Anda di halaman 1dari 7

Debt-Covenant Violations and Managers Accounting Responses

(Amy Patricia Sweeney)


A. SUMMARY
Latar Belakang Penelitian
Artikel ini membahas perubahan akuntansi, biaya kegagalan, dan akuntansi berbasis
perjanjian, dilanggar oleh 130 perusahaan yang melaporkan pelanggaran dalam laporan tahunan.
Peneliti menemukan bahwa “manajer perusahaan merespon sinyal kegagalan dengan
penambahan pendapatan perubahan akuntansi dan bahwa biaya kegagalan yang dikenakan oleh
pemberi pinjaman dan fleksibilitas akuntansi yang tersedia untuk manajer, merupakan penentu
penting dari tanggapan manajer akuntansi”. Peneliti juga mendokumentasikan bahwa “perjanjian
pinjaman swasta merupakan yang pertama dilanggar, kekayaan bersih dan pembatasan modal
kerja adalah pembatasan yang paling sering dilanggar, juga dalam 52% dari kasus pemberi
pinjaman memerlukan konsesi dari peminjam untuk menyelesaikan default”.
Watts dan Zimmerman (1990) menyebutkan bahwa hubungan antara leverage dan pilihan
akuntansi bukan disebabkan oleh sikap oportunis manajemen (covenant-based hypothesis),
melainkan disebabkan oleh investment opportunity set perusahaan, kebijakan keuangan, dan
efficient set perusahaan atas metode akuntansi (efficiency-based hypothesis). Healy dan Palepu
(1990) menyimpulkan bahwa “perusahaan melakukan pengurangan dividen, namun tidak
melakukan perubahan akuntansi dalam hal pembatasan dividen”. DeAngelo, DeAngelo dan
Skinner (1994) menemukan bahwa “perubahan akuntansi lebih merupakan cerminan pengakuan
perusahaan atas kesulitan keuangan yang dihadapi daripada usaha untuk meningkatkan laba
yang dilaporkan”. DeFond dan Jiambalvo (1994) menemukan bahwa “setahun sebelum dan pada
tahun terjadinya pelanggaran persyaratan kredit, akrual abnormal menunjukkan angka yang
positif dan signifikan”.
Teori Pendukung
1. Teori Keagenan
Teori ini berkaitan dengan konflik kepentingan yang terjadi antara pihak prinsipal, yaitu
pemilik perusahaan dan pihak agen, yaitu manajemen. Pihak agen biasanya bersikap
oportunistik dan tidak menyukai risiko. Hal ini menyebabkan manajer perusahaan yang
mendekati atau telah melanggar perjanjian utang akan berusaha untuk mementingkan
kepentingannya sendiri dan meminimalkan risiko yang ada melalui perubahan prosedur
akuntansi yang meningkatkan pendapatan.
2. Teori Akuntansi Positif
Teori akuntansi positif menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan kemampuan,
pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan akuntansi yang paling
sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang.
3. Manajemen Laba
Teori ini merupakan praktik-praktik yang dilakukan oleh manajer atau para penyusun laporan
keuangan dalam proses pelaporan keuangan suatu perusahaan dengan tujuan mengharapkan
suatu manfaat dari tindakan mereka tersebut.
Skema Riset dan Teknik Analisis
1. Skema Riset

Kajian Teoritis: Kajian Empiris:


1. Teori Keagenan 1. Smith dan Warner (1979)
2. Teori Akuntansi Positif 2. Leftwich (1983)
3. Manajemen Laba 3. Christie (1990)
Rumusan Masalah 4. Watts dan Zimmerman (1990)
5. Healy dan Palepu (1990)
6. Deangelo dan Skinner (1994)
Hipotesis 7. Defond & Jiambalvo (1994)

Uji Statistik

Hasil

Kesimpulan dan Saran

2. Konsep Penelitian

Fleksibilitas akuntansi dan biaya kegagalan

Perjanjian utang yang Perubahan prosedur akuntansi


diperketat income-increasing

Technical default Perubahan prosedur akuntansi


income-increasing
3. Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan pengujian secara cross-sectional dengan menggunakan chi-
square test untuk melihat perbedaan perubahaan metode akuntansi yang dilakukan sebelum dan
pada saat perusahaan melakukan pelanggaran perjanjian hutang dan t-test untuk melihat
signifikansi perubahan yang dilakukan.
Hasil Uji Hipotesis
H1: Manajer perusahaan yang memiliki fleksibilitas dan menanggung biaya kegagalan (default
cost) lebih cenderung membuat perubahan akuntansi yang meningkatkan pendapatan sebagai
respon atas diperketatnya perjanjian utang, daripada manajer yang tidak memiliki fleksibilitas
akuntansi dan/atau menanggung biaya kegagalan (default cost).
Hipotesis pertama diterima manajer perusahaan yang memiliki fleksibilitas dan menanggung
biaya kegagalan (default cost) lebih cenderung membuat perubahan akuntansi yang meningkatkan
pendapatan sebagai respon atas diperketatnya perjanjian utang, daripada manajer yang tidak
memiliki fleksibilitas akuntansi dan/atau menanggung biaya kegagalan (default cost). Manajer
perusahaan yang menanggung biaya kegagalan mengalami penurunan arus kas operasi sebelum
standar teknis, sehingga manajer melakukan perubahan akuntansi dengan cara meningkatkan
pendapatan (kas).

