Anda di halaman 1dari 27

JOB PROGRAM BEKISTING BALOK

Untuk memenuhi tugas mata kuliah

Teknologi Perancah dan Acuan

yang dibina oleh Drs. H. Sugiyanto, S.T. M.T

Disusun Oleh:

Fadhil Muhammad Nur 170522526504

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL DAN BANGUNAN
Mei 2019
JOB PROGRAM PLAT LANTAI

JOB DESCRIPTION :

Gambar Bekisting Balok


Sumber: http://metodebangunan.blogspot.com/2016/02/metode-pemasangan-perancah-bekisting.html

Gambar Bekisting Balok Dengan SKETCHUP


Sumber: http://metodebangunan.blogspot.com/2016/02/metode-pemasangan-perancah-bekisting.html
Gambar Detail Bekisting Balok
Sumber: https://pdftoword-converter.online/enter/?url=https://docplayer.info/56331286-Bab-iv-
tinjauan-khusus-pekerjaan.html

Menurut Ceritaengineer bekisting adalah suatu sarana pembantu struktur beton


untuk pencetak beton sesuai dengan ukuran, bentuk, rupa ataupun posisi yang
direncanakan. Bekisting adalah suatu sarana pembantu struktur beton untuk pencetak
beton sesuai dengan ukuran, bentuk, rupa ataupun posisi yang direncanakan. Pada
umumnya sebuah bekisting merupakan sebuah konstruksi yang bersifat sementara
dengan tiga fungsi utama, yaitu :

 Bekisting menentukan bentuk dari konstruksi beton yang akan dibuat. Bentuk
sederhana dari sebuah konstruksi beton menghendaki sebuah bekisting yang
sederhana.
 Bekisting harus dapat menyerap dengan aman beban yang ditimbulkan oleh
spesi beton dan berbagai beban luar serta getaran. Dalam hal ini perubahan
bentuk yang timbul dan geseran-geseran dapat diperkenankan asalkan tidak
melampui toleransi-toleransi tertentu.
 Bekisting harus dapat dengan cara sederhana dipasang, dilepas dan
dipindahkan.

Gambar Detail Bekisting Balok Dengan Multipleks, Staiger Dari Bambu


Sumber: Modul Dikbangum Sespimma Polri “Bahan dan Peralatan Fasilitas Konstruksi”
Gambar Detail Contoh Bekisting Balok Dengan Hanya Menggunakan Satu Tiang Penyangga
Sumber: Modul K3 Pekerjaan Beton

Menurut Sistustekniksipil (2018) Hal penting yang perlu mendapatkan


perhatian pada pembuatan balok adalah tempat pertemuan antara ujung akhir balok
dengan kolom. Permukaan balok pada ujungnya harus benar-benar menyatu/monolit
dengan kolom terutama pada bidang persentuhan kedua komponen tersebut.

Pelaksanaan yang hati-hati dan teliti dibutuhkan untuk menghindari terjadinya


kebocoran oleh air, yang apabila terjadi akan menjadi sulit untuk mernperbaikinya.

Terdapat beberapa tipe balok, di antaranya adalah: balok bebas berdiri sendiri,
balok yang menyatu dengan pelat. (Situstekniksipil, 2018)

 Balok Bebas Berdiri Sendiri


Komponen bangunan jenis ini pelaksanaan pembuatannya tidak bergantung
pada komponen lain. Sebagai pendukung beban pelat lantai, jenis balok ini paling
umum digunakan. Dalam usaha membangun komponen balok, ada berbagai cara untuk
membuat cetakannya.
Gambar Macam-Macam Bekisting Balok Bebas Berdiri Sendiri
Sumber: https://www.situstekniksipil.com/2018/12/tahapan-pemasangan-bekisting-balok-dan.html

Keterangan Gambar:

No 1: Cetakan balok sistem balok penyokong

No 2: Cetakan balok dengan pengatur baut dan balok penyokong

No 3: Cetakan balok dengan pengatur baut

 Balok yang Menyatu Dengan Pelat


Sistem lain yang mungkin digunakan dalam pelaksanaan pengecoran balok dan
pelat adalah struktur cetakan antara balok menjadi satu kesatuan dengan struktur
Bekisting/Cetakan Pelat. Artinya bahwa cetakan untuk kedua komponen tersebut tidak
dapat dipisahkan satu sama lain.
Gambar Macam-Macam Bekisting Balok Yang Menyatu Dengan Pelat
Sumber: https://www.situstekniksipil.com/2018/12/tahapan-pemasangan-bekisting-balok-dan.html

