Anda di halaman 1dari 24

Menganalisis Peluang Usaha Produk Kerajinan

Menganalisis peluang usaha pada produk kerajinan dimaksudkan untuk menemukan peluang dan
potensi usaha produk kerajinan yang dapat dimanfaatkan, serta untuk mengetahui besarnya potensi
usaha yang tersedia dan berapa lama usaha dapat bertahan. Ancaman dan peluang selalu menyertai
suatu usaha sehingga penting untuk melihat dan memantau perubahan lingkungan dan kemampuan
adaptasi dari suatu usaha agar dapat tumbuh dan bertahan dalam persaingan.

Pemetaan potensi usaha produk kerajinan dapat didasarkan pada ciri khas kerajinan dari setiap daerah.
Pemetaan potensi menjadi sangat penting untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi
daerah. Terdapat beberapa cara atau metode dalam melakukan pemetaan potensi usaha produk
kerajinan, baik secara kuantitaif maupun kualitatif.

Analisis SWOT adalah suatu kajian terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Analisis
SWOT pada usaha produk kerajinan didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif adalah dengan
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), serta meminimalkan kelemahan
(weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis ini didahului oleh proses identifikasi faktor eksternal dan
internal. Untuk menentukan strategi yang terbaik, dilakukan pembobotan terhadap tiap unsur SWOT
berdasarkan tingkat kepentingan.

Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengembangan
usaha produk kerajinan sebagai alat penyusun strategi. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan dan peluang tetapi secara bersamaan dapat menimbulkan kelemahan dan
ancaman. Analisis SWOT dapat menentukan strategi pengembangan usaha produk kerajinan dalam
jangka panjang sehingga arah tujuan dapat dicapai dengan jelas dan dapat dilakukan pengambilan
keputusan secara cepat.

Analisis SWOT dilakukan dengan mewawancarai pengusaha kerajinan dengan menggunakan kuisioner.
Hal-hal yang perlu diwawancarai seperti aspek sosial, ekonomi, dan teknik produksi kerajinan untuk
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang memengaruhi keberhasilan usaha produk kerajinan.

Secara rinci ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menganalisis peluang usaha produk
kerajinan, yaitu sebagai berikut;
a. Penetapan Kelayakan Usaha Produk Kerajinan

Menemukan jawaban tentang apakah peluang usaha produk kerajinan dapat dijual, berapa biaya yang
dikeluarkan serta mampukah produk kerajinan tersebut menghasilkan laba. Pada tahap analisis
kelayakan usaha produk kerajinan iniada beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut.

1) Analisis Kelayakan Teknis

Sebelum peluang usaha baru diimplementasikan, dilihat dari aspek teknis perlu dilakukan analisis. Dalam
melaksanakan analisis kelayakan teknis, perlu diperhatikan berbagai macam teknis pembuatan karya
kerajinan seperti yang telah kamu pelajari pada materi terdahulu.

2) Analisis Peluang Pasar

Seorang wirausahawan yang akan membuka usaha baru selalu membutuhkan informasi tentang pasar
karena tujuan dari pemasaran adalah untuk memenuhi permintaan pelanggan. Oleh karena itu,
diperlukan riset pasar untuk menemukan pasar yang menguntungkan, memilih produk kerajinan yang
dapat dijual, menerapkan teknik pemasaran yang baik dan merencanakan sasaran pelanggan. Tujuan
riset pasar adalah mengumpulkan informasi untuk pengambilan keputusan tentang usaha kerajinan yang
akan dibuka.

3) Menentukan Jumlah Pembelian Potensial dalam Tiap-Tiap Segmen Pasar

Langkah ketiga ini terkait dengan perkiraan konsumen potensial dari produk kerajinan baru oleh tiap-tiap
segmen pasar pada periode sekarang dan yang akan datang. Salah satu cara untuk mendapatkan
informasi ini adalah dengan memilih agen untuk menguji pasar.

4) Sumber Informasi Pasar

Adalah informasi untuk mengevaluasi peluang pasarmasa sekarang dan yang akan datang dari usaha
produk kerajinan. Dua pendekatan untuk memperoleh data tentang informasi tersebut adalah
mengadakan penelitian secara spesifik yang dirancang untuk mengumpulkan informasi yang dinamakan
dengan data primer, dan menemukan data-data relevan yang berasal dari lembaga seperti biro pusat
stastistik, kantor dinas pariwisata dan perindustrian, maupun biro penelitian yang disebut dengan data
sekunder.
5) Uji Coba Pasar

Uji coba pasar cenderung menjadi teknik riset yang utama untuk mengurangi risiko yang ada pada usaha
produk kerajinan baru dan menilai keberhasilannya. Metode yang digunakan dalam uji coba pasar adalah
pameran perdagangan, menjual pada sejumlah konsumen terbatas, dan menggunakan uji coba pasar di
mana penerimaan calon pembeli bisa diamati dan dianalisis lebih dekat. Uji coba pasar juga memberikan
kemungkinan paluang dalam pemasaran, distribusi, dan pelayanan.

6) Studi Kelayakan Pasar

Walaupun studi kelayakan pasar bagi usaha baru cenderung memakan waktu yang banyak dan

merupakan tugas yang rumit, tetapi wirausaha baru perlu untuk melakukannya. Studi kelayakan pasar
akan dapat mengurangi risiko kerugian dan kegagalan usaha produk kerajinan.

Perencanaan Usaha Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda

Budaya Tradisional sebagai Sumber Inspirasi_ Indonesia sangat kaya dengan budaya tradisional yang
merupakan adat istiadat yang berlaku pada setiap kelompok etnik atau suku bangsa. Terdapat lebih dari
300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia atau tepatnya 1.340 suku bangsa menurut sensus
Badan Pusat Statistik tahun 2010. Indonesia memiliki jumlah suku bangsa terbanyak di Asia Tenggara.
Artinya, Indonesia memiliki keragaman budaya tradisional yang merupakan potensi luar biasa untuk
menjadi sumber inspirasi.

