PENDAHULUAN
bartolini atau glandula vestibularis major, berjumlah dua buah berbentuk bundar,
dan berada di sebelah dorsal dari bulbus vestibulli. Saluran keluar dari kelenjar ini
bermuara pada celah yang terdapat diantara labium minus pudendi dan tepi
hymen. Kelenjar ini tertekan pada waktu koitus dan mengeluarkan sekresinya
peradangan atau iritasi jangka panjang. Apabila saluran kelenjar ini mengalami
infeksi maka saluran kelenjar ini akan melekat satu sama lain dan menyebabkan
Kista bartholini adalah salah satu bentuk tumor kistik (berisi cairan) pada
vulva. Kista barhtolini merupakan kista yang terbentuk akibat adanya sumbatan
pada duktus kelenjar bartolini, yang menyebabkan retensi dan dilatasi kistik.
Dimana isi di dalam kista ini dapat berupa nanah yang dapat keluar melalui
duktus atau bila tersumbat dapat dapat mengumpul di dalam menjadi abses. Kista
bartolini ini merupakan masalah pada wanita usia subur, kebanyakan kasus terjadi
pada usia 20 sampai 30 tahun dengan sekitar 1 dalam 50 wanita akan mengalami
kista bartolini atau abses dalam hidup mereka, sehingga hal ini merupakan
masalah yang perlu untuk dicermati. Kista bartholini bisa tumbuh dari ukuran
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Umur : 45 tahun
Agama : Kristen
No. RM : 130582
II. ANAMNESIS
keluhan benjolan di bibir kemaluan sebelah kiri. Benjolan diketahui pertama kali
sejak 14 hari yang lalu. Awalnya benjolan tersebut sebesar kelereng dan
Pasien sudah menikah selama ±20 tahun dan memiliki 1 anak, bekerja sebagai ibu
rumah tangga.
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal tanggal 25 juli 2019 pk. 14.00 WIB
Vital sign
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37˚C
a. Status Internus
Kepala : normochepali
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), ikterik (-)
Torak :
- Cor :
- Pulmo :
Ekstremitas
b. Pemeriksaan ginekologi
Dari anamnesis didapatkan, keluhan sudah dirasakan sekitar 14 hari yang lalu
membesar dan keluhan nyeri semakin bertambah berat pada saat menstruasi dan
kompos mentis. Tekanan darah 180/90 mmHg, nadi 80 kali/menit, regular, isi dan
mayor sinistra, diameter 3 cm, batas tegas, hiperemis (+), fluor albus (-) darah (-).
Palpasi : nyeri tekan (+), konsistensi kenyal kesan berisi cairan. Pemeriksaan genitalia
V. DIAGNOSIS
Kista bartholini.
hematologi
6,4
12 MCV 91 80-96 Fl
13 MCH 25 27-31 Pg
imunologi
kimia darah
VII. PENATALAKSANAAN
a. Non Medikamentosa
Tirah baring
b. Medikamentosa
IVFD RL 20 tpm.
Ceftriaxone 3x1 gr iv
Pronalges supp
c. Program Operasi
Marsupialisasi
VIII. MONITORING
IX. EDUKASI
tersebut.
kewanitaannya.
TINJAUAN PUSTAKA
I. KELENJAR BARTHOLINI
Kelenjar Bartolini merupakan salah satu organ genitalia eksterna, Kelenjar bartolini
atau glandula vestibularis major, berjumlah dua buah berbentuk bundar, dan berada di
sebelah dorsal dari bulbus vestibulli. Saluran keluar dari kelenjar ini bermuara pada
celah yang terdapat diantara labium minus pudendi dan tepi hymen. Glandula ini
homolog dengan glandula bulbourethralis pada pria. Kelenjar ini tertekan pada waktu
vagina di bagian caudal. kelenjar bartolini diperdarahi oleh arteri bunlbi vestibuli,
Kelenjar Bartolini sebagian tersusun dari jaringan erektil dari bulbus, jaringan erektil
dari bulbus menjadi sensitif selama rangsangan seksual dan kelenjar ini akan
mesekresi sekret yang mukoid yang bertindak sebagai lubrikan. Drainase pada
kelenjar ini oleh saluran dengan panjang kira- kira 2 cm yang terbuka ke arah
orificium vagina sebelah lateral hymen, normalnya kelenjar bartolini tidak teraba
B. Histologi
Kelenjar bartolini dibentuk oleh kelenjar racemose dibatasi oleh epitel kolumnair atau
kuboid. Duktus dari kelenjar bartolini merupakan epitel transsisional yang secara
genital.(1,2)
C. Fisiologi
Bartolini mengeluarkan jumlah lendir yang relatif sedikit sekitar satu atau dua tetes
cairan tepat sebelum seorang wanita orgasme. Tetesan cairan pernah dipercaya
menjadi begitu penting untuk pelumas vagina, tetapi penelitian dari Masters dan
Johnson menunjukkan bahwa pelumas vagina berasal dari bagian vagina lebih dalam.
