Albumin Dan Pemeriksaan Albumin
Albumin Dan Pemeriksaan Albumin
MAKALAH
Memenuhi tugas mata kuliah
Biokimia
Yang dibimbing oleh Bapak Marsaid S.Kep, Ns, M.Kep
Oleh:
- Normalita Dwi P.S 1501470016
- Yusi Idah Safitri 1501470017
- Alifah F Izzah 1501470018
- Anggun Nilam Cahya 1501470019
- Siti Nur Jannah 1501470020
- Indri Ifadatul Khasanah 1501470021
- Siti Munawaroh 1501470022
- Yenne Purnamaning T1501470023
- Moh Adib Mabruri 1501470024
- Putra Kukuh Catur P 1501470025
- Septian Rizky P 1501470026
- Khoylila Ayu Aristi 1501470027
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul
“ALBUMIN DAN PEMERIKSAAN ALBUMIN” ini dapat terselesaikan.
Pembahasan ini bertujuan untuk mengetahui pengertian albumin dan cara
memeriksa albumin.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Marsaid S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen mata kuliah Biokimia yang
telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah pemabahasan ini.
2. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materil.
3. Teman-teman sekelas yang telah menyumbangkan banyak ide terhadap
makalah pembahasan ini.
4. Dan pihak-pihak lain yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan ataupun penulisannya. Mungkin
dalam makalah pembahasan ini terdapat banyak kata yang kurang tepat, untuk itu
penulis mohon maaf. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi
penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Semoga makalah pembahasan ini dapat memberikan informasi bagi
masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
2
1.4.2. Bagi Dosen................................................................................................
2
1.4.3. Bagi Masyarakat........................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................
3
2.1. Protein.....................................................................................................
3
2.1.1. Pengertian Protein....................................................................................
3
2.1.2. Penggolongan Protein...............................................................................
3
2.1.3. Struktur Protein.........................................................................................
5
2.1.4. Fungsi Protein..........................................................................................
6
2.2. Albumin..............................................................................................................
7
2.2.1. Pengertian Albumin..................................................................................
7
2.2.2. Fungsi Albumin........................................................................................
7
2.2.3. Farmakologi Albumin..............................................................................
8
2.2.4. Penggunaan Albumin...............................................................................
9
2.3. Pemeriksaan Albumin........................................................................................
10
2.3.1. Macam-macam Pemeriksaan Albumin.....................................................
10
2.3.2. Pemeriksaan Metode Bromcresol Green...................................................
12
BAB III PENUTUP.................................................................................................
14
3.1. Kesimpulan........................................................................................................
14
3.2. Saran..................................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
15
BAB I
PENDAHULUAN
2.1. Protein
2.1.1. Pengertian Protein
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer – monomer asam amino yang dihubungkan
satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor . Protein berperan
penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain
berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton.
Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem
kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan
juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan
sebagai sumber asam aminobagi organisme yang tidak mampu membentuk asam
amino tersebut (heterotrof). Protein merupakan salah satu dari biomolekul
raksasa, selain polisakarida, lipid dan polinukleotida, yang merupakan penyusun
utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang
paling banyak diteliti dalam biokimia.
Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun1838. Biosintesis
protein alami sama dengan ekspresi genetik . Kode genetik yang dibawa DNA
ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang
dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih “mentah”, hanya tersusun dari
asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah
protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.Sumber – sumber protein
berasal dari daging, ikan, telur , susu, dan produk sejenis Quark , tumbuhan berbji,
suku polong-polongan dan kentang.
