Pengujian Karakteristik ALiran Dua Fasa
Pengujian Karakteristik ALiran Dua Fasa
SKRIPSI
Oleh:
AHMAD KHUSAENI
NIM. I0405013
Disusun oleh :
Ahmad Khusaeni
NIM. I 0405013
Telah dipertahankan di hadapan Tim Dosen Penguji pada hari Rabu, tanggal 16
Juni 2010
Mengetahui:
Segala puji bagi Allah, tidak ada daya dan upaya selain-Nya. Allahlah
Untuk kasih sayang dan cinta yang tak pernah putus Bapak dan Ibu
hidupku...
Mr. 3G dan Pak Bawa, yang selalu cerah ceria dan selalu membawa
aura ketenangan dan tak pernah lelah untuk membimbing saya,, moga
Halaman
Abstrak ................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
4.1..................................................................................................... Data
Hasil Pengujian .................................................................................... 33
4.2.1 ............................................................................................... Data
Hasil Pengujian tanpa pertukaran kalor
(without heat exchange) ................................................................. 34
4.2..................................................................................................... Perhitu
ngan Data ........................................................................................... 36
4.2.1 Tanpa Pertukaran kalor (without heat exchange) .................... 37
4.2.2 Dengan Pertukaran kalor (with heat exchange) ....................... 42
4.2.3 Perhitungan Ketidakpastian Pengukuran
(uncertainties measurement) .................................................... 47
Anulus Sempit................................................................................... 79
BAB V PENUTUP
5.1...................................................................................................... Kesimp
ulan .................................................................................................... 85
5.2...................................................................................................... Saran
........................................................................................................... 86
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 87
Lampiran ................................................................................................................ 88
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.2. Data hasil pengujian variasi bilangan Reynolds aliran air di anulus
sempit tanpa pertukaran kalor .......................................................... 35
Tabel 4.4. Hasil hasil perhitungan ketidakpastian dimensi seksi uji ................... 48
Tabel 4.5. Data massa air dan waktu pada variasi tanpa pertukaran kalor ........ 50
Tabel 4.6. Data beda ketinggian permukaan air pada manometer pada variasi
tanpa pertukaran kalor ...................................................................... 56
Tabel 4.7. Data massa air dan waktu pada variasi dengan pertukaran kalor ..... 63
Tabel 4.9. Kontribusi ketidakpastian pada variasi tanpa pertukaran kalor ........ 81
Tabel 4.10. Kontribusi ketidakpastian pada variasi dengan pertukaran kalor ..... 81
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.2 Profil temperatur aktual dan rata – rata pada aliran dalam
pipa ......................................................................................... ....... 10
Gambar 2.3 Aliran air vertikal ke atas pada penukar kalor saluran
rektangular bercelah sempit ........................................................... 11
kalor ................................................................................................. 76
Gambar 4.5 Kurva karakteristik gesekan pada aliran dengan dan tanpa
pertukaran kalor aliran air vertikal ke atas.................................. 78
Gambar 4.6 Kurva Po-Re pada aliran dengan dan tanpa pertukaran kalor aliran
air vertikal ke atas ........................................................................... 78
Gambar 4.8 Ketidakpastian faktor gesekan pada aliran tanpa pertukaran kalor .... 82
Gambar 4.9 Ketidakpastian faktor gesekan pada aliran dengan pertukaran kalor . 83
m = Massa jenis (kg/s)
Po = Bilangan Poiseille
Re = Bilangan Reynolds
ε /D = Kekasaran relatif
Halaman
Ahmad Khusaeni
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Indonesia
email : assen_gmb@yahoo.co.id
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk menguji karakteristik aliran fasa tunggal aliran air
vertikal ke atas dengan dan tanpa pertukaran kalor pada penukar kalor saluran
rektangular bercelah sempit. Seksi uji adalah sebuah penukar kalor pipa konsentrik. Pipa
dalam terbuat dari aluminium dengan panjang sisi dalam dan sisi luar adalah 17,4 mm
dan 18,4 mm. Pipa luar terbuat dari aluminium dengan panjang sisi dalam dan sisi luar
adalah 23,68 mm dan 24,68 mm. Ukuran celah adalah 2,64 mm. Panjang pengukuran
tekanan 1.200 mm. Diameter hidrolik saluran sempit adalah 5,28 mm. Aliran dalam pipa
dalam dan dalam anulus adalah berlawanan arah. Air digunakan sebagai fluida kerja
dalam penelitian ini. Pada aliran dengan pertukaran kalor, temperatur air panas yang
masuk ke pipa dalam dipertahankan 60 oC. Laju aliran massa air, penurunan tekanan,
temperatur air masuk dan keluar saluran sempit diukur pada kondisi tunak. Hasil
penelitian dibandingkan dengan perkiraan dari teori aliran konvensional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aliran melalui penular kalor saluran
rektangular bercelah sempit mempunyai karakteristik aliran yang berbeda dengan aliran
air melalui pipa – pipa normal. Pada aliran tanpa pertukaran kalor di saluran rektangular
bercelah sempit, daerah aliran transisi dari laminar ke aliran turbulen terjadi lebih awal
dari pipa – pipa normal yaitu berkisar antara bilangan Reynolds (Re) 1.850 sampai 2.333.
Transisi aliran dengan pertukaran kalor terjadi pada kisaran bilangan Reynolds 1.657
sampai 2.245. Faktor gesekan aliran pada daerah aliran laminar (Re < 1.850) adalah
1,719 kali lebih besar dari nilai faktor pada pipa – pipa normal (f = 64/Re) untuk aliran
tanpa pertukaran kalor. Faktor gesekan aliran air pada aliran air vertikal ke atas dengan
pertukaran kalor lebih besar dibandingkan aliran tanpa pertukaran kalor pada bilangan
Reynolds di bawah 734. Karakteristik aliran pada saluran rektangular bercelah sempit
mempunyai hubungan dengan perbedaan temperatur air sisi masuk dan keluar saluran
sempit. Pengaruh-pengaruh beda temperatur air yang masuk dan keluar saluran
terhadap gesekan aliran terkonsentrasi pada bilangan Reynolds rendah (Re ≤ 734). Pada
daerah aliran turbulen, terdapat sedikit perbedaan antara faktor gesekan aliran dengan
pertukaran kalor dan tanpa pertukaran kalor. Penurunan tekanan akibat faktor gesekan
aliran dapat dikarakteristikan dengan bilangan Poiseuille (Po). Pada daerah aliran
laminar, nilai bilangan Poiseuille relatif konstan. Ketika aliran menjadi turbulen nilai
bilangan Poiseuille cenderung meningkat seiring dengan peningkatan bilangan Reynolds.
Kata kunci : saluran rektangular sempit, bilangan Reynolds, faktor gesekan, bilangan
Poiseuille.
Investigation on Flow Characteristics of Single-Phase Vertical Upward Water Flow in
Narrow Gap Rectangular Channel Heat Exchanger
Ahmad Khusaeni
Mechanical Engineering Department, Engineering Faculty
Sebelas Maret University
Surakarta, Indonesia
E-mail : assen_gmb@yahoo.co.id
Abstract
This research was carried out to investigate the flow characteristics of single
phase vertical upward water flow with/without heat in a narrow gap rectangular
channel heat exchanger. The test section was a concentric tube heat exchanger. The
inner tube was made of aluminum with inner side and outer side lengths of 17.4 mm
and 18.4 mm. The outer tube was made of aluminum with inner side and outer side
lengths of 23.68 mm and 24.68 mm. The gap size was 2.64 mm. The pressure measuring
length was 1,200 mm. The hydraulic diameter of the narrow rectangular channel was
5.28 mm. Flows in the inner tube and in annulus were in opposite directions. Water was
used as the working fluid in this research. For the flow with heat exchange, the water
temperature at the inlet of inner tube was maintained at 60 oC. The water mass flow
rate, pressure drop, inlet and outlet water temperatures in narrow gap were measured
at steady states. The results of the research were compared with predictions from
conventional flow theory.
