Anda di halaman 1dari 15

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM

ANION

OLEH:

NAMA : MARYAM JAMILA ARIEF

STAMBUK : 15020150162

KELAS :C–8

KELOMPOK :3

ASISTEN : ANDI MULIYANI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2016
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam bidang farmasi, metode pemisahan dengan teknik
kromatografi lapis tipis dianggap sangat membantu untuk mengidentifikasi
kandungan dalam suatu cairan baik obat tradisional atau obat herbal yang
akhir-akhir ini marak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Selain itu,
kromatografi lapis tipis ini juga digunakan untuk mengidentifikasi
kandungan yang terdapat dalam bahan pangan.
Kromatografi merupakan suatu metode pemisahan yang akhir -
akhir ini telah banyak digunakan, dibandingkan dengan metode yang
lainnya seperti destilasi, kristalisasi, pengendapan, ekstraksi, dan lain-lain
mempunyai keuntungan dalam pelaksanaan yang lebih sederhana,
penggunaan waktu yang sangat singkat terutama mempunyai kepekaan
yang tinggi serta mempunyai kemampuan memisahkan yang tinggi.
Metode ini digunakan, jika dengan metode lain tidak dapat dilakukan
misalnya karena jumlah cuplikan sangat sedikit atau campurannya
kompleks.
Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan salah satu analisis
kualitatif dari suatu sampel yang ingin dideteksi dengan memisahkan
komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran. Prinsip
kerjanya memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara
sampel dengan pelarut yang digunakan. Teknik ini biasanya
menggunakan fase diam dari bentuk lempengan silika dan fase geraknya
disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan. Larutan atau
campuran larutan yang digunakan dinamakan eluen. Semakin dekat
kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel akan semakin terbawa
oleh fase gerak tersebut.
Faktor retensi (Rf) adalah perbandingan jarak yang ditempuh oleh
komponen dengan jarak yang ditempuh oleh eluen. Nilai Rf bergantung

MARYAM JAMILA ARIEF ANDI MULIYANI


15020150162
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
pada senyawa tertentu dan pada eluen tertentu. Hal tersebut dapat
digunakan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan senyawa dalam
sampel. Senyawa yang mempunyai Rf besar berarti kepolarannya rendah,
begitu juga sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan fase diam bersifat polar.
Senyawa yang lebih polar akan tertahan kuat pada fase diam sehingga
menghasilkan Rf yang rendah.
1.2 Maksud Praktikum
Maksud dari praktikum kromatografi lapis tipis atau KLT ini yaitu
memahami metode pemisahan dengan teknik KLT dan menentukan Rf
sampel yang dipisahkan
1.3 Tujuan Praktikum
Tujuan melakukan peraktikum ini yaitu untuk memahami metode
pemisahan dengan teknik KLT dan menentukan Rf sampel yang
dipisahkan.

MARYAM JAMILA ARIEF ANDI MULIYANI


15020150162
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) adalah suatu teknik yang
sederhana yang banyak digunakan, metode ini menggunakan empeng
kaca atau lembaran plastik yang ditutupi penyerap atau lapisan tipis dan
kering. Untuk menotolkan karutan cuplikan pada kempeng kaca, pada
dasarnya menggunakan mikro pipet atau pipa kapiler. Setelah itu, bagian
bawah dari lempeng dicelup dalam larutan pengelusi di dalam wadah yang
tertutup (Soebagio,2002).
Kromatografi lapis tipis merupakan cara pemisahan campuran
senyawa menjadi senyawa murni dan mengetahui kuantitasnya yang
menggunakan kromatografi juga merupakan analisis cepat yang
memerlukan bahan sangat sedikit, baik menyerap maupun merupakan
cuplikan KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa yang
sifatnya hidrofilik seperti lipid-lipid dan hidrokarbon yang sukar
dikerjakan dengan kromatografi kertas. KLT juga dapat digunakan untuk
mencari kromatografi kolom, identifikasi senyawa secara kromatografi
dengan sifat kelarutan senyawa yang dianalisis. Bahan lapis tipis seperti
silika gel adalah senyawa yang tidak bereaksi dengan pereaksi-pereaksi
yang lebih reaktif seperti asam sulfat.( Fessenden, 2003 )
Pemisahan komponen kimia suatu senyawa yang dipisahkan
dengan KLT tergantung pada kelarutan tiap-tiap komponen suatu senyawa
yang dipisahkan dengan KLT tergantung pada kelarutan tiap-tiap
komponen dalam cairan penglusi dan daya serap abseorben terhadap
komponen kimia yang bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda, hal
ini menyebabkan terjadinya pemisahan. perbandingan kecepatan ini
diyatakan dalah Rf (rate of flow). Dengan persamaan berikut:
(Anonim,2016).
Jarak yang ditempuh senyawa terlarut
Rf =
jarak yang ditempuh pelarut