 Keterangan Gambar:

No 1: Struktur cetakan balok terpisah dengan cetakan pelat

No 2: Struktur cetakan balok mendukung sebagian cetakan pelat

No 3: Struktur cetakan balok mendukung cetakan pelat

Menurut Sistustekniksipil (2018) ada dua macam sistem struktur bekisting


balok dan pelat, antaralain sebagai berikut:

 Sistem Tetap (Fixed)

Dipasang dan dibongkar untuk tiap lantai. Sistem ini dikembangkan dengan
penggunaan beton pracetak (prrecast concrete half slab) sebagai pengganti
Bekisting/Cetakan Pelat.

Urutan pemasangan bekisting pelat dan balok sistem tetap, dijelaskan sebagai
berikut:
o Pabrikasi cetakan sesuai dengan kebutuhan, baik jumlah maupun bentuk
cetakan sesuai perencanaan.
o Pemberian tanda (marking) elevasi dasar balok dan pelat pada kolom yang
telah dicor.
o Marking as-kolom dapat digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan as-
balok.
o Pasang scafolding balok dengan pedoman marking as-balok. Bila untuk
bekisting/cetakan pelat juga memerlukan scafolding maka pemasangannya
dilakukan bersamaan agar bracing-nya dapat dirangkai menjadi satu-
kesatuan.
o Pasang panel cetakan dasar balok sesuai dengan elevasinya dengan cara
menaik-turunkan scafolding atau adjuster frame.
o Penyetelan elevasi scafolding untuk pelat dengan memperhatikan balok yang
akan digunakan untuk menahan cetakan (balok kayu, balok Peri/Doka).
o Pasang panel dinding balok dengan memperhatikan as-balok yang
bersangkutan.
o Pasang bekisting/cetakan pelat dan seluruh permukaan cetakan dengan
dilapisi minyak khusus untuk cetakan.
o Dilakukan recheck as dan elevasi untuk meyakinkan bahan penulangan dan
pengecoran dapat mulai dilaksanakan.

 Sistem Bongkar Pasang (Knock Down)

Saat ini banyak dikembangkan disain struktur tipikal. Hal ini dimaksudkan
untuk menekan biaya konstruksi. Penurunan biaya dapat diperoleh dengan menekan
biaya cetakan beton/bekisting.

Salah satu upayanya adalah dengan memanfaatkan cetakan dengan sistem


knock down yang merupakan pengembangan sistem konvensional untuk melayani
struktur pelat dan balok tipikal.
Salah satu pengembangan cetakan sistem knock down adalah table form, di
mana cetakan tersebut merupakan satu-kesatuan struktur seperti meja yang dapat
dipindah-pindahkan. Disain cetakan disesuaikan dengan disain dari bangunan yang
akan dilaksanakan.

Pergerakan struktur cetakan ini ada dua, yaitu arah horizontal dan vertikal.
Pergerakan horizontal dibantu dengan roda untuk menempatkan posisinya sesuai
dengan as-nya.

Sedangkan pergerakan arah vertikal dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

- Pergerakan vertikal di tempat untuk mencapai elevasi yang diperlukan

- Pergerakan vertikal pindah lantai di atasnya untuk melayani pekerjaan


cetakan yang serupa pada lantai di atasnya.

