Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit Gagal Ginjal adalah ginjal kehilangan kemampuannya untuk


mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan normal. Gagal
ginjal dibagi menjadi dua kategori yaitu gagal ginjal kronik dan gagal ginjal akut.
(Price & Welson, 2006).

Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam
waktu beberapa hari atau beberapa minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan
fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah) dan kadar urea nitrogen dalam darah yang
meningkat. Sedangkan pada gagal ginjal kronis, penurunan fungsi ginjal terjadi
secara perlahan-lahan. Sehingga biasanya diketahui setelah jatuh dalam kondisi
parah. Gagal ginjal kronik tidak dapat disembuhkan. Pada penderita gagal ginjal
kronik, kemungkinan terjadinya kematian sebesar 85 %.

Ginjal merupakan organ berpasangan. Beratnya ± 125 gr, terletak pada posisi
disebelah lateral vertebralis torakalis bawah, beberapa cm dsebelak kanan dan kiri
garis tengah. Organ ini terbungkus oleh jaringan ikat tipis disebut kapsula renis.
Disebelah anterior dipisahkan kavum abdomen dan isinya oleh lapisan peritoneum.
Disebelah posterior dilindungi oleh dinding toraks bawah. Darah dialirkan kedalam
setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar dari dalam ginjal melalui vena renalis.
Arteri renalis berasal dari aorta abdominalis dan vena renalis membawa darah
kembali kedalam vena kava inverior. Urin terbentuk dalam unit-unit fungsional
ginjal dalam nefron.

Di dalam makalah ini akan dilanjut lebih bahas terkait dengan gagal ginjal
serta konsep askep dan kasus dari penderita gagal ginjal, sehingga dapat dijadikan
panduan dalam menangani pasien dengan gagal ginjal.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud gagal ginjal?


2. Apa yang dimaksud etiologi gagal ginjal?
3. Apa yang dimaksud tanda dan gejala gagal ginjal?

1
4. Apa yang dimaksud patofisiologi gagal ginjal?
5. Apa yang dimaksud klasifikasi gagal ginjal?
6. Apa yang dimaksud komplikasi gagal ginjal?

C. TUJUAN

1. Agar mahasiswa memahami definisi gagal ginjal


2. Agar mahasiswa memahami etiologi gagal ginjal
3. Agar mahasiswa memahami tanda dan gejala gagal ginjal
4. Agar mahasiswa memahami patofisiologi gagal ginjal
5. Agar mahasiswa memahami klasifikasi gagal ginjal
6. Agar mahasiswa memahami komplikasi gagal ginjal

2
BAB II

KONSEP DASAR PENYAKIT GAGAL GINJAL

A. Anatomi Fisiologi

Ginjal merupakan organ berpasangan. Beratnya ± 125 gr, terletak pada posisi
disebelah lateral vertebralis torakalis bawah, beberapa cm dsebelak kanan dan kiri
garis tengah. Organ ini terbungkus oleh jaringan ikat tipis disebut kapsula renis.
Disebelah anterior dipisahkan kavum abdomen dan isinya oleh lapisan peritoneum.
Disebelah posterior dilindungi oleh dinding toraks bawah. Darah dialirkan kedalam
setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar dari dalam ginjal melalui vena renalis.
Arteri renalis berasal dari aorta abdominalis dan vena renalis membawa darah
kembali kedalam vena kava inverior. Urin terbentuk dalam unit-unit fungsional
ginjal dalam nefron.

Ginjal terdiri dari bagian external (korteks), bagian internal (medulla), setiap
ginjal terdiri dari ± 1 juta nefron. Fungsi nefron adalah proses pembentuka urin
dimulai dari darah mengalir lewat glomerulus. Glomerulus yang merupakan struktur
awal nefron (tersusun atas jonjot-jonjot kapiler) mendapat darah lewat vasa aferen
dan mengalir balik lewat fasa eferen. Ketika darah berjalan melewati struktur ini,
filtrasi terjadi (air dan molekul-molekul kecil akan dibiarkan lewat, molekul besar
tetap bertahan dalam aliran darah) cairan (filtrate) disaring lewat dinding jonjot-
jonjot kapiler glomerulus dan memasuki tubulus ± 20% plasma lewat glomerulus
disaring dalam nefron dengan jumlah sekitar 180 liter flitrat/hari. Fungsi ginjal
menurut Sherwood (2011) mengatakan bahwa ginjal memiliki fungsi yaitu:

a. Mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh.

b. Memelihara volume plasma yang sesuai sehingga sangat berperan


dalam pengaturan jangka panjang tekanan darah arteri

c. Membantu memelihara keseimbangan asam basa pada tubuh.

d. Mengekskresikan produk-produk sisa metabolisme tubuh.

e. Mengekskresikan senyawa asing seperti obat-obatan.

3
B. Definisi Gagal Ginjal

Penyakit Gagal Ginjal adalah ginjal kehilangan kemampuannya untuk


mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan normal. Gagal
ginjal dibagi menjadi dua kategori yaitu gagal ginjal kronik dan gagal ginjal akut.
(Price & Welson, 2006). Gagal ginjal adalah suatu kondisi di managinjal tidak dapat
menjalankan fungsinya secara normal. Pada kondisi normal, pertama-tama darah
akan masuk ke glomerulus dan mengalami penyaringan melalui pembuluh darah
halus yang disebut kapiler. Di glomerulus, zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak
terpakai dan beberapa yang masih terpakai serta cairan akan melewati membran
kapiler sedangkan sel darah merah, protein dan zat-zat yang berukuran besar akan
tetap tertahan di dalam darah. Filtrat (hasil penyaringan) akan terkumpul di bagian
ginjal yang disebut kapsula Bowman. Selanjutnya, filtrat akan diproses di dalam
tubulus ginjal. Di sini air dan zat-zat yang masih berguna yang terkandung dalam
filtrat akan diserap lagi dan akan terjadi penambahan zat-zat sampah metabolisme
lain ke dalam filtrat. Hasil akhir dari proses ini adalah urin (air seni).

Gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius
atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri . Penyakit
gagal ginjal lebih sering dialami mereka yang berusia dewasa , terlebih pada kaum
lanjut usia. Secara umum, gagal ginjal adalah penyakit akhir dari serangkaian
penyakit yang menyerang traktus urinarius. Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian
besar yakni Gagal Ginjal Akut (acute renal failure = ARF) dan Gagal Ginjal
Kronik (chronic renal failure = CRF).

1. Gagal Ginjal Akut

Gagal ginjal akut adalah hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan hampir
lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi tublar dan
glomerular (Brunner & Suddarth,2000). Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan
fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam waktu beberapa hari atau beberapa minggu dan
ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah) dan
kadar urea nitrogen dalam darah yang meningkat.

Penyakit gagal ginjal akut adalah suatu penyakit dimana ginjal tidak dapat
lagi menjalankan fungsinya sebagai organ pembuangan, ginjal secara relatif
mendadak tidak dapat lagi memproduksi cairan urine yang merupakan cairan yang

4
mengandung zat-zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh dan harus dikeluarkan
dari tubuh .Gagal ginjal akut biasanya disertai oliguria (pengeluaran kemih
<400ml/ hari). (Price and Wilson, 1995 : 885).

2. Gagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal kronik adalah kemunduran fungsi ginjal yang progresif dan
irreversibel dimana terjadi kegagalan kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseibangan metabolik,caira dan elektrolit yang mengakibatkan uremia atau
azotemia.(Brunner & Suddarth,2000)

Kegagalan ginjal menahun merupakan suatu kegagalan fungsi ginjal yang


berlangsung perlahan-lahan, karena penyebab yang berlangsung lama,sehingga tidak
dapat menutupi kebutuhan biasa lagi dan menimbulkan gejala sakit. (Purnawan
Junadi,1989)

C. Penyebab

1. Penyebab gagal ginjal akut menurut (Brunner & Suddarth,2000)

a. Kondisi Pre Renal (Hipoperfusi ginjal)

Kondisi pre renal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan
turunnya laju filtrasi glomerulus. Kondisi klinis yang umum yang menyebabkan
terjadinya hipoperfusi renal adalah :

o Penipisan volume
o Hemoragi
o Kehilangan cairan melalui ginjal (diuretic,osmotic)
o Kehilangan cairan melalui saluran GI (muntah,diare)
o Gangguan efisiensi jantung
o Infark miokard
o Gagal jantung kongestif
o Disritmia
o Syok karsinogenik
o Vasodilatasi
o Sepsis
o Anafilaksis
o Medikasi antihipertensif

b. Kondisi Intra Renal (kerusakan actual jaringan ginjal)

5
Penyebab intra renal gagal ginjal akut adalah kerusakan glumerulus atau
tubulus ginjal yang dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini :

 Cedera akibat terbakar dan benturan


 Reaksi transfuse yang parah
 Agen nefrotoksik
 Antibiotic aminoglikosida
 Agen kontras radiopaque
 Logam berat (timah,merkuri)
 Obat NSAID
 Bahan kimia dan pelarut
 Pielonefritis akut
 Glumerulonefritis

c. Kondisi Post Renal (Obstruksi Aliran Urine)

Kondisi pascarenal yang menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat dari
obstruksi dibagian distal ginjal. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh kondisi-kondisi
sebagai berikut :

 Batu traktus urinarius


 Tumor
 BPH
 Struktur
 Bekuan darah

d. Sedangkan penyebab gagal ginjal kronikantara lain :

 Diabetes Melitus
 Glumeruloneritis kronis
 Pielonefritis
 Hipertensi tak terkontrol
 Obstruksi saluran kemih
 Penyakit ginjal polikistik
 Gangguan vaskuler
 Lesi herediter
 Agen toksik (timah,kadmium dan merkuri)

D. Klasifikasi

Gagal ginjal kronik dibagi dalam 3 stadium

1. Stadium I

6
Penurunan cadangan ginjal, ditandai dengan kehilangan fungsi nefron 40-75%.
Passion biasanya tidak mempunyai gejala, karena sisa nefron yang ada dapat
membawa fungsi-fungsi normal ginjal.
2. Stadium II
Kehilangan fungsi ginjal 75-90% pada tingkat ini terjadi kreatinin serum dan
nitrogen urea darah, ginjal kehilangan kemampuannya untuk mengembangkan
urin pekat dan azotemia
3. Stadium III
Tingkat renal dari GGK yaitu sisa nefron yang berfungsi <10%. Pada keadaan ini
kreatinin serum dan kadar BUN akan meningkat dengan menyolok sekalisebagai
respon terhadap GFR yang mengalami penurunan sehingga terjadi
ketidakseimbangan kadar ureum nitrogen darah dan elektrolit, pasien
diindikasikan untuk dialysis.

E. Patofisiologi

a) Terdapat empat tahapan terjadinya gagal ginjal akut menurut (Brunner &
Suddarth,2000):

1. Periode Awal

Merupakan awal kejadian penyakit dan diakhiri dengan terjadinya oliguria

2. Periode Oliguri

Pada periode ini volume urine kurang dari 400 ml/24jam, disertai dengan
peningkatan konsentrasi serum dari substansi yang biasanya diekskresikan oleh
ginjal (urea,kreatinin, asam urat, kalium dan magnesium). Pada tahap ini untuk
pertama kalinya gejala uremik muncul dan kondisi yang mengancam jiwa seperti
hiperkalemia terjadi.

