Anda di halaman 1dari 17

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir
kurang dari 2500 gram (Arief, 2009). Dahulu bayi baru lahir yang berat badan
lahir kurang atau sama dengan 2500 gram disebut premature. Untuk
mendapatkan keseragaman pada kongres European Perinatal Medicine II di
London (1970), telah disusun definisi sebagai berikut:
1. reterm infant (premature) atau bayi kurang bulan : bayi dengan masa
kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari)
2. Term infant atau bayi cukup bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai
37 minggu sampai dengan 42 minggu (259-293 hari)
3. Post term atau bayi lebih bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 42
minggu atau lebih (294 hari atau lebih)
World Health Organization (WHO) pada tahun 1961 menyatakan bahwa
semua bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram
disebut low birth weight infant (bayi berat badan lahir rendah/BBLR), karena
morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung pada berat
badannya tetapi juga pada tingkat kematangan (maturitas) bayi tersebut.
Definisi WHO tersebut dapat disimpulkan secara ringkas bahwa bayi berat
badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama
dengan 2500 gram.

B. Klasifikasi BBLR :
1. Berdasarkan BB lahir
a. BBLR : BB < 2500gr
b. BBLSR : BB 1000-1500gr
c. BBLASR : BB <1000 gr
2. Berdasarkan umur kehamilan
a. Prematur
Adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37
minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan
untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan –
Sesuai Masa Kehamilan ( NKB- SMK).
b. Dismaturitas.
Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam
preterm, term, dan post term. Dismatur ini dapat juga Neonatus
Kurang Bulan – Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK),
neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan ( NCB-KMK ),
Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan ( NLB- KMK ).

C. ETIOLOGI
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran premature. Faktor
ibu yang lain adalah umur, parietas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti
penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta factor janin juga merupakan
penyebab terjadinya BBLR..
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Faktor Ibu
a. Penyakit:
1) Toksemia gravidarum
2) Perdarahan antepartum
3) Truma fisik dan psikologis
4) Nefritis akut
5) Diabetes mellitus
b. Usia Ibu
1) Usia <16 tahun
2) Usia >35 tahun
3) Multigravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat
c. Keadaan social
1) Golongan social ekonomi rendah
2) Perkawinan yang tidak sah
d. Sebab lain
1) Ibu yang perokok
2) Ibu peminum alcohol
3) Ibu pecandu narkotik
2. Faktor janin
a. Hidramnion
b. Kehamilan ganda
c. Kelainan kromosom
3. Faktor lingkungan
a. Tempat tinggal dataran tinggi
b. Radiasi
c. Zat-zat racun.

D. Tanda – tanda klinis


1. Gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
a. Berat kurang dari 2500 gram
b. Panjang kurang dari 45 cm
c. Lingkar dada kurang dari 30 cm
d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
e. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
f. Kepala lebih besar
g. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
h. Otot hipotonik lemah
i. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea
j. Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus
k. Kepala tidak mampu tegak
l. Pernapasan 40 – 50 kali / menit
m. Nadi 100 – 140 kali / menit

2. Gambaran klinis BBLR secara khusus :


a. Tanda-tanda Bayi Prematur
1) BB kurang dari 2500 gr, PB kurang dari 45 cm, lingkar kepala
kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang 30 cm.
2) Umur kehamilan kurang dari 37 mg.
3) Kepala relatif lebih besar dari pada badannya.
4) Rambut tipis dan halus, ubun-ubun dan sutura lebar.
5) Kepala mengarah ke satu sisi.
6) Kulit tipis dan transparan, lanugo banyak, lemak subkutan
kurang, sering tampak peristaltik usus.
7) Tulang rawan dan daun telinga imatur.
8) Puting susu belum terbentuk dengan baik.
9) Pergerakan kurang dan lemah.
10) Reflek menghisap dan menelan belum sempurna.
11) Tangisnya lemah dan jarang, pernafasan masih belum teratur.
12) Otot-otot masih hipotonis sehingga sikap selalu dalam
keadaan kedua paha abduksi, sendi lutut dan pergelangan kaki
fleksi atau lurus.
13) Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh
labia mayora (pada wanita), dan testis belum turun (pada laki
laki).
b. Tanda-tanda pada Bayi Dismatur
1) Preterm sama dengan bayi premature
2) Term dan post term :
a. Kulit pucat atau bernoda, keriput tipis.
b. Vernik caseosa sedikit/kurang atau tidak ada.
c. Jaringan lemak di bawah kulit sedikit.
d. Pergerakan gesit, aktif dan kuat.
e. Tali pusat kuning kehijauan.
f. Mekonium kering.
g. Luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibandingkan
BB
h.
E. Komplikasi pada BBLR
Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah,
terutama berhubungan dengan 4 proses adaptasi pada bayi baru lahir
diantaranya:
1. Sistem Pernafasan: Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum,
sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin
2. Sistem Kardiovaskuler: patent ductus arteriosus
3. Termoregulasi: Hipotermia
4. Hipoglikemia simtomatik

