Anda di halaman 1dari 6

[TINJAUAN PUSTAKA]

Penyakit Caisson pada Penyelam

Ni Made Ayu Linggayani1, M. Ricky Ramadhian2


1
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2
Bagian Mikrobiologi dan Parasitologi, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Abstrak
Penyakit Caisson atau penyakit dekompresi merupakan penyakit yang cukup banyak ditemui di negara kepulauan. Penyakit
ini dapat menyerang siapa saja yang melakukan penyelaman baik untuk rekreasional maupun sebagai mata pencaharian.
Penyakit dekompresi merupakan suatu kumpulan gejala yang disebabkan karena terlepasnya gelembung udara ke dalam
darah atau jaringan selama atau setelah terjadinya penurunan tekanan pada lingkungan (dekompresi), sehingga penyakit ini
berisiko tinggi untuk terjadi pada penyelam. Gejala yang muncul pada penyakit dekompresi bervariasi dari gejala ringan
hingga fatal, dari hanya berupa nyeri otot ringan hingga kelumpuhan. Penegakkan diagnosis dapat dilakukan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik serta tidak membutuhkan pemeriksaan penunjang karena keterlambatan penanganan
pada kasus yang berat dapat berakibat fatal. Penyakit ini merupakan suatu penyakit yang dapat dicegah dengan
memperhatikan faktor-faktor risiko yang ada.

Kata kunci: caisson disease, penyakit dekompresi, penyelam, sindrom dekompresi

Caisson Disease Among Divers

Abstract
Caisson disease or decompression sickness is a common disease in an archipelagic country. The disease can happen to
everyone who dives either for recreational diving or diving as livelihood. This decompression sickness is a group of
syndromes caused by the release of air bubbles to the vascular or body tissue during or after the decline of pressure on the
environment (decompression). The symptoms of this disease varied from the mild symptoms to severe symptoms, from
mild muscular soreness to paralysis. Diagnosis of this disease is established by history taking and physical examination.
There is no additional workup needed because delayed treatment in severe case is associated with fatal outcome. Caisson
disease is a preventable disease by paying attention to its risk factors.

Key words: caisson disease, decompression sickness, decompression syndrome, diver

Korespondensi :Ni Made Ayu Linggayani |Jl. Melati no. 45, Labuhan Dalam, Tanjung Senang, Bandar Lampung |HP
082221318000 |email: linggayaniayu@gmail.com

Pendahuluan penyelam. Di Indonesia, prevalensi terjadinya


Indonesia merupakan negara kepulauan penyakit dekompresi belum diketahui secara
dengan daya tarik wisatawan yang tinggi. pasti. Di Eropa, diperkirakan terdapat 10-100
Sepanjang tahun banyak wisatawan baik lokal orang penyelam per-tahun yang mengalami
maupun mancanegara yang datang untuk cedera dan membutuhkan penanganan
menikmati keindahan laut Indonesia dengan rekompresi akibat penyakit dekompresi yang
menyelam. Selain wisatawan banyak juga dialami.1,2 Gejala penyakit dekompresi ini
masyarakat Indonesia yang mencari ikan bervariasi mulai dari kelelahan, pusing, nyeri
dengan cara menyelam pada laut dalam. sendi, sesak nafas, kelumpuhan, hingga
Namun ternyata aktivitas menyelam ini kematian. Penyakit ini merupakan suatu
berisiko menyebabkan penyakit dekompresi. penyakit yang dapat dihindari apabila
Penyakit dekompresi atau sindroma penyelam memahami faktor risiko yang ada.
dekompresi merupakan suatu kumpulan gejala
yang disebabkan terbentuknya gelembung Isi
udara ke dalam darah atau jaringan selama Penyakit dekompresi disebabkan karena
atau setelah terjadinya penurunan tekanan masuknya udara ke dalam sirkulasi darah atau
pada lingkungan (dekompresi), sehingga jaringan setelah atau selama terjadinya
penyakit ini berisiko tinggi terjadi pada penurunan tekanan di lingkungan sekitar.3
Ni Made Ayu Linggayani dan M. Rizky Ramadhian | Penyakit Caisson pada Penyelam