The results of the research showed that flow characteristics of water through the
narrow gap rectangular channel heat exchanger were different from those in normal
pipes. For the flow without heat exchange In narrow gap rectangular channel, the
transition from laminar to turbulent flow was earlier than in normal pipes at a Reynolds
number (Re) range 1,850 to 2,333. The transition of flow with heat exchange occured for
a Reynolds number in the range from 1,657 to 2,245. The friction factor in laminar
region (Re < 1,850) was 1.719 times larger than those in normal pipes (f = 64/Re) for
without heat exchange. Flow friction factor of the vertical upward water flow with heat
exchange was larger than without heat exchange at the Reynolds number was lower
than 734. The flow characteristics in the narrow gap rectangular channel had relations to
the water temperature difference at inlet and outlet narrow gap. Their influences on the
flow friction were concentrated in the laminar flow area (Re ≤ 734). At the turbulent
flow area, there was little difference of friction factor value between with and without
heat exchange. The pressure drop could be characterized by Poiseuille number (Po). For
flow without heat exchange, Poiseuille number had a constant value in laminar regime.
When the flow became turbulent, it increased with increasing Reynolds number.
BAB I
PENDAHULUAN
3. Arah aliran kedua fluida dalam alat penukar kalor adalah berlawanan
arah (counter flow).
4. Pipa luar diisolasi dengan thermoplex isolator sebanyak 2 lapisan
sehingga perpindahan panas ke lingkungan diabaikan.
5. Fluida yang digunakan dalam pengujian ini adalah air panas dan air
dingin.
6. Parameter yang dibuat konstan yaitu debit dan temperatur air panas
yang masuk ke pipa dalam (untuk pengujian dengan pertukaran kalor
sebesar 60 oC).
7. Penelitian dilakukan dalam keadaan diam (static experiment) dan pada
temperatur kamar.
8. Faktor pengotoran (fouling factor) diabaikan.
9. Jumlah titik pembacaan temperatur yang akan diamati pada pengujian
ini adalah 4 titik yaitu : 2 titik untuk mengukur temperatur air dingin
dan panas masuk seksi uji dan 2 titik lagi untuk mengukur temperatur
air dingin dan panas keluar dari seksi uji.
Temperatur rata – rata ini dengan densitas (ρ) dan panas spesifik (Cp) konstan
yang mengalir pada pipa dengan jari – jari R adalah
C pTm C p T m
E fluida m ρ C p T V Ac
m Ac
R
C p T ρV 2π rdr
Cp T m 2
R
Vm R 2 0
m 0
Tm T(r,x)V(r,x) rdr (2.7)
m C p ρVm R 2 C p
dp D
f
dx (2.9)
ρ.v 2
2
Dalam aliran berkembang penuh bila dP/dx = konstan, dan diintegrasikan
dari x = 0 pada tekanan p1, ke x = l pada tekanan p2, maka didapat :
dp p 2 p1 p
(2.10)
dx l l
Dalam mekanika fluida, penurunan tekanan (ΔP) adalah kuantitas positif, dan
didefinisikan sebagai ΔP = P1–P2, frictional pressure drop dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan (2.10) :
l ρV 2
ΔPf f
D 2 (2.11)
D ΔPf
f 2
l ρV 2 (2.12)
dimana :
f = faktor gesekan aliran
ΔPf = frictional pressure drop dalam pipa (Pa)
ρ = massa jenis aliran fluida dalam pipa (kg/m3)
D = diameter pipa (m)
l = panjang pipa (m)
V = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s)
Pada aliran fluida, kehilangan energi atau kerugian tinggi-tekan tersebut
dinyatakan dalam perbedaan tinggi fluida dalam manometer pipa U. Dengan
memperhitungkan kehilangan energi akibat gesekan pada aliran ke atas (upward),
maka persamaan keseimbangan energi pada titik 1 dan 2 adalah:
Gambar 2.3 Aliran air vertikal ke atas pada penukar kalor saluran rektangular
bercelah sempit
Energi total pada posisi 1 = Energi total pada posisi 2 (2.13)
Maka,
P1 V1
2
P2 V2
2
Z1 Z2 h f
ρ w .g 2g ρ w .g 2g
Pipa berdiameter konstan (Dh1=Dh2), maka V1 = V2 sehingga :
P1 P
Z1 2 Z 2 h f
ρ
w .g wρ .g
P1 P2
Z 2 Z1 h f
ρ w .g
dan (Z1 - Z2) = L, dimana L adalah jarak antar pressure tap, sehingga :
ρ m g h 1 ρ m g h 2
L hf
ρ w .g
ρm g
h 1 h 2 L h f
ρ w .g
γm
Δh L h f
γw
γ m Δh γ w L γ w h f
γ m Δh γ w L γ w h f
Maka, kehilangan head akibat gesekan dalam pipa sepanjang L adalah
γm
hf Δh L (2.14)
γw
dan penurunan tekanan akibat gesekan, ΔPf dinyatakan sebagai :
ΔPf ΔP γ w L γ w h f (2.15)
dimana :
ΔP = beda tekanan total (Pa)
ΔPf = frictional pressure drop (Pa)
hf = kehilangan energi (m)
Δh = h2-h1 = perbedaan ketinggian fluida pada manometer pipa U (m)
w = berat jenis aliran air dalam anulus sempit (kg/(m².s²))
m = berat jenis fluida dalam manometer (kg/(m².s²))
ρm = densitas aliran air dalam anulus sempit (kg/m3)
ρm = densitas fluida dalam manometer (kg/m3)
Dh = diameter hidrolik anulus sempit (m)
L = jarak antar pressure tap (m)
g = percepatan gravitasi bumi (9,81 m/s2)
Faktor gesekan (friction factor) aliran fluida fasa tunggal pada daerah
aliran laminar berkembang penuh dalam pipa–pipa normal berbentuk bulat dapat
dihitung dengan persamaan berikut:
64
f ; Re < 2.300 (2.16)
Re
Persamaan (2.16) ini menunjukkan bahwa dalam aliran laminar, faktor gesekan
hanya merupakan fungsi dari bilangan Reynolds dan tak tergantung pada
kekasaran permukaan pipa. Untuk aliran turbulen kembang penuh, selain
tergantung pada bilangan Reynolds, faktor gesekan merupakan fungsi dari kondisi
permukaan pipa. Pada permukaan halus nilai faktor gesekan minimum dan
meningkat dengan meningkatnya kekasaran permukaan (ε). Hubungan yang
mendekati kondisi permukaan halus untuk aliran turbulen kembang penuh:
0,25
f 0,3164.Re ; 4 10 3 Re 3 10 4 (2.17)
Gambar 2.5 Aliran berkembang penuh dalam anulus konsentris (White, 2001)
Anggap sebuah pipa konsentrik dengan diameter luar inner tube, Di, dan diameter
dalam outer tube, Do, diameter hidrolik annulus adalah :
4 Ac 4 ( D0 Di ) / 4
2 2
Dh Do Di (2.21)
p ( D0 Di )
dimana :
Dh = diameter hidrolik (m)
Do = diameter dalam outer tube (m)
Di = diameter luar inner tube (m)
Ac = luas penampang melintang aliran (m2)
p = keliling basah / wetted perimeter (m)
Jika penampang dari pipa konsentris berbentuk segiempat (rectangular), maka
diameter hidroliknya adalah :
Dh
4 Ac 4 b 2 a 2
p 4a 4b
Dh
b a2
2
b a b a
a b b a
Dh b a (2.22)
dimana :
Dh = diameter hidrolik (m)
b = panjang sisi dalam outer tube (m)
a = panjang sisi luar inner tube (m)
x (2.24)
dimana
y = variabel yang diukur/diinginkan
uy = ketidakpastian variabel yang diinginkan
xi = salah satu dari variabel-variabel terukur untuk mendapatkan nilai y
uxi = ketidakpastian x i
y
= koefisien kepekaan (sensitivity coefficient) y terhadap x i
x i
Variabel yang diukur sering tak dapat ditentukan secara langsung. Sebagai
gantinya, diukur kuantitas–kuantitas input yang menentukan nilai dari variabel
yang diukur. Jika terdapat n input kuantitas, x1 , x2 ,...., xn , digambarkan hubungan
mereka terhadap variabel yang diukur, y, dengan hubungan fungsional.
y f x1 , x2 ,..., xn (2.25)
Ketika y tergantung pada angka sembarang dari kuantitas – kuantitas input,
seperti dalam Persamaan (2.25), ketidakpastian u(xi) i = 1, 2, …, n berpropagasi
ke dalam y menurut :
y 2
2
y 2
2
u y u x1 u 2 x2 ... u xn
2 2 y
x1 x2 xn
(2.26)
x i ( i = 1, 2, …, n) tak terhubung satu sama lain. Jika y xi 1 untuk semua i =
1, 2, …, n sehingga didapat :
u 2 y u 2 x1 u 2 x2 ... u 2 xn (2.27)
atau
u y u 2 x1 u 2 x2 ... u 2 xn (2.28)
Persamaan (2.28) menunjukkan bahwa u ( y) adalah akar penjumlahan
kuadrat (root-sum-square) dari u (x) .