a) Pada prematur yaitu :


1) Sindrom gangguan pernapasan idiopatik disebut juga penyakit
membran hialin karena pada stadium terakhir akan terbentuk
membran hialin yang melapisi alveoulus paru.
2) Pneumonia Aspirasi
Disebabkan karena infeksi menelan dan batuk belum sempurna,
sering ditemukan pada bayi prematur.
3) Perdarahan intra ventikuler
Perdarahan spontan diventikel otot lateral biasanya disebabkan oleh
karena anoksia otot. Biasanya terjadi kesamaan dengan
pembentukan membran hialin pada paru. Kelainan ini biasanya
ditemukan pada atopsi.
4) Hyperbilirubinemia
Bayi prematur lebih sering mengalami hyperbilirubinemia
dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Hal ini disebabkan faktor
kematangan hepar sehingga konjungtiva bilirubium indirek menjadi
bilirubium direk belum sempurna.
5) Masalah suhu tubuh
Masalah ini karena pusat pengeluaran nafas badan masih belum
sempurna. Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapan
bertambah. Otot bayi masih lemah, lemak kulit kurang, sehingga
cepat kehilangan panas badan. Kemampuan metabolisme panas
rendah, sehingga bayi BBLR perlu diperhatikan agar tidak terlalu
banyak kehilangan panas badan dan dapat dipertahankan sekitar
(36,5 – 37,5 0C)

b) Pada bayi Dismatur


Pada umumnya maturitas fisiologik bayi ini sesuai dengan masa
gestasinya dan sedikit dipengaruhi oleh gangguan-gangguan pertumbuhan
di dalam uterus. Dengan kata lain, alat-alat dalam tubuhnya sudah
berkembang lebih baik bila dibandingkan dengan bayi dismatur dengan
berat yang sama. Dengan demikian bayi yang tidak dismatur lebih mudah
hidup di luar kandungan. Walaupun demikian harus waspada akan
terjadinya beberapa komplikasi yang harus ditangani dengan baik.
1) Aspirasi mekonium yang sering diikuti pneumotaritas Ini disebabkan
stress yang sering dialami bayi pada persalinan.
2) Usher (1970) melaporkan bahwa 50% bayi KMK mempunyai
hemoglobin yang tinggi yang mungkin disebabkan oleh hipoksia
kronik di dalam uterus.
3) Hipoglikemia terutama bila pemberian minum terlambat agaknya
hipoglikemia ini disebabkan oleh berkurangnya cadangan glikogen
hati dan meningginya metabolisme bayi.
4) Keadaan lain yang mungkin terjadi ; asfiksia, perdarahan paru yang
pasif, hipotermia, cacat bawaan akibat kelainan kromosom (sindrom
down's, turner dan lain-lain) cacat bawaan oleh karena infeksi
intrauterine dan sebagainya.
Adapun komplikasi pada BBLR jika bayi dismatur adalah, sebagai berikut
:
1. Suhu tubuh yang tidak stabil.
2. Gangguan pernafasan yang sering menimbulkan penyakit berat pada
BBLR.
3. Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi.
4. Ginjal yang immature baik secara otomatis maupun fungsinya.
5. Perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang rapuh.
6. Gangguan immunologic.

F. PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa
a) Pemberian vitamin K1:
b) Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau Per oral 2 mg sekali
pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari,
dan umur 406 minggu)
2. Diatetik
a) Pemberian nutrisi yang adekuat
b) Apabila daya isap belum baik, bayi dicoba untuk menetek sedikit
demi sedikit
c) Apabila bayi belum bisa meneteki pemberian ASI diberikan melalui
sendok atau pipet
d) Apabila bayi belum ada reflek menghisap dan menelan harus
dipasang siang penduga/ sonde fooding
Bayi premature atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena
refleks menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI
dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan
pipa lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah
dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah
dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang diberikan
dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada putting. ASI
merupakan pilihan utama:
1) Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang
cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai
kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari sekali.
2) Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik
20 g/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali
seminggu.

B. Terapi musik
Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental
dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, tombre,
bentuk dan gaya yang di organisir sedemikian rupa hingga tercipta misik yang
bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.
Terapi musik adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh semua
ornag karena kita tidak menbutuhkan kerja otak yang berat untuk
menginterpretasi alunan music. Terapi musik sangat mudah diterima organ
pendengaran kita dan kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan ke bagian
otak yang memproses emosi (system limbic). Musik sangat berfungsi sebagai
ungkapan perhatian, baik bagi para pendengar yang mendengarakan maupun
bagi pemusik yang menggubahnya. Sasaran terapi music dalam lapangan
pandang kedokteran adalah pada perkembangan manusia sebagai suatu
kesatuan yang unik dan tak terpisahkan.
Musik dapat berfungsi sebagai ungkapan perhatian, baik bagi para
pendengar yang mendengarkan maupun bagi pemusik yang menggubahnya.
Sasaran terapi musik dalam lapangan pandang kedokteran adalah pada
perkembangan manusia sebagai satu kesatuan yang unik dan tak terpisahkan.
Salah satu figur yang paling berperan dalam terapi music di awal abad ke-
20 adalah Eva Vescelius yang banyak mempublikasikan terapi musik lewat
tulisan-tulisannya. Ia percaya bahwa objek dari terapi music adalah melakukan
penyelarasan atau harmonisasi terhadap seseorang melalui fibrasi. Demikian
pula dengan Margareth Anderton, seorang guru piano berkebangsaan inggris,
yang meengemukakan tentang efek alat music (khusus untk pasien dengan
kendala psikologis) karena hasil penelitiannya menunjukkan bahwa timbre
(warna suara) music dapat menimbulkan efek terapeutik.
Kualitas dari music yang memiliki andil terhadap fungsi-fungsi dalam
pemgungkapan perhatian terletak pada struktur dan urutan matematis yang di
miliki, yang mampu menuju pada ketidakberesan dalam kehidupan seseorang.
Peran sertanya Nampak dalam suatu pengalaman musical seperti menyanyi,
dapat menghasilkan intergrasi pribadi yang mempersatukan tubuh, pikiran, dan
roh. Bagi penyanyi dalam sebuah kelompok, music memberikan suatu
komunikasi yang intim dan emosional antara pemimpin dan anggota kelompok
secara individu, juga antara anggota itu sendiri, dan masih terjadi ketika
hubungan antarpribadi itu menjadi terbatas atau pecah. Music dapat
mempersatukan suatu kelompok yang beraneka ragam menjadi suatu unit yang
fungsional. Fungsi music sebagai ungkapan perhatian dapat dilihat ketika music
dialami sebagai suatu pemberian dari orang-orang yang kelihatannya tidak
memiliki apa-apa.