H2: Manajer melakukan perubahan menjadi prosedur akuntansi yang meningkatkan pendapatan
(income increasing) saat mengalami kegagalan teknis (kegagalan memenuhi perjanjian dalam
kontrak utang).
Hipotesis kedua diterima manajer melakukan perubahan menjadi prosedur akuntansi yang
meningkatkan pendapatan (income increasing) saat mengalami kegagalan teknis (kegagalan
memenuhi perjanjian dalam kontrak utang).
Simpulan Penelitian
Respon manajemen dalam menghindari penalti ataupun terjadinya pelanggaran perjanjian
utang kemungkinan besar mempengaruhi pilihan kebijakan akuntansi. Manajer perusahaan
menanggapi kegagalan teknis dengan income increasing. Respon manajer akuntansi bergantung
dengan biaya kegagalan yang dikenakan oleh kreditur, fleksibilitas akuntansi dari manajer dan
biaya pajak yang signifikan yang timbul akibat perubahan akuntansi.
B. REVIEW MOTIVASI PENELITIAN
Motivasi dari penelitian ini adalah adanya hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang
masih beragam dan tidak konsisten sehingga peneliti memperluas literatur dengan menyediakan
uji yang berbeda, membahas mengenai perjanjian utang secara lebih mendalam, dan mereview
apakah perubahan akuntansi sebenarnya menunda pelanggaran dari pembatasan berbasis akuntansi
untuk satu atau lebih periode akuntansi.

C. REVIEW MASALAH PENELITIAN


1. Manajer perusahaan yang memiliki fleksibilitas dan menanggung biaya kegagalan (default
cost) lebih cenderung membuat perubahan akuntansi yang meningkatkan pendapatan sebagai
respon atas diperketatnya perjanjian utang, daripada manajer yang tidak memiliki fleksibilitas
akuntansi dan/atau menanggung biaya kegagalan (default cost).
2. Manajer melakukan perubahan menjadi prosedur akuntansi yang meningkatkan pendapatan
(income increasing) saat mengalami kegagalan teknis (kegagalan memenuhi perjanjian dalam
kontrak utang).
D. REVIEW LANDASAN TEORI
1. Teori Keagenan
Teori Agensi merupakan grand theory yang digunakan peneliti untuk menjawab permasalahan
dalam penelitian ini. Pemilihan grand theory dikarenakan pada penelitian ini mengindikasi
adanya konflik kepentingan antara perusahaan sebagai agen dan kreditur sebagai prinsipal.
2. Teori Akuntansi Positif
Teori Akuntansi Positif (Hipotesis Perjanjian Utang) : Watts dan Zimmerman (1986)
menyatakan bahwa adanya insentif untuk melakukan manajemen laba yang timbul karena
perjanjian utang, disebut dengan hipotesis perjanjian utang (debt covenant hypothesis).
Hipotesis perjanjian utang menyatakan bahwa manajer perusahaan dengan rasio utang
terhadap ekuitas tinggi cenderung memilih metoda akuntansi dan kebijakan yang
meningkatkan laba yang dilaporkan untuk menghindari kegagalan teknis perjanjian utang.
3. Manajemen Laba
Teori ini merupakan praktik-praktik yang dilakukan oleh manajer atau para penyusun laporan
keuangan dalam proses pelaporan keuangan suatu perusahaan dengan tujuan mengharapkan
suatu manfaat dari tindakan mereka tersebut.
E. REVIEW HIPOTESIS
H1: Manajer perusahaan yang memiliki fleksibilitas dan menanggung default cost (biaya
kegagalan) lebih cenderung membuat perubahan akuntansi yang meningkatkan pendapatan
sebagai respon atas diperketatnya perjanjian utang, dibandingkan manajer yang tidak memiliki
fleksibilitas akuntansi dan/atau menanggung default cost.