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
b. Air panas
Gambar 3.4 Skema seksi uji alat penukar kalor saluran rektangular
bercelah sempit
Tandon air dingin
Penjebak udara
Thermocouple
reader
Manometer
Katup pengatur
aliran
Kontaktor
(a) (b)
Gambar 3.9 (a) Lem Araldite, (b) Konektor termokopel
2. Flange
Flange terbuat dari bahan nilon yang dipasang pada bagian ujung-ujung
dari alat penukar kalor yang berfungsi untuk menyangga pipa bagian
dalam dan pipa bagian luar agar konsentrik (sehingga lebar celah saluran
seragam.) Selain itu juga berfungsi sebagai tempat saluran masuk dan
saluran keluar dari air dingin.
c. Pompa Air
Pompa air digunakan untuk mengalirkan air dari bak air masuk ke dalam alat
penukar kalor melalui pipa – pipa.
e. Stop kran
Stop kran ini dari bahan tembaga yang digunakan untuk mengatur debit aliran
air. Sedangkan cara penggunaannya dengan cara diputar untuk mengatur debit air
yang akan diinginkan.
f. Ball valve
Ball valve ini digunakan untuk mengatur arah aliran air yang diinginkan, baik
itu untuk arah aliran vertikal maupun horisontal dari penukar kalor.
(a) (b)
Gambar 3.13 (a) Stop kran, (b) Ball valve
g. Tandon
Bak ini digunakan untuk menampung air dingin yang akan mengalir ke
bagian celah sempit di penukar kalor. Bak ini dilengkapi dengan saluran overflow
untuk menjaga ketinggian air agar tetap sama tiap variasi debit aliran, sehingga
tekanan aliran air yang masuk ke bagian celah sempit di penukar kalor konstan.
Overflow
i. Relay
Relay dihubungkan dengan Thermocontroller dan digunakan untuk memutus
dan menyambung arus listrik yang diatur oleh Thermocontroller.
(a) (b)
Gambar 3.15 (a) Thermocontroller, (b) Relay
j. Heater listrik
Pemanas ini berfungsi untuk memanaskan air dalam bak penampung. Daya
total pemanas yang digunakan adalah 6000 Watt.
l. Penjebak udara
Penjebak udara digunakan agar air dari anulus sempit tak masuk ke
manometer dan memudahkan untuk menetralkan manometer.
2. Memastikan bahwa tidak ada kebocoran pada alat percobaan baik itu pada pipa –
pipa saluran, sambungan, selang, seksi uji, atau pada bagian yang lain.
Mulai
Persiapan:
Alat penukar kalor saluran rektangular bercelah sempit
Analisis data:
Perbedaan temperatur masuk dan keluar seksi uji (ΔT).
Bilangan Reynolds (Re)
Faktor gesekan (f)
Bilangan Poiseuille (Po)
BAB IV
Hasil analisis data :
Karakteristik aliran fasa tunggal
DATA aliran
DANair ANALISIS
vertikal ke atas pada penukar kalor
saluran rektangular bercelah sempit (narrow gap rectangular channel heat
exchanger)
Pada bab ini akan dianalisis mengenai pengaruh bilangan Reynolds aliran
air di saluran rektangular bercelahKesimpulan
sempit dan pengaruh dengan pertukaran kalor
atau tanpa pertukaran kalor terhadap karakteristik aliran fasa tunggal aliran air
vertikal ke atas (upward) yang terjadi pada penukar kalor pipa konsentrik saluran
Selesai
rektangular bercelah sempit.
Pengujian ini dilakukan dengan variasi bilangan Reynolds aliran air di
saluran rektangular bercelah sempit dan temperatur air panas yang mengalir di
pipa dalam (inner tube) diset konstan ± 60 oC. Data yang diperoleh dari pengujian
ini, yaitu laju aliran massa air dingin, temperatur air masuk dan keluar inner tube,
temperatur masuk dan keluar saluran sempit dan penurunan tekanan (pressure
drop) pada sisi saluran sempit. Sistem dijalankan sampai didapatkan temperatur
pada kondisi tunak (steady state) pada tiap variasi pengujian. Proses pengambilan
data awal adalah 30 menit, data selanjutnya diambil setiap 10 menit hingga
kondisi tunak tercapai.
4.1.1 Data Hasil Pengujian Tanpa Pertukaran Kalor (without heat exchange)
Tabel 4.1 Data hasil pengujian variasi bilangan Reynolds aliran air di anulus
sempit tanpa pertukaran kalor
4.1.2 Data Hasil Pengujian Dengan Pertukaran Kalor (with heat exchange)
Tabel 4.2 Data hasil pengujian variasi bilangan Reynolds aliran air di anulus
sempit dengan pertukaran kalor
Tb
Tc,i Tc,o
28,7 28,7 o C
28,7 o C
2 2
Didapat nilai densitas dan viskositas dinamik air dari tabel properti air (J.P
Holman, 1986) pada temperatur bulk rata – rata ( Tb ) 28,7 oC :
Densitas (ρw) : 995,4708 kg/m3
Viskositas dinamik air (µw) : 0,000825 kg/(m.s)
m
V =
ρw . Ac
0,224 kg/s
=
995,4708 kg/m 3 . 0,0002222 m 2
= 1,0127 m/s
Bilangan Reynolds pada anulus sempit (Re)
m Dh
Re =
μ w Ac
γw = ρw . g
= 995,4708 kg/m³ . 9,8 m/s²
= 9755,614 N/m3
Berat jenis fluida dalam manometer (γm)
γm = ρm . g
= 995,7465 kg/m³ . 9,8 m/s²
= 9758,316 N/m3
Kerugian head gesekan (hf)
γ m Δh
hf = L
γw
ΔPf = ρw . g . hf
= 995,4708 kg/m3 . 9,8 m/s2 . 0,4285 m
= 4180,281 kg/(m.s2)
= 4,18028 kPa
Faktor gesekan (faktual)
2 D h ΔPf
faktual = ρ L v2
w
2 0,00528 m 4180,281 Pa
