membor ke semua
arah, termasuk ke atas
(dari terowongan). Untuk
pengoperasiannya sering
dipasang kaki tiga dari
pipa besi untuk
mengendalikan
pemasangan/pencabutan
batang bor dengan
menggantungkannya pada
sistem katrol dengan
swivel yang
disambungkan pada pipa
selang untuk menyalurkan
cairan pembilas dari
pompa lumpur.
3. Bor Mesin a. Bor Tumbuk a. Bor Tumbuk Biasa a. Bor Tumbuk Biasa
Tumbuk Biasa (wagon (wagon drill) (wagon drill).
(cable tool)
drill)
Proses kerja alat ini adalah
b. Bor Palu
palu yang bergerak
Dalam
vertikal dan dipasang
Lubang
sepanjang suatu peluncur
(down-hole b. Bor Palu Dalam (slide) yang dipasang pada
hammer drill) Lubang (down-hole suatu kendaraan seperti
c. Bor Tumbuk hammer drill). truk atau traktor. Palu ini
Dengan Drive memukul-mukul suatu
Sampler rangkaian batang bor yang
(wagon drill pada ujungnya dipasangi
with drive suatu matabor. Jenis
sampler) Wagon Drills yang ringan
(Atlas BVB) dapat
mencapai kedalaman rata-
c. Bor Tumbuk Dengan
rata 30 meter dan
Drive Sampler
maksimum 50-60 meter.
(wagon drill with
Jenis Wagon Drills yang
drive sampler).
besar (Altas Roc 601)
rata-rata 70 sampai 100
meter. Conto yang
didapatkan adalah
serpihan batuan yang
ditiup oleh udara yang
dikompresikan melalui
pipa bor, dan ditangkan
diluar oleh alat khusus
yang disebut cyclone
sample chamber.
Kelemahan dari Wagon
Drill adalah perolehan
conto yang kecil (5kg/m),
karena diameter lubang
yang didapatkan adalah
40-50 mm.
KESIMPULAN
III.1 Kesimpulan
1. http://bahangaliantambang.blogspot.com/2013/11/kegiatan-eksplorasi-
batubara.html
2. http://harrykurniafirmansyah.blogspot.com/2014/01/kegiatan-eksplorasi.html
3. http://godamaiku.blogspot.com/2013/09/eksplorasi-batubara.html
4. http://kyubhil.blogspot.com/2013/09/tahapan-eksplorasi-penambangan.html
5. http://kyubhil.blogspot.com/2013/02/alat-alat-survey-dan- fungsinya.html
6. http://jelajahduniamu.blogspot.com
7. http://mining09uncen.blogspot.com/2012/03/alat-alat-pemboran.html
8. http://rachmatrisejet.blogspot.com/2013/08/drilling-pemboran.html
9. http://kampungminers.blogspot.com/2013/02/pengeboran-eksplorasi_19.html
10. http://hapisjambi.blogspot.com/2012/11/metode-sampling-batubara.html