PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam
waktu beberapa hari atau beberapa minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan
fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah) dan kadar urea nitrogen dalam darah yang
meningkat. Sedangkan pada gagal ginjal kronis, penurunan fungsi ginjal terjadi
secara perlahan-lahan. Sehingga biasanya diketahui setelah jatuh dalam kondisi
parah. Gagal ginjal kronik tidak dapat disembuhkan. Pada penderita gagal ginjal
kronik, kemungkinan terjadinya kematian sebesar 85 %.
Ginjal merupakan organ berpasangan. Beratnya ± 125 gr, terletak pada posisi
disebelah lateral vertebralis torakalis bawah, beberapa cm dsebelak kanan dan kiri
garis tengah. Organ ini terbungkus oleh jaringan ikat tipis disebut kapsula renis.
Disebelah anterior dipisahkan kavum abdomen dan isinya oleh lapisan peritoneum.
Disebelah posterior dilindungi oleh dinding toraks bawah. Darah dialirkan kedalam
setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar dari dalam ginjal melalui vena renalis.
Arteri renalis berasal dari aorta abdominalis dan vena renalis membawa darah
kembali kedalam vena kava inverior. Urin terbentuk dalam unit-unit fungsional
ginjal dalam nefron.
Di dalam makalah ini akan dilanjut lebih bahas terkait dengan gagal ginjal
serta konsep askep dan kasus dari penderita gagal ginjal, sehingga dapat dijadikan
panduan dalam menangani pasien dengan gagal ginjal.
B. RUMUSAN MASALAH
1
4. Apa yang dimaksud patofisiologi gagal ginjal?
5. Apa yang dimaksud klasifikasi gagal ginjal?
6. Apa yang dimaksud komplikasi gagal ginjal?
C. TUJUAN
2
BAB II
A. Anatomi Fisiologi
Ginjal merupakan organ berpasangan. Beratnya ± 125 gr, terletak pada posisi
disebelah lateral vertebralis torakalis bawah, beberapa cm dsebelak kanan dan kiri
garis tengah. Organ ini terbungkus oleh jaringan ikat tipis disebut kapsula renis.
Disebelah anterior dipisahkan kavum abdomen dan isinya oleh lapisan peritoneum.
Disebelah posterior dilindungi oleh dinding toraks bawah. Darah dialirkan kedalam
setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar dari dalam ginjal melalui vena renalis.
Arteri renalis berasal dari aorta abdominalis dan vena renalis membawa darah
kembali kedalam vena kava inverior. Urin terbentuk dalam unit-unit fungsional
ginjal dalam nefron.
Ginjal terdiri dari bagian external (korteks), bagian internal (medulla), setiap
ginjal terdiri dari ± 1 juta nefron. Fungsi nefron adalah proses pembentuka urin
dimulai dari darah mengalir lewat glomerulus. Glomerulus yang merupakan struktur
awal nefron (tersusun atas jonjot-jonjot kapiler) mendapat darah lewat vasa aferen
dan mengalir balik lewat fasa eferen. Ketika darah berjalan melewati struktur ini,
filtrasi terjadi (air dan molekul-molekul kecil akan dibiarkan lewat, molekul besar
tetap bertahan dalam aliran darah) cairan (filtrate) disaring lewat dinding jonjot-
jonjot kapiler glomerulus dan memasuki tubulus ± 20% plasma lewat glomerulus
disaring dalam nefron dengan jumlah sekitar 180 liter flitrat/hari. Fungsi ginjal
menurut Sherwood (2011) mengatakan bahwa ginjal memiliki fungsi yaitu:
3
B. Definisi Gagal Ginjal
Gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius
atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri . Penyakit
gagal ginjal lebih sering dialami mereka yang berusia dewasa , terlebih pada kaum
lanjut usia. Secara umum, gagal ginjal adalah penyakit akhir dari serangkaian
penyakit yang menyerang traktus urinarius. Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian
besar yakni Gagal Ginjal Akut (acute renal failure = ARF) dan Gagal Ginjal
Kronik (chronic renal failure = CRF).