3. Periode Diuresis

Pasien menunjukkan peningkatan jumlah urine secara bertahap.,disertai tanda


perbaikan glumerulus. Nilai laboratorium berhenti meningkat dan akhirnya menurun.
Tanda uremik mungkin masih ada,sehingga penatalaksanaan medis dan keperawatan
masih di perlukan. Pasien harus dipantau ketat akan adanya dehidrasi selama tahapan
ini, jika terjadi dehidrasi, tanda uremik biasanya meningkat.

4. Periode Penyembuhan

7
 Merupakan tanda perbaikan fungsi ginjal dan berlangsung selama 3-12 bulan
 Nilai laboratorium akan kembali normal
 Namun terjadi penurunan GFR permanen 1%-3%.

b) Sedangkan pada gagal ginjal kronikmenurut (Brunner & Suddarth,2000):

1. Gangguan Klirens Renal.

Banyak masalah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari penurunan
jumlah glomeruli yang berfungsi, yang menyebabkan penurunan klirens substansi
darah yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal

2. Retensi Cairan dan Natrium.

Ginjal juga tidak mampu untuk mengkonsentrasikan atau mengencerkan urin


secara normal pada penyakit ginjal tahap-akhir; respons ginjal yang sesuai terhadap
perubahan masukan cairan dan elektrolit sehari-hari, tidak terjadi.

3. Asidosis.

Dengan semakin berkembangnya penyakit renal,terjadi asidosis metabolic


seiring dengan ketidak mampuan ginjal mengekskresikan muatan asam yang
berlebihan.

4. Anemia

Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adekuat,
memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi, dan kecenderungan untuk
mengalami perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran
gastrointestinal

5. Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat.

Abnormalitas utaa yang ain pada gagal ginjal kronis adalah gangguan
metabolisme kalsim dan fosfat.

6. Penyakit tulang uremik (osteodistrofi renal).

Terjadi dari perubahan kompleks kalsium, fosfat, dan keseimbangan


parathormon.

F. Manifestasi Klinik

8
a) Manifestasi klinik Gagal Ginjal Akutmenurut (Brunner & Suddarth,2000):

Hampir setiap system tubuh dipengaruhi ketika terjadi kegagalan mekanisme


pengaturan ginjal normal. Pasien tampak sangat menderita dan letargi disertai mual
persisten, muntah, dan diare. Kullit dan membrane mukosa kering akibat dehidrasi,
dan nafas mungkin berbau (sector uremik). Manifestasi system saraf pusat
mencakup rasa lemah, sakit kepala, kedutan otot, dan kejang.

1. Perubahan Haluaran Urin.

Haluaran urin sedikit, dapat mengandung darah, dan gravitasi spesifiknya rendah
(1010 normalnya 1015-1025)

2. Peningkatan BUN dan Kadar Kreatinin.

Terdapat peningkatan yang tetap dalam BUN dan laju peningkatannya bergantung
pada tingkat katabolisme (pemecahan protein), perfusi renal dan masukkan protein.

3. Hiperkalemia.

Pasien yang mengalami laju filtrassi glomerulus tidak mampu mengeksresikan


kalium.

4. Asidosis meabolik.

Pasien oliguria akut tidak dapat mengeliminasi matan metabolic seperti sustansi
jenis asam yang dibentuk oleh proses metabolic normal.

b) Tanda dan Gejala pada Gagal Ginjal Kronik:

Menurut (Long, 1996 :369)

o Gejala dini
 Lethargi
 Sakit kepala
 Kelelahan fisik dan mental
 Berat badan berkurang
 Mudah tersinggung
 Depresi
o Gejala lebih lanjut
 Anoreksia
 Mual disertai muntah
 Nafas dangkal
 Sesak nafas

9
Menurut Suyono (2001):

o Kardiovaskular
 Hipertensi
 Pitting edema
 Edema periorbital
 Pembesaran vena leher
 Friction rub perikardial
o Pulmoner
 Krekel
 Napas dangkal
 Kusmaul
 Sputum kental
o Gastrointestinal
 Anoreksia, mual dan muntah
 Pendarahan saluran GI
 Ulserasi dan pendarahan pada mulut
 Konstipasi
 Napas berbau amonia
o Muskuloskeletal
 Keram otot kehilangan kekuatan otot
 Fraktur tulang
 Foot drop

G. Pemeriksaan Diagnostik

1. Elektrokardiogram (EKG), Perubahan yang terjadi berhubungan dengan


ketidakseimbangan elektrolit dan gagal jantung.
2. Kajian foto toraks dan abdomen, Perubahan yang terjadi berhubungan dengan
retensi cairan.
3. Osmolalitas serum, Lebih dari 285 mOsm/kg
4. Pelogram Retrograd, Abnormalitas pelvis ginjal dan ureter
5. Ultrasonografi Ginjal, Untuk menentukan ukuran ginjal dan adanya masa, kista,
obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas
6. Endoskopi Ginjal, Nefroskopi, Untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu,
hematuria dan pengangkatan tumor selektif
7. Arteriogram Ginjal, Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi
ekstravaskular

H. Penatalaksanaan Medik

1. Terapi medis pada pasien Gagal Ginjal Akut menurut (Brunner & Suddarth,2000):

Gagal ginjal memiliki kemampuan pulih yang luar biasa dari penyakit. Oleh
karena itu, tujuan penanganan gagal ginjal akut adalah untuk menjaga keseimbangan

10
kimiawi normal dan mencegah komplikasi sehingga perbaikan jaringan ginjal dan
pemeliharaan fungsi ginjal dapat terjadi.

a) Dialysis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang
serius, seperti hyperkalemia, pericarditis dan kejang.
b) Penanganan hyperkalemiakeseimbangan cairan dan elektrolit merupkan masalah
utama pada gagal ginjal akut; hyperkalemia merupakan kondisi yang paling
mengancam jiwa pada gangguan ini.
c) Mempertahankan keseimbangan cairan. Penatalaksanaan keseimbangan cairan
didasarkan pad berat badan harian, pengukuran tekanan vena sentral, konsentrasi
urin dan serum, cairan yang hilang, tekanan darah, dan status klinis pasien.
d) Pertimbangan nutrisional. Diet protein dibatasi sampai 1g/kg selama fase
oligurik untuk menurunkan pemecahan protein dan mencegah akumulasi produk
akhir toksik.
e) Cairan IV dan diuretic. Aliran darah ke ginjal yang adekuat pada banyak pasien
dapat dipertahankan melalui cairan IV dan medikasi.
f) Koreksi asidosis dan peningkatan kadar fosfat. Jika asidosis berat terjadi, gas
darah arteri harus dipantau; tindakan ventilasi yang tepat harus dilakukan jika
terjadi masalah pernafasan.