Budaya tradisi dapat dikelompokkan menjadi budaya nonbenda dan artefak/objek budaya. Budaya
nonbenda di antaranya pantun, cerita rakyat, tarian, dan upacara adat. Sedangkan artefak/objek budaya
diantaranya pakaian daerah, wadah tradisional, senjata dan rumah adat. Pada kehidupan sehari-hari,
produk budaya tradisional nonbenda maupun artefak tidak dipisahpisahkan melainkan menjadi satu
kesatuan dan saling melengkapi.

Sebuah tarian tradisional bisa saja membawakan cerita tradisional, dengan menggunakan pakaian
tradisional dan ditarikan pada sebuah upacara yang merupakan ritual tradisional. Contohnya tarian
Burung Enggang dari suku Dayak, menceritakan tentang seekor burung enggang. Burung enggang bagi
masyarakat Dayak merupakan simbol dewata. Burung enggang merupakan wujud nenek moyang yang
turun ke bumi. Penari Burung Enggang menggunakan pakaian tradisional Dayak, dan diiringi musik
tradisional yang dimainkan dengan alat musik tradisional.
Tarian, simbol, pakaian, musik dan alat musik tersebut dapat menjadi sumber inspirasi dari pembuatan
kerajinan. Tarian, simbol dan musik merupakan produk budaya nonbenda, sedangkan pakaian,
perlengkapan tari dan alat musik merupakan artifak/objek budaya.

Setiap jenis budaya tradisi baik nonbenda maupun artefak/objek budaya dapat menjadi sumber inspirasi
untuk dikembangkan menjadi produk kerajinan. Hingga saat ini, tercatat 4.156 warisan budaya nonbenda
yang terdapat di seluruh Indonesia. Setiap daerah dapat mengembangkan kerajinan khas daerah yang
mengambil inspirasi dari budaya tradisi daerahnya masing-masing. Kekayaan budaya tradisi Indonesia
adalah kearifan lokal (local genius) yang dapat menjadi sumber inspirasi yang tidak ada habisnya.

Sumber Daya, Material, Teknik dan Ide Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda

Kegiatan wirausaha didukung oleh ketersediaan sumber daya manusia, material, peralatan, cara kerja,
pasar, dan pendanaan. Sumber daya yang dikelola dalam sebuah wirausaha dikenal dengan sebutan 6 M,
yakni Man (manusia), Money (uang), Material (bahan), Machine (peralatan), Method (cara kerja), dan
Market (pasar). Wirausaha kerajinan dengan inspirasi budaya non benda dapat dimulai dengan melihat
potensi bahan baku (Material), keterampilan produksi (Man & Machine) dan budaya lokal yang ada di
daerah setempat. Wirausaha kerajinan dengan inspirasi budaya akan menawarkan karya-karya kerajinan
inovatif kepada pasaran. Pasar sasaran (Market) dari produk kerajinan ini adalah orang-orang yang
menghargai dan mencintai kebudayaan tradisional. Kemampuan mengatur keuangan (Money) dalam
kegiatan usaha akan menjamin keberlangsungan dan pengembangan usaha.

Kemasan Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda

Kemasan untuk kerajinan berfungsi untuk melindungi produk dari kerusakan serta memberikan
kemudahan membawa dari tempat produksi hingga sampai ke konsumen. Kemasan juga berfungsi untuk
menambah daya tarik dan sebagai identitas atau brand dari produk tersebut. Fungsi kemasan didukung
oleh pemilihan material, bentuk, warna, teks dan grafis yang tepat. Material yang digunakan untuk
membuat kemasan beragam bergantung pada produk yang akan dikemas. Produk yang mudah rusak
harus menggunakan kemasan yang memiliki material berstruktur. Pemilihan material juga disesuaikan
dengan identitas atau brand dari produk tersebut. Daya tarik dan identitas, selain ditampilkan oleh
material kemasan, juga dapat ditampilkan melalui bentuk, warna, teks dan grafis. Pengemasan dapat
dilengkapi dengan label yang memberikan informasi teknis maupun memperkuat identitas atau brand.

Kemasan dapat dibagi menjadi 3 (tiga): kemasan primer, kemasan sekunder dan kemasan tersier.
Kemasan yang melekat pada produk disebut sebagai kemasan primer. Kemasan sekunder berisi beberapa
kemasan primer yang berisi produk. Kemasan untuk distribusi disebut kemasan tersier. Kemasan primer
produk melindungi produk dari benturan dan kotoran, berfungsi menampilkan daya tarik dari produk
serta memberikan kemudahan untuk distribusi dari tempat produksi ke tempat penjualan. Perlindungan
bisa diperoleh dari kemasan tersier yang membuat kemasan beragam bergantung pada produk yang
akan dikemas. Kemasan produk sebaiknya memberikan identitas atau brand dari produk tersebut atau
dari produsennya.

Material kemasan untuk melindungi dari kotoran dapat berupa lembaran kertas atau plastik. Tidak
semua produk membutuhkan kemasan primer, tetapi setiap produk membutuhkan identitas. Identitas
dapat berupa stiker atau selubung karton yang berisi nama dan keterangan. Pada kemasan kerajinan
dengan inspirasi budaya, dapat ditambahkan label atau lembaran keterangan yang berisi informasi
tentang budaya nonbenda yang menjadi inspirasi.

Pemasaran Langsung Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda

Pemasaran langsung adalah promosi dan penjualan yang dilakukan langsung kepada konsumen tanpa
melalui toko. Penjualan langsung merupakan hasil dari promosi langsung yang dilakukan oleh penjual
terhadap pembeli. Pemasaran dapat dilakukan dengan promosi dan demo penggunaan produk kepada
calon konsumen.

