Anda di halaman 1dari 8

PRASASTI MULAWARMAN

SAKA TRI UTAMA (11180220000110)


FAHIMATUL BARIYAH (11180220000082)
MUHAMMAD NABIL BIGOFIK (11180220000066)
FADLA FADLA AWWALIYAH (11180220000103)
SAYYIDAH (

Abstrak

Tulisan ini menjelaskan tentang prasasti mulawarman di kerajaan kutai, yaitu kerajaan hindu
yang berdiri pada abad ke-5 atau kurang lebih 400 m. Kemunculan kerajaan kutai merupakan
sebuah proses peradaban yang membawa perubahan di berbagai aspek kehidupan. Adapun
tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui secara rinci prasasti wulawarman atau yupa
kerajaan kutai dari segi makna motif, bentuk, ukuran, prosedur pembuatan, dan lokasi
prasasti. Hasil penelitian ini mengindikasikan corak dan gaya prasasti menggunakan huruf
pallawa, dan berisi cerita tentang sang raja wulawarman yang amat mulia. Prasasti
mulawarman yang disebut yupa ini dianggap sebagai sumber tulisan tertua sehingga
indonesia mulai memasuki masa sejarah dan mengakhiri masa prasejarahnya.

Kata Kunci : Prasasti Mulawarman, motif, ukuran


PENDAHULUAN

Kalimantan atau biasa disebut juga Borneo adalah pulau terbesar ketiga di dunia,
setelah Greenland dan Papua. Terletak ditengah perairan Asia Tenggara Kepulauan,
yang secara administratif saat ini terbagi kedalam wilayah negara Indonesia,
Malaysiadan Brunei. Pulau Kalimantan dikelilingi oleh(searah jarum jam) Laut Cina
Selatan, Laut Sulu, Laut Sulawesi, Selat Makassar, Laut Jawa dan Selat Karimata.
Pulau seluas743,330 km² ini merupakan jembatan strategisyang menghubungkan
Kepulauan Filipina, Semenanjung Melayu, Sumatra, Sulawesi danJawa.

Berdasarkan sudut pandangge of morfologis, sebagian besar Pulau Kalimantan


terdiri atas satuan bentang alampe gunun gan dan rawa- rawa di dataran rendah. Puncak
tertinggi di pulau ini adalah Gunung Kinabalu (4.095 m dpl) yang terletakdi Sabah,
Malaysia. Beberapa sungai besar mengalir di Pulau Kalimantan, seperti Kapuas(1.143 Km),
Mahakam (980 Km), Barito (880Km) dan Rajang (56 2 Km ). Sebelu mmunculnya jalan
modern, sungai- sungai tersebut me rupakan nadi kehidupan masyarakat, khususnya
sebagai sarana transportasi antara daerah pesisir dengan kawasan pedalaman (Gupta
2005). Karakteristik kondisi geografis yang demikian tersebut membuat pasang surut
sejarah peradaban di Kalimantan tidak dapat di lepaskan dengan ke budayaan yang
berkembang di sepanjang aliran sungai.

Dari data arkeologis yang diperoleh dapat diketahui bahwa dalam perspektif kawasan,
Situs Muara Kaman memiliki jalinan hubungan baik langsung maupun tidak langsung
dengan berbagai daerah di Asia Daratan dan kepulauan, seperti Cina di utara dan India di
Barat. Pada masa lampau, rute para pelaut-pedagang dari barat (India) selepas pesisir
timur Semenanjung melanjutkan perjalanannya menuju ke arah timur melaui dua jalur
yang ditempuh yaitu melewati Serawak lalu menyusuri pantai timur Kalimantan dan masuk
ke muara Sungai Mahakam, serta menyusuri Laut Jawa, ada yang ke Sulawesi Selatan dan
ada yang terus menyusuri pantai timur Kalimantan lalu masuk muara Sungai Mahakam.
Dari muara Sungai Mahakam mereka menuju ke hulu dipedalaman sampai percabangan
dengan Sungai Kedang Rantau di sekitar MuaraKaman.