Gagal ginjal akut adalah hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan hampir
lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi tublar dan
glomerular (Brunner & Suddarth,2000). Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan
fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam waktu beberapa hari atau beberapa minggu dan
ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah) dan
kadar urea nitrogen dalam darah yang meningkat.
Penyakit gagal ginjal akut adalah suatu penyakit dimana ginjal tidak dapat
lagi menjalankan fungsinya sebagai organ pembuangan, ginjal secara relatif
mendadak tidak dapat lagi memproduksi cairan urine yang merupakan cairan yang
4
mengandung zat-zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh dan harus dikeluarkan
dari tubuh .Gagal ginjal akut biasanya disertai oliguria (pengeluaran kemih
<400ml/ hari). (Price and Wilson, 1995 : 885).
Gagal ginjal kronik adalah kemunduran fungsi ginjal yang progresif dan
irreversibel dimana terjadi kegagalan kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseibangan metabolik,caira dan elektrolit yang mengakibatkan uremia atau
azotemia.(Brunner & Suddarth,2000)
C. Penyebab
Kondisi pre renal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan
turunnya laju filtrasi glomerulus. Kondisi klinis yang umum yang menyebabkan
terjadinya hipoperfusi renal adalah :
o Penipisan volume
o Hemoragi
o Kehilangan cairan melalui ginjal (diuretic,osmotic)
o Kehilangan cairan melalui saluran GI (muntah,diare)
o Gangguan efisiensi jantung
o Infark miokard
o Gagal jantung kongestif
o Disritmia
o Syok karsinogenik
o Vasodilatasi
o Sepsis
o Anafilaksis
o Medikasi antihipertensif
5
Penyebab intra renal gagal ginjal akut adalah kerusakan glumerulus atau
tubulus ginjal yang dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
Kondisi pascarenal yang menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat dari
obstruksi dibagian distal ginjal. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh kondisi-kondisi
sebagai berikut :
Diabetes Melitus
Glumeruloneritis kronis
Pielonefritis
Hipertensi tak terkontrol
Obstruksi saluran kemih
Penyakit ginjal polikistik
Gangguan vaskuler
Lesi herediter
Agen toksik (timah,kadmium dan merkuri)
D. Klasifikasi
1. Stadium I
6
Penurunan cadangan ginjal, ditandai dengan kehilangan fungsi nefron 40-75%.
Passion biasanya tidak mempunyai gejala, karena sisa nefron yang ada dapat
membawa fungsi-fungsi normal ginjal.
2. Stadium II
Kehilangan fungsi ginjal 75-90% pada tingkat ini terjadi kreatinin serum dan
nitrogen urea darah, ginjal kehilangan kemampuannya untuk mengembangkan
urin pekat dan azotemia
3. Stadium III
Tingkat renal dari GGK yaitu sisa nefron yang berfungsi <10%. Pada keadaan ini
kreatinin serum dan kadar BUN akan meningkat dengan menyolok sekalisebagai
respon terhadap GFR yang mengalami penurunan sehingga terjadi
ketidakseimbangan kadar ureum nitrogen darah dan elektrolit, pasien
diindikasikan untuk dialysis.
E. Patofisiologi
a) Terdapat empat tahapan terjadinya gagal ginjal akut menurut (Brunner &
Suddarth,2000):
1. Periode Awal
2. Periode Oliguri
Pada periode ini volume urine kurang dari 400 ml/24jam, disertai dengan
peningkatan konsentrasi serum dari substansi yang biasanya diekskresikan oleh
ginjal (urea,kreatinin, asam urat, kalium dan magnesium). Pada tahap ini untuk
pertama kalinya gejala uremik muncul dan kondisi yang mengancam jiwa seperti
hiperkalemia terjadi.
3. Periode Diuresis
4. Periode Penyembuhan
7
Merupakan tanda perbaikan fungsi ginjal dan berlangsung selama 3-12 bulan
Nilai laboratorium akan kembali normal
Namun terjadi penurunan GFR permanen 1%-3%.
