Berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti No. 43 / Dikti / Kep / 2006, terdapat visi dan misi Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai berikut:
1. Visi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah merupakan sumber nilai dan pedoman dalam
pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan mahasiswa mementapkan kepribadiannya
sebagai manusia seutuhnya. Hal ini berdasarkan pada suatu realitas yang dihadapi, bahwa mahasiswa adalah sebagai
generasi bangsa yang harus memiliki visi intelektual, religiuus, berkeadaban, berkemanusiaan dan cinta tanah air
dan bangsanya.
2. Misi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan tinggi adalah untuk membantu mahasiswa memantapkan
kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta
tanah air da;lam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa
tanggung jawab dan bermoral.
Selain visi dan misi tersebut di atas pendidikan kewarganegaran mempunyai tujuan umum dan khusus:
a. Tujuan Umum
Untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa mengenai hubungan antar warga negara
dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara.
b. Tujuan Khusus
1. Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan akan hak dan kewajiban secara santun, jujur, demokratis
serta ikhlas sebagai WNI terdidik dan bertanggung jawab.
2. Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai masalah dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara serta dapat mengatasinya dengan pemikiran kritis dan bertanggung jawab yang berlandaskan
Pancasila, wawasan nusantara dan ketahanan nasional.
3. Agar mahasiswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai perjuangan, cinta tanah air, serta rela
berkorban bagi nusa dan bangsa.
1. Nilai Ketuhanan
Secara umum dapat dilihat dalam penjelasan berikut ini :
1. Merupakan bentuk keyakinan yang berpangkal dari kesadaran manusia sebagai makhluk Tuhan.
2. Negara menjamin bagi setiap penduduk untuk beribadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
3. Tidak boleh melakukan perbuatan yang anti ketuhanan dan anti kehidupan beragama.
4. Mengembangkan kehidupan toleransi baik antarintern maupun antara umat beragama.
5. Mengatur hubungan Negara dan agama, hubungan manusia dengan Sang Pencipta, serta nilai yang
menyangkut hak asasi yang paling asasi.
Sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai Pancasila sila Ke-1, antara lain :
2. Nilai Kemanusiaan
Secara Umum dapat dilihat dalam penjelasan berikut ini :
1. Merupakan bentuk kesadaran manusia terhadap potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan
norma-norma kebudayaan pada umum nya.
2. Adanya konsep nilai kemanusiaan yang lengkap, adil dan bermutu tinggi karena kemampuannya
berbudaya.
3. Manusia Indonesia adalah bagian dari warga dunia, meyakini adanya prinsip persamaan harkat dan
martabat sebagai hamba Tuhan.
4. Mengandung nilai cinta kasih dan nilai etis yang menghargai keberanian untuk membela kebenaran, santun,
dan menghormati harkat kemanusiaan
Sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai pancasila sila ke-2. Antara lain :
1. Nilai Persatuan
Secara umum dapat dilihat dalam penjelasan berikut ini :
1. Persatuan dan kesatuan dalam arti ideologis , ekonomi, politik, social budaya dan keamanan.
2. Manifestasi paham kebangsaan yang memberi tempat bagi keragaman budaya atau etnis.
3. Menghargai keseimbangan antara kepentingan pribadi dan masyarakat.
4. Menjujung tinggi tradisi perjuangan dan kerelaan untuk berkorban dam membela kehormatan bangsa dan
Negara.
5. Adanya nilai patriotik serta penghargaan rasa kebangsaan sebagai realitas yang dinamis.
Sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai pancasila sila ke-3, antara lain :
5. Nilai Kerakyatan
1. Paham kedaulatan rakyat yang bersumber kepada nilai kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan.
2. Musyawarah merupakan cermin sikap dan pandangan hidup bahwa kemauan rakyat adalah kebenaran dan
keabsahan yang tinggi.
3. Mendahulukan kepentingan Negara dan masyarakat
4. Menghargai kesukarelaan dan kesadaran daripada memaksakan sesuatu kepada orang lain.
5. Menghargai sikap etis berupa tanggung jawab yang harus ditunaikan sebagai amanat seluruh rakyat baik
kepada manusia maupun kepada Tuhannya.