Udara tersebut berasal dari gas mulia riwayat penyakit paru (seperti asma). Faktor-
(umumnya gas nitrogen) yang secara normal faktor yang memengaruhi terjadinya penyakit
terlarut di dalam carian tubuh dan jaringan. dekompresi antara lain ialah kondisi lingkungan
Gas tersebut kemudian terlepas dari cairan yang hangat atau dingin, aktivitas menyelam,
fisiologis dan membentuk gelembung udara latihan fisik atau pemanasan, dan suhu
pada lingkungan dengan tekanan rendah. lingkungan.3,5
Berdasarkan hukum Henry, ketika tekanan gas
pada cairan berkurang maka gas yang terlarut
dalam cairan tersebut juga berkurang.
Sedangkan apabila tekanan gas pada cairan
meningkat, maka gas yang terlarut dalam
cairan juga meningkat. 4

4
Gambar 1. Hukum Henry

Hal ini yang terjadi di dalam tubuh


3
manusia. Nitrogen merupakan gas mulia yang Gambar 2. Barotrauma pulmonal pada penyelam
secara normal tersimpan di dalam jaringan dan
cairan tubuh manusia. Peningkatan tekanan Ketika dibawah tekanan maka aktivitas
yang terjadi saat menyelam menyebabkan menyelam, latihan fisik, atau kondisi
jumlah nitrogen yang terlarut dalam cairan dan lingkungan yang panas akan meningkatkan
jaringan tubuh juga meningkat. Saat penyelam penyerapan gas inert sehingga risiko penyakit
naik ke permukaan terlalu cepat, hal tersebut dekompresi akan meningkat. Selama proses
menyebabkan nitrogen yang terlarut kembali dekompresi (proses naik ke permukaan setelah
ke dalam bentuk gas saat masih berada di menyelam) faktor-faktor tersebut akan
cairan dan jaringan tubuh yang menimbulkan meningkatkan eliminasi gas inert sehingga
terbentuknya gelembung udara.4 Penyakit risiko penyakit dekompresi akan menurun.Hal
dekompresi dimulai dengan terbentuknya yang sebaliknya terjadi apabila seorang
gelembung ekstravaskular dan intravaskular penyelam sedang beristirahat pada kondisi
yang semakin membesar ketika akumulasi lingkungan yang dingin maka risiko penyakit
tekanan gas terlarut (oksigen, karbon dioksida, dekompresi akan berkurang. Risiko penyakit
nitrogen, dan helium) dan uap air melebihi dekompresi akan meningkat jika selama proses
tekanan absolut lokal. Emboli udara pada dekompresi penderita beristirahat atau proses
penyakit dekompresi dapat terjadi pada dekompresi dilakukan pada kondisi lingkungan
pembuluh darah arteri maupun vena. Pada yang dingin.3
umumnya emboli pembuluh darah arteri Tidak ada kedalaman spesifik yang
disebabkan oleh pendakian yang cepat, naik ke menjadi batas minimal absolut untuk
atas permukaan dengan cepat setelah terjadinya penyakit dekompresi. Semakin
menyelam, menahan napas, dan adanya dalam kedalaman yang dicapai maka risiko