2. Terapi medis pada pasien Gagal Ginjal Kronik :

a) Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya. Waktu yang paling tepat untuk terapi
penyakit dasarnya adalah sebelum terjadinya penurunan LFG, sehingga
pemburukan fungi ginjal tidak terjadi. Pada ukuran ginjal yang masih normal
secara ultrasonografi,biopsi dan pemeriksaan histopatologi ginjal dapat
menentukan indikasi yang tepat terhadap terapi spesifik.
b) Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid. Penting sekali untuk
mengikuti dan mencatata kecepatan penurunan LFG pada pasien penyakit GGK,
hal ini untuk mengetahui kondisi komorbid yang dapat memperburuk keadaan
pasien.
c) Memperlambat pemburukan (progresis) fungsi ginjal. Faktor utama penyebab
perburukan fungsi ginjal adalah terjadinya hiperfiltrasi glomerulus. Dua cara
penting untuk mengurangi hiperfiltrasi glomerulur adalah pembatasan asupan
protein dan terapi farmakologis.
d) Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular.Pencegahan dan terapi
terhadap penyakit kardiovaskular merupakan hal yang penting, karena 40 s.d.
45% kematian penyakit GGK disebabkan penyakit kardiovaskular

11
e) Pencegahan dan terapi komplikasi. Penyakit ginjal kronik mengakibatkan
berbagai komplikasi yang manisfestasinya sesuai dengan derajat penurunan
fungsi ginjal yang terjadi.
f) Terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau transpalasi ginjal. Terapi pengganti
ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium 5, yaitu pada LFG kurang
dari 15ml/menit. Terapi pengganti tersebut dapat berupa hemodialisis, peritoneal
dialisis atau transplantasi ginjal.

Menurut (Andra & Yessie 2013 : 234)

 Pengaturan minum → pemberian cairan


 Pengendalian hipertensi =< intake garam
 Pengendalian K+ darah
 Penanggulangan anemia → transfusi
 Penanggulangan asidosis
 Pengobatan dan pencegahan infeksi
 Pengaturan protein dalam makan
 Pengobatan neuropati
 Dialisis
 Transplantasi

12
BAB III

KASUS PASIEN DENGAN GAGAL GINJAL

A. PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan tahap awal dari asuhan keperawatan, pada pengkajian meliputi :

1. Identitas klien

Nama Klien : Tn.S

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 41 tahun

Status Perkawinan : Sudah Menikah

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Pekerjaan : Karyawan

Alamat : Jl. Pengadegan Rt.12 Rw.7 Pancoran Jakarta Selatan,

Tanggal MRS : 31 Mei 2014

Diagnosa : Gagal ginjal kronis

Tanggal pengkajian 2 Juni 2014.

2. Riwayat kesehatan saat ini

Klien mengatakan datang ke IGD RSUD Budi Asih dengan keluhan utama
lemas, mual, dan nafsu makan menurun, klien mengatakan memiliki darah tinggi dan

13
DM. Klien tampak lemas, BB saat ini : 64 kg, TB : 170 cm, turgor kulit sedang.
Hasil tanda-tanda vital : TD:160/100 mmHg, N: 84x/mnt, RR: 20x/mnt, S:36 ºC.
Hasil labolatorium menunjukkan leukosit : 5,3 rb/uL, eritrosit: 2,7 jt/ul, Hb: 9,2
g/dL, Ht:26%, Trombosit:285 rb/uL, GDS : 143 mg/dL, ureum:226 mg/dL,
kreatinin:21,40 mg/dL. Klien mendapat terapi CaCO 3 3 x 1 mg, tonar 3x2 kaplet 630
mg, amlodipin 1x5 mg, candesartan 1x16 mg. Klien terpasang IVFD Ransamin/ 12
jam ditangan kiri.

3. Riwayat kesehatan masa lalu

Klien mengatakan memiliki riwayat hipertensi dan DM dari orang tuanya.


Klien pada 3 bulan yang lalu berobat di puskesmas Carolous dengan keluhan lemas,
tangan kanan dan kaki kanan tidak bisa di gerakkan, klien mendapatkan obat
hipertensi tetapi tidak sampai dirawat. Setelah 1 bulan berobat, klien mengatakan
kembali berobat ke puskesmas Carolous dengan keluhan lemas, nafsu makan
menurun dan klien terdiagnosis penyakit ginjal. Kemudian klien berobat ke RSUD
Budi Asih dengan keluhan yang sama badan lemas dan nafsu makan menurun.

4. Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mengalami penyakit seperti
klien alami sekarang. Klien mengatakan ada riwayat penyakit keturunan dari orang
tua yaitu hipertensi dan DM. Klien mengatakan selama ini memiliki pola hidup tidak
sehat, seperti terlambat makan, suka menahan BAK terlalu lama dan klien
mengatakan tidak ada pantangan dalam makan.