2.1.2. Penggolongan Protein
Berdasarkan bentuknya protein dikelompokkan sebagai berikut:
a. Protein bentuk serabut (fibrous)
Karakteristik protein bentuk serabut adalah rendahnya daya larut,
mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi untuk tahan terhadap enzim
pencernaan. Kolagen merupakan protein utama jaringan ikat. Elastin terdapat
dalam urat, otot, arteri (pembuluh darah) dan jaringan elastis lain. Keratini adalah
protein rambut dan kuku. Miosin merupakan protein utama serat otot.
b. Protein globuler
Berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein ini larut
dalam larutan garam dan encer, mudah berubah dibawah pengaruh suhu,
konsentrasi garam dan mudah denaturasi. Albumin terdapat dalam telur, susu,
plasma, dan hemoglobin. Globulin terdapat dalam otot, serum, kuning telur, dan
gizi tumbuh-tumbuhan. Histon terdapat dalam jaringan-jaringan seperti timus dan
pancreas. Protamin dihubungkan dengan asam nukleat.
c. Protein konjugasi
Merupakan protein sederhana yang terikat dengan baha-bahan non-asam
amino. Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan bagian penting DNA
dan RNA. Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan karbohidrat dalam
jumlah besar. Lipoprotein terdapat dalam plasma-plasma yang terikat melalui
ikatan ester dengan asam fosfat sepertu kasein dalam susu. Metaloprotein adalah
protein yang terikat dengan mineral seperti feritin dan hemosiderin adalah protein
dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng.
Menurut kelarutannya, protein dibagi menjadi:
1) Albumin : laut dalam air terkoagulasi oleh panas.
Contoh : albumin telur, albumin serum.
2) Globulin : tak larut air, terkoagulasi oleh panas, larut dalam larutan garam,
mengendap dalam larutan garam, konsentrasi meningkat.
Contoh : Ixiosinogen dalam otot.
3) Glutelin : tak larut dalam pelarut netral tapi tapi larut dalam asam atau basa
encer.
Contoh : Histo dalam Hb.
4) Plolamin/Gliadin : larut dalam alcohol 70-80% dasn tak larut dalam air
maupun alcohol absolut.
Contoh : prolaamin dalam gandum.
5) Histon : Larut dalam air dasn tak larut dalam ammonia encer.
Contoh : Hisron dalam Hb.
6) Protamin : protein paling sederhana dibanding protein-protein lain, larut
dalam air dan tak terkoagulasi oleh panas.
Contoh : salmin dalam ikatan salmon.
2.1.3. Struktur Protein
a) Struktur primer
Struktur primer adalah urutan asam-asam amino yang membentuk rantai
polipeptida. Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun
proteinyangdihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Frederick Sanger
merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode penentuan deret asam
amino pada protein, dengan penggunaan beberapa enzim protease yang mengiris
ikatan antara asam amino tertentu,menjadi fragmen peptida yang lebih pendek
untuk dipisahkan lebih lanjut dengan bantuankertas kromatografik. Urutan asam
amino menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon Ingram menemukan
bahwa translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut
memicu mutasi genetik.
b) Struktur sekunder
Struktur sekunder protein bersifat reguler, pola lipatan berulang dari
rangka protein. Dua pola terbanyak adalah alpha helix dan beta sheet.Struktur
sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam
amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk
struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
o alpha helix (α-helix, “puntiran-alfa”), berupa pilinan rantai asam-asam amino
berbentuk seperti spiral;
o beta-sheet (β-sheet, “lempeng-beta”), berupa lembaran-lembaran lebar yang
tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan
hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
o beta-turn, (β-turn, “lekukan-beta”)
o gamma-turn, (γ-turn, “lekukan-gamma”)
c) Struktur tersier
Struktur tersier protein adalah lipatan secara keseluruhan dari rantai
polipeptida sehingga membentuk struktur 3 dimensi tertentu. Sebagai contoh,
struktur tersier enzim sering padat, berbentuk globuler. Struktur tersier yang
merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder. Struktur tersier
biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara
fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer,
trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.
d) Struktur kuartener
Beberapa protein tersusun atas lebih dari satu rantai polipeptida. Struktur
kuartener menggambarkan subunit-subunit yang berbeda dipak bersama-sama
membentuk struktur protein.
2.1.4. Fungsi Protein
1. Katalisis enzimatik
Hampir semua reaksi kimia dalam sistem biologi dikatalisis oleh enzim
dan hampir semua enzim adalah protein.