Banyak masalah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari penurunan
jumlah glomeruli yang berfungsi, yang menyebabkan penurunan klirens substansi
darah yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal
3. Asidosis.
4. Anemia
Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adekuat,
memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi, dan kecenderungan untuk
mengalami perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran
gastrointestinal
Abnormalitas utaa yang ain pada gagal ginjal kronis adalah gangguan
metabolisme kalsim dan fosfat.
F. Manifestasi Klinik
8
a) Manifestasi klinik Gagal Ginjal Akutmenurut (Brunner & Suddarth,2000):
Haluaran urin sedikit, dapat mengandung darah, dan gravitasi spesifiknya rendah
(1010 normalnya 1015-1025)
Terdapat peningkatan yang tetap dalam BUN dan laju peningkatannya bergantung
pada tingkat katabolisme (pemecahan protein), perfusi renal dan masukkan protein.
3. Hiperkalemia.
4. Asidosis meabolik.
Pasien oliguria akut tidak dapat mengeliminasi matan metabolic seperti sustansi
jenis asam yang dibentuk oleh proses metabolic normal.
o Gejala dini
Lethargi
Sakit kepala
Kelelahan fisik dan mental
Berat badan berkurang
Mudah tersinggung
Depresi
o Gejala lebih lanjut
Anoreksia
Mual disertai muntah
Nafas dangkal
Sesak nafas
9
Menurut Suyono (2001):
o Kardiovaskular
Hipertensi
Pitting edema
Edema periorbital
Pembesaran vena leher
Friction rub perikardial
o Pulmoner
Krekel
Napas dangkal
Kusmaul
Sputum kental
o Gastrointestinal
Anoreksia, mual dan muntah
Pendarahan saluran GI
Ulserasi dan pendarahan pada mulut
Konstipasi
Napas berbau amonia
o Muskuloskeletal
Keram otot kehilangan kekuatan otot
Fraktur tulang
Foot drop
G. Pemeriksaan Diagnostik
H. Penatalaksanaan Medik
1. Terapi medis pada pasien Gagal Ginjal Akut menurut (Brunner & Suddarth,2000):
Gagal ginjal memiliki kemampuan pulih yang luar biasa dari penyakit. Oleh
karena itu, tujuan penanganan gagal ginjal akut adalah untuk menjaga keseimbangan
10
kimiawi normal dan mencegah komplikasi sehingga perbaikan jaringan ginjal dan
pemeliharaan fungsi ginjal dapat terjadi.
a) Dialysis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang
serius, seperti hyperkalemia, pericarditis dan kejang.
b) Penanganan hyperkalemiakeseimbangan cairan dan elektrolit merupkan masalah
utama pada gagal ginjal akut; hyperkalemia merupakan kondisi yang paling
mengancam jiwa pada gangguan ini.
c) Mempertahankan keseimbangan cairan. Penatalaksanaan keseimbangan cairan
didasarkan pad berat badan harian, pengukuran tekanan vena sentral, konsentrasi
urin dan serum, cairan yang hilang, tekanan darah, dan status klinis pasien.
d) Pertimbangan nutrisional. Diet protein dibatasi sampai 1g/kg selama fase
oligurik untuk menurunkan pemecahan protein dan mencegah akumulasi produk
akhir toksik.
e) Cairan IV dan diuretic. Aliran darah ke ginjal yang adekuat pada banyak pasien
dapat dipertahankan melalui cairan IV dan medikasi.
f) Koreksi asidosis dan peningkatan kadar fosfat. Jika asidosis berat terjadi, gas
darah arteri harus dipantau; tindakan ventilasi yang tepat harus dilakukan jika
terjadi masalah pernafasan.
a) Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya. Waktu yang paling tepat untuk terapi
penyakit dasarnya adalah sebelum terjadinya penurunan LFG, sehingga
pemburukan fungi ginjal tidak terjadi. Pada ukuran ginjal yang masih normal
secara ultrasonografi,biopsi dan pemeriksaan histopatologi ginjal dapat
menentukan indikasi yang tepat terhadap terapi spesifik.
b) Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid. Penting sekali untuk
mengikuti dan mencatata kecepatan penurunan LFG pada pasien penyakit GGK,
hal ini untuk mengetahui kondisi komorbid yang dapat memperburuk keadaan
pasien.
c) Memperlambat pemburukan (progresis) fungsi ginjal. Faktor utama penyebab
perburukan fungsi ginjal adalah terjadinya hiperfiltrasi glomerulus. Dua cara
penting untuk mengurangi hiperfiltrasi glomerulur adalah pembatasan asupan
protein dan terapi farmakologis.
d) Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular.Pencegahan dan terapi
terhadap penyakit kardiovaskular merupakan hal yang penting, karena 40 s.d.
45% kematian penyakit GGK disebabkan penyakit kardiovaskular
11
e) Pencegahan dan terapi komplikasi. Penyakit ginjal kronik mengakibatkan
berbagai komplikasi yang manisfestasinya sesuai dengan derajat penurunan
fungsi ginjal yang terjadi.
f) Terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau transpalasi ginjal. Terapi pengganti
ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium 5, yaitu pada LFG kurang
dari 15ml/menit. Terapi pengganti tersebut dapat berupa hemodialisis, peritoneal
dialisis atau transplantasi ginjal.
12
BAB III
A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dari asuhan keperawatan, pada pengkajian meliputi :
1. Identitas klien
Umur : 41 tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan
Klien mengatakan datang ke IGD RSUD Budi Asih dengan keluhan utama
lemas, mual, dan nafsu makan menurun, klien mengatakan memiliki darah tinggi dan
13
DM. Klien tampak lemas, BB saat ini : 64 kg, TB : 170 cm, turgor kulit sedang.
Hasil tanda-tanda vital : TD:160/100 mmHg, N: 84x/mnt, RR: 20x/mnt, S:36 ºC.
Hasil labolatorium menunjukkan leukosit : 5,3 rb/uL, eritrosit: 2,7 jt/ul, Hb: 9,2
g/dL, Ht:26%, Trombosit:285 rb/uL, GDS : 143 mg/dL, ureum:226 mg/dL,
kreatinin:21,40 mg/dL. Klien mendapat terapi CaCO 3 3 x 1 mg, tonar 3x2 kaplet 630
mg, amlodipin 1x5 mg, candesartan 1x16 mg. Klien terpasang IVFD Ransamin/ 12
jam ditangan kiri.
Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mengalami penyakit seperti
klien alami sekarang. Klien mengatakan ada riwayat penyakit keturunan dari orang
tua yaitu hipertensi dan DM. Klien mengatakan selama ini memiliki pola hidup tidak
sehat, seperti terlambat makan, suka menahan BAK terlalu lama dan klien
mengatakan tidak ada pantangan dalam makan.
Klien mengatakan orang yang dekat dengan klien adalah istri dan keluarga.
Pola komunikasi klien baik. Klien mengatakan dalam membuat keputusan adalah
dengan musyawarah. Klien menjalankan ibadah sesuai dengan agamnya, tidak ada
nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan.
a. Nutrisi
o Di rumah : Klien makan 3 kali sehari dengan menu nasi, sayur, lauk pauk,
nafsu makan klien baik, berat badan 72 kg, tinggi badan 170 cm, klien
14
mengatakan makan tidak tepat waktu dan jarang makan pagi saat pergi
bekerja.
o Di rumah sakit : Klien makan 3 kali sehari diet rendah garam dengan bubur,
lauk pauk, sayur, dan buah, nafsu makan klien menurun karena mual tetapi
klien dapat menghabiskan makan 1 porsi, klien makan sendiri, berat badan 64
kg, tinggi badan 170 cm.
b. Eliminasi
o Di rumah : Klien buang air kecil 3 sampai 4 kali sehari, warna putih jernih, tidak
ada keluhan dalam BAK. Klien buang air besar 2 kali sehari tiap malam, warna
coklat, bau khas, konsistensi lembek, klien mengatakan kadang-kadang susah
BAB, klien pernah menggunakan laxative/ pencahar.