H2: Manajer melakukan perubahan menjadi prosedur akuntansi yang meningkatkan pendapatan
(income increasing) saat mengalami kegagalan teknis (kegagalan memenuhi perjanjian dalam
kontrak utang).
F. REVIEW KARAKTERISTIK DESAIN PENELITIAN
1. Rantai kausal dan valididas logika
Rantai kausal dalam penelitian ini yaitu (1) terdapat hubungan antara perjanjian utang yang
diperketat dengan perubahan prosedur akuntansi yang bersifat income-increasing pada
manajer yang memiliki fleksibilitas akuntansi dan menanggung biaya kegagalan, dan (2)
terdapat hubungan antara manajer yang mengalami technical default dengan perubahan
prosedur akuntansi income increasing. Validitas logika dalam penelitian ini yaitu adanya
fleksibilitas akuntansi dan biaya kegagalan yang ditanggung manajer akan berdampak pada
perubahan prosedur akuntansi yang dilakukan oleh manajer sebagai respons terhadap
pengetatan pembatasan perjanjian utang dan technical default.
2. Pengendalian Variabel Extraneous
Pengendalian variabel extraneous dilakukan dengan menguji kembali perusahaan-perusahaan
yang melanggar perjanjian utang. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang
mengalami pelanggaran perjanjian utang.
3. Validitas Internal
Validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi antar desain penelitian. Penelitian ini
memiliki tingkat validitas internal yang tinggi. Hal ini dikarenakan variabel-variabel yang akan
diteliti didukung oleh teori yang sudah ada. Selanjutnya, berdasarkan teori dikembangkan
hipotesis yang relevan dengan struktur teorinya. Hipotesis ini kemudian diuji secara empiris
menggunakan uji statistik yang relevan. Sehingga terdapat konsistensi antara tujuan penelitian,
teori, hipotesis, dan analisis data dalam penelitian.
4. Validitas Eksternal
Menurut Siagian (2003) syarat minimal sampel data terdistribusi normal dalam statistik
berjumlah 30 sampel, sehingga 130 sampel penelitian sudah memenuhi syarat minimal
tersebut. Jadi dapat disimpulkan hasil penelitian ini sudah dapat digeneralisasi.
5. Pengumpulan dan Analisis Data
Data penelitian diperoleh dari laporan tahunan perusahaan melalui National Automated
Accounting Research System (NAARS) yang menghasilkan 750 pelanggaran perjanjian dari
sekitar 300 perusahaan pada tahun 1977-1990. Perusahaan yang melanggar perjanjian pada
tahun 1977-1979. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian adalah perusahaan di bidang
manufaktur, untuk mencapai keseragaman dalam penelitian. Sampel akhir perusahaan yaitu
130 perusahaan yang pertama kali melanggar perjanjian pada periode tahun 1980-1989 yang
ada pada Expanded File Tahunan Compustat Research Industri.
6. Uji statistik
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wilcoxon Rank Sum Test dan uji t-
test. Penelitian ini menggunakan pengujian yang dilakukan secara cross-sectional dengan
menggunakan chi-square test untuk melihat perbedaan perubahaan metode akuntansi yang
dilakukan sebelum dan pada saat perusahaan melakukan pelanggaran perjanjian hutang dan t-
test untuk melihat signifikansi perubahan yang dilakukan.
7. Konsistensi antara masalah penelitian, hipotesis dan analisis data
Masalah penelitian, hipotesis, dan analisis data dalam penelitian ini sudah konsisten. Hipotesis
yang diajukan telah sesuai dengan masalah penelitian, dan data yang dikumpulkan telah
dianalisis dengan baik sehingga mampu memberikan bukti untuk mendukung atau menolak
hipotesis yang diajukan.
8. Konsistensi hasil pengujian dengan simpulan
Konsistensi penelitian ini terlihat dari hasil pengujian dengan simpulan. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa secara keseluruhan, manajer perusahaan yang mendekati kegagalan
teknikal merespon dengan merubah metode akuntansi menjadi income increasing. Penelitian
ini juga memperluas literatur yang ada dengan menyediakan bukti mengenai tanggapan
manajer akuntansi tergantung pada biaya standar yang dikenakan oleh kreditur, fleksibilitas
akuntansi manajer, dan biaya pajak yang berpengaruh signifikan dengan perubahan akuntansi
yang tersedia.
9. Implikasi kebijakan.
Penelitian mendatang diharapkan dapat menginvestigasikan pengaruh pelanggaran perjanjian
hutang pada tanggpaan manajer akuntansi, dilihat dari perubahan prosedur akuntansi, biaya
kegagalan dan fleksibilitas akuntansi dengan tahun penelitian dan jenis perusahaan lain.
Pelanggaran perjanjian hutang yang berhubungan dengan manajemen laba juga dapat diteliti
oleh peneliti selanjutnya.
G. DAFTAR PUSTAKA
Sweeney, Amy Patricia. 1994. Debt-Covenant Violations and Managers Accounting Responses.
Journal of Accounting and Economics, 17, pp: 281-308.

Anda mungkin juga menyukai