Sistem penjualan langsung dapat berupa penjualan satu tingkat (single-level marketing) atau multitingkat
(multi-level marketing). Penjualan satu tingkat merupakan cara yang paling sederhana untuk menjual
produk secara langsung. Wirausahawan langsung memasarkan dan menjual kepada konsumen tanpa
membutuhkan toko atau pramuniaga. Pemasaran produk kerajinan dapat dilakukan dengan cara
pemesanan. Konsumen dapat melihat langsung produk ataupun melalui gambar dari produk kerajinan,
dan kemudian memesannya.

Produsen kerajinan selain menjual produknya sendiri, dapat membentuk kelompok penjual yang akan
memasarkan dan menjualkan produknya secara langsung kepada konsumen. Kelompok penjual dapat
terdiri atas beberapa tingkatan. Sistem dengan beberapa tingkat kelompok penjual disebut multi-level
marketing Produk perusahaan memiliki usaha di bidang penjualan langsung (direct selling) baik yang
menggunakan single level maupun multi-level marketing wajib memiliki Surat Izin Usaha Penjualan
Langsung yang dikeluarkan oleh BKPM sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan No. 32 Tahun
2008.
Inspirasi Budaya Lokal Non Benda

Kerajinan Dengan Inspirasi Budaya Lokal Non Benda adalah salah satu bentuk kerajinan yang
memfokuskan pada kerajinan yang idenya berasal dari budaya-budaya tradisional dalam negeri yg
bentuknya bukan benda seperti cerita rakyat, mitos, tarian, pantun. Kerajinan dengan inspirasi budaya
lokal non benda juga berarti usaha kerajinan (benda) yang inspirasinya / ide pembuatannya berasal atau
berkaitan dengan kebudayaan lokal / tradisional dalam negeri yang bukan benda. Kerajinan seperti ini
juga membantu masyarakat untuk lebih mencintai dan mengenal kembali lebih dalam akan seni budaya
tradisional, dan tidak hanya hobi menyukai seni moderen saja yang belum tentu positif pengaruhnya.

Jadi dari hal hal tersebut kemudian mereka bisa mendapatkan ide untuk menciptakan usahanya sendiri.
Misalnya: membuat kerajinan kostum berdasarkan cerita rakyat.

Macam-macam Inspirasi Budaya Lokal Non Benda

Macam macam budya lokal yang ada di Indonesia yaitu:

Kesenian daerah.

Di Indonesia kita dapat menemukan berbagai kesenian daerah dengan tujuan yang berbeda beda. Di
bawah ini terdapat beberapa kesenian daerah:

Tarian daerah.

Tari daerah seperti:tari gantar, tari leleng, tari ngelewai dan lain sebagainya berdasarakan daerah masing
masing.

Lagu daerah

Lagu daerah seperti: indung indung, buah bolok, lamin talungsur dan lain sebagainya.
Tradisi di indonesia.

Tradisi di Indonesia seperti: Seni tato dan telinga panjang menjadi ciri khas atau identitas yang sangat
menonjol sebagai penduduk asli Kalimantan. Dengan ciri khas dan identitas itulah yang membuat suku
Dayak di kenal luas hingga dunia internasional dan menjadi salah satu kebanggan budaya yang ada di
Indonesia.

Setiap jenis budaya tradisi baik nonbenda maupun artefak/objek budaya dapat menjadi sumber inspirasi
untuk dikembangkan menjadi produk kerajinan.

Setiap daerah dapat mengembangkan kerajinan khas daerah yang mengambil inspirasi dari budaya
tradisi daerahnya masing-masing. Kekayaan budaya tradisi Indonesia adalah kearifan lokal) yang dapat
menjadi sumber inspirasi yang tidak ada habisnya.

Manfaat Kerajinan Inspirsi Budaya Lokal Non Benda

Manfaat kerajinan inspirasi budaya lokal non benda adalah dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat melalui pembuatan – pembuatan karya ataupun produk yang idenya berasal dari inspirasi
budaya lokal non benda, yang masih jarang di aplikasikan pada zaman sekarang yang menyebabkan
peluang yang besar dalam pembuatan kerajinan tersebut.

Selain itu kerjinan inspirasi budaya lokal non benda dapat meningkatkan rasa cinta masyarakat
kepada produk – produk dalam negri dan menambah wawasan masyarakat akan budaya sendiri yang
mungkin cenderung hilang di masyarakat.

Manfaatnya bagi negara yaitu dapat meningkatkan perekonomian negara dan kestabilan taraf hidup di
Indonesia di karnakan kerajinan – kerajinan yang tidak kalah berkualitas dengan kerajinan – kerajinan
luar yang pasti dapat bersaing di kanca internasional

Berdasarkan Wujudnya, Kebudayaan bisa di kelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu Kebudayaan Benda /
material dan Kebudayaan Non Benda (non material).

2 kebudayaan tersebut sebenarnya bermuasal dari 3 hal yaitu : Ide, Aksi, dan Hasil karya.
Sebelum kita bahas tentang Kerajinan Non Benda, maka ada baiknya kita perlu tahu terlebih dahulu
tentang definisi dan perbedaan dari 2 Kebudayaan diatas :

a. Kebudayaan Benda / Material

yaitu Kebudayaan yang berdasarkan atas hasil karya dalam bentuk material konkrit / benda nyata.

Contoh tradisionil : Rumah adat, pakaian suku, kerajinan tangan etnis, dan sebagainya.

Contoh kebudayaan benda modern : robot, handphone, senapan, dan lainnya.

musik angklung mendunia

(musik angklung sebagai budaya non benda dari Indonesia yang mendunia, konser angklung dengan
recor piluhan ribu peserta beberapa kali diadakan di negara lain, seperti Amerika dan Australia)

b. Kebudayaan Non Benda / Tak Benda

adalah kebudayaan yang mengacu pada hasil hasil karya bersifat abstract, bukan berupa benda,
diantaranya banyak yang di turunkan antar generasi.