C. Musik sebagai Terapi dan Ungkapan Perhatian


Penggunaan musik sebagai ungkapan perhatian dan suatu terapi tambahan
bagi konseling pastoral melibatkan integrasi dari beberapa disiplin sejarah :
pendidikan musik, pelayanan musik, dan terapi musik. Terapi musik merupakan
yang paling muda dari ketiga bidang ini dan yang langsung berhubungan
dengan aplikasi klinis musik.
Musik dapat disebut sebagai terapi untuk menstimulasi, memulihkan,
menghidupkan, mempersatukan, membuat seseorang peka, menjadi saluran,
dan memerdekakan. Terapi musik memiliki suatu kapasitas yang unik dan
mapan sehingga memungkinkan terjadinya perubahan hidup.
Musik mengandung kumpulan yang sistematis dan teratur dari berbagai
komponen suara irama, melodi, dan keselarasan untuk dapat dilihat dan
dinikmati. Musik, seperti bentuk seni lainnya, merupakan ekspresi yang penuh
gaya. Musik melibatkan pengelolaan serta keterampilan dari materi artistik
sehingga dapat menyajikan atau mengomunikasikan suatu hal tertentu, gagasan,
atau keadaan perasaan.
Biasanya tipe musikal dapat dipilih sendiri oleh pasien atau diusulkan
oleh terapis. Terapi musik formal sering menggunakan irama sederhana dan
instrumen perkusi yang dapat dimainkan oleh hampir setiap orang. Pilihan
materi musik, medium musik, tingkat kompleksitas, dan sasaran terapetik
merupakan keputusan dan kesepakatan antar terapis, dan antara terapis musik
dan pasien. Seperti dalam semua cara terapi, terapi musik menyangkut penilaian
terhadap pasien, aktivitas yang akan dilakukan (termasuk sasaran), pengalaman
terapetik, dan evaluasi.
D. Jenis Musik yang di Gunakan
Pada dasarnya hampir semua jenis musik bisa dinamakan untuk terapi
musik. Namun kita harus tahu pengaruh setiap jenis musik terhadap pikiran.
Setiap nada, melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya musik akan
memberi pengaruh berbeda kepada pikiran dan kita capai. Ada dua macam
terapi musik:
1. Terapi musik aktif.
Dalam terapi musik aktif pasien diajak bernyanyi, belajar main
menggunakan alat musik, menirukan nada-nada, bahkan membuat lagu
singkat. Dengan kata lain pasien berinteraksi aktif dengan dunia musik .
untuk melakukan terapi musik aktif tentu saja dibutuhkan bimbingan
seorang pakar terapi musik yang kompeten.
2. terapi musik pasif.
Inilah terapi musik yang murah, mudah dan efektif. Pasien tinggal
mendengarkan dan menghayati suatu alunan musik tertentu yang
disesuaikan dengan masalahnya. CD Terapi musik termasuk jenis terapi
musik pasif. Hal terpenting dalam terapi musik pasif adalah pemilihan
jenis musik harus tepat dengan kebutuhan pasien. Oleh karena itu, kami
membuat puluhan jenis CD Terapi musik yang disesuaikan dengan
kebutuhan anda.
Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3
bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony. Contoh paling nyata bahwa
beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam konser musik rock. Bisa
dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam konser musik rock yang
tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan
cenderung lepas kontrol. Kita masih ingat dengan “head banger”, suatu
gerakan memutar mutar kepala mengikuti irama music rock yang kencang.
Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah.
Jika hati kita sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah,
yang memiliki irama (ritme) yang teratur. Perasaan kita akan lebih enak dan
enteng, bahkan di luar negeri, pihak rumah sakit banyak memperdengarkan
lagu-lagu indah untuk membantu penyembuhan para pasiennya. Itu suatu
bukti, bahwa ritme sangat mempengaruhi jiwa manusia.
Sedangkan harmony sangat mempengaruhi roh. Jika kita menonton film
horor, selalu terdengar harmony (melodi) yang menyayat hati, yang membuat
bulu kuduk kita berdiri. Dalam ritual-ritual keagamaan juga banyak digunakan
harmony yang membawa roh manusia masuk ke dalam alam penyembahan.
Di dalam meditasi, manusia mendengar harmony dari suara-suara alam di
sekelilingnya.
Terapi musik yang efektif menggunakan musik dengan komposisi yang
tepat antara beat, ritme dan harmony yang sesuaikan dengan tujuan
dilakukannya terapi musik. Jadi memang terapi musik yang efektif tidak bisa
menggunakan sembarang musik.