J Agromed Unila | Volume 4| Nomor 2 | Desember 2017 | 349


Ni Made Ayu Linggayani dan M. Rizky Ramadhian | Penyakit Caisson pada Penyelam

penyakit dekompresi akan semakin besar. pusat, sistem pernapasan, hingga sistem
Pajanan berulang atau penyelaman berulang kardiovaskular. Gelembung udara juga dapat
dalam kurun waktu yang singkat meningkatkan menyebabkan obstruksi pada vaskular
risiko terjadinya penyakit dekompresi. Selain sehingga muncul gejala stroke. Selain
itu, semakin cepat terjadinya perubahan menyebabkan obstruksi, gelembung udara
ketinggian, yaitu semakin singkat waktu yang intravaskular dapat menyebabkan kebocoran
diperlukan untuk naik ke permukaan, maka kapiler, ekstravasasi plasma, dan
risiko terjadinya penyakit dekompresi juga hemokonsentrasi. Emboli udara yang terjadi
akan semakin besar. Risiko penyakit pada pembuluh arteri pada umumnya
dekompresi akan sangat meningkat jika memengaruhi otak, namun beberapa kasus
penyelam naik ke permukaan dengan ditemukan ada pula yang menyebabkan
kecepatan >19 meter/menit. Pada penyelam dampak pada jantung dan organ tubuh lainnya.
scuba, penyelam diharuskan bernapas pada Emboli udara pada pembuluh darah arteri
kondisi tekanan yang tinggi. Pada kondisi ini terjadi ketika gas di dalam alveolus
akan terjadi peningkatan kadar nitrogen yang mengembang dan menyebabkan bocornya
terlarut di dalam tubuh. Semakin dalam kapiler pada alveolus sehingga menyebabkan
menyelam maka laju saturasi nitrogen akan udara masuk ke dalam sirkulasi arteri. Selain
semakin besar, sehingga jika setelah menyelam emboli pada pembuluh arteri, emboli udara
waktu yang diberikan untuk eliminasi nitrogen juga dapat terjadi pada pembuluh vena.
terlalu singkat atau dengan kata lain penyelam Sebagian besar emboli vena tidak
secara cepat naik ke permukaan setelah menimbulkan gejala karena udara secara
menyelam maka risiko penyakit dekompresi efektif telah terfiltrasi oleh sirkulasi pulmonal.
menjadi sangat besar. Waktu juga Namun volume udara vena yang besar dapat
memengaruhi terjadinya penyakit dekompresi. menyebabkan batuk, sesak napas, dan edema
Semakin lama durasi pajanan pada wilayah paru. Selain itu, emboli udara pada pembuluh
bertekanan rendah maka risiko terjadinya vena juga dapat berpindah ke pembuluh darah
penyakit dekompresi akan semakin besar. arteri sehingga menimbulkan gejala-gejala
Faktor risiko lain adalah usia, semakin tua usia seperti pada emboli arteri.3,4
maka risiko terjadinya penyakit dekompresi Berdasarkan data Divers Alert Network
akan semakin besar. Seseorang dengan tahun 1998-2004 gejala yang paling sering
komposisi lemak tubuh yang besar juga muncul pada penyakit dekompresi ialah nyeri
berisiko untuk mengalami penyakit (68%). Nyeri yang paling sering muncul adalah
dekompresi. Hal ini disebabkan oleh banyaknya nyeri sendi sebanyak 58%, nyeri otot sebanyak
nitrogen yang tersimpan di dalam jaringan 35%, dan nyeri pinggang sebanyak 7%.
lemak.3,5,7,8,9 Meskipun gelembung udara dapat terbentuk di
Gejala yang muncul pada penyakit berbagai tempat di dalam tubuh, lokasi
dekompresi bervariasi dari gejala ringan hingga anatomik yang paling sering terkena
fatal. Gejala yang muncul terjadi akibat iskemia dampaknya adalah bahu, siku, lutut, dan
jaringan yang disebabkan oleh emboli udara pergelangan kaki.4 Bahu merupakan lokasi
yang menghambat aliran darah pada arteri dan tersering yang terkena dampak dari penyakit
vena.Selama atau setelah menyelam dekompresi. Gejala kedua terbanyak yang
gelembung udara akan dilepaskan melalui sering muncul akibat penyakit dekompresi
ekspansi terus menerus gas mulia di dalam ialah kesemutan atau parestesia sebanyak
jaringan perifer. Gejala yang ringan dapat 63,4%. Gejala konstitusional yang muncul
berupa nyeri akibat gangguan mekanik yang akibat penyakit dekompresi ialah sakit kepala,
ditimbulkan oleh gelembung udara lelah, malaise, mual atau muntah, dan
ekstravaskular. Secara umum gejala penyakit anoreksia. Kaku sendi, kram, dan spasme juga
dekompresi terbagi menjadi 2 kelompok yaitu dapat menjadi tanda sindrom dekompresi.
gejala tipe 1 dan tipe 2. Pada gejala tipe 1 Secara umum gejala-gejala yang timbul setelah
terdiri dari nyeri otot dan sendi, kelelahan, dan terjadinya dekompresi pada ketinggian
adanya gejala pada kulit. Gejala tipe 2 tertentu dan dalam kurun waktu tertentu
mencakup gejala-gejala pada sistem syaraf merupakan suatu penyakit dekompresi. Gejala-