MARYAM JAMILA ARIEF ANDI MULIYANI


15020150162
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Nilai Rf sangat karakterisitik untuk senyawa tertentu pada eluen
tertentu. Hal tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya
perbedaan senyawa dalam sampel. Senyawa yang mempunyai Rf lebih
besar berarti mempunyai kepolaran yang rendah, begitu juga sebaliknya.
Hal tersebut dikarenakan fasa diam bersifat polar. Senyawa yang lebih
polar akan tertahan kuat pada fasa diam, sehingga menghasilkan nilai Rf
yang rendah. Rf KLT yang bagus berkisar antara 0,2 - 0,8. Jika Rf terlalu
tinggi, yang harus dilakukan adalah mengurangi kepolaran eluen, dan
sebaliknya (Gandjar,2007).
Bagaimana kelarutan senyawa dalam pelarut, hal ini bergantung
pada bagaimana besar interaksi antara molekul-molekul senyawa dengan
pelarut. Bagaimana senyawa melekat pada fase diam, misalnya gel silika.
Hal ini tergantung pada bagaimana besar atraksi antara senyawa dengan
gel silika. Kromatografi lapis tipis menggunakan plat tipis yang dilapisi
dengan adsorben seperti silika gel, aluminium oksida (alumina) maupun
selulosa. Adsorben tersebut berperan sebagai fasa diam Fasa gerak yang
digunakan dalam KLT sering disebut dengan eluen. Pemilihan eluen
didasarkan pada polaritas senyawa dan biasanya merupakan campuran
beberapa cairan yang berbeda polaritas, sehingga didapatkan perbandingan
tertentu. Eluen KLT dipilih dengan cara trial and error. Kepolaran eluen
sangat berpengaruh terhadap Rf (faktor retensi) yang diperoleh
(Gandjar,2007).
Harga pemisahan kromatografi beberapa jenis logam alkali dan
alkali tanah yaitu (Anonim,2016).
Kation Harga Rf Warna noda
Be 0,86 Hijau-kekuningan
Mg 0,76 Merah-kekuningan
Ca 0,68 Jingga
Ba 0,43 Merah pucat