Pergerakan ini cukup besar sehingga perlu kehati-hatian agar struktur tidak
rusak dan untuk melaksanakannya diperlukan tower crane.
1. JOB DESCRIPTION
 Perencanaan Konstruksi Balok
Pada makalah ini direncanakan untuk konstruksi balok dengan ketentuan
sebagai berikut.
a. Dimensi balok, 4 m x 0,4 m x 0,4 m
b. Jarak antar tiang penyangga, 0,5m

 Perhitungan Beban
 Data
o Berat Jenis Kayu: 940 kg/m3
o Berat Jenis Besi: 7800 kg/m3
o Berat Jenis Beton: 2500 kg/m3
o Berat Jenis Papan: 450 kg/m3

 Pembebanan
o Papan 25mm 3 x (b x h x l) x Berat Jenis = 10,8 kg/m3
o Kaso 5/7 (b x h x l) x (n(6)+3) x Berat Jenis = 29,61 kg/m3
o Balok Meranti 6/12 (b x h x l) x (n(2) + 1) x Berat Jenis = 20,304 kg/m3
o Besi ∅12 (𝜋/4 x d2) x n(6) x Berat Jenis = 0,0007 kg/m3
o Besi ∅8 (𝜋/4 x d2) x n x Berat Jenis = 0,0003 kg/m3
o Beton (b x h x l) x Berat Jenis = 400 kg/m3
Qd = 460,715 kg/m3

o Sambungan + Alat kerja (20% x Qd) = 92,143 kg/m3


Qtotal = 552,858 kg/m3

 Hitung Kekuatan Balok


Untuk kayu kaso 5/7
o F.e = 80 Kg/cm2 (Kayu Kelas III)
o F.gsr = 0,58 x F.e  46.4 kg/cm2
No Rumus Input Data Hasil
1 F=bxh 8 x 12 35 cm2
2 Wx = 1/6 x b x h2 1/6 x 5 x 72 40,83 cm2
3 Ix = 1/12 x b x h3 1/12 x 5 x 73 142,92 cm4
4 Yd = Yb = h/2 7/2 3,5 cm

Untuk balok kayu suri 6/12


o F.e = 80 Kg/cm2 (Kayu Kelas III)
o F.gsr = 0,58 x F.e  46.4 kg/cm2
No Rumus Input Data Hasil
1 F=bxh 6 x 12 72 cm2

2 Wx = 1/6 x b x h2 1/6 x 6 x 122 144 cm2

3 Ix = 1/12 x b x h3 1/12 x 6 x 123 864 cm4

4 Yd = Yb = h/2 12/2 6 cm

 Statika
o M.d = 1/8 x q x l2  l=0,5 m, q = berat jenis beton x luas beton (per 0,5 meter),
sehingga 1/8 x BJ. Beton x 0,5 x h x l2
 = 1/8 x 2500 x 0,5 x 0,40 x 0,52
 = 15,63 kgm
o Dd =  1/2 x q x 0,5
 = 1/2 x 2500 x 0,5 x 0,4 x 0,5
 = 125 kg
Tabel Tegangan Ijin Kayu Mutu A

TEGANGAN KELAS KUAT


(kg/cm2) I II III IV Jati
Tegangan Lentur lt 150 100 75 50 130
Ijin
Tegangan Tekan tk 130 85 60 45 110
Ijin
Tegangan tr 130 85 60 45 110
Tarik Ijin
Tegangan Tekan tk┴ 40 25 15 10 30
Ijin
Tegangan Geser  20 12 8 5 15
Ijin
(PKKI’1961)
 Kontrol Tegangan
o Untuk kaso 5/7, menahan arah gaya sisi samping
(horizontal) bekisting balok
Rumus Kontrol
No Rumus Input Data Hasil Status
Pecah Ijin
Fm = 1 1
𝑥 𝑞 𝑥 𝑙 2 𝑥 𝑌1 𝑥 0,0025 𝑥 40 𝑥 40 𝑥 402 𝑥 3,5 19,59 < 75 kg/cm2
1 𝑀 𝑥 𝑌1 8 8 OK
1 1 kg/cm2 (PKKI 1961)
𝐼 𝑥 𝑏 𝑥 ℎ3 𝑥 5 𝑥 73
12 12
Fg = 1 1
3𝑥 2 𝑥𝑞𝑥𝑙 3 𝑥 2 𝑥 0,0025 𝑥 40 𝑥 40 𝑥 40 3,43 < 8 kg/cm2
2 3𝑥𝐷 OK
2𝑥𝑏𝑥ℎ 2𝑥5𝑥7 kg/cm2 (PKKI 1961)
2𝑥𝐹