Nama sungai kedang rantau memberi petunuk bahwa disekitar pertemuan kedua
sungai tersebut dengan sebutan sungai mahakam.
Motif Prasasti Mulawarman

Prasasti mulawarman adalah tulisan yang di pahatkan pada batu berisi catatan
peristiwa penting kerajaan prasasti dituliskan dalam belum syair menggunakan huruf pallawa
dan bahasa sansekerta. Huruf tersebut di perkirakan menggunakan huruf yg umum di
pergunakan pda thn 400 dan bhasa sansekerta mrupkn bhsa resmi india. Prasasti itu di tatah di
atas batu karang besar bertuliskan pallawa yang menandakan bahwa pembuatannya abad ke-5

Corak dan gaya prasasti mulawarman/yupa, huruf yang diguakan untuk penulisan
prasasti, menunjukan gaya huruf Pallawa yang digunakan di India pada masa abad V M,
sedangkan bahasanya adalah sansekerta (SOejono dan Leirissa 2008, 36). Keseluruhan
prasasti tersebut diterbitkan pada masa pemerintahan Raja Mulawarman yang dapat
dipastikan sebagai orang Indonesia asli, karena kakeknya masih menggunakan nama lokal,
yaitu Kudungga. Sayangnya, bukti arkeologis yang minim ini tidak didukung dengan sumber
sejarah lainnya. Berita Cina yang paling awal menceritakan suatu daerah di Kalimantan, baru
muncul pada masa Dinasti Tang (618-906 M).

Maka berdasarkan hal tersebut diketahuilah adanya sebuah kerajaan kuno Indonesia
yaitu kerajaan Kutai. Kutai dalam konteks sejarah naional Indonesiabaku dikenal sebagai
kerajaan tertua yang bernafasakan agama Hindu.

Yupa adalah sebentuk tiang batu berukuran kurang lebih 1 meter sebahagian ditanam
diatas tanah. Pada tiang batu inilah tergurat prasasti dari kerajaan Kutai yang dianggap
sebagai sumber tulisan tertua sehingga Indonesia mulai memasuki masa sejarah dan
mengakhiri masa prasejarahnya.

Isi Prasasti

Transkripsi:

srimatah sri-narendrasya,
kundungasya,mahatmanah,
putro svavarmmo vikhyatah,
vansakartta yathansuman,
tasya putra mahatmanah,
trayas traya ivagnayah,
tesan trayanam pravarah,
tapo-bala-damanvitah,
sri mulawarmma rajendro,
yastva bahusuvarnnakam,
tasya yajnasya yupo yam,
dvijendrais samprakalpitah.

Terjemahan :

Sang Maharaja Kudunga, yang amat mulia, mempunyai putra yang mashur, Sang
Aswawarman namanya, yang seperti Sang Ansuman (dewa Matahari) menumbuhkan
keluarga yag sangat mulia. Sang Aswawarman mempunyai putra tiga, seperti api (yang suci)
tiga. Yang terkemuka dari ketig putra itu ialah sang Mulawarman, raja yang berperadaban
baik,kuat dan kuasa. Sang Mulawarman telah mengadakan kenduri (selamatan yang
dinamakan) emas-amat banyak. Buat peringatan kenduri (selamatan) itulah tugu batu
dudurikan oleh para brahmana.

Transkirpsi:

srimad-viraja-kirtteh,
rajnah sri-mulavarmmanah punyam,
srnvantu vipramukhyah,
ye canye sadhavah purusah,
bahudana-jivadanam,
sakalpavrksam sabhumidanan ca,
tesam punyagananam,
yupo yan stahapito vipraih

Terjemahan:

Dengarkanlah oleh kamu sekalian, Brahmana yang tekemuka, dan sekalian orang baik lain-
lainnya, tentang kebaikan budi Sang Mulawarman, raja besar yang sangat mulia. Kebaikan
budi ini ilaha wujud sedekah banyak sekali, seolah-olah sedekah kehidupan atau semata-mata
pohon kalpa (yang memberi segala keinginan), dengan sedekan tanah (yang dihadiahkan).
Berhubung dengan kebaikan itulah maka tugu ini didirikan oleh para Brahmana (buat
peringatan).

Transkripsi:
sri-mulavarmmano rajnah,
yad dattan tilla-parvvatam,
sadipa-malaya sarddham,
yupo yam likhitas tayoh

Terjemahan:

Tugu ini ditulis buat (peringatan) dua (perkara) yang telah disedekahkan oleh Sang Raja
Mulawarman, yakni segunung minyak (kental), dengan lampu serta malai bunga.