E. Manfaat terapi musik


1. Relaksasi, mengistirahatkan tubuh dan pikiran
Manfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan terapi musik adalah
perasaan rileks, tubuh lebih bertenaga dan pikiran lebih fresh. Terapi
musik memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk mengalami
relaksasi yang sempurna. Dalam kondisi relaksasi (istirahat) yang
sempurna itu, seluruh sel dalam tubuh akan mengalami re-produksi,
penyembuhan alami berlangsung, produksi hormon tubuh diseimbangkan
dan pikiran mengalami penyegaran
2. Meningkatkan kecerdasan
Sebuah efek terapi musik yang bisa meningkatkan intelegensi seorang
disebut efek mozart. Hal ini telah diteliti secara ilmiah oleh frances
Rauscher et al dari Universitas California. penelitian lain juga
membuktikan bahwa masa dalam kandungan dan bayi adalah waktu yang
paling tepat untuk menstimulasi otak anak agar menjadi cerdas. Hal ini
karena otak anak dalam masa pembentukan, sehinngga sangat baik
apabila mendapatkan rangsangan yang positif. Ketika seorang ibu yang
sedang hamil sering mendengarkan terapi musik, janin di dalam
kandungannya juga ikut mendengarkan. Otak janin pun akan terstimulasi
untuk belajar sejak dalam kandungan. Hal ini dimaksudkan agar kelak si
bayi akan memiliki tingkat intelegensia yang lebih tinggi dibandingkan
dengan anak yang dibesarkan tanpa dibesarkan tanpa diperkenalkan pada
musik.
3. Meningkatkan motivasi
Motivasi adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan dan
mood tertentu. Apabila ada motivasi, semangat pun akan muncul dan
segala kegiatan bisa dilakukan. Begitu juga sebaliknya, jika motivasi
terbelenggu, maka semangatpun menjadi lurus, lemas, tak ada tenaga
untuk beraktivitas. Dari hasil penelitian, ternyata jenis musik tertentu bisa
meningkatkan motivasi, semangat dan meningkatkan level energi
seseorang.
4. pengembangan diri
Musik ternyata sangat berpengaruh terhadap pengembangan seseorang.
Hati-hati, karena musik yang anda dengarkan menentukan kualitas
pribadi anda. Hasil penelitian kami menunjukan bahwa orang yang punya
masasalah perasaan, biasanya cendrung mendengarkan musik yang sesuai
perasaannya. Misalnya orang yang putus cinta, mendengarkan musik atau
lagu bertema putus cinta atau sakit hati. Dan hasilnya adalah masalahnya
menjadi semakin parah. Dengan mengubah jenis musik yang didengarkan
menjadi musik yang memotivasi, dalam beberapa hari masalah perasaan
bisa hilang dengan sendirinya atau berkurang sangat banyak.
5. Meningkatkan Kemampuan Mengingat
Terapi musik bisa meningkatkan daya ingat dan mencegah kepikunan.
Hal ini bisa terjadi karena bagian otak bisa memproses music terletak
berdekatan dengan memori. Sehingga ketika seseorang melatih otak
dengan terapi music, maka secara otomatis memorinya juga ikut terlatih.
Atas dasar inilah terapi music banyak digunakan di sekolah-sekolah
modern di Amerika dan Eropa untuk meningkatkan prestasi akademik
siswa. Sedangkan di pusat rehabilitasi, terapi music banyak digunakan
untuk menangani masalah kepikunan dan kehilangan ingatan.
6. Kesehatan Jiwa
ilmuan Arab, Abu Nasr al-farabi (873-950M) dalam bukunya “Great
Book About Music”, mengatakan bahwa music membuat rasa tenang,
sebagai pendidikan moral, mengendalikan emosi, pengembangan
spiritual, menyembuhkan gangguan psikologis. Pernyataan itu tentu saja
berdasarkan pengalamannya dalam menggunakan music sebagai terapi.
Sekarang di zaman Modern, terapi music banyak digunakan oleh psikolog
maupun psikiater untuk mengatasi berbagai macam gangguan kejiwaan,
gangguan mental atau gangguan psikologis.
7. Mengurangi Rasa Sakit
Musik bekerja pada system saraf otonom yaitu bagian sistem saraf yang
bertanggung jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung dan fungsi
otak, yang mengontrol perasaan dan emosi. Menurut penelitian, kedua
system tersebut bereaksi sensitive terhadap music. Ketika kita merasa
sakit, kita menjadi takut, frustasi dan marah yang membuat kita
menegangkan otot-otot tubuh, hasilnua secara relaks secara fisik dan
mental, sehingga membantu menyembuhkan dan mencegah rasa sakit.
Dalam proses persalinan, terapi musik berfungsi mengatasi kecemasan
dan mengurangi rasa sakit. Sedangkan bagi para penderita nyeri kronis
akibat suatu penyakit, terapi music terbukti membantu mengatasi rasa
sakit.
8. Menyeimbangkan Tubuh
Menurut penelitian para ahli, stimulasi music membantu
menyeimbangkan organ keseimbangan yang terdapat di telinga dan otak.
Jika organ keseimbangan sehat maka kerja organ tubuh lainnya juga
menjadi lebih seimbang dan lebih sehat.
9. Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Dr John Diamond dan Dr David Nobel, telah melakukan riset mengenai
efek dari musik terhadap tubuh manusia dimana mereka menyimpulkan
bahwa : Apabila jenis music yang kita dengar sesuai dan dapat diterima
oleh tubuh manusia, maka tubuh akan bereaksi dengan mengeluarkan
jenis hormone (serotonin) yang dapat menimbulkan rasa nikmat dan
senang sehingga tubuh akan menjadi lebih kuat (dengan meningkatnya
sistem kekebalan tubuh) dan membuat kita menjadi lebih sehat.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa efek biologis dari suara
dan musik dapat mengakibatkan :
1) Energi otot akan meningkat atau menurun terkait dengan stimulasi irama
2) Tarikan nafas dapat menjadi cepat atau berubah secara teratur
3) Timbulnya berbagai efek pada denyut jantung, tekanan darah, dan fungsi
endokrin
4) Berkurangnya stimulus sensorik dalam berbagai tahapan
5) Kelelahan berkurang atau tertunda, tetapi tegangan otot meningkat
6) Perubahan yang meningkatkan elektrisitas tubuh
7) Perubahan pada metabolisme dan biosintesis pada beberapa proses enzim
Setidaknya ada tiga sistem saraf dalam otak yang akan terpengauh oleh
musik yang didengarkan, yaitu :
a) Sistem Otak yang Memproses Perasaan
Musik adalah bahasa jiwa, ia mampu membawa perasaan ke arah mana
saja. Musik yang Anda dengar akan merangsang sistem saraf yang akan
menghasilkan suatu perasaan. Perangsangan sistem saraf ini mempunyai
arti penting bagi pengobatan, karena sistem saraf ambil bagian dalam
proses fisiologis. Dalam ilmu kedokteran jiwa, jika emosi tidak harmonis,
maka akan mengganggu sistem lain dalam tubuh kita, misalnya sistem
pernafasan, sistem endokrin, sistem immun, sistem kardiovaskuler, sistem
metabolik, sistem motorik, sistem nyeri, sistem temperatur dan lain
sebagainya. Semua sistem tersebut dapat bereaksi positif jika mendengar
musik yang tepat.

