ISI
Kata strategi sering digunakan dalam kegiatan kemiliteraan, dan sering diartikan
sebagai suatu langkah atau aktivitas untuk mencapat sasaran, yaitu memenangkan peperangan
(Stanton, 1996: 40). Pada umumnya orang berpendapat bahwa strategi dalam suatu
perusahaan sangat penting. Walau tidak dinyatakan secara eksplisit, semua perusahaan yang
terorganisir dengan baik, pasti mempunyai strategi. Strategi disini diartikan sebagai petunjuk
umum dimana suatu organisasi merencanakan untuk mencapai tujuannya. Dalam bentuk
dasarnya suatu perusahaan mengembangkan strateginya dengan mengaitkan kepentingannya
dengan peluang industri yang ada. Menurut Kenneth R. Andrews, strategi adalah suatu proses
evaluasi kekuatan dan kelemahan yang ada pada perusahaan yang dilakukan oleh eksekutif
puncak serta melihat kesempatan dan ancaman pada saat ini dan memutuskan strategi
pemasaran suatu produk yang cocok dengan kesempatan yang ada pada lingkungannya.
Sedangkan menurut Stephen P. Robin dan Mary Coulter:2007 bahwa strategi adalah
penetapan maksud dan tujuan utama perusahaan jangka panjang, dan penetapan aktivitas
serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Gambar berikut
merupakan konsep strategi yang dikemukakan oleh Kanneth R. Andrews :
ANALISIS ANALISIS
INTERNAL
LINGKUNGAN
EKONOMI
POLITIK KEUANGAN
TEKNOLOGI MANAJERIAL
PERATURAN FUNGSIONAL
ORGANISASIONAL
SOSIAL
BUDAYA
PENENTUAN PENENTUAN
KESEMPATAN KEMAMPUAN
MENCOCOKAN
KEMAMPUAN
DENGAN
KESEMPATAN
STRATEGI PASAR
PRODUK
PERUSAHAAN
Strategi dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yakni strategi untuk perusahaan secara
keseluruhan (corporate strategy) dan strategi untuk unit usaha dalam perusahaan (business
unit strategy). Selanjutnya strategi untuk perusahaan secara keseluruhan dinamakan strategi
tingkatan pertama, dan strategi untuk unit usaha dinamakan strategi tingkatan kedua.
Penelitian yang dilakukan oleh majalah Fortune terhadap 500 perusahaan di Amerika Serikat
menunjukkan sekitar 85% perusahaan tersebut memiliki lebih dari satu unit usahasehingga
konsekuensinya diperlukan formulasi strategi untuk kedua tingkatan tersebut.
Permasalahan mendasar yang dibahas dalam penetapan strategi pada tingkat korporasi
adalah bidang bisnis apa yang harus dikembangkan, dipertahankan, dilepaskan, atau
keputusan memasuki bisnis baru dengan produk baru (diversifikasi).
Strategi perusahaan biasanya mengacu pada bentuk yang tepat dari usaha yang akan
dijalakannya. Jadi strategi perusahaan lebih menitik beratkan pada pertayaan where-- kemana
bersaingnya perusahaan, dari pada how – bagaimana bersaing pada bidang bisnis yang
dijalankan perusahaan. Pada tingkatan perusahaan masalah-masalah yang timbul adalah:
Perusahaan bisa diklasifikasikan menjadi tiga kategori. Pertama, jenis usaha tunggal
dimana hanya mengoperasikan satu jenis usaha saja. Kedua, diversifikasi usaha yang saling
berhubungan, yang mengoperasikan beberapa usaha dan keuntungan usaha ini dari satu usaha
intinya. Ketiga, unit usaha yang tidak berkaitan sama sekali dimana satu jenis usaha tidak ada
hubungan satu sama lain.
1. Perusahaan Dengan Jenis Usaha Tunggal
Perusahaan model seperti ini adalah usaha dimana perusahaan berkonsentrasi hanya pada
satu usaha saja. Bentuk perusahaan tunggal seperti ini juga mengikuti strategi perusahaan
dengan memilih untuk berkonsentrasi untuk satu usaha saja.
Model-model perencanaan. Untuk menetapkan misi yang akan baik manajer kantor
pusat maupun unit usaha yang terlibat secara aktif, sehingga model-model yang di hasilkan
relevan untuk menghasilkan jenis usaha.
