Anda di halaman 1dari 6

INISIASI 2

Perilaku Individual, dan Kepribadian Manusia


Amir Tengku Ramly

Karakteristik Individu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) individu/in·di·vi·du/ sebagai kata
benda diartikan sebagai orang seorang; pribadi orang (terpisah dari yang lain). Individu dapat
diartikan juga sebagai organisme yang hidupnya berdiri sendiri, secara fisiologi ia bersifat
bebas (tidak mempunyai hubungan organik dengan sesamanya). Setiap orang, apakah ia
seorang anak atau seorang orang dewasa dan apakah ia berada di dalam suatu kelompok atau
seorang diri, ia disebut Individu. Individu menunjukkan kedudukan seorang sebagai orang-per
orang atau perseorangan. Sifat individual adalah sifat yang berkaitan dengan orang-per orang,
berkaitan dengan perseorangan.
Setiap individu memilki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan
karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan
karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menayngkut faktor biologis
maupun faktor sosial psikologis. Pada masa lalu ada keyakinan bahwa pembawaan
(heredity)dan lingkungan merupakan dua faktor terpisah, masing-masing mempengaruhi
kepribadian dan kemampuan individu dengan caranya sendiri-sendiri. Namun kemudian makin
disadari bahwa apa yang dirasakan oleh seorang anak, remaja atau dewasa, merupakan hasil
dari perpaduan anatara apa yang ada diantara faktor-faktor biologis yang diturunkan dan
pengaruh-pengaruh lingkungan.
Menurut Winardi (2004:196) ada 3 kelompok variable yang secara langsung
mempengaruhi perilaku individual, atau apa yang dilakukan oleh seorang karyawan. Tiga
variable tersebut adalah: (1) individual, (2) psikologikal, (3) keorganisasian. Menurut Winardi
perilaku karyawan adalah komplek, karena dipengaruhi berbagai macam variable,
pengalaman-pengalaman dan kejadian-kejadian.

1/6
Gambar yang disajikan memperlihatkan bahwa praktek manajerial efektif
mengharuskan para manajer perlu mengetahui perbedaan-perbedaan dalam perilaku individual.
Gambar diatas menunjukkan factor-faktor seperti:
1. Kemampuan dan keterampilan-keterampilan para karyawan
2. Susunan psikological para karyawan
3. Reaksi para karyawan terhadap sejumlah variable-variabel keorganisasian
seperti misalnya imbalan yang diberikan dan desain pekerjaan yang dihadapi
mereka.
Pola-pola perilaku individual senantiasa mengalami perubahan, walaupun sedikit.
Setiap manajer menginginkan perubahan perilaku tersebut yang dapat mempengaruhi kinerja
individu. Guna memahami perbedaan-perbedaan individual, maka seorang manajer harus:
 Mengamati dan mengenali perbedaan-perbedaan perilaku individual
 Mempelajari hubungan-hubungan antara variabel-variabel yang mempengaruhi
perilaku individual
 Menemukan hubungan-hubungan

2/6
Perbedaan Individu dan Batasan Organisasi
a) Perbedaan Individu
 Kepribadian
Tentu setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda, kepribadian ini
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan
 Jenis Kelamin
Dua puluh tahun studi mendapati wanita menghabiskan lebih banyak waktu
dibandingkan pria dalam menganalisis masa lalu, masa kini, dan masa depan,
wanita hampir dua kali lebih banyak dari pria dalam mengembangkan depresi.
 Kemampuan Mental
Kita tahu orang-orang dengan level kemampuan mental yang lebih tinggi mampu
memproses informasi lebih cepat, lebih sedikit beresiko dalam mengambil
keputusan umum, dan lebih logis dalam interpretasi data
 Perbedaan Budaya
Beberapa budaya menekankan pemecahan masalah, sedangkan yang lain fokus
pada menerima situasi sebagaimana adanya. Misalnya menurut para peneliti
perilaku, bahwa Amerika Serikat masuk dalam kategori memecahkan masalah
sedangkan Thailand dan Indonesia termasuk dalam negara yang menerima situasi
sebagaimana adanya.

b) Batasan Organisasi
 Evaluasi Kinerja
Manajer dipengaruhi oleh kriteria yang menjadi dasar mereka dievaluasi. Jika
seorang manajer divisi percaya bahwa kinerja pabrik yang berada di bawah
tanggung jawabnya beroprasi terbaik ketika ia tidak mendengar hal negatif, kita
akan mendapati manajer pabriknya bekerja menghabiskan banyak waktu untuk
memastikan tidak ada informasi negatif yang sampai padanya.
 Sistem Imbalan
Sistem imbalan organisasi mempengaruhi pengambilan keputusan dengan
menyarankan pilihan apa yang memiliki pembayaran pribadi yang lebih baik. Jika
organisasi menghargai pengindraan risiko, manajer lebih mungkin untuk
mengambil keputusan konservatif. Dari tahun 1930-an General Motors secara
konsisten memberikan promosi dan bonus pada manajer yang tetap low profile dan