Misalnya :

- Tari tarian tradisional, seni pertunjukan dan panggung, ondel ondel, wayang

- lagu daerah, musik angklung

- puisi, pantun, bahasa, isyarat kentongan tanda bahaya

- cerita rakyat, dongeng, mitos, simbol / lambang tertentu

- upacara adat, ritual, festival daerah, tradisi

- Teknik / kecakapan / keahlian khusus,

seperti teknik melukis, batik tulis, keahlian menempa keris

Seni pertunjukan wayang

(Seni pertunjukan wayang sebagai budaya non benda yang unik, dengan waktu yang unik pula yaitu
semalam suntuk)
Kerajinan Non Benda adalah Kerajinan yang hasil karyanya bukan berupa benda, misalnya tari, Puisi,
Lagu/Nyanyian, Lambang lambang / Symbol

2. Lalu Apakah yang dimaksud Kerajinan tangan dengan Budaya lokal Non Benda ?

Yaitu … Usaha Kerajinan (benda) yang inspirasinya / ide pembuatannya berasal atau berkaitan dengan
kebudayaan lokal / tradisional dalam negeri yang bukan benda.

- Kerajinan seperti ini juga membantu masyarakat untuk lebih mencintai dan mengenal kembali lebih
dalam akan seni budaya tradisional, dan tidak hanya hobi menyukai seni moderen saja yang belum tentu
positif pengaruhnya.

Fashion modern dengan nuansa etnis

Fashion modern dengan nuansa etnis

Contoh kerajinan dengan inspirasi Budaya lokal non benda :

- Mebel etnis suku asmat

- Seni Ukir dengan aksara kuno

- Lukisan yang menggabungkan symbol symbol kerajaan jawa

- Kaos dengan gambar gambar cerita rakyat

- Batik modern agar lebih disuka anak muda

- Topeng

- Kelompen / Terompah kayu dengan hiasan etnik.

Dan lain lain

Mesin motor yang dipahat bak relief ala candi


- Kerajinan Tangan budaya lokal non benda dewasa ini cukup nge-trend dan sangat digemari masyarakat,
mengingat tampilannya yang terkesan lebih unik dan memikat, meski pembuatannya dibuat dengan cara
cara modern namun setelah dikombinasikan dengan sentuhan sentuhan kuno/lawas akhirnya dapat
memberikan rasa interest tersendiri.

Harley davidson yang digravir dengan kesenian Batik.

- Dalam menghasilkan kerajinan seperti itu, pengrajin membutuhkan extra preparation, seperti : gagasan
unik, imajinasi tinggi, Estetika dan seni, serta kemampuan untuk terciptanya hasil karya kerajinan tangan
budaya lokal non benda yang bernilai, sehingga dapat dengan mudah diterima dan menarik daya beli
masyarakat.

BUDAYA LOKAL NON BENDA

Budaya lokal adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang serta dimiliki dan diakui oleh masyarakat
suku bangsa setempat. Budaya lokal biasanya tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat suku
atau daerah tertentu karena warisan turun-temurun yang dilestarikan.

Contoh budaya lokal non benda:

Wayang

Wayang adalah seni pertunjukkan asli Indonesia yang berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali.
Pertunjukan ini juga populer di beberapadaerah seperti Sumatera dan Semenanjung Malaya juga
memiliki beberapa budaya wayang yang terpengaruh oleh kebudayaan Jawa danHindu. UNESCO,
lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai
pertunjukkan bayangan boneka tersohor dari Indonesia, sebuah warisan mahakarya dunia yang tak
ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

Jenis- Jenis Wayang yang ada di Indonesia:

1. Wayang beber

Wayang beber merupakan salah satu jenis wayang tertua di Indonesia. Dalam pertunjukan narasi ini,
lembaran gambar panjang dijelaskan oleh seorang dalang. Wayang beber tertua dapat ditemukan di
Pacitan, Donorojo, Jawa Timur. Selain dari kisah-kisah Mahabharata dan Ramayana, wayang beber juga
menggunakan kisah-kisah dari cerita rakyat, seperti kisah asmara Panji Asmoro Bangun dan Dewi
Sekartaji.

2. Wayang kulit

Di Jawa Tengah dan Timur, jenis wayang yang paling populer adalah wayang kulit atau wayang kulit
purwa. Wayang ini berbentuk pipih dan terbuat dari kulit kerbau atau kambing. Lengan dan kakinya bisa
digerakkan. Di Bali dan Jawa, pertunjukan wayang kulit sering kali menggabungkan cerita-cerita Hindu
dengan Budha dan Islam. Selain kisah-kisah religius, cerita-cerita rakyat serta mitos sering digunakan.

3. Wayang Klitik (atau Karucil)

Bentuk wayang ini mirip dengan wayang kulit, namun terbuat dari kayu, bukan kulit. Mereka juga
menggunakan bayangan dalam pertunjukannya. Kata “klitik” berasal dari suara kayu yang bersentuhan di
saat wayang digerakkan atau saat adegan perkelahian, misalnya. Kisah-kisah yang digunakan dalam
drama wayang ini berasal dari kerajaan-kerajaan Jawa Timur, seperti Kerajaan Jenggala , Kediri, dan
Majapahit. Cerita yang paling populer adalah tentang Damarwulan. Cerita ini dipenuhi dengan kisah
perseturan asmara dan sangat digemari oleh publik.

4. Wayang golek

Pertunjukan ini dilakukan menggunakan wayang tiga dimensi yang terbuat dari kayu. Jenis wayang ini
paling populer di Jawa Barat. Ada 2 macam wayang golek, yaitu wayang golek papak cepak dan wayang
golek purwa. Wayang golek yang banyak dikenal orang adalah wayang golek purwa. Kisah-kisah yang
digunakan sering mengacu pada tradisi Jawa dan Islam, seperti kisah Pangeran Panji, Darmawulan, dan
Amir Hamzah, pamannya Nabi Muhammad a.s.

