Anda di halaman 1dari 9

REAKSI

CUTANEUS LARVA
FILARIASIS PEDIKULOSIS CAPITIS PEDIKULOSIS PUBIS SKABIES GIGITAN
MIGRANS
SERANGGA
Definisi CLM atau creeping eruption Filariasis adalah suatu penyakit Infeksi kulit dan rambut kepala Infeksi rambut di daerah pubis Skabies adalah penyakit
adalah erupsi kulit yang sering pada daerah subtropik yang disebabkan oleh dan disekitarnya oleh Phhtirus kulit yang disebabkan
berbentuk penjalaran dan tropik, disebabkan oleh parasit Pediculus humanus var capitis pubis oleh infestasi dan
serpiginosa, sebagai reaksi nematoda pada pembuluh limfe sensitisasi terhadap
hipersensitivitas kulit seperti Wuchereria Bancrofti. Sarcoptes scabiei
terhadap invasi larva cacing varian hominis dan
tambang / nematoda atau produknya
produknya
Epidemiologi Negara beriklim tropis Perkotaan, pedesaan tropis  > anak usia muda  > orang dewasa  Sos-ek rendah
Negara berkembang  Cepat menular dalam  Termasuk IMS  Higiene buruk
Tidak ada perbedaan ras, lingkungan yang padat. Ex.:  Bisa menyerang jenggot dan  Pemukiman padat
usia, jenis kelamin asrama, panti kumis  > anak – dewasa
 Infeksi bisa terjadi pana muda
anak. Pada alis dan bulu
mata (blefaritis)
Etiologi Investasi larva Ancylostoma Wuchereria bancrofti, Brugia Pediculus humanus var Phthirus pubis Sarcoptes scabiei
braziliense, Ancylostoma timori, Brugia malayi  Filariasis capitis
caninum Limfatik
Parasit obligat  harus
Berasal dari feses anjing & Mansonella ozzardi  body cavity menghisap darah untuk hidup
kucing
Onchocerca
volvulusOnchocerciacis/cutaneus
filariasis Betina > jantan
Ukuran 1-2 mm
Cara Penularan :
Cara Penularan :  Skin to skin
 Kontak langsung

Faktor Resiko :
 Higiene rambut kurang  Tidak langsung
Cara penularan : (sprei, sarung banta,
 Kontak langsung dll.)
 Sisir Tungau dapat hidup
 Bantal diluar tubuh
 Topi / kerudung manusia selama 24-
36 jam

Masa inkubasi :
antara 4-6 minggu
Klasifikasi Berdasarkan lokasi penyakit :  Skabies Norwegia
 Limfatik  W.bancrfoti, (Crusted Scabies)
B.malayi, B. timori Bentuk skabies
 Kutaneus  Onchocerca ditandai dengan
volvulus dermatosis berkrusta
 Body cavity  Mansonella pada tangan dan
ozzardi kaki, kuku distrofik,
skuama generalisata.
Bentuk ini sangat
menular. Biasa nya
pada pasien retar
mental, kelemahan
fisik, gg imunologik

 Skabies Nodular
Lama tidak
mendapat terapi. >
bayi, anak, pasien
immunokompromais
Patogenesis / Larva menembus kulit  Transmisi ditularkan melalui Kelainan kulit  timbul oleh Gejala yang ditimbulkan sama Tungau kopulasi di atas
Patofisiologi migrasi di kulit manusia nyamuk  Anopheles sp. karena garukan dengan pedikulosis kulit  tungau jantan
meski tidak dapat menjadi mati  tungau betina
bentuk dewasa  gejala menggali terowongan
berupa lepuh, kemerahan, Inkubasi filariasis limfatik  8-16 Gatal  karena liur dan s.corneum sambil
menonjol disertai rasa gatal bulan eksketa kutu masuk ke kulit meletakan telur nya
dan panas, kemudian menetas 10 hari 
menjalar berkelok- kelok Filariasis limfatik: larva tinggal
Acute : Episode serangan dari diterowongan
Creeping eruption  inflamasi lokal kulit, lymph
penyakit swasirna. Jika nodes and lymphatic  Gatal  o.k sensitasi
tidak diterapi, larva akan lymphangitis retrograde & terhadap sekret dan
mati dengan sendirinya dan lymphadenitis eksret tungau
kelainan kulit akan Orchitis, epididimitis, funiculitis
membaik secara bertahap.
Chronic :
Waktu yang diperlukan Sedikit pasien akan berkembang
untuk resolusi adalah menjadi limfedema
sekitar 4 hingga 8 minggu,
namun dapat lebih lama
hingga 6 bulan
Manifestasi  Gatal & panas Filariasis Bancrofti : Rasa gatal pada daerah occiput  Gatal pada daerah pubis dan  Gatal malam hari
Klinis  Gatal biasa nya lebih - 50 % genital damage dan temporal sampai seluruh sekitar.  Gejala klinis
hebat pada malam hari - Hydrocel kepala  Gatal bisa meluas sampai polimorf bisa
- Kiluria abdomen, dada sampai seluruh
- Elefentiasis on the arm & Parah  pembesaran KGB tubuh
leg retroaurikular