b) Sistem Otak Kognitif


Aktivasi sistem ini dapat terjadi walaupun seseorang tidak mendengarkan
atau memperhatikan musik yang sedang diputar. Musik akan merangsang
sistem ini secara otomatis. Jika sistem ini dirangsang maka seseorang
akan meningkatkan memori, daya ingat, kemampuan belajar, kemampuan
matematika, analisis, logika, intelegensi dan kemampuan memilah,
disamping itu juga adanya perasaan bahagia dan timbulnya keseimbangan
sosial.
c) Sistem Otak yang Mengontrol Kerja Otot
Musik secara langsung bisa mempengaruhi kerja otot kita. Detak jantung
dan prnafasan bisa melambat atau cepat secara otomatis, tergantung
alunan musik yang didengar. Bahkan bayi dan orang tidak sadar pun tetap
terpengaruh oleh alunan musik. Bahkan ada suatu penelitian tentang efek
terapi musik pada pasien dalam keadaan koma. Ternyata denyut jantung
bisa diturunkan dan tekanan darah pun turun, kemudian begitu musik
dimatikan, maka denyut jantung dan tekanan darah kembali naik. Fakta
ini juga bermanfaat untuk penderita hipertensi karena musik bisa
mengontrol tekanan darahh.
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, dunia kedokteran serta
psikologi membuktikan bahwa terapi musik berpengaruh dalam
mengembangkan imajinasi dan pikiran kreatif. Musik juga mempengaruhi
sistem imun, sistem saraf, sistem endokrin, sistem pernafasan, sistem
metabolik, sistem kardiovaskuler dan beberapa sistem lainnya dalam tubuh.
Dari berbagai penelitian ilmiah tersebut, dinyatakan bahwa musik dapat
digunakan untuk membantu penyembuhan beberapa penyakit seperti insomnia,
stress, depresi, nyeri, hipertensi, obesitas, parkinson, epilepsi, kelumpuhan,
aritmia kanker, psikosomatis, mengurangi rasa nyeri saat melahirkan dll.

Anda mungkin juga menyukai