5. Wayang wong

Jenis wayang ini adalah sebuah drama tari yang menggunakan manusia untuk memerankan tokoh-tokoh
yang didasarkan pada kisah-kisah wayang tradisional. Cerita yang sering digunakan adalah
Smaradahana. Awalnya, wayang wong dipertunjukkan sebagai hiburan para bangsawan, namun kini
menyebar menjadi bentuk kesenian populer.

Keris

Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dengan
banyak fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan
mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar,
seringkali bilahnya berkelok-kelok, dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene), yaitu terlihat
serat-serat lapisan logam cerah pada helai bilah. Jenis senjata tikam yang memiliki kemiripan dengan
keris adalah badik. Senjata tikam lain asli Nusantara adalah kerambit. Pada masa lalu keris berfungsi
sebagai senjata dalam duel/peperangan, sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian. Pada penggunaan
masa kini, keris lebih merupakan benda aksesori (ageman) dalam berbusana, memiliki sejumlah simbol
budaya, atau menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi estetikanya. Keris Indonesia telah terdaftar di
UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia Non-Bendawi Manusia sejak 2005.

Batik

Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan
malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan.
Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang
terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan
Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.

Angklung

Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam
masyarakat Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara
digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang
bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil.
Dictionary of the Sunda Language karya Jonathan Rigg, yang diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia,
menuliskan bahwa angklung adalah alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu, yang dipotong ujung-
ujungnya, menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan
untuk menghasilkan bunyi. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan
Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.

Noken

Noken yaitu tas tradisional masyarakat Papua yang dibawa dengan menggunakan kepala dan terbuat dari
serat kulit kayu. Sama dengan tas pada umumnya tas ini digunakan untuk membawa barang-barang
kebutuhan sehari-hari. Masyarakat Papua biasanya menggunakannya untuk membawa hasil-hasil
pertanian seperti sayuran, umbi-umbian dan juga untuk membawa barang-barang dagangan ke pasar.
Karena keunikannya yang dibawa dengan kepala, noken ini di daftarkan ke UNESCO sebagai salah satu
hasil karya tradisional dan warisan kebudayaan dunia dan pada 4 desember 2012 ini, noken khas
masyarakat Papua ditetapkan sebagai warisan kebudayaan tak benda UNESCO . "Pengakuan UNESCO ini
akan mendorong upaya melindungi dan mengembangkan warisan budaya Noken, yang dimiliki oleh lebih
dari 250 suku bangsa di Provinsi Papua dan Papua Barat,"

Tari Saman

Tari Saman adalah sebuah tarian Suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa
penting dalam adat. Syair dalam tarian saman mempergunakan Bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian
ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur
menyebutkan tari saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang
berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari saman ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya
Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan
Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24 November 2011.

Ide Dan Peluang Kewirausahaan

Ide Kewirausahaan

Ide menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah rancangan yang tersusun dalam pikiran berupa
gagasan untuk meraih tujuan (Anonim, 2012). Sedangkan kewirausahaan menurut Drucker adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Menurut salah satu ahli yakni Thomas
W Zimmen er kewirausahaan merupakan penerapan kreativitas dan inovasi memecahkan masalah dan
upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari. Sehingga dapat disimpulkan arti ide
dalam konteks kewirausahaan adalah gagasan kreativitas dalam menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda sebagai sumber keunggulan untuk dijadikan peluang.

Terwujudnya suatu ide agar terealisasi dibutuhkan suatu rencana. Karena dalam teorinya, bisnis sekecil
apapun tetap memerlukan perencanaan untuk dapat merealisasikan ide bisnis yang lebih matang. Dalam
perspektif Philip Kotler, ada beberapa prosedur standar untuk dapat merealisasikan ide bisnis yang benar
dalam bentuk rencana bisnis yaitu:

1. Pembangkitan gagasan

2. Penyaringan

3. Pengembangan dan pengujian konsep

4. Strategi pemasaran

5. Analisis bisnis atau usaha

6. Pengembangan produk

7. Pegujian pasar

8. Komersialisasi

Bagaimana ide dapat menjadi peluang, ada beberapa cara untuk melakukannya yaitu:

1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metoda yang lebih baik untuk dapat
memenuhi kepuasan pelanggan
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru

3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi, bagaimana pekerjaan dilakukan atau dimodifikasi cara
melakukan suatu pekerjaan

Sumber Penemuan Ide-Ide Baru

Sumber ide biasanya berkaitan dengan hal-hal atau kegiatan yang menyangkut organisasi atau lembaga
yang ada hubungannya dengan bisnis, seperti :

1. Konsumen

2. Perusahaan yang sudah ada

3. Saluran Distribusi

4. Pemerintah

5. Penelitian dan Pengembangan

Penyaringan Ide

Ada berbagai cara untuk melakukan pemilihan ide produk, dimana salah satu cara adalah dengan
melakukan proses tahapan sebagai berikut dibawah ini :

1. Macro Screening

Dari ratusan ide yang mungkin didapat, pilihlah sekitar 20 ide yang mempunyai potensi bisnis. Disini
kriteria yang digunakan untuk memilih masih umum sekali, yaitu yang mempunyai potensi bisnis.

2. Micro Screening

Dari 20 ide produk yang ada, kemudian dipilih lagi menjadi 5 ide dengan menggunakan kriteria tertentu.