J Agromed Unila | Volume 4| Nomor 2 | Desember 2017 | 350


Ni Made Ayu Linggayani dan M. Rizky Ramadhian | Penyakit Caisson pada Penyelam

gejala tersebut dapat muncul segera setelah Gejala yang ringan seperti nyeri sendi
berhenti menyelam, selama melakukan dan otot pada umumnya akan berkurang
pendakian, beberapa jam setelah menyelam seiring dengan berkurangnya kedalaman atau
atau mendaki, hingga beberapa hari beberapa saat setelah selesai menyelam. Jika
setelahnya. Bentuk yang paling berat dari tanda dan gejala persisten maka tatalaksana
penyakit dekompresi adalah emboli gas pada yang dapat diberikan adalah memberikan
pembuluh arteri. 3,4 100% oksigen bertekanan tinggi atau
Penyakit dekompresi juga dapat hyperbaric oxygen therapy (HBOT). Sebagian
menyebabkan terjadinya trombositopenia. Hal besar gejala penyakit dekompresi akan segera
ini disebabkan oleh trombosit yang menempel berkurang jika terapi dilaksanakan dengan
pada gelembung gas nitrogen selama segera. Oksigen bertekanan tinggi
terjadinya penyakit dekompresi. Penyakit mempercepat disolusi gas mulia di dalam
dekompresi juga dapat menyebabkan defisit pembuluh darah dan memberikan perfusi yang
neurologis. Spektrum defisit neurologis yang baik untuk jaringan yang rusak pada penyakit
muncul akibat penyakit dekompresi ini dekompresi. Tekanan udara 2 ATA (atmosphere
bervariasi dari disfungsi kognitif, lesi nervus absolute) akan mengurangi volume gelembung
kranialis, hingga disfungsi korda spinalis akibat gas sebesar 50% dan radius gelembung sebesar
barotrauma. Kerusakan korda spinalis berupa 21,7%. Selain itu oksigen bertekanan tinggi
hancurnya white matter akibat barotrauma dapat mencegah penyerapan gas mulia
atau akibat dari terbentuknya mikrotrombus sehingga akan mempersingkat waktu
pada sirkulasi spinal. Gejala lain yang dapat pengobatan secara keseluruhan. Selain
muncul akibat penyakit dekompresi adalah tuli memberikan oksigen bertekanan tinggi,
sensori neural yang bersifat simetris bilateral penyakit dekompresi diatasi juga dengan
maupun asimetris unilateral. Gangguan melakukan rekompresi. Sesuai dengan hukum
pendengaran ini terjadi akibat adanya Boyle, rekompresi akan mengurangi
barotrauma. Manifestasi lain yang dapat gelembung udara dengan melarutkan kembali
muncul pada gangguan pendengaran dapat gas mulia di dalam pembuluh darah dan
berupa tinnitus dan vertigo.8 jaringan serta menghilangkan obstruksi aliran
Diagnosis penyakit dekompresi darah dan stress jaringan.6,10
ditegakkan berdasarkan anamnesis dan Penggunaan oksigen bertekanan tinggi
pemeriksaan fisik. Tidak ada pemeriksaan harus dilakukan dengan hati-hati karena
penunjang spesifik yang dapat dilakukan untuk oksigen memiliki efek toksik terhadap paru-
mendeteksi penyakit dekompresi. Magnetic paru dan sistem saraf pusat. Gejala intoksikasi
Resonance Imaging (MRI) dapat dilakukan oksigen terhadap susunan saraf pusat yang
namun memiliki spesifisitas dan sensitivitas paling sering adalah kejang. Untuk mencegah
yang rendah. Perubahan radiologi dapat terjadi intoksikasi oksigen hal yang harus dilakukan
pada fase awal penyakit dekompresi. Emboli adalah membatasi penggunaan oksigen 100%
udara pada pembuluh arteri harus dicurigai hingga 3.0 ATA (atmosphere absolute) dan
pada penyelam yang menunjukkan gejala menggabungkan terapi ini dengan pernapasan
penurunan kesadaran, adanya gangguan udara bebas secara intermitten. Jika pada
neurologis fokal, atau kejang dalam beberapa fasilitas kesehatan tidak tersedia oksigen
menit setelah selesai menyelam. Jika penyelam bertekanan tinggi maka terapi yang cukup
melakukan penyelaman dalam kurun waktu efektif untuk diberikan adalah inhalasi oksigen
yang cukup lama dan menghirup gas inert 100% dan metilprednisolon. Suatu penelitian
maka penyakit dekompresi akan terjadi menunjukkan bahwa pemberian oksigen 100%
bersamaan dengan emboli udara pada pada tekanan atmosfer yang normal hanya
pembuluh arteri. Jika hal tersebut terjadi maka berhasil mengurangi gejala pada 42% kasus,
gejala utama yang akan muncul adalah sehingga teknik ini kurang efektif dibandingkan
gangguan pada tulang belakang. Penyakit oksigen hiperbarik. Metode lain yang
dekompresi hampir tidak pernah terjadi dikembangkan untuk mencegah penyakit
setelah penyelaman pada kedalaman kurang dekompresi ialah rekompresi di dalam air (in-
dari 6 meter.3,8 water recompression/IWR).6,8,11,12