 Kolom Kayu, bambu diameter 10 cm, panjang 3,5 m


o N =2xD
= 2 x 1/2 x q x l
= 2 x (1/2 x 2500 x 0,5 x 0,4 x 0,5)
N = 250 kg
o B. Bambu = h x Lp (Luas Permukaan) x BJ
= 3,5 x (1/4 x 3,14 x d2) x 400
= 3,5 x (1/4 x 3,14 x 0,12) x 400
= 11,1 kg
N. Total = 250 + 11,1
= 261, 1  261 kg

Profil Bambu
F = Luas Permukaan = ¼ x 3,14 x (D2 – d2)
D = Diameter luar (10 cm), d= diameter dalam (8 cm)
= ¼ x 3,14 x (102 – 82)
= ¼ x 3,14 x (100-64)
= ¼ x 3,14 x 36
= 28,26 cm2
Ix = 1/64 x 3,14 x (D4 – d4)
D = Diameter luar (10 cm), d= diameter dalam (8 cm)
= 1/64 x 3,14 x (104 – 84)
= 1/64 x 3,14 x (10000 – 4096)
= 1/64 x 3,14 x 5904
= 289,665 cm4

 Kontrol Tekuk
Untuk Bambu:
𝐿
𝜆=
𝑟
L = 350 cm , r = 5 cm
Misal ketika L = 350 cm
350
𝜆= = 𝟕𝟎
5

Gambar Data Faktor Tekuk pada Berbagai Angka Kelangsingan


Sumber: Journal, Institut Pertanian Bogor

Faktor tekuk yang digunakan berasal dari rata-rata faktor tekuk analitis dan faktor tekuk
empiris pada nilai L/r tertentu
No L Kelangsingan Faktor Tekuk Nilai Faktor Tekuk (𝝎)
(L/r) (𝝎) Yang Digunakan
1 350 70 (2,13 + 1,89) 2,01

2 300 60 (1,88 + 1,81) 3.69

3 175 35 (1,44 + 1,57) 1,505

4 150 30 (1,38 + 1,51) 1,445

Tegangan
Kontrol
No Rumus Rumus Pecah Input Data Hasil Status
Ijin
Ftk = < 78,45
𝝎. 𝒎𝒂𝒌𝒔 𝑥 𝑁. 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 3.69 𝑥 261 12.27
1 𝝎.𝒎𝒂𝒌𝒔 𝑥 𝑁.𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 1 1 kg/cm2 OK
𝑥 3.14 𝑥 𝑑 2 𝑥 3,14 𝑥 102 kg/cm2
𝐹 4 4 (Morisco 1999)
Ftk = < 78,45
𝝎. 𝒎𝒊𝒏 𝑥 𝑁. 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 1,445 𝑥 261 4,80
1 𝝎.𝒎𝒂𝒌𝒔 𝑥 𝑁.𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 1 1 kg/cm2 OK
𝑥 3.14 𝑥 𝑑 2 𝑥 3,14 𝑥 102 kg/cm2
𝐹 4 4 (Morisco 1999)

 Plendes
o N =2xD
= 2 x 1/2 x q x l
= 2 x (1/2 x 2500 x 0,5 x 0,4 x 0,5)
N = 250 kg
o B. Bambu = h x Lp (Luas Permukaan) x BJ
= 3,5 x (1/4 x 3,14 x d2) x 400
= 3,5 x (1/4 x 3,14 x 0,12) x 400
= 11,1 kg
N + B. Bambu = 250 + 11,1
= 261, 1  261 kg
o Sambungan + Alat kerja (20% x (N+ B. Bambu)) = 52,2 kg
o N. Total = (N+ B. Bambu) + Berat tambahan
= 261 + 52,2
= 313,2 kg

 Kekuatan Plendes
Plendes atau baji yang digunakan, menggunakan papan playwood ukuran
20 cm x 20 cm x 2 cm (tebal)
No Rumus Input Data Hasil
1 F= bxh 20 𝑥 20 400 cm2

2 Ix = 1/12 x b x h3 1/12 x 20 x 203 13333,33 cm4

3 Wx = 1/6 x b x h2 1/6 x 20 x 202 1333,33 cm3


 Kekuatan Tekuk
Rumus Kontrol
No Rumus Input Data Hasil Status
Pecah Ijin
𝑁.𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁. 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 313,2 6.264 < 75 kg/cm2
1 Ftk = OK
𝐹 𝑏 𝑥 ℎ (𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙) 20 𝑥 2.5 kg/cm2 (PKKI 1961)