Cairan mungkin sedikit membasahi permukaan labia vagina, sehingga kontak dengan
A. Definisi
Kista adalah kantung yang berisi cairan atau bahan semisolid yang terbentuk di
bawah kulit atau di suatu tempat di dalam tubuh. Kista kelenjar Bartholin terjadi
ketika kelenjar ini menjadi tersumbat. Kelenjar Bartholini bisa tersumbat karena
saluran kelenjar ini mengalami infeksi maka saluran kelenjar ini akan melekat satu
sama lain dan menyebabkan timbulnya sumbatan. Cairan yang dihasilkan oleh
membentuk suatu kista. Suatu abses terjadi bila kista menjadi terinfeksi.(2,5,6)
B. Etiologi
Infeksi kelenjar bartholini terjadi oleh infeksi gonokokus, pada bartholinitis kelenjar
ini akan membesar, merah, dam nyeri kemudian isinya akan menjadi nanah dam
keluar pada duktusnya, karena adanya cairan tersebut maka dapat terjadi sumbatan
pada salah satu duktus yang dihasilkan oleh kelenjar dan terakumulasi, menyebabkan
C. Patofisiologi
Kista Bartholin terbentuk ketika ostium dari duktus tersumbat, sehingga
menyebabkan distensi dari kelenjar dan tuba yang berisi cairan. Sumbatan ini
biasanya merupakan akibat sekunder dari peradangan nonspesifik atau trauma. Kista
bartholin dengan diameter 1-3 cms seringkali asimptomatik. Sedangkan kista yang
berukuran lebih besar, kadang menyebabkan nyeri dan dispareunia. Abses Bartholin
merupakan akibat dari infeksi primer dari kelenjar, atau kista yang terinfeksi.(2,3,5)
D. Gejala klinis
Kista bartholini tidak selalu menyebabkan keluhan akan tetapi kadang dirasakan
sebagai benda yang berat dan menimbulkan kesulitan pada waktu koitus. Bila kista
bartholini berukuran besar dapat menyebabkan rasa kurang nyaman saat berjalan
atau duduk.(5) Tanda kista bartholini yang tidak terinfeksi berupa penonjolan yang
tidak nyeri pada salah satu sisi vulva disertai kemerahan atau pambengkakan pada
daerah vulva disertai kemerahan atau pembengkakan pada daerah vulva. Jika kista
Dispareunia.
secret di vagina.
E. Diagnosis
Anamnesis yang baik dan pemeriksaan fisik sangat mendukung suatu diagnosis. Pada
anamnesis dinyatakan tentang gejala seperti panas, gatal, Sudah berapa lama gejala
berlangsung, kapan mulai muncul, Apakah pernah berganti pasangan seks, keluhan
Pada pemeriksaan dengan posisi litotomi, terdapat pembengkakan pada kista pada
posisi jam 5 atau jam 7 pada labium minus posterior. Jika kista terinfeksi, maka
penyebab abses dan untuk mengetahui ada tahu tidaknya infeksi menular.(5,6)
F. Pemeriksaan Penunjang
Apabila pasien dalam kondisi sehat, afebri, tes laboratorium darah tidak diperlukan
untuk mengevaluasi abses tanpa komplikasi atau kista. Kultur bakteri dapat
bermanfaat dalam menentukan kuman dan pengobatan yang tepat bagi abses
Bartholini.(2,6)
G. Penatalaksanaan
a. Marsupialisasi
Prosedur ini tidak boleh dilakukan ketika terdapat tanda- tanda abses akut. Setelah
dilakukan persiapan yang steril dan pemberian anestesi lokal, dinding kista dijepit
dengan dua hemostat kecil. Lalu dibuat insisi vertikal pada vestibular melewati
bagian tengah kista dan bagian luar dari hymenal ring. Insisi dapat dibuat sepanjang
1.5 hingga 3 cm, bergantung pada besarnya kista. Setelah kista diinsisi, isi rongga
akan keluar. Rongga ini dapat diirigasi dengan larutan saline, dan lokulasi dapat
dirusak dengan hemostat. Dinding kista ini lalu dieversikan dan ditempelkan pada
b. Eksisi (Bartholinectomy)
Eksisi dari kelenjar Bartholin dapat dipertimbangkan pada pasien yang tidak berespon
terhadap drainase, namun prosedur ini harus dilakukan saat tidak ada infeksi aktif.
Eksisi kista bartholin karena memiliki risiko perdarahan, maka sebaiknya dilakukan
posisi dorsal lithotomy. Lalu dibuat insisi kulit berbentuk linear yang memanjang
sesuai ukuran kista pada vestibulum dekat ujung medial labia minora dan sekitar 1 cm
lateral dan parallel dari hymenal ring. Hati – hati saat melakukan insisi kulit agar
tidak mengenai dinding kista. Struktur vaskuler terbesar yang memberi supply pada
kista terletak pada bagian posterosuperior kista. Karena alasan ini, diseksi harus
dimulai dari bagian bawah kista dan mengarah ke superior. Bagian inferomedial kista
dipisahkan secara tumpul dan tajam dari jaringan sekitar. Alur diseksi harus dibuat
dekat dengandinding kista untuk menghindari perdarahan plexus vena dan vestibular
bulb danuntuk menghindari trauma pada rectum. Diseksi Kista Setelah diseksi pada
bagian superior selesai dilakukan, vaskulariasi utama dari kista dicari dan diklem
dengan menggunakan hemostat. Lalu dipotong dan diligasi dengan benang chromic
2. Pengobatan Medikamentosa.
antibiotik harus segera diberikan sebelum dilakukan insisi dan drainase. Beberapa
a. Ceftriaxone.
terhadap bakteri gram-negatif, efficacy yang lebih rendah terhadap bakteri gram-
positif, dan efficacy yang lebih tinggi terhadap bakteri resisten. Dengan mengikat
pada satu atau lebih penicillinindingprotein, akan menghambat sintesis dari dinding
sel bakteri dan menghambat pertumbuhan bakteri. Dosis yang dianjurkan: 125 mg IM
b. Ciprofloxacin.
yang menghambat sintesis DNA bakteri dan, oleh sebab itu akan menghambat
c. Doxycycline
Menghambat sintesis protein dan replikasi bakteri dengan cara berikatan dengan 30S
dan 50S subunit ribosom dari bakteri. Diindikasikan untuk Ctra chomatis. Dosis yang