MARYAM JAMILA ARIEF ANDI MULIYANI


15020150162
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan salah satu metode
isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya serap (adsorpsi) dan daya
partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan bergerak
mengikuti kepolaran eluen. Oleh karena daya serap adsorben terhadap
komponen kimia tidak sama, maka komponen bergerak dengan kecepatan
yang berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan pemisahan
(Hostettmann, 1995).
Penentuan jumlah komponen senyawa dapat dideteksi dengan
kromatografi lapis tipis (KLT) dengan menggunakan plat KLT yang sudah
siap pakai. Terjadinya pemisahan komponen-komponen pada KLT dengan
Rf tertentu dapat dijadikan sebagai panduan untuk memisahkan komponen
kimia tersebut dengan menggunakan kolom kromatografi dan sebagai fasa
diam dapat digunakan silika gel dan eluen yang digunakan berdasarkan
basil yang diperoleh dari KLT dan akan lebih baik kalau kepolaraan eluen
pada kolom kromatografi sedikit dibawah kepolaran eluen pada KLT
(Sofia, 2006).
Cara pemisahan dengan adsorbsi pada lapisan tipis adsorben yang
sekarang dikenal dengan kromatografi lapis tipis (Thin Layer
Chromatography atau TLC) telah dipakai sejak tahun 1983. Tekhnik ini
bertujuan untuk memisahkan komponen kimia secara cepat berdasarkan
prinsip adsorbsi dan partisi.TLC atau KLT dapat digunakan untuk
memisahkan berbagai senyawa seperti ion – ion anorganik, kompleks
senyawa-senyawa organik dengan dengan senyawa – senyawa anorganik,
dan senyawa-senyawa organik baik yang terdapat di alam maupun
senyawa-senyawa organik sintetik (adnan, 1997).
KLT merupakan contoh dari kromatografi adsorpsi. Fase diam
berupa padatan dan fase geraknya dapat berupa cairan dan gas. Zat
terlarut yang diadsorpsi oleh permukaan partikel padat. Prinsip KLT
adalah adsorbsi dan partisi dimana adsorbsi adalah penyerapan pada
pemukaan, sedangkan partisi adalah penyebaran atau kemampuan suatu
MARYAM JAMILA ARIEF ANDI MULIYANI
15020150162
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
zat yang ada dalam larutan untuk berpisah kedalam pelarut yang
digunakan. Kecepatan gerak senyawa-senyawa ke atas pada lempengan
tergantung pada (Soebagil,2002).
Kelebihan penggunaan kromatografi lapis tipis dibandingkan
dengan kromatografi kertas adalah karena dapat dihasilkannya pemisahan
yang lebih sempurna, kepekaan yang lebih tinggi, dan dapat dilaksanakan
dengan lebih cepat (adnan, 1997).

MARYAM JAMILA ARIEF ANDI MULIYANI


15020150162
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
BAB 3 METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain:
corong pisah, gelas ukur 5 mL, gelas kimia 50 mL, pipet skala, pipa
kapiler, tabung reaksi, kertas saring, gelas arlojidan chamber.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain:
larutan logam Mg, larutan dithizon (CHCl3), dan HNO3.
3.3 Cara Kerja
1. Pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Kemudian
eluent dijenuhkan dan ditambahkan kertas saring. Lalu diambil 2 mL
larutan standar kemudian dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan 2 mLdithizon.
2. Selanjutnya larutan tersebut dikocok hingga bereaksi dan sesekali
tutup corong dibuka. Setelah larutan dalam corong pisah akan
membentuk dua fase (biru dan orange bening). Kemudian dipisahkan
dengan larutan yang berwarna biru dibagian bawah dimasukkan
kedalam tabung reaksi.
3. Setelah itu, di ukur 2 mL HNO3 kemudian dicampurkan ke dalam
corong pisah yang telah dicuci dan dimasukkan larutan berwarna biru
kedalam corong pisah terlebih dahulu tersebut. Lalu, dikocok dan akan
terbentuk dua fase (bening dan orange) kemudian bagian warna
orangenya dipisahkan.
4. Kemudian, bagian atau larutan warna orange tersebut ditotolkan pada
siliki gel dengan pipa kapiler dan dimasukkan ke dalam eluent yang
telah dijenuhkan diawal.
5. Terakhir diamati fase diam dan fase geraknya lalu dihitung nilai Rf.

MARYAM JAMILA ARIEF ANDI MULIYANI


15020150162
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Golongan alkali dan alkali tanah.
Kation Harga Rf Warna noda
Mg 0,76 Merah-kekuningan
Perhitungan Rf:
jarak yang ditempuh senyawa terlarut
Rf =
jarang yang ditempuh pelarut
6,2 cm
Rf =
8 cm
Rf = 0,775 cm
Rf = 0,76 cm
4.2 Pembahasan
Praktikum minggu ketiga kimia anlasis farmasi mempraktekkan
tenatang kromatografi lapis tipis. Kromatografi lapis tipis atau disebut juga
KLT adalah salah satu cara analisis yang digunakan untuk memisahkan
campuran yang terdapatdalam sediaan dan senyawa yang terkandung
dalam bahan alam berdasarkan prinsip partisi dan absorbsi.
Pada saat menjenuhkan eluent tambahkan kertas saring. Hal
tersebut berfungsi untuk mempercepat penjenuhan eluent yang sebenarnya
membutuhkan waktu selama 2 jam. Pada saat pengocokan di dalam corong
pisah, penutup corong pisah sesekali dibuka agar tekanan yang berada di
dalam corong dapat keluar. Hal tersebut dimaksudkan agar tekanan tinggi
yang dihasilkan dari reaksi di media tertutup tersebut dapat keluar
sehingga tidak menyebabkan tutup corong terlempar akibat tekanan yang
terlalu tinggi didalam corong.
Setelah pemisahan pertama diperoleh dithizon (difenil
tiokarbazone) kemudian dimasukkan lagi HNO3 lagi dikocok kembali
kemudian akan membentuk dua fase (orange dan bening) kemudian