5. Riwayat psikososial dan spiritual

Klien mengatakan orang yang dekat dengan klien adalah istri dan keluarga.
Pola komunikasi klien baik. Klien mengatakan dalam membuat keputusan adalah
dengan musyawarah. Klien menjalankan ibadah sesuai dengan agamnya, tidak ada
nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan.

6. Pola kebiasaan sehari – hari (sebelum sakit)

a. Nutrisi

o Di rumah : Klien makan 3 kali sehari dengan menu nasi, sayur, lauk pauk,
nafsu makan klien baik, berat badan 72 kg, tinggi badan 170 cm, klien

14
mengatakan makan tidak tepat waktu dan jarang makan pagi saat pergi
bekerja.
o Di rumah sakit : Klien makan 3 kali sehari diet rendah garam dengan bubur,
lauk pauk, sayur, dan buah, nafsu makan klien menurun karena mual tetapi
klien dapat menghabiskan makan 1 porsi, klien makan sendiri, berat badan 64
kg, tinggi badan 170 cm.

b. Eliminasi

o Di rumah : Klien buang air kecil 3 sampai 4 kali sehari, warna putih jernih, tidak
ada keluhan dalam BAK. Klien buang air besar 2 kali sehari tiap malam, warna
coklat, bau khas, konsistensi lembek, klien mengatakan kadang-kadang susah
BAB, klien pernah menggunakan laxative/ pencahar.
o Di rumah sakit : Klien BAK 3-4 kali sehari, warna kuning, tidak ada keluhan
dalam BAK, klien belum BAB 2 hari sejak dirwat dirumah sakit.

c. Personal Hygiene :

o Di rumah : Klien mandi 2 kali sehari menggunakn sabun. Klien menggosok gigi
2 kali sehari setelah makan pagi dan sebelum tidur. Klien mencuci rambut 1 kali
seminggu menggunakan shampoo.
o Di rumah sakit : Klien mandi hanya di lap sehari satu kali. Menggosok gigi 1
kali sehari dengan menggunakan pasta gigi.

d. Istirahat dan tidur

o Di rumah : Klien tidur 5 jam sehari, klien tidak pernah tidur siang.
o Di rumah sakit : Klien tidur 6 jam sehari, tidur siang kadang-kadang.

e. Pola aktifitas dan latihan

o Di rumah : Klien bekerja sebagai karyawan pengantar makanan, waktu bekerja


klien pagi sampai sore, kadang-kadang klien masuk bekerja pada malam hari,
klien kadang-kadang olahraga futsal bersama teman kantor jika ada waktu, waktu
luang klien mengobrol dengan teman kantor atau tetangga, klien tidak ada
keluhan dalam beraktifitas.
o Di rumah sakit : Klien tidak banyak melakukan aktifitas sehari-hari, aktifitas
hanya di tempat tidur, klien tidak berolahraga selama di rumah sakit, tidak ada
keluhan dalam beraktifitas tetapi klien mentakan badan lemas.

15
f. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

o Di rumah : Klien merokok sebanyak 2-3 batang sehari, klien merokok sejak usia
20 tahun sampai sekarang, tetapi sejak 2 bulan yang lalu klien berhenti untuk
merokok. Klien tidak minum-minuman keras dan tidak ketergantungan obat.
o Di rumah sakit : Selama dirawat di rumah sakit klien tidak merokok tidak
minum-minuman keras dan tidak ketergantungan obat.

7. Pemeriksaan Fisik

i. Sistem penglihatan : Posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakkan


bola mata normal, konjungtiva anemis, kornea normal, sklera, anikterik, pupil
isokor, otot-otot mata tidak ada kelainan, klien memakai kacamata plus (+),
tidak memakai lensa kontak, reaksi terhadap cahaya baik.
ii. Sistem pendengaran : Daun telinga normal, tidak ada serumen, kondisi telinga
normal, tidak terasa penuh dalam telinga, tidak memakai alat bantu
pendengaran, fungsi keseimbangan normal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
tinitus, fungsi pendengaran normal.
iii. Sistem pernafasan : Jalan nafas bersih, tidak sesak nafas, tidak menggunakan
otot- otot bantu pernafasan, frekuensi 20 x/menit, irama teratur, klien tidak
batuk, suara nafas normal.
iv. Sistem kardiovaskuler : Warna kulit pucat, tidak ada distensi vena jugularis
kanan dan kiri, nadi 84x/menit, irama teratur, denyut kuat, TD 160/100 mmHg,
tempetarure kulit hangat, kapilari refil 3 detik, ada edema, denyut nadi apikal
80x/menit, irama teratur, murmur dan gallop tidak ada, tidak ada keluhan sakit
dada.
v. Sistem persyarafan : Klien bicara normal, tidak ada disorientasi orang, tempat
dan waktu, nilai GCS klien 15, kesdaran composmentis, rasa baal tidak ada,
ada kesmutan, klien dapat merasakan suhu panas/ dingin, refleks fisiologis dan
patologis klien normal, kaku kuduk tidak ada, test lasaque normal > 130º, test
kernig normal > 70º, tidak ada kesulitan dalam berbicara.
vi. Sistem pencernaan : Warna kulit abdomen normal, terdapat bising usus
10x/menit, bunyi timpani tidak ada massa, tidak teraba tegang, hepar dan lien/
spelen tidak ada kelianan, konsistensi feses warna coklat setengah padat,
lamanya 2 hari, muntah tidak ada, mual ada , nafsu makan kurang, nyeri daerah
perut dikanan bawah seperti melilit rasa penuh di perut tidak ada.

