Kegagalan sel neural pada masa embrio dalam Nama Kelompok:
dinding usus, gagal eksistensi, kranio kaudal pada 1. Heni Setyorini (010217A041) myenterik dan submukosa dinding plexus 2. Ika Pramulya S (010217A020)
Sel ganglion pada colon tidak ada/sangat sedikit
Gangguan/tidak adanya gerakan peristaltik
Penyakit hirschsprung merupakan sebuah
kelainan bawaan (cacat lahir) pada usus Sfingter rektum tidak dapat berelaksasi disebabkan ketiadaan sel ganglia (saraf) pada dinding usus. Penyakit ini juga sering disebut dengan aganglionosis atau mega colon (aganglionic megacolon) (Mendri, Mencegah keluarnya feses secara normal 2017)
Akumulasi pada usus
TANDA DAN GEJALA Isi usus mendorong ke segmen anganglionik
1. Masa neonatal a. Gagal mengeluarkan mekonium KOMPLIKASI dalam 48 jam setelah lahir 1. Enterocolitis (radang usus) b. Muntah berwarna hijau Gas dan feses terkumpul di daerah tersebut 2. Megacolon tocsic c. Distensi abdomen (Mendri, 2017) 2. Masa bayi dan anak – anak a Konstipasi Obstruksi dan dilatasi bagian usus yang proksimal b Tinja seperti pita dan berbau busuk c Distenssi abdomen d Adanya masa difecal dapat dipalpasi e Biasanya tampak kurang nutrisi dan Colon membesar anemi (MEGACOLON/HIRSCHSPRUNG) (Nurarif, 2016)
Gangguan defekasi Sistem Pencernaan Sistem Pernafasan
KONSTIPASI Penekanan pada usus dan lambung Penekanan pada diafragma
NOC: Perasaan penuh pada saluran cerna Ekspansi paru menurun
Eliminasi usus NIC: 1. Lakukan enema atau irigasi, dengan tepat. Rangsangan ke nervus vagus KETIDAKEFEKTIFAN POLA 2. Monitor [hasil produksi] pergerakan NAPAS usus [feses], meliputi frekuensi, konsistensi, bentuk, volume, dan warna, Pengaktifan pusat muntah (medulla oblongata) dengan cara yang tepat. NOC: 3. Evaluasi jenis pengobatan yang Status pernafasan memiliki efek samping pada NIC: gastrointestinal. Mual disertai muntah yang berlebihan 1. Monitor kecepatan, kedalaman dan kesulitan bernafas. 2. Catat pergerakan dada, catat ketidaksimetrisan, PEMERIKSAAN PENUNJANG Anoreksia penggunaan otot-otot bantu nafas dan retraksi 1. Pemeriksaan Laboratorium pada otot supraclavikulas dan interkosta. a. Kimia darah 3. Monitor pola nafas. b. Darah rutin 4. Auskultasi suara nafas. c. Profil koagulasi KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI: KURANG 5. Pertahankan kepatenan jalan nafas. 2. Pemeriksaan Radiologi DARI KEBUTUHAN TUBUH 6. Monitor aliran oksigen. a. Foto polos abdomen b. Barium 3. Biopsi NOC: Biopsi rektum Status nutrisi 4. Pemeriksaan colok anus NIC: (Nurarif, 2016) 1. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan [pasien] untuk memenuhi kebutuhan gizi. 2. Atur diet yang diperlukan. 3. Identifikasi [adanya] alergi atau intoleransi makanan yang dimiliki pasien. 4. Kolaborasi dalam penentuan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenhi persyaratan gizi. 5. Ciptakan lingkungan yang pada saat mengkonsumsi makan. 6. Timbang berat badan pasien. 7. Monitor adanya mual dan muntah. 8. Lakukan pengukuran antropometrik pada omposisi tubuh. 9. Monitor turgor kulit dan mobilitas.