Fokus perhatian dari model perencanaan ini adalah menggabungkan keempat yang
ada pada pasar ddengan kemampuan untuk memanfaatkan kesempatan tersebut. Hal-hal yang
berkaitan dengan model-model perencanaan ini adalah :
1. Menentukan dua faktor yang mempengaruhi, yakni faktor eksternal dan faktor internal
2. Dalam satu perusahaan, kemampuan dalam bersaing unit usaha satu sama lain berbeda
3. Keuntungan industri yang relevan, unit usaha berbada satu sama lain
4. Pada gilirannya misi ( yang berkaintan dengan pertumbuhan dan tingkat keuntungan)
akan berbeda antara satu unit dengan unit lainnya
5. Secara keseluruhan misi yang di bedakan pada berbagai unit usaha yang hendak
membantu mencapai tujuan perusahaan
6. Alokasi sumber daya diantara unit usaha berdasarkan misi mereka
Dari berbagai pendekatan perencanaan yang ada dua model yang paling banyak
digunakan yakni. Matrik BCG ( Boston Consulting Groups) dan matrik GE/
McKinsey.Walaupun model ini berbeda dalam hal metologi pengembangan misi dari berbagai
unit usahanya, namun mempunyai kesamaan dalam hal misi yang harus dipilih dari berbagai
alternatif membangun ( buid), menahan (hold), menuai hasil (harvest) dan penutupan usaha
(divest).
Menurut model BCG, setiap unit usaha dapat ditetapkan untuk satu dari empat
katagori di atas questioner mark, star, cash cow,dan dog. Yang mewakili empat sel yang
mengukur tingkat pertumbuhan industri dari satu sumbu dan pangsa pasar yang relatif dan
pangsa pasar secara indikator dari posisi persaingan unit usaha dalam industri. Karena
pertumbuhan pasar tidak dapat diawasi sepenuhnya analisi mengurangi penentuan strategi
pangsa pasar dari masing-masinng unit usaha.
Model BCG ini menetukan pangsa pasar sebagai variabel strategi utama, karena
pentingnya maka di tempatkan di kurva pengalama.Namun kurva pengalaman ini memiliki
kekurangan,yakni:
1. Konsep yang diterapkan untuk produk yang tidak terdiferensiasikan dimana basis
persiangan utama berdasarkan harga. Untuk produk seperti Mercendez bens misalnya,
pangsa pasar dan harga yang rendah bukan lah satu-satunya jalan yang mencapai
kesuksesan. Walaupun pangsa pasarnya kecil produk Marcendas benz memiliki tingkat
laba yang tinggi.
2. Dalam keadaan tertentu perbaikan dalam teknologi proses mungkin memiliki pengaruh
yang lebih besar dalam hal pengurangan biaya per unit daripada jumlah kumulatif.
3. Keinginan menguranginbiaya melalui akumulasi produksi produk yang stadar yang
akan mengakibatkan kerugian dalam hal fleksibel kedudukan pasar.
4. Komitmen terhadap konsep kurva pengalaman ini bisa jadi tidak menguntungkan jika
teknologi baru timbul dari industri tersebut.
5. Pengalama tidak merupakan satu-satunya pemicu biaya pemicu lainnya adalah skala
cakupan, teknologi dan kompleksi.
1. Margin laba dan perolehan kas meningkat seiring dengan peningkatan pangsa pasar
relatif, berkaitan dengan efek pengalaman.
2. Pertumbuhan pasar membutuhkan kas untuk modal kerja dan barangkali untuk
penambahan pabrik. Kebutuhan kas karenanya merupakan fungsi dari tingkat
pertumbuhan pasar dan strategi pangsa pasar.
3. Beberapa unit usaha akan mengatur dirinya sendiri terhadap kas, beberapa akan
membutuhkan lebihbanyak kas daripada yang mampu dihasilkan, sementara beberapa
unit usaha lain membutuhkan lebih banyak kas dari pada yang mereka gunakan.
4. Keseluruhan aliran kas perusahaan harus diseimbangkan dengan kebutuhan kas
perusahaan dan kemampuan memperoleh kas ditambah dengan pembiayaan dari luar.
1. Membangun, misi ini berimplikasi pada tujuan peningkatan pangsa oasar, bahkan
biaya pendapatan jangk apendek dan aliran kas.
2. Menahan, misi strategi ini dirancang untuk melindungi pangsa pasar unit usaha dan
posisi persaingan.
3. Menuai Hasil, Misi ini berimplikasi pada tujuan maksimasi pendapatan jangka pendek
dan aliran kas, bahkan biaya pangsa pasar.