3/6
menghindari kontroversi. Eksekutif ini menjadi ahli dalam menghindari isu-isu
dan menyerahkan keputusan-keputusan kontroversial pada komite.
 Peraturan Baku
Organisasi membuat peraturan dan kebijakan untuk memprogram keputusan dan
mengarahkan individu bertindak sesuai yang diharapkan. Dalam melakukan hal
demikian, mereka membatasi pilihan-pilihan keputusan.
 Batasan Waktu Akibat Sistem
Hampir semua keputusan penting muncul dengan tenggat waktu eksplisit. Sebuah
laporan tentang pengembangan produk baru bisa saja harus siap ditinjau komite
eksklusif tanggal pertama bulan tersebut. Kondisi-kondisi demikian sering
membuat sulit, jika tidak mungkin, bagi manajer untuk memperoleh semua
informasi sebelum mengambil keputusan.
 Contoh Historis
Keputusan tidak dibuat dalam ruang vakum, mereka memiliki sebuah konteks.
Keputusan-keputusan individu merupakan poin-poin dalam arus pilihan; yang
dibuat di masa lampau seperti hantu yang membuntuti dan membatasi pilihan-
pilihan sekarang. Merupakan rahasia umum bahwa penentu terbesar dari ukuran
dari anggaran tahun ini adalah anggaran tahun lalu. Pilihan yang dibuat hari ini
sebagian besar merupakan hasil dari pilihan-pilihan yang dibuat bertahun-tahun.

Kepribadian Manusia
Menurut Wibowo (2013:15) kepribadian pada hakikatnya adalah karakteristik individu
yang menunjukkan kecenderungan identitasnya melalui pemikiran, emosi, dan perilaku yang
merupakan produk interaksi antara genetic dan pengaruh lingkungan. Menurut Robbins dan
Judge (2011:169) kepribadian adalah organisasi dinamis dari system psikologis dalam diri
individu yang menentukan penyesuaian uniknya pada lingkungannya.

Kepribadian menciptakan reputasi social orang. Bagaimana mereka dipersepsikan oleh


kawan, keluarga, teman sekerja, dan penyelia. Kepribadian menunjukkan identitas seseorang.
Sifat kepribadian merupakan fungsi baik keturunan maupun lingkungan, yang salah satu unsur
nya adalah budaya. Robbins dan Judge berpendapat bahwa kepribadian merupakan hasil dari
Heredity dan Environment. Hasil penelitiannya bahwa heredity lebih penting environment.

4/6
Beberapa factor yang mempengaruhi kepribadian seseorang adalah: heredity,
environment, situation, dan life experience.

Terdapat beberapa teori yang dapat menjadi pendekatan dalam memahami kepribadian
manusia, yatitu:

1. The Big Five Personality Model

Dimensi kepribadian menurut model ini adalah Extraversion, Agreeableness,


Conscientiousness, Emotional Stability/Neuroticism, dan Openes.

2. The Myers-Briggs Type Indikator

Teori kepribadian ini melihat manusia dalam 4 preferensi utama, yaitu:


Extroversions, Sensing, Thinking dan Judging.

3. Hollands RIASEC Model

Model ini membagi kepribadian dalam 6 tipe berdasarkan minat tertentu, yaitu:
Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterpricing, dan Conventional.

4. Pumping Talent Model

Model ini melihat kepribadian manusia dalam 2 katagori dasar, yatitu Perilaku
dan karakter manusia dalam bekerja. Perilaku sesuatau yang mudah dibentuk

5/6
dan dapat berubah-ubah. Karakter sesuatu yang bersifat genuine yang
merupakan ciri khas manusia secara personal. Pendekatan perilaku pada model
ini merujuk pada pemikiran Hipocrates yang menggolongkan perilaku dasar
manusia dalam 4 kepribadian, yaitu Sanguin, Koleric, Phlegmatic, dan
Melancolic. Sedangkan Karakter bersandar pada teori Gustav Jung yang
membagi kepribadian manusia dalam 4 preferensi utama: Sensing, Intuiting,
Thinking dan Feeling.

Referensi

Gibson, Ivancevich, & Donnelly. (1996). Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses Edisi 8. Jakarta:
Binarupa Aksara.
Ramly, A.T (2011). Pumping Talent. Memahami Diri Memompa Bakat. Bogor: Pumping
Publisher
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2011). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Wibowo. (2013). Perilaku dalam Organisasi. Jakarta: RajaGrafindo

6/6

Anda mungkin juga menyukai