Dengan adanya pemilihan bertahap tersebut, diharapkan kita dapat mempunyai alternatif beberapa ide
produk yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Peluang

Peluang menurut kamus besar bahasa Indonesia kesempatan (ruang gerak) baik dalam bentuk konkret
maupun dalam bentuk abstrak (Taufan, 1998: 34). Sehingga peluang kewirausahaan dapat diartikan
kesempatan pasti yang bisa didapatkan seseorang atau lebih dengan mengandalkan potensi diri yang ada
serta memanfaatkan berbagai kesempatan atau peluang yang dengan segera diambil.
Peluang kewirausahaan dalam pengertian lebih mendalam dapat dibagi menjadi dua yakni peluang
internal dan peluang eksternal. Peluang internal merupakan peluang yang memang sudah ada dalam diri
wirausaha sehingga menjadi dasar untuk membaca keadaan sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Sedangkan peluang eksternal merupakan peluang yang lahir dari proses pembacaan kondisi atau respon
seorang wirausaha atas situasi yang menurutnya berpotensi untuk menjadi peluang (kesempatan pasti).

Sumber Peluang

Peluang sendiri sebenarnya berasal dari sebuah ide, inspirasi atau kesempatan yang muncul untuk
dimanfaatkan bagi kepentingan seseorang baik dalam kehidupan sehari hari dalam bisnis.

1. Diri Anda Sendiri

Beberapa sumber peluang yang muncul dari diri anda sendiri seperti:

1) Hobi Anda

2) Keahlian Anda

3) Peluang dari Pengetahuan dan Latar Belakang Pendidikan

4) Lingkungan

2. Konsumen

Suara konsumen itu penting karena sering menciptakan gagasan baru dalam memperbaiki produk yang
ada dan peluang bagi yang akan mendirikan usaha baru.

3. Gagasan Orang Lain

Seperti halnya suara dari konsumen, gagasan dari orang lain (mungkin karena keluhan-keluhan terhadap
suatu produk atau layanan yang disampaikan teman anda ke anda), dapat memberi ide yang membuka
peluang bagi anda dalam membuat suatu bisnis.

4. Informasi yang Diperoleh


Dalam perjumpaan dengan orang lain terkadang kita mendapatkan informasi baru. Bagi orang yang
mendengarnya, informasi baru itu bisa berguna untuk dijadikan sebagai peluang bisnis karena informasi
tersebut memiliki hubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dia miliki. Namun bagi orang-
orang tertentu informasi baru itu tidak bermanfaat karena informasi tersebut tidak memiliki hubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki. Hal ini yang bisa membedakan mengapa ada
orang yang merasa tidak memiliki peluang dibanding orang yang memiliki peluang.

Keterkaitan Ide Dan Peluang Kewirausahaan

Seorang wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui inovasi. Keberhasilan wirausaha
dicapai apabila wirausaha menggunakan produk, proses dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk
menggali perubahan. Oleh sebab itu, inovasi merupakan instrument penting untuk memberdayakan
sumber-sumber agar menghasilkan sesuatu yang baru dan menciptakan nilai tersendiri. Ketangguhan
kewirausahaan sebagai penggerak perekonomian terletak pada kreasi baru untuk menciptakan nilai
secara terus-menerus. Wirausaha dapat menciptakan nilai dengan cara mengubah semua tantangan
menjadi peluang melalui ide-idenya dan akhirnya ia menjadi pengendali usaha (business driven)
(Suryana, 2003).

Faktor-Faktor Keberhasilan Sebuah Peluang

1) Peluang itu memenuhi ciri-ciri peluang bisnis yang baik, bukan tiruan.

2) Berawal dari uji test pasar dan uji coba (trial)

3) Mengikuti dan memenuhi kebutuhan konsumen

4) Mengikuti trend (kecenderungan) perubahan pasar

5) Bisa terus menerus diinovasi dan di tingkatkan kualitasnya

6) Resiko kegagalannya tidak besar saat pertama kali dimulai

7) Merupakan alternative terbaik dari peluang-peluang yang ada

Faktor Kegagalan Sebuah Peluang Usaha yang Gagal Dijadikan Bisnis, adalah sebagai berikut:

1) Kebutuhan pasarnya tidak bersifat monoton dan musiman sehingga tidak hanya bersifat jangka
pendek

2) Peluang itu sudah “kadaluarsa” atau telah banyak ada orang yang memulai bisnis tersebut

3) Tidak segera mengambil keputusan untuk memulainya sehingga peluang itu lewat begitu saja
4) Waktunya sudah lewat, terjadi perubahan kebutuhan atau muncul teknologi baru yang telah
membuat peluang produk atau jasa itu out of date

5) Survey pasar tidak akurat, artinya hal itu hanya sekedar persepsi yang menyatakan bahwa peluang itu
sangat potensial lalu segera dilaksanakan begitu saja menyebabkan produk itu tidak laku dipasar

6) Mudah ditiru atau di buat oleh orang lain

7) Daya beli rendah

8) Kebutuhan tidak kontinyu

9) Tingkat kebutuhan kecil

10) Pemilihan alternative ide-ide bisnisnya salah

Analisa Peluang Usaha

Seorang wirausaha harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus agar ide-
ide yang masih potensial dapat menjadi peluang bisnis yang riil. Proses penjaringan idea atau disebut
screening merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk dan jasa riil.
Adapun langkah dalam penjaringan (screening) ide dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Menciptakan produk baru dan berbeda

Ketika ide dimunculkan secara nyata, misalnya dalam bentuk barang atau jasa baru. Maka barang atau
jasa baru tersebut harus berbeda dengan barang atau jasa yang ada di pasar. Selain itu, produk atau jasa
tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli atau penggunanya. Agar lebih berguna, barang atau jasa
itu harus bernilai bagi konsumen baik pelanggan maupun konsumen potensial lainnya.

2. Mengamati pintu peluang

Hal ini berkaitan dengan mengantisipasi pesaing di pasaran. Wirausaha harus mengamati potensi-
potensi yang dimiliki pesaing di pasar. Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat
dievaluasi dengan mengamati kelemahan-kelemahan dan resiko pesaing dalam menanamkan modalnya
(Suryana, 2003).