4. Divestasi, Misi ini menunjukkan keputusan untuk menarik diri dari bisnis baik
melalui proses likuidasi yang bertahap maupun penjualan secara langsung.
Walaupun model perencanaan ini dapat membantu misi, namun teknik ini seharusnya
tidak dijalankan secara mekanistis saja. Matris perencanaan tidaklah merupakan alat
sesungguhnya posisi unit usaha atas grid perencanaan seharusnya tidak merupakan satu
bentuk tunggal dalam memutuskan misinya. Matrik ini perlu dilengkapu dengan inisiatif,
imajinatif dan kreatifitas manajemen. Perancang sistem pengendalian seharusnya tahu apa
misi dari unit usaha, tidak sekedar tahu mengapa perusahaan memilih misi-misi tertentu.
1. Makin besar kekuatan lima faktor diatas, tingkat keuntungan yang diperoleh suatu
industri akan berkurang. Dalam industri yang menghasilkan laba yang tinggi
(misalnya minuaman ringan atau obat-obatan dimana tingkat keuntungannya
tinggi),lima faktor tersebut lemah. Tapi untuk industri yang menghasilkan laba yang
rendah , lima faktor diatas kuat.
2. Ketergantungan atas kekuatan lima faktor diatas, antara satu unit usaha dengan yang
lainnya berbeda
3. Pemahaman atas sifat dari masing-masing kekuatan diatas membantu merumuskan
strategi yang efektif.
Keunggulan Kompetitif Secara Umum.
Analisis lima kebutuhan kekuatan diatas merupakan titik awal untuk mengembangkan
keunggulan kompetitif, karena akan membantu mengindentifikasi kesempatan dan ancaman
yang ada dilingkungan eksternal. Dengan pemahaman seperti ini akan menghasilkan dua cara
untuk merespon kesempatan di lingkungan eksternal dan mengembangkan keunggulan
kompetitif secara keseimbangan.
Diferensiasi
Fokus utama dari strategi ini adalah membedakan tawaran produk dari unit usaha
yang ada, menciptakan sesuatu yang dianggap pelanggan unik. Pendekatan diferensiasi
produk ini termasuk; kesetiaan terhadap produk, layanan terhadap pelanggan, desain produk
dan penampilan produk, dan teknologi.
Kelemahannya:
a. Mudah menimbulkan konflik antar manajer proyek dan manajer bagian lain
b. Berpotensi memicu budaya kerja yang tanpa sistem atau aturan mainnya tidak
jelas dan jelas.
c. Dapat saja menjadi terlalu banyak diskusi daripada aksi.
d. Memerlukan keahlian yang memadai dalam hubungan antarpersonal-khususnya
dalam “konflik manajemen” yang akhirnya juga memerlukan biaya besar untuk
pelaksanaan dan pengawasannya.
b) Organisasi Fungsional
Pada bentuk ini, masing-masing Kepala Bagian adalah spesialis dan para
bawahan masih dikendalikan oleh beberapa pimpinan. Disini, Kepala Bagian
mempunyai wewenang penuh menjalankan fungsi yang menjadi tanggung jawabnya.
Jadi bentuk ini lebih menekankan pembagian fungsi. Secara skematik organisasi
fungsional dapat digambarkan sebagai berikut.
Kelemahannya:
c) Organisasi Divisional
Departemen dikelompokkan ke dalam divisi mandiri terpisah berdasarkan
pada kesamaan produk, program atau daerah geografis. Perbedaan keterampilan
merupakan dasar departementalisasi, dan bukannya kesamaan keterampilan.
Kelemahannya:
PENUTUP
2.1. Kesimpulan
Pada perusahaan yang memiliki beberapa unit usaha, maka diperlukan perumusan
strategi pada dua tingkat perusahaan ;yaitu strategi tingkat perusahaan dan strategi tingkat
unit usaha. Dalam pengembangan suatu produk perusahaan, konsep yang digunakan adalah
memadukan kemampuan dan kesempatan .kemampuan dengan memperhatikan kekuatan dan
kelemahan dari produk tersebut, sedangkan kesempatan dengan memperhatikan kesempatan
dan ancaman. Ada beberapa bentuk – bentuk organisasi yang saat ini telah terkenal, yaitu
organisasi matriks yang biasa disebut dengan organisasi manajemen proyek, organisasi
fungsional dan organisasi divisional.