= 995,4708 kg/m 3 1,2 m 1,0127 m/s 2
= 0,03603
Faktor gesekan di daerah aliran turbulen (fblasius)
fblasius = 0,3164 . Re-0,25
= 0,3164 . 6451,845-0,25
= 0,03530
Faktor gesekan dengan Persamaan Colebrook (fcolebrook)
1 ε/D h 2,51
2log
3,7 Re f
0,5 0,5
f
Tb
Tc,i Tc,o
29,1 29,1o C 29,1 o C
2 2
Didapat nilai densitas dan viskositas dinamik air dari tabel properti air (J.P
Holman, 1986) pada temperatur bulk rata-rata ( Tb ) 29,1 oC :
Densitas (ρw) : 995,4059 kg/m3
Viskositas dinamik air (µw) : 0,000818 kg/(m.s)
Kecepatan aliran fluida dalam anulus sempit (v)
m = ρw . Ac . V
m
V =
ρw . Ac
0,006 kg/s
=
995,4059 kg/m 3 . 0,0002222 m 2
= 0,0271 m/s
Bilangan Reynolds pada anulus sempit (Re)
m Dh
Re =
μ w Ac
0,006 kg / s 0,00528 m
=
0,000818 kg /( m s) 0,0002222 m 2
= 174,296
Berat jenis fluida dalam celah sempit (γw)
γw = ρw . g
= 995,4059 kg/m³ . 9,8 m/s²
= 9754,978 N/m3
Berat jenis fluida dalam manometer (γm)
γm = ρm . g
= 995,7465 kg/m³ . 9,8 m/s²
= 9758,316 N/m3
Kerugian head gesekan (hf)
γ m Δh
hf = L
γw
ΔPf = ρw . g . hf
= 995,4059 kg/m3 . 9,8 m/s2 . 0,0054 m
= 52,677 kg/(m.s2)
= 0,052677 kPa
Faktor gesekan (faktual)
2 D h ΔPf
faktual = ρ L v2
w
2 0.00528 m 52,677 Pa
= 995,4059 kg/m 3 1,2 m 0,0271 m/s 2
= 0,63411
Faktor gesekan di daerah aliran laminar (f64/Re)
64
f64/Re = Re
64
= 174,296
= 0,36719
Bilangan Poiseuille aktual (Poaktual)
Poaktual = faktual . Re
= 0,63411 . 174,296
= 110,5228
Bilangan Poiseuille 64/Re (Po64/Re)
Po64/Re = f64/Re . Re
= 0,36719 . 174,296
= 64
4.2.2 Dengan Pertukaran Kalor (With Heat Exchange)
Contoh perhitungan untuk data pengujian dengan bilangan Reynolds terbesar
Data fluida :
Laju aliran massa air pada anulus sempit, m : 0,161 kg/s
Beda ketinggian fluida pada manometer, Δh : 1,431 m
Temperatur air masuk anulus sempit, Tc,i : 29,8 oC
Temperatur air keluar anulus sempit, Tc,o : 41,6 oC
Massa jenis cairan dalam manometer, ρm : 995,7465 kg/m3
Temperatur bulk rata-rata pada sisi anulus sempit ( Tb ) :
Tb
Tc,i Tc,o
29,8 41,6o C 35,7 o C
2 2
Didapat nilai densitas dan viskositas dinamik air dari tabel properti air (J.P
Holman, 1986) pada temperatur bulk rata-rata ( Tb ) 35,7 oC :
Densitas (ρw) : 993,7108 kg/m3
Viskositas dinamik air (µw) : 0,000713 kg/(m.s)
m
v =
ρw . Ac
0,161 kg/s
=
993,7108 kg/m 3 . 0,0002222 m 2
= 0,7292 m/s
Bilangan Reynolds pada anulus sempit (Re)
m Dh
Re =
μ w Ac
γw = ρw . g
= 993,7108 kg/m³ . 9,8 m/s²
= 9738,366 N/m3
Berat jenis fluida dalam manometer (γm)
γm = ρm . g
= 995,7465 kg/m³ . 9,8 m/s²
= 9758,316 N/m3
Kerugian head gesekan (hf)
hf = γ m Δh L
γw
ΔPf = ρw . g . hf
= 993,7108 kg/m3 . 9,8 m/s2 . 0,2339 m
= 2277,804 kg/(m.s2)
= 2,277804 kPa
Faktor gesekan (faktual)
2 D h ΔPf
faktual = ρ L v2
w
2 0,00528 m 2277,804 Pa
= 993,7108 kg/m 3 1,2 m 0,7292 m/s 2
= 0,03794
Faktor gesekan di daerah aliran turbulen (fblasius)
fblasius = 0,3164 . Re-0,25
= 0,3164 . 5365,698-0,25
= 0,03697
Faktor gesekan dengan Persamaan Colebrook (fcolebrook)
1 ε/D h 2,51
2log
3,7 Re f
0,5 0,5
f
Tb
Tc,i Tc,o
30,5 58o C 44,25 o C
2 2
Didapat nilai densitas dan viskositas dinamik air dari tabel properti air (J.P
Holman, 1986) pada temperatur bulk rata-rata ( Tb ) 44,25 oC :
Densitas (ρw) : 990,3022 kg/m3
Viskositas dinamik air (µw) : 0,000607 kg/(m.s)
Kecepatan aliran fluida dalam anulus sempit (v)
m = ρw . Ac . V
m
V =
ρw . Ac
0,004 kg/s
=
990,3022 kg/m 3 . 0,0002222 m 2
= 0,0182 m/s
Bilangan Reynolds pada anulus sempit (Re)
m Dh
Re =
μ w Ac
0,004 kg/s 0,00528 m
=
0,000607 kg/(m s) 0,0002222 m 2
= 156,589
Berat jenis fluida dalam celah sempit (γw)
γw = ρw . g
= 990,3022 kg/m³ . 9,8 m/s²
= 9704,962 N/m3
Berat jenis fluida dalam manometer (γm)
γm = ρm . g
= 995,7465 kg/m³ . 9,8 m/s²
= 9758,316 N/m3
Kerugian head gesekan (hf)
hf = γ m Δh L
γw
ΔPf = ρw . g . hf
= 990,3022 kg/m3 . 9,8 m/s2 . 0,0096 m
= 93,168 kg/(m.s2)
= 0,093168 kPa
Faktor gesekan (faktual)
2 D h ΔPf
faktual = ρ L v2
w
2 0,00528 m 93,168 Pa
= 990,3022 kg/m 3 1,2 m 0,0182 m/s 2
= 2,49941
Faktor gesekan di daerah aliran laminar (f64/Re)
64
f64/Re = Re
64
= 156,589
= 0,40871
Bilangan Poiseuille aktual (Poaktual)
Poaktual = faktual . Re
= 2,49941 . 156,589
= 391,3801
x bi
284,16
X bi = i 1
23,68 mm
n 12
Menentukan deviasi standar populasi (s)
x
n 2
X bi
i 1
0,0113 mm
bi
s =
n 1
Menentukan ketidakpastian standar diameter dalam outer tube rata -
rata u X bi
u X bi =
s
0,0113 mm
0,00326 mm
n 12
Menentukan perkiraan sisi bagian dalam outer tube rata - rata (bi)
Diasumsikan error ketelitian z = 0, sehingga perkiraan diameter dalam
outer tube rata - rata bi :
bi = X bi Z 23,68 mm 0 23,68 mm
Menentukan ketidakpastian instrumen (u(z))
Dalam penelitian ini ketelitian digital calliper adalah δ = 0,01 mm.