 Kekuatan Tanah
Rumus Kontrol
No Rumus Input Data Hasil Status
Pecah Ijin
Ftanah =
𝑁. 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 313.2 0.783 < 1,5
1 𝑁.𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 OK
𝑏𝑥ℎ 20 𝑥 20 kg/cm 2
kg/cm2
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴𝑙𝑎𝑠

 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan perancah (bekesting) dan
acuan rib setinggi 1,5 meter antara lain sebagai berikut :
 Bahan
1. Plywood 25mm,
2. Kayu kaso (5 x 7 cm), berada di sisi luar playwood/papan dan juga
digunakan untuk skur kayu penyangga (memperkuat)
3. Balok kayu suri ukuran 6/12 (6 x 12 cm), sebagai media perletakkan
bekesting balok, diletakkan setelah pemasangan tiang bambu, arahnya
melintang
4. Paku usuk (7 cm)
5. Paku triplek (5 cm)
6. Minyak Bekisting
7. Bambu, diameter 10 cm

 Alat
1. Palu
2. Meteran/Rol meter
3. Gergaji
4. Catut
5. Linggis
6. Tali/benang
7. Pensil/kapur
8. Kuas minyak bekisting

 Volume pengerjaan bahan bekesting balok disesuaikan dengan kondisi di


pasaran.
Bahan Ukuran Volume
Kaso 5x7 cm per meter Lebar = 5 cm V=PxLxT
kubik Tinggi = 7 cm =400x5x7
 Pada bekisting balok Panjang = 400 cm =14000 cm3
digunakan kaso 5/7 =0,014 m3
panjang 400 cm yang 1m3=(10000/4x5x7) m
ditempatkan diluar = 10000/140
playwood, dengan = ±72 batang
jarak kayu kaso satu
dengan lainnya 40 cm  Kebutuhan kaso 5/7 untuk
sisi-sisi bekisting:
2 kayu kaso ukuran 400 cm x 5
cm x 7 cm untuk 1 sisi bekisting
balok
= 2 x 2  4 kayu kaso ukuran
400 cm x 5 cm x 7 cm untuk 3
sisi bekisting balok (samping
2)
 Kebutuhan kaso 5/7
memperkuat penyangga
tiang bambu akibat beban
balok suri:
2 kayu kaso ukuran 100 cm x 5
cm x 7 cm setiap satu tiang
penyangga (jarak antar tiang
penyangga 0,5m  (4/0,5) – 1
= 7 tiang penyangga)
= 2 x 7  14 kayu kaso ukuran
100 cm x 5 cm x 7 cm
= 14/4  3,5  4 kayu kaso
ukuran 400 cm x 5 cm x 7 cm
untuk keseluruhan tiang
yang ada

 Total kebutuhan kaso 400


cm x 5 cm x 7 cm adalah
4+4 = 8 kayu kaso ukuran
400 cm x 5 cm x 7 cm

 Dipasaran 1m3 kayu kaso


400cm 5/7 = ±72 batang,
jika dibandingkan dengan
kebutuhan kaso, maka
dalam m3 kebutuhan kaso =
8 / 72 x 1 m3 = 0,11 m3
Balok kayu suri 6x12 cm Lebar = 6 cm V=PxLxT
per meter kubik Tinggi = 12 cm =400x6x12
 Pada bekisting balok Panjang = 400 cm =28800 cm3
digunakan balok kayu = 0,0288 m3
suri 6/12 sepanjang 1m3=(10000/4x6x12) m
100 cm per 1 tiang = 10000/288
penyangga = 34,72  ± 35 batang

 Kebutuhan balok suri 6/12:


Balok suri dipasang setiap
adanya tiang penyangga.
Berdasarkan perhitungan
sebelumnya, terdapat 7 tiang
penyangga. Maka kebutuhan
balok suri:
7 balok kayu suri ukuran 100
cm x 6 cm x 12 cm