16
vii. Sistem endokrin : Nafas berbau keton (-), poliuri, polidipsi dan polipagia tidak
ada, berkeringat banyak tidak ada, tremor tidak ada, bradikardi tidak ada,
takikardi tidak ada, exopthalmus tidak.
viii. Sistem perkemihan : Klien memakai kateter, tidak ada nyeri tekan, nyeri tekan
daerah pinggang belakang tidak ada, BAK 3-4 kali sehari, BAK terkontrol,
jumlah urin 600 cc/24 jam, warna kuning pekat.
ix. Sistem muskuloskeletal : Klien tampak lemas, bentuk tubuh klien atletik, gaya
berjalan normal, lengkung spinal normal, tidak ada kesulitan gerak sendir,
tidak ada frsktur, tidak ada paralisis, tidak teraba panas, klien terpasang IVFD
resamen/12 jam.

8. Pemerikasaan penunjang

 Pemeriksaan laboratorium
Telah didapatkan hasil laboratorium tanggal 31 Mei 2014, yaitu :
leukosit: 5,3 rb/ul (normal: 3,8 – 10,6),
eritrosit 2,7 jt/ul (normal: 4,4 – 5,9),
hemoglobin 9,2 gr/dl (normal: 13,2 – 17,3),
hematokrit 26% (normal: 40-52),
trombosit 285 rb/ul (normal: 150 – 440),
MCV 95,0 fl (normal: 80 – 100),
MCH 33,9 pg (normal: 26 -34),
MCHC 35,8 g/dl (normal: 32-36),
RDW: 13,8% (normal <14)
GDS : 143 mg/dl (normal <110),
Ureum: 226 mg/dl (normal: 13-43),
Kreatinin : 21,40 mg/dl (normal <1,2).

9. Penatalaksanaan

 Terapi oral : CaCO3 3x1 mg, Tonar 3x2 kaplet 630 mg, Amlodipin 1x5
mg Candesartan 1x 16 mg
 Terapi injeksi : Ranitidin 2x1 ampul (@2ml, 25 mg/ml), Ondasentron 2x1
Ampul (@2ml, 2mg/ml)
 Parenteral : Resamin/12 jam (14 tetes/menit)

10. Data Fokus

o Data subjektif : Klien mengatakan mual, klien mengatakan nafsu makan


menurun, klien mengatakan haus, klien mengatakan minum air kurang, klien
mengatakan tidak mengetahui penyakit yang diderita, klien mengatakan lemas,
klien mengatakan kegiatan sehari-hari dibantu keluarga.

17
o Data Objektif : Klien makan habis 1/2 porsi, membran mukosa kering, turgor
kulit sedang, capilary refil 3 detik, klien bertanya tentang penyakitnya, klien dan
keluarga bertanya tentang pengobatan, klien tampak dibantu keluarga, klien
beraktivitas hanya di tempat tidur, klien tampak tidak rapih, kaki kanan klien
teraba tegang otot, teraba edema pada kaki kanan, BB sebelum sakit 72 kg, BB
saat ini 64 kg. TB : 170 cm, TTV: TD: 160/100 mg, N: 84 x/menit, RR:
20x/menit, S: 36°C, pemeriksaan lab : Hb: 9,2 gr/dl (normal: 13,2-17,3), Ht :
26% (normal: 40-52).

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, didapatkan diagnosa sebagai berikut :

1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh


2. Kekurangan volume cairan
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, diet, dan kebutuhan pengobatan
4. Intoleransi aktivitas
5. Defisit perawatan diri personal hygiene

C. PERENCANAAN

DX
NO TUJUAN dan KH INTERVENSI
KEP
1 1  Tujuan: o Kaji status, pola dan kebiasaan
Nutrisi klien
makan klien
terpenuhi setelah o Berikan makanan sedikit tapi
dilakukan tindakan sering
keperawatan selama o Berikan makanan yang mudah

3x24 jam ditelan dan hangat


 Kriteria hasil: o Catat jumalah porsi makanan
- Mual berkurang yang dihabiskan
- Nafsu makan o Timbang BB tiap 3 hari sekali
meningkat o Kolaborasi dalam pemberian
- Makan habis 1 porsi antiemetik ( ranitidin 2x1
- Berat badan tetap/
ampul @2ml, 25 mg/ml,
bertambah
- Tidak ada edema ondansentron 2x1 ampul
pada tungkai (@2ml,2 mg/ml)

2 2  Tujuan: o Monitor TTV setiap 8 jam

18
Keseimbangan o Ukur input dan output
cairan normal o Batasi pemasukan cairan

setelah dilakukan sesuai indikasi


o Observasi tanda dan gejala
tindakan
dehidrasI
keperawatan o Kolaborasi dalam pemberian
selama 3x24 jam antihipertensi ( amlodipin
 Kriteria Hasil :
o Input dan 1x5 mg, candesartan 1x16

output mg)

mendekat
i
seimbang
o Membran
mukosa
lembab
o TTV
dalam
batas
normaL
o Nilai
elektrolit
dalam
batas
normal
( natrium
: 135-155,
kalium :
3,6-5,5,
klorida
98-109)
3 3  Tujuan: o Kaji tingakat pengetahuan
Klien dapat
klien tentang penyakitnya
menunjukkan o Berikan pendidikan tentang
pemahaman pengertian, penyebab,