Ketidakpastian standar u(z) karena terbatasnya ketelitian instrumen :
δ 0,01 mm
u(z) = 0,00289 mm
12 12
Menentukan ketidakpastian sisi bagian dalam outer tube rata – rata
(u(bi))
u 2 (b i )
= u 2 X bi u 2 z 0,00326 mm 0,00289 mm
2 2
D h D h
2 2
u D h
2
= u bi u a o
bi a o
D h
Dimana, 1
b i
D h
1
a o
u2(Dh) = (1 x 4,357 x 10-3 mm)2 + (-1 x 4,145 x 10-3 mm)2
= 3,606 x 10-5 mm2
u(Dh) = 6,005 x 10-3 mm
Menentukan persentase ketidakpastian diameter hidrolik
u D h 6,005 10 3 mm
% uncertainty = 100 % 100 %
Dh 5,28 mm
= 0,1137 %
A c A c
2 2
u A c
2
= u b i u a o
b i a o
A c
Dimana, 2b 2 23,68 mm 46,36 mm
b i
A c
2a 2 18,40 mm 36,80 mm
a o
u2(Ac) = (46,36 mm x 4,357 x 10-3 mm)2 +
((-36,80) mm x 4,145 x 10-3 mm)2
= 0,06585 mm4
u(Ac) = 0,25661 mm2 = 2,5661 x 10-7 mm2
Menentukan persentase ketidakpastian luas penampang anulus
u(A c ) 2,5661 10 7 mm 2
% uncertainty = 100% 100%
Ac 2,222 10 4 mm 2
= 0,1155 %
Gambar 4.1 Grafik variasi massa air dengan waktu pada variasi tanpa
pertukaran kalor
Menentukan standar deviasi slope (sslope)
x X m, slope
n 2
i 1
5,7355 10 4 kg/s
m, i
s slope =
n 1
Menentukan ketidakpastian laju aliran massa air ( u m
)
s slope 5,7355 10 4
u m
= 2,34 10 4 kg/s
n 6
Menentukan persentase ketidakpastian laju aliran massa air
u m 2,34 10 4 kg/s
% uncertainty = 100% 100 % 0,105 %
m 0,224 kg/s
b. Ketidakpastian kecepatan aliran air pada anulus sempit
Menentukan perkiraan kecepatan aliran air pada anulus sempit (v)
m
v =
ρw Ac
Dimana,
m = 0,224 kg/s ; ) = 2,34 x 10-4 kg/s
u( m
Ac = 2,222 x 10-4 m2 ; u(Ac) = 2,5661 x 10-7 m2
ρw = 995,4708 kg/m3 ;
Nilai densitas didapat dari Tabel properti air (J.P Holman, 1986) , maka
u(ρw) =0
= 4,5209 m/kg
v
m 0,224 kg/s
= 2
ρ ρ Ac 2
995,4708 kg/m 3 2,222 10 4 m 2
= 0,001017 m4 / kg s
v m 0,224 kg/s
=
A c ρ Ac
2
995,4708 kg/m 3 2,222 10 4m 2
2
= 4557,549 m 1s 1
u2(v) = (4,5209 m/kg x 2,34 x 10-4 kg/s)2 + (-0,001017 m4/kg.s x
0)2 + (-4557,549 m-1.s-1 x 2,5661 x 10-7 m2)2
= 2,487 x 10-6 m2/s2
u(v) = 0,001577 m/s
Menentukan persentase ketidakpastian kecepatan aliran air pada anulus
sempit
u v 0,001577 m/s
% uncertainty = 100 % 100 % 0,156 %
v 1,0127 m/s
Re
2
u μ w
μ w
Re Dh 5,28 10 3 m
28802,880 s/kg
m A c μ w 2,222 10 4 m 2 0,000825 kg/m.s
Re
2
u D h
D h
% kontribusi = 100 %
u 2 Re
=
1,222 10 6
m 1 6,005 10 6 m 2
100 %
154,781
= 34,79 %
Menentukan kontribusi laju aliran massa air terhadap ketidakpastian
bilangan Reynolds
Re
2
u m
m
% kontribusi = 100 %
u Re
2
=
28802,880 s/kg 2,34 10 4
kg/s
2
100 %
154,781
= 29,35 %
Menentukan kontribusi luas penampang anulus sempit terhadap
ketidakpastian bilangan Reynolds
Re
2
u A c
A c
% kontribusi = 100 %
u Re
2
=
2,904 10 7
m 2 2,5661 10 7 m 2 2
100 %
154,781
= 35,87 %
γ w γ w
2 2
u γ w
2
= u ρ w u g
ρ w g
γ w
g 9,8 m/s 2
ρ w
γ w
ρ w 995,4708 kg/m 3
g
u2(γw) = (9,8 m/s2 x 0)2 + (995,4708 kg/m3 x 0,005 m/s2)2
= 24,7741 N2/m6
u(γw) = 4,9774 N/ m3
Menentukan persentase ketidakpastian berat jenis air yang mengalir
pada anulus sempit
u γ w 4,9774 N/m 3
% uncertainty = 100 % 100 % 0,051 %
γw 9755,614 N/m 3
γ m γ m
2 2
u γ m
2
= u ρ m u g
ρ m g
γ m
g 9,8 m/s 2
ρ m
γ m
ρ m 995,7465 kg/m 3
g
u2(γw) = (9,8 m/s2 x 0)2 + (995,7465 kg/m3 x 0,005 m/s2)2
= 24,7878 N2/m6
u(γw) = 4,979 N/ m3
i n
x Δhi
9768 mm
X Δh = i 1
1628 mm
n 6
Menentukan deviasi standar populasi (s)
x
n 2
h i X h
s = i 1
0
n 1
Menentukan ketidakpastian standar beda ketinggian permukaan air pada
manometer u X h
u X Δh
s 0
= 0
n 12
Menentukan perkiraan beda ketinggian permukaan air pada manometer
(Δh)
Diasumsikan error ketelitian z = 0, sehingga perkiraan beda ketinggian
permukaan air pada manometer :
Δh = X Δh z 1628 mm 0 1628 mm
Menentukan ketidakpastian instrumen (u(z))
Dalam penelitian ini ketelitian manometer pipa U adalah δ = 1 mm.
Ketidakpastian standar u(z) karena terbatasnya ketelitian instrumen :
δ 1 mm
u(z) = 0,28868 mm
12 12
Menentukan ketidakpastian beda ketinggian permukaan air pada
manometer (u(Δh))
u2(Δh) = u 2 Δh u 2 z 0 0,28868 mm 8,33 10 2 mm
2
u(Δh) = 0,28868 mm
Menentukan persentase ketidakpastian beda ketinggian permukaan air
pada manometer
u Δh 0,28868 mm
% uncertainty = 100 % 100 % 0,017 %
Δh 1628 mm
h f
2
u L
L
h f Δh 1,628 m
1,669 10 -4 m 4 /N
γ m γ w 9755,614 N/m 3
ΔPf
ρ w h f 995,4708 kg/m 3 0,4285 m 426,5592 kg/m 2
g
ΔPf
ρ w g 995,4708 kg/m 3 9,8 m/s 2 9755,6138 kg/m 2 .s 2
h f
u2(ΔPf) = (4,1993 m2/s2 x 0)2 + (426,5592 kg/m2 x 0,005 m/s2)2 +
(9755,6138 kg/m2.s2 x 0,001244 m)2
= 151,8309 Pa2
u(ΔPf) = 12,3220 Pa
Menentukan persentase ketidakpastian frictional pressure drop
u ΔPf 12,3220 Pa
% uncertainty = 100 % 100 % 0,295 %
ΔPf 4180,281 Pa
f f
2 2
u v u ρ w
v ρ w
f 2 ΔPf 2 4180,281 Pa
6,8244 m 1
D h ρ w L v 2
995,4708 kg/m 1,2 m 1,0127 m/s
3 2
f 2 Dh 2 0,00528 m
8,620 10 6 Pa 1
ΔPf ρ w L v 2
995,4708 kg/m 1,2 m 1,0127 m/s
3 2
u2(f) = (6,8244 m-1 x 6,005 x 10-6 m)2 + (8,620 x 10-6 Pa-1 x 12,3220
Pa)2 + (-0,03003 m-1 x 2,8868 x 10-4 m)2 + (-0,07116 s/m x
0,001577 m/s)2 + (-3,62 x 10-5 m3/kg x 0)2
= 2,5629 x 10-8
u(f) = 0,000160
Menentukan persentase ketidakpastian faktor gesekan aktual
u f 0,000160
% uncertainty = 100 % 100 % 0,444 %
f 0,03603
Menentukan kontribusi ketidakpastian diameter hidrolik terhadap
ketidakpastian faktor gesekan aktual
f
2
u D h
D h
% kontribusi = 100 %
u 2 f
=
6,8244 m 6,005 10 6 m
-1
2
100 % 6,553 %
2,5629 10 -8
Menentukan kontribusi ketidakpastian frictional pressure drop terhadap
ketidakpastian faktor gesekan aktual
f
2
u ΔPf
ΔPf
% kontribusi = 100 %
u 2 f
=
8,620 10 -6
Pa 1 12,3220 Pa
2
100 % 44,020 %
2,5629 10 8
Menentukan kontribusi ketidakpastian pressure tap terhadap