o Di rumah sakit : Klien BAK 3-4 kali sehari, warna kuning, tidak ada keluhan
dalam BAK, klien belum BAB 2 hari sejak dirwat dirumah sakit.
c. Personal Hygiene :
o Di rumah : Klien mandi 2 kali sehari menggunakn sabun. Klien menggosok gigi
2 kali sehari setelah makan pagi dan sebelum tidur. Klien mencuci rambut 1 kali
seminggu menggunakan shampoo.
o Di rumah sakit : Klien mandi hanya di lap sehari satu kali. Menggosok gigi 1
kali sehari dengan menggunakan pasta gigi.
o Di rumah : Klien tidur 5 jam sehari, klien tidak pernah tidur siang.
o Di rumah sakit : Klien tidur 6 jam sehari, tidur siang kadang-kadang.
15
f. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
o Di rumah : Klien merokok sebanyak 2-3 batang sehari, klien merokok sejak usia
20 tahun sampai sekarang, tetapi sejak 2 bulan yang lalu klien berhenti untuk
merokok. Klien tidak minum-minuman keras dan tidak ketergantungan obat.
o Di rumah sakit : Selama dirawat di rumah sakit klien tidak merokok tidak
minum-minuman keras dan tidak ketergantungan obat.
7. Pemeriksaan Fisik
16
vii. Sistem endokrin : Nafas berbau keton (-), poliuri, polidipsi dan polipagia tidak
ada, berkeringat banyak tidak ada, tremor tidak ada, bradikardi tidak ada,
takikardi tidak ada, exopthalmus tidak.
viii. Sistem perkemihan : Klien memakai kateter, tidak ada nyeri tekan, nyeri tekan
daerah pinggang belakang tidak ada, BAK 3-4 kali sehari, BAK terkontrol,
jumlah urin 600 cc/24 jam, warna kuning pekat.
ix. Sistem muskuloskeletal : Klien tampak lemas, bentuk tubuh klien atletik, gaya
berjalan normal, lengkung spinal normal, tidak ada kesulitan gerak sendir,
tidak ada frsktur, tidak ada paralisis, tidak teraba panas, klien terpasang IVFD
resamen/12 jam.
8. Pemerikasaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Telah didapatkan hasil laboratorium tanggal 31 Mei 2014, yaitu :
leukosit: 5,3 rb/ul (normal: 3,8 – 10,6),
eritrosit 2,7 jt/ul (normal: 4,4 – 5,9),
hemoglobin 9,2 gr/dl (normal: 13,2 – 17,3),
hematokrit 26% (normal: 40-52),
trombosit 285 rb/ul (normal: 150 – 440),
MCV 95,0 fl (normal: 80 – 100),
MCH 33,9 pg (normal: 26 -34),
MCHC 35,8 g/dl (normal: 32-36),
RDW: 13,8% (normal <14)
GDS : 143 mg/dl (normal <110),
Ureum: 226 mg/dl (normal: 13-43),
Kreatinin : 21,40 mg/dl (normal <1,2).