2. Transportasi dan penyimpanan
Berbagai molekul kecil dan ion-ion ditansport oleh protein spesifik.
Misalnya transportasi oksigen di dalam eritrosit oleh hemoglobin dan transportasi
oksigen di dalam otot oleh mioglobin.
3. Koordinasi gerak
Kontraksi otot dapat terjadi karena pergeseran dua filamen protein. Contoh
lainnya adalah pergerakan kromosom saat proses mitosis dan pergerakan sperma
oleh flagela.
4. Penunjang mekanis
Ketegangan kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen yang merupakan
protein fibrosa.
5. Proteksi imun
Antibodi merupakan protein yang sangat spesifik dan dapat mengenal
serta berkombinasi dengan benda asing seperti virus, bakteri dan sel dari
organisme lain.
6. Membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf
Respon sel saraf terhadap rangsang spesifik diperantarai oleh oleh protein
reseptor. Misalnya rodopsin adalah protein yang sensitif terhadap cahaya
ditemukan pada sel batang retina. Contoh lainnya adalah protein reseptor pada
sinapsis.
7. Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi
Pada organisme tingkat tinggi, pertumbuhan dan diferensiasi diatur oleh
protein faktor pertumbuhan. Misalnya faktor pertumbuhan saraf mengendalikan
pertumbuhan jaringan saraf. Selain itu, banyak hormon merupakan protein.
2.2. Albumin
2.2.1. Pengertian Albumin
Albumin merupakan protein plasma yang paling banyak dalam tubuh
manusia, yaitu sekitar 55-60% dan total kadar protein serum normal adalah 3,8-
5,0 g/dl. Albumin terdiri dari rantai tunggal polipeptida dengan berat molekul 66,4
kDa dan terdiri dari 585 asam amino. Pada molekul albumin terdapat 17 ikatan
disulfida yang menghubungkan asam-asam amino yang mengandung sulfur.
Molekul albumin berbentuk elips sehingga dengan bentuk molekul seperti itu
tidak akan meningkatkan viskositas plasma dan larut sempurna. Kadar albumin
serum ditentukan oleh fungsi laju sintesis, laju degradasi, dan distribusi antara
kompartemen intravaskular dan ekstravaskular. Cadangan total albumin 3,5-5,0
g/kg BB atau 250-300 g pada orang dewasa sehat dengan berat 70 kg, dari jumlah
ini 42% berada di kompartemen plasma dan sisanya di dalam kompartemen
ektravaskular (Evans, 2002). Albumin manusia (human albumin) dibuat dari
plasma manusia yang diendapkan dengan alkohol. Albumin secara luas digunakan
untuk penggantian volume dan mengobati hipoalbuminemia (Uhing, 2004: Boldt,
2010).
Albumin (bahasa Latin: albus, white) adalah istilah yang digunakan untuk
merujuk ke segala jenis protein monomer yang larut dalam air dan larutan garam,
dan mengalami koagulasi saat terpapar panas. Substansi yang mengandung
albumin, seperti putih telur, disebut albuminoid.
2.2.2. Fungsi Albumin
a. Albumin sebagai pengikat dan pengangkut
Albumin akan mengikat secara lemah dan reversibel partikel yang
bermuatan negatif dan positif, dan berfungsi sebagai pembawa dan pengangkut
molekul metabolit dan obat. Meskipun banyak teori tentang pentingnya albumin
sebagai pengangkut dan pengikat protein, namun masih sedikit mengenai
perubahan yang terjadi pada pasien dengan hipoalbuminemia (Nicholson dan
Wolmaran, 2000; Khafaji dan Web, 2003; Vincent, 2003).
b. Efek antikoagulan albumin
Albumin mempunyai efek terhadap pembekuan darah. Kerjanya seperti
heparin, karena mempunyai persamaan struktur molekul. Heparin bermuatan
negatif pada gugus sulfat yang berikatan antitrombin III yang bermuatan positif,
yang menimbulkan efek antikoagulan. Albumin serum juga bermuatan negatif
(Nicholson dan Wolmaran, 2000).