ketidakpastian faktor gesekan aktual
f
2
u L
L
% kontribusi = 100 %
u f
2
=
- 0,03003 m 1
2,8868 10 4 m
2
100 % 0,2932 %
2,5629 10 8
Menentukan kontribusi ketidakpastian kecepatan aliran air pada anulus
sempit terhadap ketidakpastian faktor gesekan aktual
f
2
u v
v
% kontribusi = 100 %
u f2
=
- 0,07116 s/m 0,001577 m/s 2 100 % 49,1364 %
2,5629 10 8
j. Ketidakpastian bilangan Poiseuille aktual
Menentukan perkiraan bilangan Poiseuille aktual (Poaktual)
Poaktual = faktual . Re
Dimana, faktual = 0,03603 u(f) = 0,000160
Re = 6451,845 u(Re) = 12,411
Maka perkiraan bilangan Poiseuille aktual adalah
Poaktual = faktual. Re
= 0,03603 x 6451,845 = 232,4600
Menentukan ketidakpastian bilangan Poiseuille aktual (u(Po))
Po Po
2 2
u Po
2
= u f u Re
f Re
Po
Re 6451,845
f
Po
f aktual 0,03603
Re
u2(Po) = (6451,845 x 0,000160)2 + (0,03603 x 12,411)2
= 1,26656
u(Po) = 1,12542
Menentukan persentase ketidakpastian bilangan Poiseuille aktual
u Po 1,12542
% uncertainty = 100 % 100 % 0,484 %
Po 232,4600
Menentukan kontribusi ketidakpastian faktor gesekan aktual terhadap
ketidakpastian bilangan Poiseuille aktual
Po
2
u f
f
% kontribusi = 100 %
u Po
2
=
6451,845 0,0001602 100 % 84,136 %
1,26656
Menentukan kontribusi ketidakpastian bilangan Reynolds aktual
terhadap ketidakpastian bilangan Poiseuille aktual
Po
2
u Re
Re
% kontribusi = 100 %
u Po
2
=
0,03603 12,4112 100 % 15,864 %
1,26656
2. Dengan pertukaran kalor (with heat exchange)
a. Ketidakpastian laju aliran massa air
Tabel 4.7 Data massa air dan waktu pada variasi dengan pertukaran kalor
Massa air
Data waktu (s)
(kg)
1 2,540 15,73
2 2,308 14,31
3 2,492 15,46
4 2,17 13,45
5 2,266 14,04
6 1,896 11,75
Gambar 4.2 Grafik variasi massa air dengan waktu pada variasi dengan
pertukaran kalor
Menentukan standar deviasi slope (sslope)
x X m, slope
n 2
i 1
3,8634 10 4 kg/s
m, i
s slope =
n 1
Menentukan ketidakpastian laju aliran massa air ( u m
)
s slope 5,7355 10 4
u m
= 1,58 10 4 kg/s
n 6
Menentukan persentase ketidakpastian laju aliran massa air
u m 1,58 10 4 kg/s
% uncertainty = 100% 100 % 0,098 %
m 0,161 kg/s
b. Ketidakpastian kecepatan aliran air pada anulus sempit
Menentukan perkiraan kecepatan aliran air pada anulus sempit (v)
m
V =
ρw Ac
Dimana,
m = 0,161 kg/s ; ) = 1,58 x 10-4 kg/s
u( m
Ac = 2,222 x 10-4 m2 ; u(Ac) = 2,5661 x 10-7 m2
ρw = 993,7108 kg/m3 ;
Nilai densitas didapat dari Tabel properti air (J.P Holman, 1986), maka
u(ρw) =0
= 4,5289 m/kg
v
m 0,161 kg/s
= 2
ρ ρ Ac 2
993,7108 kg/m 3 2,222 10 4 m 2
= 0,000734 m 4 / kg s
v m 0,161 kg/s
=
A c ρ Ac
2
993,7108 kg/m 3 2,222 10 4m 2 2
= 3281,540 m 1s 1
u2(v) = (4,5289 m/kg x 1,58 x 10-4 kg/s)2 + (-0,000734 m4/kg.s x
0)2 + (-3281,540 m-1.s-1 x 2,5661 x 10-7 m2)2
= 1,221 x 10-6 m2/s2
u(v) = 0,001105 m/s
Menentukan persentase ketidakpastian kecepatan aliran air pada anulus
sempit
u v 0,001105 m/s
% uncertainty = 100 % 100 % 0,1515 %
v 0,7292 m/s
Re
2
u μ w
μ w
Re Dh 5,28 10 3 m
33327,316 s/kg
m A c μ w 2,222 10 4 m 2 0,000713 kg/m.s
= 7,526 10 6 m.s/kg
u2(Re) = (33327,316 s/kg x 1,58 x 10-4 kg/s)2 + (1,016 x 10-6 m-1 x
6,005 x 10-6 m)2 + ((-2,415 x 107 m-2) x 2,5661 x 10-7 m2)2 +
((-7,526 x 106 m.s/kg) x 0)2
= 103,352
u(Re) = 10,166
Menentukan persentase ketidakpastian bilangan Reynolds pada anulus
sempit
u Re 10,166
% uncertainty = 100 % 100 % 0,189 %
Re 6365,698
Menentukan kontribusi diameter hidrolik terhadap ketidakpastian
bilangan Reynolds
Re
2
u D h
D h
% kontribusi = 100 %
u Re
2
=
1,016 10 6
m 1 6,005 10 6 m 2
100 %
103,352
= 36,02 %
Menentukan kontribusi laju aliran massa air terhadap ketidakpastian
bilangan Reynolds
Re
2
u m
m
% kontribusi = 100 %
u Re
2
=
33327,316 s/kg 1,58 10 4
kg/s 2
100 %
103,352
= 26,83 %
Menentukan kontribusi luas penampang anulus sempit terhadap
ketidakpastian bilangan Reynolds
Re
2
u A c
A c
% kontribusi = 100 %
u 2 Re
=
2,415 10 7
m 2 2,5661 10 7 m 2
2
100 %
103,352
= 37,16 %
γ w γ w
2 2
u γ w
2
= u ρ w u g
ρ w g
γ w
g 9,8 m/s 2
ρ w
γ w
ρ w 993,7108 kg/m 3
g
u2(γw) = (9,8 m/s2 x 0)2 + (993,7108 kg/m3 x 0,005 m/s2)2
= 24,6865 N2/m6
u(γw) = 4,9686 N/ m3
Menentukan persentase ketidakpastian berat jenis air yang mengalir
pada anulus sempit :
u γ w 4,9686 N/m 3
% uncertainty = 100 % 100 % 0,051 %
γw 9738,366 N/m 3
γ m γ m
2 2
u γ m
2
= u ρ m u g
ρ m g
γ m
g 9,8 m/s 2
ρ m
γ m
ρ m 995,7465 kg/m 3
g
u2(γw) = (9,8 m/s2 x 0)2 + (995,7465 kg/m3 x 0,005 m/s2)2
= 24,7878 N2/m6
u(γw) = 4,979 N/m3
Menentukan persentase ketidakpastian berat jenis air pada manometer
u γ m 4,979 N/m 3
% uncertainty = 100 % 100 % 0,051 %
γm 9758,316 N/m 3
f. Ketidakpastian beda ketinggian permukaan air pada manometer
Tabel 4.9 Data beda ketinggian permukaan air pada manometer pada
variasi dengan pertukaran kalor
Temperatur saluran Temperatur inner
Δh manometer sempit (oC) tube (oC)
Data (kg/s)
m (mm)
(Tc,i) (Tc,o) (Th,i) (Th,o)
1 0,161 1.431 28,7 28,7 60,2 55,8
2 0,161 1.431 28,7 28,7 60,2 56
3 0,161 1.431 28,6 28,6 60,4 56
4 0,161 1.431 28,7 28,7 60,4 56
5 0,161 1.431 28,7 28,7 60,4 56
6 0,161 1.431 28,7 28,7 60,4 56
i n
x Δhi
8586 mm
X Δh = i 1
1431 mm
n 6
Menentukan deviasi standar populasi (s)
x
n 2
h i X h
s = i 1
0
n 1
Menentukan ketidakpastian standar beda ketinggian permukaan air pada
manometer u X h
u X Δh
s 0
= 0
n 12
Menentukan perkiraan beda ketinggian permukaan air pada manometer
(Δh)
Diasumsikan error ketelitian z = 0, sehingga perkiraan beda ketinggian
permukaan air pada manometer :
Δh = X Δh z 1628 mm 0 1628 mm
Menentukan ketidakpastian instrumen (u(z))
Dalam penelitian ini ketelitian manometer pipa U adalah δ = 1 mm.