MARYAM JAMILA ARIEF ANDI MULIYANI


15020150162
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
diambil orangenya. Penambahan HNO3 tersebut berfungsi untuk mencuci
hasil pisahan pertama untuk menghilangkan kelebihan dithizonnya.
Pada percobaan dilakukan dua kali pemisahan larutan dengan
menggunakan corong pisah. Pemisahan dua cairan dalam corong pisah ini
dapat dilakukan karena larutan membentuk dua fase. Jika terbentuk dua
fase maka akan ada larutan yang berada di fase atas dan ada yang berada
di fase bawah. larutan yang terdapat di atas memiliki bobot jenis yang
lebih rendah dibandingkan dengan larutan yang berada dibawah.
Menurut teori dikatakan bahwa semakin rendah nilai Rf yang
diperoleh maka semakin tinggi kepolaran zatnya sehingga dari literature
pada tinjauan pustaka terdapat tabel harga Rf Be yaitu 0,86 sedangkan
sampel yang diteliti diperoleh Rfnya yaitu 0,775 atau dibulatkan menjadi
0,76 yang merupakan Rf Mg. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
Mg lebih polar dibandingkan Be.
Faktor kesalahan dalam praktikum KLT ini antara lain: kesalahan
prosedur, penjenuhan eluent tidak sempurna, silica gel yang
terkontaminasi dan lain sebagainya.

MARYAM JAMILA ARIEF ANDI MULIYANI


15020150162
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan kromatografi lapis tipis (KLT) ini yaitu
diperoleh nilai Rf Mg adalah 0,76 dengan warna nodanya merah
kekuningan.
5.2 Saran
Adapun saran yaitu sebaiknya alat-alat dan bahan di laboratorium
dilengkapi lagi agar praktikum bisa berjalan dengan lancar. Selain itu
harus teliti agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan
dilaksanakannnya praktikum, dan terakhir pada saat praktikum gunakan
atribut lengkap seperti handskun dan masker serta baju lab karena bisa saja
terjadi hal – hal yang tidak diinginkan.

MARYAM JAMILA ARIEF ANDI MULIYANI


15020150162
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, M., 1997, Teknik Kromatografi Untuk Analisis Bahan Makanan, Andi
UGM, Yogyakarta.

Anonim., 2016, Penuntun Praktikum Kimia Analisis, Universitas Muslim


Indonesia, Makassar.

Fessenden R.J dan J.S Fessenden., 2003, Dasar-dasar kimia organic, Jakarta,
Erlangga.

Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman., 2007,Kimia Farmasi Analisis, pustaka
pelajar, Yogyakarta.

Hostettmann., 1995, Cara Kromatografi Preparatif, ITB, Bandung.

Soebagio., 2002, Kimia Analitik, Universitas Negeri Makassar Fakultas MIPA,


Makassar.

Sofia, Lenny., 2006, Isolasi dan Uji Bioaktifitas Kandungan Kimia Utama Puding
Merah dengan Metoda Uji Brine Shrimp, Sumatera Utara, USU
Repository.

MARYAM JAMILA ARIEF ANDI MULIYANI


15020150162
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
LAMPIRAN

Bahan yang digunakan

Hasil pemisahan pertama (dithizon)

MARYAM JAMILA ARIEF ANDI MULIYANI


15020150162
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Proses pemisahan kedua dengan HNO3

Silika gel yang telah ditotolkan sampel


dimasukkan kedalam eluent

MARYAM JAMILA ARIEF ANDI MULIYANI


15020150162
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Proses KLT selasai, Terbentuknya corak


berwarna merah kekuningan

MARYAM JAMILA ARIEF ANDI MULIYANI


15020150162

Anda mungkin juga menyukai