Transkripsi:

srimato nrpamukhyasya,
rajnah sri-mulawarmmanah,
danam punyatame ksetre,
yad dattam vaprakesvare,
dvijatibhyo ‘gnikalpebhyah.
vinsatir ggosahasrikam,
tansya punyasya yupo ‘yam,
krto viprair ihagataih.

Terjemahan:

Sang Mulawarman, raja yang mulia dan terkemuka, telah memberi sedekah 20.000 ekor sapi
kepada para brahmana seperti api, (bertempat) di dalam tanah yang suci (bernama)
Waprakeswara. Buat (peringatan) akan kebaikan budi sang raja itu, tugu ini telah dibuat oleh
para Brahmana yang datang ke tempat ini.

Yang menjadi perhatian adalah isi dari prasasti-prasasti Kutai secara tersirat dapat
disimpulkan bahwasanya:

1. Sang Kudungga adalah nama asli pribumi Indonesia karena dalam kebudayaan India tdak
pernah mengenal nama ini.

2. Sang Aswawarman dianngap sebagai pendiri Kerajaan (=Vansakartta), dan bukan Sang
Kudungga yabng bernotaben maharaja dan ayah dari Aswawarman.
Aksara Pallawa yang digunakan dalam Prasasti Mulawarman/Yupa di Kutai
merupakan jenis aksara yang berasal dari India Selatan, kemudain tersebat dan berkembang
di Asia Tenggara, sampai Funan, Campa, Kamboja, Mon, Kutai (Kalimantan Timur),
Semenanjung Malaysia, Jwa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera.

Catatan-catatan epigrafi mencakup tidak hanya piagam-piagam piringan tembaga


tetapi juga pahatan-pahatan batu. Yang pertama adalah sajak-sajak Panjang dalam bahasa
sanseketa yang berisi informasi sejarah yang penting, khususnya dalam bagian pertama
mengenai raja Pallawa dan keturunannya.

Tiap yupa didirikan oleh mulawarman sebagai peringatan, bahwa ia telah memberikan
kurban sebesr-besarnya dan haadiah untuk kemakmuran negara dan rakyatnya (suatu
kebiasaan yang telah kita kenal pula dalam zaman prasejarah, yaitu mendirikan menhir.

Ukuran Prasasti
Tujuh (7) Prasasti Yupa Kutai

Ukuran Ukuran Ukuran Panjang Lebar


No Nama Benda Aksara
Tinggi Lebar Tebal Aksara Aksara

Prasasti Yupa
1 Nomor lnventaris 124 cm 31,5 cm 29,5 cm Palawa 9,5 - 2 cm 4 - 0,4 cm
D.2a

Prasasti Yupa
8,5 - 2,4
2 Nomor lnventaris 152 cm 35 cm 35,5 cm Palawa 3,3 - 2 cm
cm
D.2b

Prasasti Yupa
3 Nomor Inventaris 128 cm 29,5 cm 24 cm Palawa 9- 2 cm 3 - 2 cm
D.2c

Prasasti Yupa
4 Nomor lnventaris 113 cm 39 cm 30 cm Palawa 4 - 2 cm 3 - 1 cm
D.2d

Prasasti Yupa
2 ,5 - 1,5
5 Nomor lnventaris 119 cm 33 cm 32 cm Palawa 8 - 2 cm
cm
D.175

Prasasti Yupa
6 Nomor lnventaris 128 cm 33 cm 23 cm Palawa 8 - 1,5 cm 4 - 1,5 cm
D.176

Prasasti Yupa
7 Nomor Inventaris 97 cm 33 cm 25 cm Palawa 5 - 1,5 cm 4 - 1,3 cm
D.177
SUMBER:

Sofwan Noerwidi , Beberap Hasil Penelitian Kutai Mulawarman 208: Situs Muara
Kaman Dalam Prespektif Kawasan, Vol. 4, Hal 157-174.

https://munas.kemdikbud.go.id/mw/index.php?title=Prasasti_Yupa_Kutai

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/197706022003122-
YENI_KURNIAWATI_SUMANTRI/Bahan_ajar_SIK.pdf.

Soekomo, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia Djilid II, Penerbit Nasional


Trikarya, Djakarta, 1959.

Anda mungkin juga menyukai