 Di pasaran biasanya per


batang kayu ukurannya per
4 meter panjang, sehingga
dibutuhkan:
7/4  1, 75  2 balok kayu
suri ukuran 400 cm x 6 cm x
12 cm
 Dipasaran 1m3 balok kayu
suri 400cm 6/12 = ± 35
batang, jika dibandingkan
dengan kebutuhan balok
kayu suri yang sudah
dihitung, maka dalam m3
kebutuhan balok kayu = 2 /
35 x 1 m3 = 0.057 m3
Plywood/papan standard Tebal = 1,2 cm L=PxL
yang sering digunakan Lebar = 122 cm = 244cm x 122 cm
(25 mm tebal, 122 cm x Panjang = 244 cm = 29768 cm2
244 cm) = 2,9768 m2
 Pada bekisting balok
digunakan papan  Untuk 3 sisi bekisting balok
untuk bekisting dan ukuran 400 cm x 40 cm =
plendes = 3 x (400 cm x 40 cm)
= 3 x (16000 cm2)
= 48000 cm2
= 4,8 m2
= 8,4 m2

 Untuk plendes alas tiang


penopang, ukuran 20 cm x
20 cm dibuat sebanyak tiang
penopang (7 buah)
= 7 x (20 cm x 20 cm)
= 7 x (400 cm2)
= 2800 cm2
= 0,28 m2
 Kebutuhan papan playwood
tebal 25mm seluruhnya
adalah (8,4+0,28)  8,68
m2
 Kebutuhan playwood 25mm
keseluruhan = jumlah luas
kebutuhan bekesting / luas
plwood 122x244
= 8,68 / 2,9768
= 2,92  3 papan playwood
25 mm (122cm x 244cm)
Bambu ∅10 cm per m3 ∅ = 10 cm V=L.alas x Tinggi
Tinggi = 600 cm = (¼ x 3,14 x d2) x t
= (¼ x 3,14 x d2) x 6
= 0.0471 m3
1m3=(10000/(¼ x 3,14 x 102 x
6) m
= 10000/471
= 21,23  ± 22 batang

 Kebutuhan bambu
disesuaikan dengan
banyaknya tiang penyangga
pada hitungan sebelumnya,
7 batang bambu ∅10 cm,
tinggi 350 cm

 Bambu dikonversikan pada


skara dipasaran yaitu 6 m,
sehingga:

= 7 x 350 / 600
= 2450 / 600
= 4,083  5 bambu ukuran
∅10 cm dengan tinggi 600 cm

 Dipasaran 1m3 bambu ∅10


panjang 600 cm = ± 22
batang, jika dibandingkan
dengan kebutuhan bambu
∅10 yang sudah dihitung,
maka dalam m3 kebutuhan
bambu ∅10 = 5 / 22 x 1 m3
= 0,227 m3
Paku usuk 7 cm per kg 7 cm 200 buah
Paku triplek 5 cm per kg 5 cm 500 buah
Minyak bekesting per Minyak bekesting 1 liter = 1 dm3
meter kubik = 1 liter 1 dm3 = 0,001 m3
1m3 = 1000 liter

Tabel Volume Pengerjaan Bahan Bekesting Balok


Sumber : https://bintangkayu.weebly.com/menghitung-volume-kayu/menghitung-
kayu-per-m3 dan https://cienties.com/2018/01/20/jumlah-paku-per-kg/
2. JOB ACTIVITY

Prosedur yang dilakukan pada pengerjaan bekisting balok 400 cm x 40 cm x 40


cm, antaralain sebagai berikut:

 Persiapan
1) Survey memberi tanda atau marking elevasi pinjaman pada kolom struktur.
marking ini dijadikan acuan dalam menentukan elevasi balok.
2) Menyiapkan bahan-bahan dan alat-alat keperluan bekisting, mulai dari tiang
penyangga (bambu ∅10 cm), balok kayu ukuran 6/12, kayu kaso ukuran 5/7,
papan playwood tebal 25mm, besi ∅8 dan besi ∅12, dsb.
3) Membuat rangkaian skur kayu dan papan, biasanya disebut bekisting, dengan
dimensi total perencanaan bekisting 3 x (400 cm x 40 cm x tebal 2,5 cm),
biasanya di lapangan dibuat dipisah-pisah bisa per 100 cm panjang atau
selainnya, kemudian disambung dengan menggunakan perantara kaso 5/7 atau
selainnya.
4) Menyiapkan plendes dari papan tebal 25mm dimensi 20 cm x 20 cm untuk
perletakkan tiang bambu nantinya
5) Menyiapkan rangkaian tulangan dari balok yang akan di cor
 Pengerjaan Bekisting
1) Susunan pekerjaan bekisting, dari bawah ke atas: baji atau plendes  tiang
penyangga (bambu ∅10)  balok kayu suri ukuran 6/12  rangkaian
bekisting, kemudian diperkuat skur kayu.
2) Menyiapkan baji/plendes sebagai alas pijakan tiang penyangga (bambu ∅10),
kemudian memasang tiang penyangga setiap jarak 0,5 m. Untuk memperkuat
tiang penyangga, antara tiang yang satu dengan tiang lainnya dihubungkan kayu
kaso 5/7.
3) Diatas tiang penyangga dihubungkan balok kayu suri ukuran 6/12 sepanjang 1
meter arah melintang, balok kayu suri juga dipasang mengikuti adanya tiang
penyangga (sama seperti jarak antar tiang penyangga, 0,5 m), untuk
memperluas penyebaran beban dari cor pada bekisting, ditambahkan skur kayu
5/7 yang dihubungkan dari ujung suri ke bamboo, sehingga terbentuk seperti
“V”
4) Kemudian memasang bekisting balok yang sudah siap, dihubungkan sesuai
rencana dari kolom satu ke kolom lainnya.
5) Bekisting siap digunakan untuk pengecoran.
3. JOB CONNECTION
Menurut Ilmusipil (2011) dalam pelaksanaan pekerjaan perancah (membuat
bekesting), tenaga kerja dibagi sebagai berikut :
 Site Manager
Mengkoordinasikan para supervisor di lapangan dan memberikan solusi
jika terjadi masalah
 Supervisor Stucture
Ahli dalam menyusun rencana kerja dan mengkoordinasikan para mandor
 Mandor
Ahli dalam pemilihan tenaga kerja serta mengkoordinasikan para tukang.
Mengawasi pekerjaan tenaga kerja dibawahnya. Dituntut untuk memiliki
pengetahuan teknis dalam taraf tertentu, misalnya dapat membaca gambar
konstruksi, dapat membuat perhitungan ringan, dapat membedakan kualitas
bahan bangunan yang akan digunakan.
 Tenaga tukang
Harus ahli dalam bidangnya berdasarkan pengalaman dan cara kerja yang
sederhana.
 Tukang kayu
Ahli dalam pekerjaan kayu (pembuatan bekesting)

 Pembantu tukang adalah membantu pekerja yang ada di lapangan di bawah


arahan tukang
4. JOB SAFETY
 Menerapkan kesehatan , keselamatan , kerja ( K3 )

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait


dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di
sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara
kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja.K3 juga melindungi rekan kerja,
keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh
kondisi lingkungan kerja. Memakai peralatan yang wajib di pakai saat bekerja
dikarenakan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja yang diakibatkan
karena tidak memperhatikan K3 , berikut alat – alat K3 yang dapat melindungi
tubuh dalam pengerjaan perancah bekesting kayu kolom :

o Pakaian kerja
o Rompi
o Sepatu kerja
o Kacamata kerja
o Sarung tangan
o Helm
o Sabuk pengaman
o Penutup telinga
o Masker
o P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

 Selalu mengikuti aturan yang telah di buat, Standar Operating Procedure (SOP)
DAFTAR RUJUKAN

Situstekniksipil. 2018. Tahapan Pemasangan Bekisting Balok Dan Pelat. (Online),


(https://www.situstekniksipil.com/2018/12/tahapan-pemasangan-bekisting-
balok-dan.html) , diakses 2 Mei 2019
Ceritaengineer. Bekisting Balok dan Pelat Sistem CUPSLOCK. (Online),
(https://ceritaengineer.com/bekisting-balok-dan-pelat-sistem-cupslock/),
diakses 2 Mei 2019
Ilmusipil. 2011. Tenaga Kerja Proyek Bangunan. (Online),
(http://www.ilmusipil.com/tenaga-kerja-proyek-bangunan), diakses 27
Februari 2019

Anda mungkin juga menyukai