19
tentang kondisi pembatasan cairan dan diet
diet dan serta pengobatan
o Tanyakan kembali tentang
kebutuhan
pengobatan penjelasan yang sudah

setelah dilakukan diberikan


o Berikan reinforcement setiap
tindakan
jawaban yang diberikan
keperawatan
selama 1x30
menit
 Kriteria Hasil :
o Klien
mengatakan
sudah mengerti
tentang
penyakitnya
dan pengobatan
untuk
penyakitnya
o Klien tidak
bertanya lagi
tentang
penyakitnya
4 4  Tujuan: o Kaji tingkat aktivitas klien
Klien dapat o Bantu klien dalam memenuhi
memenuhi kebutuhan sehari-hari
kebutuhan sehari- o Dekatkan barang-barang yang

hari setelah diperlukan


o Libatkan keluarga dalam
tindakan
pelaksanaan tindakan
keperawatan
keperawatan
selama 3x24 jam o Dorong klien melakukan
 Kriteria hasil:
 Klien dapat aktivitas sesuai kemampuan

melakukan
ativitas sesuai
kemampuan

20
 Klien tampak
mengalami
peningkatan
kekuatan

5 5  Tujuan: o Kaji tingkat kemampuan klien


Klien dapat
dalam aktivitas perawatan diri
memenuhi o Berikan bantuan dengan
kebutuhan sehari- aktivitas yang diperlukan
hari setelah o Anurkan klien tidak banyak

tindakan menguras energi


o Mendorong keluarga ikut
keperawatan
partisipasi dalam membantu
selama 3x24 jam
 Kriteria hasil: aktivitas klien sampai klien
o Klien sepenuhnya dapat mandiri
tampak melakukan perawatan diri.
bersih
o Rambut
rapih
o Mulut tidak
bau
o Klien dapat
melakukan
aktivitas
sesuai
kemampuan

21
22
DX
Tgl Jam Implementasi Respon Klien Ttd
Kep
2/6/14 14.15 1 - Mengkaji pola - Klien mengatakan
makan klien mual
- Klien mengatakan
makan 3x sehari
dengan diet lunak

- Klien dapat
menghabiskannya
14.30 4&5
- Mengkaji tingkat
- Klien makan dibantu
aktivitas klien dan
keluarga
memberi makan
15.00 1&2
- TD: 160/100mmHg
- Mengukur TTV
- N: 84 x/menit

- RR: 20x/menit

- S: 360C

- Klien mengatakan
- Mengkaji tingkat belum mengerti tentang
15.30 3
pengetahuan klien penyakit GGK

- Mengobservasi - Membran mukosa


tanda-tanda dehidrasi lembab
16.00 2
- Kulit sedikit elastis

- Turgor kulit sedang

- Capillary refil 3 detik


- Menganjurkan klien
untuk membatasi - Klien mengatakan
16.30 2 minum dan mencatat akan mencatat berapa
berapa banyak klien banyak klien minum
sudah minum
- Obat telah diberikan
- Pemberian obat

24
17.00 antiemetik ( ranitidin melalui vemplon
1 2x1 ampul @2ml, 25
mg/ml, ondansentron
- Klien menghabiskan 1
2x1 ampul (@2ml,2
porsi makanan.
mg/ml)
17.30
- Memberikan makan
1
malam

3/6/14 14.00 1 - Mengkaji status - Klien mengatakan


nutrisi klien makan habis 1/2 porsi

- Klien mengatakan
mual
14.20 1
- Menganjurkan klien - Klien mengatakan

makan sedikit tetapi akan makan sedikit dan


15.00 1&2 sering
sering
- TD: 150/100 mmHg
- Mengukur TTV
- N: 88 x/menit

- RR: 20 x/menit

15.30 2 - S: 36,4 0C

- Membrane mukosa
- Mengobservasi
lembab
tanda-tanda dehidrasi
- Turgor kulit sedang

- Input: Oral:700 cc;


parenteral: 400 cc

- Output: urine:800 cc;


16.00 3 IWL: 500 cc; BC: 1100
cc-1300 cc: -200cc
16.30 4&5
- Memberikan
- Klien dan keluarga
pendidikan kesehatan
mengerti tentang
tentang GGK

25
17.00 - Libatkan keluarga penyakit GGK
1 dalam pelaksanaan
- Keluarga membantu
tindakan keperawatan
klien mandi sore hari

- Pemberian obat
17.30
1 antiemetic ranitidin
- Obat telah diberikan
2x1 ampul @2ml, 25
melalui vemplon
mg/ml, ondansentron
2x1 ampul (@2ml,2
mg/ml)
- Memberikan makan - Klien menghabiskan
malam makan ½ porsi
- Klien mengatakan
muntah 1x
4/6/14 14.00 1 - Mengkaji status - Klien mengatakan
nutrisi klien makan habis 1 porsi

- Klien mengatakan
masih mual dan lemas
14.20 1
- Menganjurkan klien - Klien mengatakan
makan sedikit dan akan makan sedikit dan
sering sering
14.30 2
- Mengobservasi input - Input: Oral:600 cc;
dan output parenteral: 400 cc

- Output: urine:600 cc;


muntah 5cc; IWL: 500

14.45 4&5 cc; BC: 1000 cc-1105


- Mengevaluasi cc: -105cc
aktivitas klien
- Klien mengatakan
masih terasa lemas

- Aktivitas dbantu
perawat dan keluarga

26
E. EVALUASI KEPERAWATAN

DX
Tgl EVALUASI TTD
Kep
3/6/14 1 S : - Klien mengatakan masih mual

- Klien mengatakan nafsu makan menurun

O : - klien menghabiskan makan ½ porsi

- BB: 65kg

- TB: 170 cm

- Hasil lab: ureum: 282 mg/dl (normal: 13-43)

A : - masalah belum teratasi

P : - intervensi dipertahankan

- Menganjurkan klien makan sedikit dan sering

- Mencatat jumlah porsi makanan yang habis


2 S : - Klien mengatakan haus berkurang

- Klien mengatakan minum 1 ltr/hari

O : - membrane mukosa lembab

- Turgor kulit sedang

- Balance cairan -200cc

- TTV : TD: 150/100 mmHg

N: 88x/menit

RR: 20x/menit

S: 36,4 0C

A : - masalah belum teratasi

P : - intervensi dilanjutkan

27
- Catat hasil input dan output

- Menganjurkan klien membatasi cairan 2,5 ltr/hari


3S : - Klien dan keluarga mengatakan sudah mengerti tentang
penyakit GGK

O :- klien dan keluarga dapat menjawab semua pertanyaan


yang diajukan dengan benar

- Klien tidak bertanya lagi pada perawat

A : - masalah teratasi

P : - intervensi dipertahankan
4 S : - Klien mengatakan masih terasa lemas

O : - Aktivitas dibantu perawat dan keluarga

A : - masalah belum teratasi

P : - intervensi dilanjutkan

- Dorong klien melakukan aktivitas sesuai kemampuan


5 S : - Klien mengatakan masih terasa lemas

O : - klien tampak rapih

A : - masalah belum teratasi

P : - intervensi dilanjutkan

- Berikan bantuan dengan aktivitas yang diperlukan


4/6/14 1 S : - Klien mengatakan masih mual

- Klien mengatakan masih lemas

O : - klien menghabiskan makan ½ porsi (1700 kkal)