Ketidakpastian standar u(z) karena terbatasnya ketelitian instrumen :
δ 1 mm
u(z) = 0,28868 mm
12 12
Menentukan ketidakpastian beda ketinggian permukaan air pada
manometer (u(Δh))
u2(Δh) = u 2 Δh u 2 z 0 0,28868 mm 8,33 10 2 mm
2
u(Δh) = 0,28868 mm
Menentukan persentase ketidakpastian beda ketinggian permukaan air
pada manometer
u Δh 0,28868 mm
% uncertainty = 100 % 100 % 0,0202 %
Δh 1431 mm
h f
2
u L
L
h f Δh 1,431 m
1,469 10 -4 m 4 /N
γ m γ w 9738,366 N/m 3
h f γ Δh 9758,316 N/m 3 1,431 m
m 2 1,472 10 4 m 4 /N
γ w γw
9738,366 N/m 3 2
ΔPf
ρ w h f 993,7108 kg/m 3 0,2339 m 232,4290 kg/m 2
g
ΔPf
ρ w g 993,7108 kg/m 3 9,8 m/s 2 9738,366 kg/m 2 .s 2
h f
u2(ΔPf) = (2,2922 m2/s2 x 0)2 + (232,4290 kg/m2 x 0,005 m/s2)2 +
(9738,366 kg/m2.s2 x 0,001112 m)2
= 118,6192 Pa2
u(ΔPf) = 10,8912 Pa
Menentukan persentase ketidakpastian frictional pressure drop
u ΔPf 10,38912 Pa
% uncertainty = 100 % 100 % 0,478 %
ΔPf 2277,804 Pa
f f
2 2
u v u ρ w
v ρ w
f 2 ΔPf 2 2277,804 Pa
7,1848 m 1
D h ρ w L v 2
993,7108 kg/m 1,2 m 0,7292 m/s
3 2
f 2 Dh 2 0,00528 m
1,665 10 5 Pa 1
ΔPf ρ w L v 2
993,7108 kg/m 1,2 m 0,7292 m/s
3 2
u2(f) = (7,1848 m-1 x 6,005 x 10-6 m)2 + (1,665 x 10-5 Pa-1 x 10,8912
Pa)2 + (-0,03161 m-1 x 2,8868 x 10-4 m)2 + (-0,10405 s/m x
0,001105 m/s)2 + (-3,82 x 10-5 m3/kg x 0)2
= 4,8048 x 10-8
u(f) = 0,000219
Menentukan persentase ketidakpastian faktor gesekan aktual
u f 0,000219
% uncertainty = 100 % 100 % 0,577 %
f 0,03794
Menentukan kontribusi ketidakpastian diameter hidrolik terhadap
ketidakpastian faktor gesekan aktual
f
2
u D h
D h
% kontribusi = 100 %
u f
2
=
7,1848 m 6,005 10 6 m
-1
2
100 % 3,874%
4,8048 10 -8
Menentukan kontribusi ketidakpastian frictional pressure drop terhadap
ketidakpastian faktor gesekan aktual
f
2
u ΔPf
ΔPf
% kontribusi = 100 %
u 2 f
=
1,665 10 Pa 1 10,8912 Pa
-5
2
100 % 68,439 %
4,8048 10 8
Menentukan kontribusi ketidakpastian pressure tap terhadap
ketidakpastian faktor gesekan aktual
f
2
u L
L
% kontribusi = 100 %
u f
2
=
- 0,03161 m 1
2,8868 10 4 m 2
100 % 0,173 %
4,8048 10 8
Menentukan kontribusi ketidakpastian kecepatan aliran air pada anulus
sempit terhadap ketidakpastian faktor gesekan aktual
f
2
u v
v
% kontribusi = 100 %
u f
2
=
- 0,10405 s/m 0,001105 m/s 2 100 % 27,513 %
4,8048 10 8
Po Po
2 2
u Po
2
= u f u Re
f Re
Po
Re 5365,698
f
Po
f aktual 0,03794
Re
u2(Po) = (5365,698 x 0,000219)2 + (0,03794 x 10,166)2
= 1,52959
u(Po) = 1,23677
Menentukan persentase ketidakpastian bilangan Poiseuille aktual
u Po 1,23677
% uncertainty = 100 % 100 % 0,608 %
Po 203,5746
Menentukan kontribusi ketidakpastian faktor gesekan aktual terhadap
ketidakpastian bilangan Poiseuille aktual
Po
2
u f
f
% kontribusi = 100 %
u Po
2
=
5365,698 0,0002192 100 % 90,275%
1,52959
Menentukan kontribusi ketidakpastian bilangan Reynolds aktual
terhadap ketidakpastian bilangan Poiseuille aktual
Po
2
u Re
Re
% kontribusi = 100 %
u Po
2
=
0,03794 10,1662 100 % 9,726 %
1,52959
Gambar 4.3 Kurva karakteristik gesekan pada aliran tanpa pertukaran kalor
Pada daerah aliran turbulen (Re > 2.333), kurva karakteristik gesekan hasil
pengujian dibandingkan dengan persamaan Blasius dan persamaan Colebrook.
Dihasilkan bahwa kurva karakteristik gesekan hasil pengujian adalah 0,31 – 9,01
% lebih besar dari kurva hasil perhitungan dengan persamaan Blasius dan 1,38 –
8,31 % lebih besar dari kurva hasil perhitungan dengan persamaan Colebrook.
Karakteristik aliran tanpa pertukaran kalor juga dapat dilihat dari grafik hubungan
antara faktor gesekan ( f ) dengan bilangan Poiseuille (Po). Bilangan Poiseuille ini
dapat dikarakterisasikan sebagai penurunan tekanan. Berdasarkan kurva dari
gambar 4.4, terlihat bahwa pada daerah aliran laminar (Re < 1.850) nilai bilangan
Poiseuille pengujian cenderung konstan, sehingga dapat dikatakan penurunan
tekanan akibat gesekan bernilai konstan pada daerah aliran laminar. Sedangkan
pada daerah aliran turbulen (Re > 2.333), nilai dari penurunan tekanan ini akan
terjadi peningkatan seiring dengan peningkatan bilangan Reynolds. Hal ini
ditandai dengan meningkatnya nilai bilangan Poiseuille seiring dengan
peningkatan bilangan Reynolds.
Daerah dimana terjadi perubahan trendline nilai faktor gesekan (f) dan
bilangan Poiseuille (Po) untuk daerah aliran laminar ke trendline faktor gesekan
(f) bilangan Poiseuille (Po) untuk daerah aliran turbulen disebut sebagai daerah
transisi. Dalam penelitian ini, daerah aliran transisi dalam anulus sempit dengan
geometri rektangular adalah 1.850 ≤ Re ≤ 2.333. Daerah aliran transisi ini terjadi
lebih awal dibanding daerah aliran transisi pada pipa – pipa normal.
Gambar 4.6 Kurva Po-Re pada aliran dengan dan tanpa pertukaran kalor
aliran air vertikal ke atas
Berdasarkan gambar 4.5, terdapat perbedaan kurva karakteristik aliran air
vertikal ke atas pada daerah aliran laminar antara tanpa pertukaran kalor dan
dengan pertukaran kalor. Faktor gesekan aliran air pada aliran ke atas dengan
pertukaran kalor lebih besar daripada aliran air tanpa pertukaran kalor pada Re ≤
734. Pertukaran kalor berpengaruh besar terhadap gesekan aliran khususnya pada
daerah dengan bilangan Reynolds rendah. Dalam daerah aliran dengan Re ≤ 734,
faktor gesekan aliran dengan pertukaran kalor adalah 1,15 – 3,94 kali lebih besar
dibanding aliran tanpa pertukaran kalor. Hal ini terjadi dikarenakan aliran menjadi
tidak simetris akibat dari pertukaran panas yang kemudian akan menyebabkan
gesekan aliran meningkat. Perbedaan tersebut akan semakin kecil seiring dengan
bertambahnya bilangan Reynolds. Ketika bilangan Reynolds mulai meningkat,
pertukaran kalor juga meningkat, sehingga menyebabkan viskositas air menjadi
lebih kecil. Viskositas air yang kecil akan menurunkan gesekan aliran. Pada
daerah aliran Re ≥ 1.000 faktor gesekan aliran dengan dan tanpa pertukaran kalor
mempunyai perbedaan yang kecil. Hasil serupa juga didapat oleh Lu dan Wang
(2008).