J Agromed Unila | Volume 4| Nomor 2 | Desember 2017 | 351


Ni Made Ayu Linggayani dan M. Rizky Ramadhian | Penyakit Caisson pada Penyelam

Prinsip yang digunakan pada IWR ini dan pemberian oksigen bertekanan tinggi pada
ialah dengan mereproduksi efek ruang kamar hiperbarik.
hiperbarik dengan membuat pasien menyelam
kembali. Teknik dilakukan bersamaan dengan Simpulan
memberikan oksigen murni bertekanan tinggi Penyakit dekompresi merupakan suatu
kepada pasien. Hasil penelitian pada hewan penyakit yang timbul setelah kegiatan
menunjukkan bahwa teknik IWR (pasien rekreasional, bersifat fatal, namun dapat
kembali menyelam dengan oksigen selama 1 dicegah. Setelah melakukan penyelaman maka
jam pada kedalam 6 meter) efektif untuk seorang penyelam tidak boleh naik ke
mencegah pembentukan gelembung udara dan permukaan secara cepat, namun harus
mengurangi tingkat mortalitas. Penelitian lain perlahan untuk memberikan waktu eleminasi
menunjukkan bahwa penyelaman kembali gas inert di dalam tubuh. Semua pasien yang
pada kedalaman 6 meter selama 10 menit menunjukkan gejala penyakit dekompresi
dengan oksigen bertekanan tinggi lebih efektif setelah menyelam harus dianggap mengalami
untuk mengeliminasi gelembung udara di penyakit dekompresi sampai terbukti bukan.
dalam pembuluh darah dibandingkan dengan
pemberian oksigen selama 30 menit di atas Daftar Pustaka
permukaan laut. Meskipun memiliki 1. Kot J, Sicko Z, Micgalkiewicz M, Lizak E,
keunggulan dibandingkan pemberian oksigen Goralczyk P. Recompression treatment for
pada permukaan laut, teknik IWR ini memiliki decompression illness: 5-year report
risiko efek samping. Risiko efek samping yang (2003-2007) from national centre for
dapat terjadi pada saat pelaksanaan IWR hyperbaric medicine in Poland. Internat
antara lain ialah tenggelam, hipotermia, Marit Health [internet]. 2008 [disitasi
hiperoksia, dan dehidrasi sehingga teknik ini tanggal 1 Juli 2017]. Tersedia dari
harus dilaksanakan dengan sangat hati-hati.12-15 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1
Untuk mencegah terjadinya penyakit 9227740
dekompresi maka hal yang harus dilakukan 2. Ari KS. Prevalensi dan faktor risiko
adalah mengikuti instruksi dari instruktur kejadian penyakit dekompresi dan
penyelam selama melakukan penyelaman, barotrauma pada nelayan penyelam di
tidak melakukan penyelaman pada pasien yang Kecamatan Karimunjawa Kabupaten
memiliki penyakit paru-paru atau sedang Jepara tahun 2007 [tesis]. Yogyakarta:
menderita infeksi paru-paru, serta tidak naik Universitas Gadjah Mada;2007
kepermukaan secara cepat setelah 3. Vann DR, Butler FK, Mitchell SJ, Moon RE.
menyelam.6,8 Decompression illness. Lancet [internet].
2010 [disitasi tanggal 1 Juli 2017. Tersedia
Ringkasan dari
Penyakit dekompresi merupakan http://www.thelancet.com/pdfs/journals/
penyakit yang berisiko tinggi terjadi pada lancet/PIIS0140-6736(10)61085-9.pdf
penyelam dan disebabkan oleh terlepasnya 4. Laireaz O, Cournot M, Minville V, Roncalli
gelembung gas inert ke dalam pembuluh darah J, Austruy J, dkk. Risk of neurological
dan jaringan akibat penurunan tekanan yang decompression sickness in the diver with a
terjadi secara tiba-tiba. Faktor risiko terjadinya right-to-left shunt: Literature review and
penyakit dekompresi adalah usia, suhu meta-analysis. Clin J Sport Med [internet].
lingkungan, lama penyelaman, kecepatan naik 2009 [disitasi tanggal 2 Juli 2017]. Tersedia
ke permukaan setelah menyelam, serta riwayat dari
gangguan pernapasan sebelumnya. Diagnosis https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1
penyakit dekompresi ditegakkan dengan 9423977
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Gejala yang 5. Barratt DM, Harch PG, Meter KV.
muncul dapat bervariasi mulai dari nyeri otot Decompression sickness in divers: a
ringan hingga disfungsi neurologis. Terapi review of the literature. The Neurologist
utama yang dapat dilakukan adalah rekompresi [internet]. 2002 [disitasi tanggal 9 Agustus
2017]. Tersedia dari