6. Menegakkan nilai kebenaran dan keadilan dalam kehidupan yang bebas, aman, adil dan sejahtera.
Sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai pancasila sila ke-4, antara lain :
1. Menghargai perbedaan pendapat
2. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
3. Mengembangkan sikap demokratis
4. Mau menerima hasil keputusan demi kepentingan bersama
Nilai Keadilan
1. Setiap rakyat Indonesia diperlakukan dengan adil dalam bidang hokum, ekonomi, kebudayaan, dan social.
2. Tidak adanya golongan tirani minoritas dan mayoritas.
3. Adanya keselarasan, keseimbangan, dan keserasian hak dan kewajiban rakyat Indonesia
4. Kedermawanan terhadap sesama, sikap hidup hemat, sederhana dan kerja keras.
5. Menghargai hasil karya orang lain.
6. Menolak adanya kesewenang-wenangan serta pemerasan kepada sesama.
7. Menjujung tinggi harkat dan martabat manusia.
Sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai pancasila sila ke-5, antara lain :
Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut
:
a. Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi Negara
b. Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang Negara,
Bendera Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”.
c. Identitas Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan
agama, sertakepercayaan.
Pengertian Konstitusi
Istilah konstitusi berasal dari bahasa inggris yaitu “Constitution” dan berasal dari bahasa belanda
“constitue” dalam bahasa latin (contitutio,constituere) dalam bahasa prancis yaitu “constiture” dalam
bahasa jerman “vertassung” dalam ketatanegaraan RI diartikan sama dengan Undang – undang dasar.
Pengertian Konstitusi dalam arti luas yang dikemukakan oleh Bolingbroke, bahwa pengertian konstitusi
dalam arti luas adalah keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar. Seperti halnya hukum
pada umumnya dimana hukum dasar tidak selalu berupa dokumen tertulis. Hukum dasar dapat berdiri dari
unsur-unsur tertulis atau tidak tertulis atau dapat juga merupakan campuran dari dua unsur tersebut.
Pengertian Konstitusi dalam arti sempit yang dikemukakan oleh Lord Bryce, bahwa pengertian
konstitusi dalam arti sempit adalah piagam dasar atau UUD, yaitu suatu dokumen lengkap mengenai
peraturan-peraturan dasar negara. UUD 1945, Konstitusi Amerika Serikat 1787, Konstitusi Prancis 1789,
dan Konstitusi Konfederasi Swiss 1848 merupakan contohnya.
PEMBAGIAN2 KONSTITUSI
Konstitusi Tertulis : Pengertian Konstitusi tertulis (dokumentary constitution/ writen constitution) adalah
suatu peraturan yang dituangkan dalam suatu dokumen tertentu.
Konstitusi Tidak Tertulis : Pengertian Konstitusi tidak tertulis (non documentary constitution) adalah
suatu peraturan yang tidak diterangkan dalam suatu dokumen tertentu yang terpelihara dalam
ketatanegaraan suatu negara.
1. Nilai normatif adalah suatu konstitusi yang resmi diterima oleh suatu bangsa dan bagi mereka konstitusi itu
tidak hanya berlaku dalam arti hukum (legal), tetapi juga nyata berlaku dalam masyarakat dalam arti
berlaku efektif dan dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
2. Nilai nominal adalah suatu konstitusi yang menurut hukum berlaku, tetapi tidak sempurna.
Ketidaksempurnaan itu disebabkan pasal – pasal tertentu tidak berlaku / tidsak seluruh pasal – pasal yang
terdapat dalam UUD itu berlaku bagi seluruh wilayah negara.
3. Nilai semantik adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk kepentingan penguasa saja. Dalam
memobilisasi kekuasaan, penguasa menggunakan konstitusi sebagai alat untuk melaksanakan kekuasaan
politik.
a. Rakyat
Penduduk dan Bukan Penduduk
Warga negara dan bukan Warga Negara
Bangsa
B. Wilayah
C. Pemerintah Yang Berdaulat
Pengakuan De Jure
Adalah pengakuan resmi menurut hukum internasional, sehingga negara-negara di dunia mengakui
eksistensi suatu negara sebagai sebuah negara baru.
Pengakuan De Facto
Adalah pengakuan menurut kenyataan berdirinya negara dan telah menjalankan pemerintahan
sebagaimana mestinya.
Sentralisasi, yaitu seluruh persoalan di setiap daerah diatur dan diurus secara langsung
oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah hanya melaksanakan perintah.
Desentralisasi. yaitu setiap daerah diberi kekuasaan untuk mengatur rumah tangganya
sendiri. Contoh negara kesatuan yaitu Indonesia, Belanda, Jepang, Filipina, Italia, dan Perancis.
Negara serikat adalah suatu negara yang terdiri dari beberapa negara bagian dimana
mempunyai satu buah pemerintah federasi yang bertugas mengendalikan kedaulatan negara
ters