Dalam berwirausaha memang membutuhkan keberanian dengan tidak takut pada kerugian. Akan tetapi,
mengantisipasi hal-hal yang menghambat suatu usaha sangat perlu dilakukan. Caranya adalah dengan
memunculkan beberapa kemungkinan pertanyaan terhadap pesaing:
a) Pertanyaan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pesaing dalam pengembangan produk,
meliputi:

* Bagaimana kemampuan teknik yang dimiliki pesaing dalam pengembangan produk jika dibandingkan
kemampuan teknik yang kita miliki?

* bagaimana track-record pesaing untuk mencapai sukses dalam pengembangan produk?

b) Pertanyaan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan pesaing tentang kapabilitas dan sumber-
sumber yang dimiliki, meliputi:

* Sejauh mana kemampuan dan kesediaan pesaing untuk melakukan investasi dalam pengembangan
produk baru dan produk awal?

* Keunggulan pasar apa yang dimiliki pesaing?

c) Pertanyaan untuk menentukan apakah pintu peluang ada atau tidak, meliputi:

* Sejauh mana kecepatan perusahaan kita membawa produk ke pasar dapat mendahului pesaing?

* Apakah perusahaan memiliki kekuatan yang cukup untuk menguasai serangan pesaing?

Ada beberapa hal yang mampu menciptakan peluang, (Zimmerer, 1996: 87). yaitu:

* Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relative singkat.

* Kerugian teknik harus rendah. Oleh karena itu, pengunaan teknik harus dipertimbangkan sebelumnya.

* Apabila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya.

* Pesaing tidak memiliki teknologi canggih.

* Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya.

* Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan produk baru.

Analisis kemampuan dalam menghasilkan produk dengan cara:

> Analisis produk dan proses produksi secara mendalam.


Analisis produk secaara lebih detail sangat diperlukan untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas
produk yang dihasilkan memadai atau tidak. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk
tersebut? Apakah biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk lebih efisien daripada biaya yang
dikeluarkan oleh pesaing?

> Menaksir produk awal.

Biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru sangat berkaitan dengan mengamati pintu peluang. Dari
mana sumbernya dan untuk apa dipergunakan? Berapa yang diperlukan untuk operasi, untuk perluasan
dan untuk biaya lainnya?

> Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi

Kita misalkan resiko teknik, resiko finasial dan resiko pesaing.

Resiko pesaing adalah kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisinya dipasar.
Sebagai seorang wirausaha yang handal, harus memprediksi dengan menganalisa pesaing di pasar.

Resiko teknik yakni berhubungan dengan proses perkembangan produk yang cocok dengan yang
diharapkan atau menyangkut suatu objek penentu apakah ide secara actual dapat ditranformasikan
menjadi produk yang siap dipasarkan dengan kapabilitas dan kharakteristiknya.

Resiko finansial adalah resiko yang timbul sebagai akibat ketidakcukupan finansial baik baik dalam tahap
pengembangan produk baru maupun dalam menciptakan dan mempertahankan perusahaan untuk
mengundang biaya produk baru.

Dalam hal resiko juga perlu di analisa resiko dari usaha kita dengan adanya pesaing. Dari itu seorang
wirausaha perlu untuk memberikan pertanyaan tentang suatu kemungkinan, seperti:

1. Kemungkinan kesamaan dan keunggulan produk apa yang dikembangkan pesaing?

2. Tingkat keberhasilan apa yang dicapai oleh pesaing?

3. Seberapa jauh dukungan keuangan pesaing bagi perkembangan produk baru yang diperkenalkannya?

4. Apakah perusahaan baru cukup kuat untuk mengatasi serangan-serangan pesaing?


Sumber Daya Yang Dibutuhkan Dalam Usaha

Sumber daya yang dibutuhkan dalam usaha dapat dikatagorikan atas enam tipe sumber daya (6M),
antara lain:

1) Man (Manusia)

Dalam pendekatan ekonomi, sumber daya manusia adalah salah satu faktor produksi selain tanah,
modal, dan keterampilan. Pandangan yang menyamakan manusia dengan faktor-faktor produksi lainnya
dianggap tidak tepat, baik dilihat dari konsepsi, filsafat, maupun moral. Manusia merupakan unsur
manajemen yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan.

2) Money (Uang)

Money atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar
dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam
perusahaan/industri. Oleh karena itu, uang merupakan unsur yang penting untuk mencapai tujuan
karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa
uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan yang harus
dibeli, serta berapa hasil yang akan dicapai

dari sesuatu organisasi.

3) Material (Fisik)

Perusahaan umumnya tidak menghasilkan sendiri bahan mentah yang dibutuhkan, melainkan membeli
dari pihak lain. Untuk itu, manajer perusahaan berusaha untuk memperoleh bahan mentah dengan
harga yang paling murah, dengan menggunakan cara pengangkutan yang murah dan aman. Di samping
itu, bahan mentah tersebut akan diproses sedemikian rupa sehingga dapat dicapai hasil secara efisien.

4) Machine (Tekonologi)

Mesin memiliki peranan penting dalam proses produksi setelah terjadinya revolusi industri dengan
ditemukannya mesin uap sehingga banyak pekerjaan manusia yang digantikan oleh mesin.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat menyebabkan penggunaan mesin makin
menonjol. Hal ini karena banyaknya mesin baru yang ditemukan oleh para ahli sehingga memungkinkan
peningkatan dalam produksi.

5) Method (Metode)

Metode kerja sangat dibutuhkan agar mekanisme kerja berjalan efektif dan efisien. Metode kerja yang
sesuai dengan kebutuhan perusahaan, baik yang menyangkut proses produksi maupun administrasi tidak
terjadi begitu saja melainkan memerlukan waktu yang lama.

6) Market (Pasar)

Memasarkan produk memiliki peran yang sangat penting sebab jika barang yang diproduksi tidak laku,
proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu,
penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam
perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai, kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen
dan daya beli konsumen.

