BAB II BBLR
BAB II BBLR
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir
kurang dari 2500 gram (Arief, 2009). Dahulu bayi baru lahir yang berat badan
lahir kurang atau sama dengan 2500 gram disebut premature. Untuk
mendapatkan keseragaman pada kongres European Perinatal Medicine II di
London (1970), telah disusun definisi sebagai berikut:
1. reterm infant (premature) atau bayi kurang bulan : bayi dengan masa
kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari)
2. Term infant atau bayi cukup bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai
37 minggu sampai dengan 42 minggu (259-293 hari)
3. Post term atau bayi lebih bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 42
minggu atau lebih (294 hari atau lebih)
World Health Organization (WHO) pada tahun 1961 menyatakan bahwa
semua bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram
disebut low birth weight infant (bayi berat badan lahir rendah/BBLR), karena
morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung pada berat
badannya tetapi juga pada tingkat kematangan (maturitas) bayi tersebut.
Definisi WHO tersebut dapat disimpulkan secara ringkas bahwa bayi berat
badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama
dengan 2500 gram.
B. Klasifikasi BBLR :
1. Berdasarkan BB lahir
a. BBLR : BB < 2500gr
b. BBLSR : BB 1000-1500gr
c. BBLASR : BB <1000 gr
2. Berdasarkan umur kehamilan
a. Prematur
Adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37
minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan
untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan –
Sesuai Masa Kehamilan ( NKB- SMK).
b. Dismaturitas.
Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam
preterm, term, dan post term. Dismatur ini dapat juga Neonatus
Kurang Bulan – Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK),
neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan ( NCB-KMK ),
Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan ( NLB- KMK ).
C. ETIOLOGI
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran premature. Faktor
ibu yang lain adalah umur, parietas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti
penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta factor janin juga merupakan
penyebab terjadinya BBLR..
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Faktor Ibu
a. Penyakit:
1) Toksemia gravidarum
2) Perdarahan antepartum
3) Truma fisik dan psikologis
4) Nefritis akut
5) Diabetes mellitus
b. Usia Ibu
1) Usia <16 tahun
2) Usia >35 tahun
3) Multigravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat
c. Keadaan social
1) Golongan social ekonomi rendah
2) Perkawinan yang tidak sah
d. Sebab lain
1) Ibu yang perokok
2) Ibu peminum alcohol
3) Ibu pecandu narkotik
2. Faktor janin
a. Hidramnion
b. Kehamilan ganda
c. Kelainan kromosom
3. Faktor lingkungan
a. Tempat tinggal dataran tinggi
b. Radiasi
c. Zat-zat racun.
F. PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa
a) Pemberian vitamin K1:
b) Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau Per oral 2 mg sekali
pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari,
dan umur 406 minggu)
2. Diatetik
a) Pemberian nutrisi yang adekuat
b) Apabila daya isap belum baik, bayi dicoba untuk menetek sedikit
demi sedikit
c) Apabila bayi belum bisa meneteki pemberian ASI diberikan melalui
sendok atau pipet
d) Apabila bayi belum ada reflek menghisap dan menelan harus
dipasang siang penduga/ sonde fooding
Bayi premature atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena
refleks menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI
dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan
pipa lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah
dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah
dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang diberikan
dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada putting. ASI
merupakan pilihan utama:
1) Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang
cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai
kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari sekali.
2) Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik
20 g/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali
seminggu.
B. Terapi musik
Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental
dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, tombre,
bentuk dan gaya yang di organisir sedemikian rupa hingga tercipta misik yang
bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.
Terapi musik adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh semua
ornag karena kita tidak menbutuhkan kerja otak yang berat untuk
menginterpretasi alunan music. Terapi musik sangat mudah diterima organ
pendengaran kita dan kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan ke bagian
otak yang memproses emosi (system limbic). Musik sangat berfungsi sebagai
ungkapan perhatian, baik bagi para pendengar yang mendengarakan maupun
bagi pemusik yang menggubahnya. Sasaran terapi music dalam lapangan
pandang kedokteran adalah pada perkembangan manusia sebagai suatu
kesatuan yang unik dan tak terpisahkan.
Musik dapat berfungsi sebagai ungkapan perhatian, baik bagi para
pendengar yang mendengarkan maupun bagi pemusik yang menggubahnya.
Sasaran terapi musik dalam lapangan pandang kedokteran adalah pada
perkembangan manusia sebagai satu kesatuan yang unik dan tak terpisahkan.
Salah satu figur yang paling berperan dalam terapi music di awal abad ke-
20 adalah Eva Vescelius yang banyak mempublikasikan terapi musik lewat
tulisan-tulisannya. Ia percaya bahwa objek dari terapi music adalah melakukan
penyelarasan atau harmonisasi terhadap seseorang melalui fibrasi. Demikian
pula dengan Margareth Anderton, seorang guru piano berkebangsaan inggris,
yang meengemukakan tentang efek alat music (khusus untk pasien dengan
kendala psikologis) karena hasil penelitiannya menunjukkan bahwa timbre
(warna suara) music dapat menimbulkan efek terapeutik.
Kualitas dari music yang memiliki andil terhadap fungsi-fungsi dalam
pemgungkapan perhatian terletak pada struktur dan urutan matematis yang di
miliki, yang mampu menuju pada ketidakberesan dalam kehidupan seseorang.
Peran sertanya Nampak dalam suatu pengalaman musical seperti menyanyi,
dapat menghasilkan intergrasi pribadi yang mempersatukan tubuh, pikiran, dan
roh. Bagi penyanyi dalam sebuah kelompok, music memberikan suatu
komunikasi yang intim dan emosional antara pemimpin dan anggota kelompok
secara individu, juga antara anggota itu sendiri, dan masih terjadi ketika
hubungan antarpribadi itu menjadi terbatas atau pecah. Music dapat
mempersatukan suatu kelompok yang beraneka ragam menjadi suatu unit yang
fungsional. Fungsi music sebagai ungkapan perhatian dapat dilihat ketika music
dialami sebagai suatu pemberian dari orang-orang yang kelihatannya tidak
memiliki apa-apa.