9. Penatalaksanaan
Terapi oral : CaCO3 3x1 mg, Tonar 3x2 kaplet 630 mg, Amlodipin 1x5
mg Candesartan 1x 16 mg
Terapi injeksi : Ranitidin 2x1 ampul (@2ml, 25 mg/ml), Ondasentron 2x1
Ampul (@2ml, 2mg/ml)
Parenteral : Resamin/12 jam (14 tetes/menit)
17
o Data Objektif : Klien makan habis 1/2 porsi, membran mukosa kering, turgor
kulit sedang, capilary refil 3 detik, klien bertanya tentang penyakitnya, klien dan
keluarga bertanya tentang pengobatan, klien tampak dibantu keluarga, klien
beraktivitas hanya di tempat tidur, klien tampak tidak rapih, kaki kanan klien
teraba tegang otot, teraba edema pada kaki kanan, BB sebelum sakit 72 kg, BB
saat ini 64 kg. TB : 170 cm, TTV: TD: 160/100 mg, N: 84 x/menit, RR:
20x/menit, S: 36°C, pemeriksaan lab : Hb: 9,2 gr/dl (normal: 13,2-17,3), Ht :
26% (normal: 40-52).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. PERENCANAAN
DX
NO TUJUAN dan KH INTERVENSI
KEP
1 1 Tujuan: o Kaji status, pola dan kebiasaan
Nutrisi klien
makan klien
terpenuhi setelah o Berikan makanan sedikit tapi
dilakukan tindakan sering
keperawatan selama o Berikan makanan yang mudah
18
Keseimbangan o Ukur input dan output
cairan normal o Batasi pemasukan cairan
output mg)
mendekat
i
seimbang
o Membran
mukosa
lembab
o TTV
dalam
batas
normaL
o Nilai
elektrolit
dalam
batas
normal
( natrium
: 135-155,
kalium :
3,6-5,5,
klorida
98-109)
3 3 Tujuan: o Kaji tingakat pengetahuan
Klien dapat
klien tentang penyakitnya
menunjukkan o Berikan pendidikan tentang
pemahaman pengertian, penyebab,
19
tentang kondisi pembatasan cairan dan diet
diet dan serta pengobatan
o Tanyakan kembali tentang
kebutuhan
pengobatan penjelasan yang sudah
melakukan
ativitas sesuai
kemampuan
20
Klien tampak
mengalami
peningkatan
kekuatan
21
22
DX
Tgl Jam Implementasi Respon Klien Ttd
Kep
2/6/14 14.15 1 - Mengkaji pola - Klien mengatakan
makan klien mual
- Klien mengatakan
makan 3x sehari
dengan diet lunak
- Klien dapat
menghabiskannya
14.30 4&5
- Mengkaji tingkat
- Klien makan dibantu
aktivitas klien dan
keluarga
memberi makan
15.00 1&2
- TD: 160/100mmHg
- Mengukur TTV
- N: 84 x/menit
- RR: 20x/menit
- S: 360C
- Klien mengatakan
- Mengkaji tingkat belum mengerti tentang
15.30 3
pengetahuan klien penyakit GGK
24
17.00 antiemetik ( ranitidin melalui vemplon
1 2x1 ampul @2ml, 25
mg/ml, ondansentron
- Klien menghabiskan 1
2x1 ampul (@2ml,2
porsi makanan.
mg/ml)
17.30
- Memberikan makan
1
malam
- Klien mengatakan
mual
14.20 1
- Menganjurkan klien - Klien mengatakan
- RR: 20 x/menit
15.30 2 - S: 36,4 0C
- Membrane mukosa
- Mengobservasi
lembab
tanda-tanda dehidrasi
- Turgor kulit sedang
25
17.00 - Libatkan keluarga penyakit GGK
1 dalam pelaksanaan
- Keluarga membantu
tindakan keperawatan
klien mandi sore hari
- Pemberian obat
17.30
1 antiemetic ranitidin
- Obat telah diberikan
2x1 ampul @2ml, 25
melalui vemplon
mg/ml, ondansentron
2x1 ampul (@2ml,2
mg/ml)
- Memberikan makan - Klien menghabiskan
malam makan ½ porsi
- Klien mengatakan
muntah 1x
4/6/14 14.00 1 - Mengkaji status - Klien mengatakan
nutrisi klien makan habis 1 porsi
- Klien mengatakan
masih mual dan lemas
14.20 1
- Menganjurkan klien - Klien mengatakan
makan sedikit dan akan makan sedikit dan
sering sering
14.30 2
- Mengobservasi input - Input: Oral:600 cc;
dan output parenteral: 400 cc
- Aktivitas dbantu
perawat dan keluarga
26
E. EVALUASI KEPERAWATAN
DX
Tgl EVALUASI TTD
Kep
3/6/14 1 S : - Klien mengatakan masih mual
- BB: 65kg
- TB: 170 cm
P : - intervensi dipertahankan
N: 88x/menit
RR: 20x/menit
S: 36,4 0C
P : - intervensi dilanjutkan
27
- Catat hasil input dan output