c. Albumin sebagai pendapar
Albumin berperan sebagai buffer dengan adanya muatan sisa dan molekul
albumin dan jumlahnya relatif banyak dalam plasma. Pada keadaan pH normal
albumin bermuatan negatif dan berperan dalam pembentukan gugus anion yang
dapat mempengaruhi status asam basa. Penurunan kadar albumin akan
menyebabkan alkalosis metabolik, karena penurunan albumin 1 g/dl akan
meningkatkan kadar bikarbonat 3,4 mmol/L dan produksi basa >3,7 mmol/L serta
penurunan anion 3 mmol/L (Nicholson dan Wolmaran, 2000).
d. Efek antioksidan albumin
Albumin dalam serum bertindak memblok suatu keadaan neurotoxic
oxidant stress yang diinduksi oleh hidrogen peroksida atau copper, asam askorbat
yang apabila teroksidasi akan menghasilkan radikal bebas (Gum dan Swanson,
2004).
Selain yang disebut di atas albumin juga berperan mempertahankan
integritas mikrovaskuler sehingga mencegah masuknya kuman-kuman usus ke
dalam pembuluh darah, sehingga terhindar dari peritonitis bakterialis spontan
(Nicholson dan Wolmaran, 2000).
3.1. Kesimpulan
Protein merupakan makromolekul yang terdiri dari satu atau lebih polimer.
Setiap polimer tersusun atas monomer yang di sebut asam amino.Masing-masing
asam amino mengandung satu atom Karbon (C) yang mengikat satu atom
Hidrogen (H), satu gugus amin (NH2), satu gugus karboksil (-COOH) dan lain-
lain(Gugus R). Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi protein globular,
protein fibrosa dan protein konjugasi.
Protein merupakan senyawakomponen utama sebagai penyusun sel tubuh
mahluk hidup, yang dimana protrin tersebut jugatersusun atas senyawa berupa
asam amino. Kemudian, dari asam amino tersebut tersusun atas ikatan peptida
yang terdiri atas tiga gugus molekul yakni basa punin dan pinidimin.
Albumin (bahasa Latin: albus, white) adalah istilah yang digunakan untuk
merujuk ke segala jenis protein monomer yang larut dalam air dan larutan garam,
dan mengalami koagulasi saat terpapar panas. Substansi yang mengandung
albumin, seperti putih telur, disebut albuminoid.
Terdapat berbagai macam pemeriksaan kadar albumin dalam darah yaitu
antara lain presipitat, trypthophan content, metode Elektroforesis protein dan dye
binding. Metode dye binding dibagi lagi berdasarkan dye yaitu methyl orange.,
HABA, BCG (bromcresol green), bromcresol purple dan bromphenol blue.
3.2. Saran
Disarankan kepada seluruh masyarakat setelah menegetahui apa yang
dimaksud dengan protein dan albumin dapat mengerti bahwa albumin merupakan
protein yang terlarut dalam air panas dan berada dalam tubuh manusia dengan
kadar 60% dalam serum. Sehingga dapat mengetahui apa yang terjadi bila tidak
menjaga kadar albumin dalam batas normal dalam darahnya dan mengetahui
manfaat albumin dalam dunia kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
http://marianusriwuagroteknologi.blogspot.co.id/2013/04/makalah-biokimia-
protein.html
https://chemfany.wordpress.com/2012/03/11/makalah-protein/
https://imamri.wordpress.com/tag/laporan-praktikum-pemeriksaan-darah-
biokimia/
http://sofiatussholeha.blogspot.co.id/2013/06/makalah-biokimia-protein.html
http://kartika.xyz/fisika-kelas-x/pengertian-dan-fungsi-albumin/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/43852/4/Chapter%20II.pdf
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/122734-S09023fk-Status%20albumin-
Literatur.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-supriyanta-5290-3-
babii.pdf