J Agromed Unila | Volume 4| Nomor 2 | Desember 2017 | 352


Ni Made Ayu Linggayani dan M. Rizky Ramadhian | Penyakit Caisson pada Penyelam

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1 [disitasi tanggal 23 Mei 2017]. Tersedia


2803690 dari http://injuryprevention.bmj.com
6. Mahon RT, Regis DP. Decompression and 13. Mollerlokken A, Nossum V, Hovin W.
decompression sickness. Compr Physiol Recompression with oxygen to 160 kPa
[internet]. 2014 [disitasi tanggal 2 Juli eliminates vascular bubbles, but does not
2017) Tersedia dari prevent endothelium damage. Europ J
http://www.comprehensivephysiology.co Underwater Hyperbaric Med [internet].
m/WileyCDA/CompPhysArticle/refId- 2007 [disitasi tanggal 23 Mei 2017].
c130039.html Tersedia dari
7. Russell TC, Honeycutt D. Decompression https://www.uhms.org/images/DCS-and-
sickness (DCS) –“The Bends”. USA: AGE-Journal-
University of Nevada Reno. (Diakses Watch/blatteau_umo_effect_of_in-wa.pdf
tanggal 9 Agustus 2017). Tersedia dari 14. Blatteau JE, Pontier JM. Effect of in-water
https://mospace.umsystem.edu/xmlui/bit recompression with oxygen to 6 msw
stream/handle/10355/14040/Decompress versus normobaric oxygen breathing on
ionSickness.pdf?sequence=1 bubble formation in divers. Eur J Appl
8. Phatak UA, Kulkarni DP. Decompression Physiol [internet]. 2009 [disitasi tanggal 23
syndrome (Caisson disease) in an Indian Mei 2017]. Tersedia dari
diver. Ann Indian Acad Neurol [internet]. https://www.uhms.org/images/DCS-and-
2010 [disitasi tanggal 9 Agustus 2017] AGE-Journal
Tersedia dari Watch/blatteau_umo_effect_of_in-wa.pdf
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/article 15. Blatteau JE, Jean F, Pontier JM.
s/PMC2981759/ Decompression sickness accident
9. Brown JR, Antunano MJ. Altitude induced management in remote areas. Use of
decompression sickness [internet]. immidiate in-water recompression
Oklahoma: Federal Aviation therapy. Review and elaboration of a new
Administration. [disitasi tanggal 2 Juli protocol targetted for a mission at
2017]. Tersedia dari Clipperton atoll. Ann Fr Anesth Reanim
https://www.faa.gov/pilots/safety/pilotsa [internet]. 2006 [disitasi tanggal 23 Mei
fetybrochures/media/dcs.pdf 2017]. Tersedia dari
10. Xu W, Liu W, Huang G. Decompression https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1
illness:clinical aspects of 5278 consecutive 6860525
cases treated in a single hyperbaric unit.
PloS ONE [internet]. 2012 [disitasi tanggal
23 Mei 2017]. Tersedia dari
http://journals.plos.org/plosone/article?id
=10.1371/journal.pone.
11. Blatteau JE, Gempp E, Simon E. Prognostic
factors of spinal cord decompression
sickness in recreational diving:
retrospective and multicentric analysis of
279 cases. Neurocrit Care [internet]. 2011
[disitasi tanggal 23 Mei 2017]. Tersedia
dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2
0734244
12. Blatteau JE, Pontier JM, Buzzacott P,
Lambrechts K, Nguyen VM, dkk.
Prevention and treatment of
decompression sickness using training and
in-water recompression among fisherman
divers in Vietnam. Inj Prev [internet].2015

J Agromed Unila | Volume 4| Nomor 2 | Desember 2017 | 353

Anda mungkin juga menyukai