A : - masalah teratasi
P : - intervensi dipertahankan
4 S : - Klien mengatakan masih terasa lemas
P : - intervensi dilanjutkan
P : - intervensi dilanjutkan
- BB: 64kg
- TB: 170 cm
28
A : - masalah belum teratasi
P : - intervensi dipertahankan
N: 84x/menit
RR: 20x/menit
S: 35,8 0C
P : - intervensi dipertahankan
P : - intervensi dilanjutkan
29
5 S : - Klien mengatakan masih terasa lemas
P : - intervensi dilanjutkan
BAB IV
A. KESIMPULAN
30
Gagal ginjal adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan
fungsinya secara normal. Pada kondisi normal, pertama-tama darah akan masuk ke
glomerulus dan mengalami penyaringan melalui pembuluh darah halus yang disebut
kapiler. Di glomerulus, zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak terpakai dan
beberapa yang masih terpakai serta cairan akan melewati membran kapiler
sedangkan sel darah merah, protein dan zat-zat yang berukuran besar akan tetap
tertahan di dalam darah. Filtrat (hasil penyaringan) akan terkumpul di bagian ginjal
yang disebut kapsula Bowman. Selanjutnya, filtrat akan diproses di dalam tubulus
ginjal. Di sini air dan zat-zat yang masih berguna yang terkandung dalam filtrat akan
diserap lagi dan akan terjadi penambahan zat-zat sampah metabolisme lain ke dalam
filtrat. Hasil akhir dari proses ini adalah urin (air seni). Secara umum, gagal ginjal
adalah penyakit akhir dari serangkaian penyakit yang menyerang traktus urinarius.
Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni Gagal Ginjal Akut (acute
renal failure = ARF) dan Gagal Ginjal Kronik (chronic renal failure =
CRF). Penyakit gagal ginjal akutadalah suatu penyakit dimana ginjal tidak dapat lagi
menjalankan fungsinya sebagai organ pembuangan, ginjal secara relatif mendadak
tidak dapat lagi memproduksi cairan urine yang merupakan cairan yang mengandung
zat-zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari
tubuh. Gagal ginjal kronik adalah kemunduran fungsi ginjal yang progresif dan
irreversibel dimana terjadi kegagalan kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseibangan metabolik,caira dan elektrolit yang mengakibatkan uremia atau
azotemia. (Brunner & Suddarth,2000).
Penyebab gagal ginjal akut dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar,
yaitu : Kondisi Pre Renal (Hipoperfusi ginjal), Kondisi Intra Renal (kerusakan actual
jaringan ginjal), Kondisi Post Renal (Obstruksi Aliran Urine) Sedangkan
penyebab gagal ginjal kronikantara lain : Diabetes Melitus, Glumeruloneritis kronis,
Pielonefritis, Hipertensi tak terkontrol, Obstruksi saluran kemih, Penyakit ginjal
polikistik, Gangguan vaskuler, Lesi herediter, Agen toksik (timah,kadmium dan
merkuri).
B. SARAN
Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan pada Ny.B dengan gagal ginjal
maka berdasarkan pengalaman yang berkaitan dengan masalah keperawatan tersebut,
31
penulis akan memberikan saran yang bertujuan agar dapat lebih memperbaiki dan
mengoptimalkan pelayanan perawatan di rumah sakit, diantaranya :
1. Untuk klien dan keluarga baiknya memeriksakan kesehatan secara rutin, agar
kesehatannya dapat terkontrol dan dapat terdeteksi sejak dini jika ada tanda
atau gejala yang menunjukkan resiko terjadinya gagal ginjal.
32
DAFTAR PUSTAKA
Bare, Smeltzer. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner &
Suddart. Edisi 8. Vol 3. Jakarta: EGC
Nurarif, Amin Huda & Hardi Kusuma. ( 2015 ). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC – NOC. Yogyakarta:
MediAction.
Judith, Wikilson. (2006). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 7. Jakarta: EGC
33