Pengaruh dari pertukaran kalor juga mempengaruhi nilai bilangan
Poiseuille. Perbedaan kurva Po-Re dengan dan tanpa pertukaran dapat dilihat pada
gambar 4.6. Pada daerah Re ≤ 734 terdapat perbedaan nilai bilangan Poiseuille
yang signifikan yaitu nilai bilangan Poiseuille pada variasi dengan pertukaran
kalor sekitar 1,7 – 3,5 kali lebih besar dibanding dengan tanpa pertukaran kalor.
Faktor yang mempengaruhi perbedaan ini adalah pada daerah aliran ini (Re ≤ 734)
mempunyai nilai faktor gesekan aliran yang lebih besar dibanding dengan variasi
tanpa pertukaran kalor. Pada daerah Re ≥ 1.000 nilai bilangan Poiseuille dengan
dan tanpa pertukaran kalor mempunyai perbedaan yang kecil. Perbedaan nilai
bilangan Poiseuille ini akan semakin mengecil seiring dengan peningkatan
bilangan Reynolds. Pada variasi aliran dengan pertukaran kalor ini , daerah aliran
transisi dalam anulus sempit dengan geometri rektangular adalah 1.657 ≤ Re ≤
2.245. Daerah aliran transisi pada variasi aliran dengan pertukaran kalor terjadi
lebih awal daripada variasi aliran tanpa pertukaran kalor. Hasil serupa juga
didapat oleh Lu dan Wang (2008).
Gambar 4.8 Ketidakpastian faktor gesekan pada aliran tanpa pertukaran kalor
Gambar 4.9 Ketidakpastian faktor gesekan pada aliran dengan pertukaran kalor
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan, dari penelitian karakteristik aliran
fasa tunggal aliran air vertikal ke atas pada penukar kalor saluran rektangular
bercelah sempit ini dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut :
1. Pada variasi tanpa pertukaran kalor, karakteristik aliran air pada penukar
kalor saluran rektangular bercelah sempit adalah sebagai berikut : daerah
aliran laminar terjadi pada Re < 1.850, daerah aliran transisi pada 1.850 ≤
Re ≤ 2.333 dan daerah aliran turbulen pada Re > 2.333.
2. Pada variasi dengan pertukaran kalor, karakteristik aliran air pada
penukar kalor saluran rektangular bercelah sempit adalah sebagai berikut
: daerah aliran laminar terjadi pada Re < 1.657, daerah aliran transisi
pada 1.657 ≤ Re ≤ 2.245 dan daerah aliran turbulen pada Re > 2.245.
3. Pada aliran tanpa pertukaran kalor, nilai faktor gesekan pada daerah
aliran laminar adalah 1,719 kali lebih besar daripada nilai faktor gesekan
pada pipa – pipa normal (f = 64/Re).
4. Karakteristik gesekan aliran pada variasi tanpa pertukaran kalor dan
dengan pertukaran kalor relatif berbeda dalam daerah aliran laminar.
Faktor gesekan aliran yang terjadi pada aliran air vertikal ke atas dengan
pertukaran kalor lebih besar dibandingkan tanpa pertukaran kalor pada
Re ≤ 734.
5. Karakteristik gesekan aliran air pada saluran sempit berhubungan dengan
beda temperatur air masuk dan keluar saluran sempit dimana
pengaruhnya terkonsentrasi pada daerah aliran laminar.
6. Pada aliran tanpa pertukaran kalor, dalam daerah aliran laminar
(Re < 1.850), nilai bilangan Poiseuille (Po) adalah 56,77 – 76,84 % lebih
besar dibandingkan dengan pipa – pipa normal (dibandingkan dengan
Po = 64).
7. Bilangan Poiseuille (Po) pada aliran dengan pertukaran kalor adalah
103,09 – 511,54 % lebih besar dibandingkan dengan pipa – pipa normal
(dibandingkan dengan Po = 64) pada daerah bilangan Reynolds rendah
(Re ≤ 734).
8. Ketidakpastian pengukuran laju aliran massa merupakan faktor dominan
dalam ketidakpastian perhitungan bilangan Reynolds dan ketidakpastian
perhitungan frictional pressure drop (ΔPf) merupakan faktor dominan
dalam ketidakpastian perhitungan faktor gesekan aliran.
9. Ketidakpastian perhitungan bilangan Reynolds berkisar antara 0,172 –
2,69 % untuk aliran tanpa pertukaran kalor dan 0,174–3,09 % untuk
aliran dengan pertukaran kalor.
10. Ketidakpastian perhitungan faktor gesekan berkisar antara 0,444 –
18,6% untuk aliran tanpa pertukaran kalor dan 0,577–11,218 % untuk
aliran dengan pertukaran kalor.
5.2 Saran
Berdasarkan pengalaman yang diperoleh dari penelitian tentang pengujian
karakteristik aliran fasa tunggal aliran air vertikal ke atas pada penukar kalor
saluran rektangular bercelah sempit ini, direkomendasikan saran sebagai berikut :
perlu adanya pengembangan penelitian mengenai pengaruh variasi diameter
hidrolik dan kekasaran permukaan saluran terhadap karakteristik aliran.
DAFTAR PUSTAKA
Celata, Gian Piero., 2004, Single-phase Heat Transfer and Fluid Flow in
Micropipes, Heat Transfer Engineering, Vol. 25 (3), pp. 13-22.
Cengel, Y. A., 2003, Heat Transfer A Practical Approach, 2nd ed, McGraw-Hill,
New York.
Holman, J.P., 1986, Perpindahan Kalor, Edisi 6. Terjemahan oleh Jasjfi, E., 1992,
Erlangga, Jakarta.
Jiang, Jie., Yingli Hao and Mingheng Shi., 2008, Fluid Flow and Heat Transfer
Characteristics in Rectangular Microchannels, Heat Transfer-Asian Research,
Vol. 37, pp. 197-207.
Kirkup, L., and Frenkel, B., 2006, An Introduction to Uncertainty in
Measurement, Cambridge University Press, UK.
Lu, Guangyao and Jing Wang, 2007, Experimental Investigation on Flow
Characteristics in A Narrow Annulus, Heat Mass Transfer, Vol. 44, pp. 495-
499.
Mehendale, S.S., Jacobi, A.M., and Shah, R.K., 2000, Fluid Flow and Heat
Transfer at Micro and Meso Scales with Application to Heat Exchanger
Design, Appl. Mech. Rev., Vol. 53, pp. 175–193.
Miller, R.W., 1996, Flow Measurement Engineering Handbook, 3rd ed. McGraw-
Hill, New York.
Moffat, R.J., 1988, Describing The Uncertainties in Experimental Results,
Experimental Thermal and Fluid Science, Vol. 1, pp. 3–17.
Mokrani, Omar., Brahim Bourouga., Cathy Castelain and Hassan Peerhossaini,
2009, Fluid Flow and Convective Heat Transfer in Flat Microchannels,
International Journal of Heat and Mass Transfer, Vol. 52, pp. 1337-1352.
Olson, R.M., and Sparrow, E.M., 1963, Measurements of Turbulent Flow
Development in Tubes and Annuli with Square or Rounded Entrances,
A.I.Ch.E. Journal, Vol. 9, pp. 766–770.
Sun, L.C., Yan, C.Q., Sun, Z.N., and Zhang, Q.H., 2003, Flow Resistance
Characteristics of Water in Narrow Annulus During Heat Exchange,
Journal of Marine Science and Application, Vol. 2, No. 1.
White, Frank M., 2001, Fluid Mechanics 4th ed vol. 2, McGraw-Hill, New York.
Gambar 4.10 Ketidakpastian bilangan Poiseuille pada aliran dengan pertukaran
kalor