Komponen Perencanaan Usaha

Perencanaan usaha adalah proses penentuan visi, misi dan tujuan, strategi, kebijakan, prosedur, aturan,
program dan anggaran yang diperlukan untuk menjalankan suatu usaha atau bisnis tertentu.

Suatu perencanaan usaha yang baik pada umumnya memiliki sifat sebagai berikut:

a) Fokus, artinya perencanaan usaha dibuat berdasarkan visi, misi tertentu serta tujuan yang jelas.

b) Rasional dan faktual, artinya perencanaan usaha dibuat berdasarkan pemikiran yang masuk akal,
realistik, berorientasi masa depan serta didukung dengan fakta-fakta yang ada.

c) Berkesinambungan dan estimasi, artinya perencanaan usaha dibuat dan dipersiapkan untuk tindakan
yang berkelanjutan serta perkiraan-perkiraan tentang kondisi di masa datang.

d) Preparasi dan fleksibel, artinya perencanaan usaha dibuat sebagai persiapan, yaitu pedoman untuk
tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan yang disesuaikan dengan lingkungan bisnis yang dihadapi.

e) Operasional, artinya perencanaan usaha dibuat sesederhana mungkin, rinci serta dapat dilaksanakan.

Apabila suatu perencanaan usaha memiliki sifat-sifat di atas, maka dengan membuat perencanaan usaha
akan diperoleh beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Pekerjaan atau aktivitas dapat dilakukan secara teratur dan dengan tujuan yang jelas.

2. Menghindari pekerjaan atau aktivitas yang tidak produktif serta penggunaan sumberdaya yang lebih
efisien.

3. Menyediakan alat evaluasi untuk menentukan berhasilan usaha.

4. Menyediakan landasan untuk pengawasan dan upaya perbaikan.

Artinya, perencanaan usaha digunakan untuk menjamin bahwa tujuan yang telah ditetapkan tercapai.

Langkah-Langkah Penyusunan Perencanaan Usaha

1. Mengidentifikasi Peluang Usaha

Pada umumnya, suatu produk berpotensi untuk laku dijual dan menguntungkan apabila penawaran
untuk produk tersebut masih lebih kecil dari permintaannya. Peluang usaha muncul ketika permintaan
pasar lebih besar dari penawarannya. Jadi peluang usaha dicirikan oleh masih adanya permintaan pasar
untuk produk tersebut.

2. Menentukan jenis usaha yang akan dilakukan

Berdasarkan langkah indentifikasi akan diperoleh berbagai alternative jenis usaha yang mungkin dipilih.
Dari sejumlah alternatif yang ada

3. Melakukan studi kelayakan usaha

Studi kelayakan usaha (SKU) atau feasibillity studi adalah cara yang ditempuh untuk menentukan layak
tidaknya suatu gagasan usaha dilaksanakan. Maksud layak di sini dilihat dari berbagai aspek sebagai
berikut:

1) Aspek pasar dan pemasaran

Kelayakan usaha dilihat dari aspek pasar dan pemasaran ditunjukkan

oleh ada tidaknya peluang pasar untuk diraih. Suatu jenis usaha layak

dilaksanakan apabila jenis usaha tersebut memiliki peluang pasar yang

relatif tinggi. Peluang pasar ditunjukkan oleh ekses permintaan. Ekses


permintaan terjadi jika jumlah permintaan melebihi jumlah

penawarannya. Semakin tinggi ekses permintaan, semakin tinggi

peluang pasar, dan karena itu semakin layak jenis usaha tersebut

untuk dilaksanakan.

2) Aspek produksi

Kelayakan usaha dilihat dari aspek produksi diantaranya berkenaan

dengan lokasi usaha yang direncanakan, fasilitas dan peralatan

produksi, pasokan bahan baku, serta ketersediaan tenaga kerja. Suatu

proyek dikatakan layak dilihat dari aspek produksi ditandai oleh lokasi

usaha yang strategis, tersedianya fasilitas dan peralatan produksi yang

memadai, tersedianya pasokan bahan baku yang terus menerus, serta

tersedianya tenaga kerja yang dibutuhkan.

3) Aspek finansial

Kelayakan usaha dilihat dari aspek finansial berkenaan dengan

manfaat yang mungkin diperoleh oleh investor atau pengusaha.

Manfaat ini disebut sebagai laba bisnis atau laba usaha (business

profit), yaitu pendapatan yang diperoleh setelah dikurangi dengan

seluruh biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan usaha. Dilihat dari

aspek finansial, suatu jenis usaha layak dilakukan apabila jenis usaha

tersebut mampu memberikan laba usaha yang memadai kepada

investor dan/atau kepada pengusaha yang menjalankan usaha

tersebut.

4) Aspek organisasi dan manajemen

Kelayakan usaha dilihat dari aspek organisasi dan manajemen

berkenaan dengan struktur kepemilikan usaha, struktur organisasi,


serta tim manajemen yang mengelola jenis usaha yang direncanakan.

4. Menyusun Proposal Usaha

Proposal usaha adalah dokumen tertulis dari perencanaan usaha. Proses dan perencanaan usaha
selanjutnya dilakukan penilaian awal untuk menentukan jenis usaha yang paling memungkinkan dan
dipandang paling menguntungkan. Tentunya dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang mungkin
menjadi pendukung maupun penghambat usaha. Pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan
antara lain:

a) Jumlah modal dan sumber modal yang diperlukan.

b) Ketersediaan bahan baku baik secara kualitas, kuantitas maupun kontinuitasnya.

c) Ketersediaan tenaga kerja yang diperlukan.

d) Prospek pemasaran produk yang dihasilkan.

e) Cara-cara pendistribusian.

f) Daya beli masyarakat terhadap produk yang dihasilkan.

g) Selera konsumen.

Anda mungkin juga menyukai