- BB: 64kg

- TB: 170 cm

- Hasil lab: ureum: 282 mg/dl (normal: 13-43)

28
A : - masalah belum teratasi

P : - intervensi dipertahankan

- Menganjurkan klien makan sedikit dan sering


2 S : - Klien mengatakan haus berkurang

- Klien mengatakan minum 1,5 ltr/hari

O : - membrane mukosa lembab

- Turgor kulit elastis

- Balance cairan -105cc

- TTV : TD: 150/100 mmHg

N: 84x/menit

RR: 20x/menit

S: 35,8 0C

- Hasil lab: natrium: 137 mmol/L (normal 135-155)

Kalium : 4,8 mmol/L (normal 3,6 – 5,5)

Klorida : 100 mmol/L (normal 98-109)

A : - masalah belum teratasi

P : - intervensi dipertahankan

- Catat hasil input dan output

- Menganjurkan klien membatasi cairan 2,5 ltr/hari


4 S : - Klien mengatakan masih terasa lemas

O : - Aktivitas dibantu perawat dan keluarga

A : - masalah belum teratasi

P : - intervensi dilanjutkan

- Dorong klien melakukan aktivitas sesuai kemampuan

29
5 S : - Klien mengatakan masih terasa lemas

O : - klien tampak rapih

A : - masalah belum teratasi

P : - intervensi dilanjutkan

- Berikan bantuan dengan aktivitas yang diperlukan

BAB IV

KESIMPULAN & SARAN

A. KESIMPULAN

30
Gagal ginjal adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan
fungsinya secara normal. Pada kondisi normal, pertama-tama darah akan masuk ke
glomerulus dan mengalami penyaringan melalui pembuluh darah halus yang disebut
kapiler. Di glomerulus, zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak terpakai dan
beberapa yang masih terpakai serta cairan akan melewati membran kapiler
sedangkan sel darah merah, protein dan zat-zat yang berukuran besar akan tetap
tertahan di dalam darah. Filtrat (hasil penyaringan) akan terkumpul di bagian ginjal
yang disebut kapsula Bowman. Selanjutnya, filtrat akan diproses di dalam tubulus
ginjal. Di sini air dan zat-zat yang masih berguna yang terkandung dalam filtrat akan
diserap lagi dan akan terjadi penambahan zat-zat sampah metabolisme lain ke dalam
filtrat. Hasil akhir dari proses ini adalah urin (air seni). Secara umum, gagal ginjal
adalah penyakit akhir dari serangkaian penyakit yang menyerang traktus urinarius.

Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni Gagal Ginjal Akut (acute
renal failure = ARF) dan Gagal Ginjal Kronik (chronic renal failure =
CRF). Penyakit gagal ginjal akutadalah suatu penyakit dimana ginjal tidak dapat lagi
menjalankan fungsinya sebagai organ pembuangan, ginjal secara relatif mendadak
tidak dapat lagi memproduksi cairan urine yang merupakan cairan yang mengandung
zat-zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari
tubuh. Gagal ginjal kronik adalah kemunduran fungsi ginjal yang progresif dan
irreversibel dimana terjadi kegagalan kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseibangan metabolik,caira dan elektrolit yang mengakibatkan uremia atau
azotemia. (Brunner & Suddarth,2000).

Penyebab gagal ginjal akut dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar,
yaitu : Kondisi Pre Renal (Hipoperfusi ginjal), Kondisi Intra Renal (kerusakan actual
jaringan ginjal), Kondisi Post Renal (Obstruksi Aliran Urine) Sedangkan
penyebab gagal ginjal kronikantara lain : Diabetes Melitus, Glumeruloneritis kronis,
Pielonefritis, Hipertensi tak terkontrol, Obstruksi saluran kemih, Penyakit ginjal
polikistik, Gangguan vaskuler, Lesi herediter, Agen toksik (timah,kadmium dan
merkuri).

B. SARAN

Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan pada Ny.B dengan gagal ginjal
maka berdasarkan pengalaman yang berkaitan dengan masalah keperawatan tersebut,

31
penulis akan memberikan saran yang bertujuan agar dapat lebih memperbaiki dan
mengoptimalkan pelayanan perawatan di rumah sakit, diantaranya :

1. Untuk klien dan keluarga baiknya memeriksakan kesehatan secara rutin, agar
kesehatannya dapat terkontrol dan dapat terdeteksi sejak dini jika ada tanda
atau gejala yang menunjukkan resiko terjadinya gagal ginjal.

2. Untuk institusi pendidikan dapat menyediakan buku-buku sumber yang lebih


lengkap lagi sebagai pedoman untuk melakukan asuhan keperawatan yang
lebih baik.

32
DAFTAR PUSTAKA

Bare, Smeltzer. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner &
Suddart. Edisi 8. Vol 3. Jakarta: EGC

Nurarif, Amin Huda & Hardi Kusuma. ( 2015 ). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC – NOC. Yogyakarta:
MediAction.

Judith, Wikilson. (2006). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 7. Jakarta: EGC

33

Anda mungkin juga menyukai