Filariasis Brugia :
- Tidak melibatkan sistem
limfatik genital & mamae
- Ulcer
- Elefentiasis on the arm &
leg
Onchocercosis :
- Kelainan kulit :
onchodermatitis, leopard
skin, hanging groit

Efloresensi Lesi awal : papul  Filariasis:  Erosi Makula serule  bercak Lesi kulit: terowongan
kemudian membenruk lesi  Eksoriasi berwarna abu atau kebiruan (kunikulus) berbentuk
yang khas.  Infeksi sekunder (pus, krusta) garis lurus atau
 Infeksi sekunder berat berkelok,
Lesi berbentuk linear / (plikapelonika  rambut warna putih atau abu-
berkelok-kelok, menimbul bergumpal oleh karena pus abu dengan ujung
dengan diameter 2-3 mm, dan krusta) papul atau vesikel.
berwarna kemerahan Apabila terjadi
infeksi sekunder timbul
Membentuk terowongan pustul atau nodul.
(burrow)
Papul, vesicel, urtika,
dll.
Lesi o.k garukan 
erosi, eksoriasi, krusta,
infeksi sekunder
Onchocercosis :

Tempat tungkai, plantar tangan, Kepala regio occiput &  Regio pubis stratum korneum tipis,
predileksi anus, bokong, paha, temporal  Jenggot / kumis, alis, yaitu: sela
bagian tubuh sering kontak bulumata jari tangan,
larva pergelangan tangan
bagian volar, siku
bagian luar, lipat
ketiak, areola mamae,
umbilikus, bokong,
genitalia eksterna, dan
perut bagian bawah.
Pada bayi dapat
mengenai wajah, skalp,
telapak tangan dan
telapak kaki
Diagnosis Berdasarkan gejala klinis Onchocercosis : Menemukan kutu / telur pada Menemukan telur / kutu dewasa Diagnosis dibuat
yang khas - Berdasarkan menifestasi klinis kepala berdasarkan Cardinal
- parasitologik : menemukan Sign ( 2 dari 4) :
Diagnosis pasti  mikrofilaria/ cacing dewasa 1) Pruritus nokturna
ditemukannya larva pada 2) Menyerang
gambaran histopatologi Filariasis : kelompok
biopsi kulit dari bagian tepi - Berdasarkan manifestasi klinis 3) Kunikulus /
lesi yang masih baru - Pemeriksaan apusan darah pada terowongan pada
waktu 10 pm – 2 am tempat predileksi
Menemukan tungau
pada pemeriksaan
mikroskopis
Diagnosis  Scabies miliaria, insect bites, scabies,  Tinea Kapitis  Dermatitis seboroika  Atopic dermatitis
Banding  Insect bite eczema  Pioderma (impetigo krustosa)  Dermatomikosis  Dyshidrotic eczema
 Dermatitis seboroik  Pyoderma
 Contact dermatitis
 Insect bite reaction
Terapi 1) Klor etil spray 1) Topikal Malathion 0,5 / 1 % 1) Krim Gameksan 1%  Nonmedikamentosa :
2) Tiabendazol 25-50  lostio/spray. dioleskan tipis diseluruh tubuh  Perbaiki hygiene
diamkan 24 jam, setelah itu
mm/Kgbb, 2x1, selama Filariasis : Cara : keramas sebelum tidur, oleskan
malathion, kepala ditutuup dengan mandi.  Dekontaminasi 
2-5 hari. Maksimum 3 gr ◦ DEC (6 mg/kg bw) + 400 mg kain. Pagi keramas lalu disisir oleh Bisa diulang 4 hari kemudian rebus pakaian, jemur
3) Albendazol 400-800 mg albendazole / Ivermectin sisir halus. Diulang 1 minggu 2) Emulsi Benzyl benzoat sofa, dll
dosis tunggal, selama 2-5 (150–200 mcg/kg) + 400 mg kemudian 25% 
hari albendazole 2) Gama benzene heksa klorida Cara pakai sama seperti Medikamentosa
/ gammexane 1 % gameksan
4) Ivermectin 200 µg/kg BB Topikal :
Cara : Keramas, oleskan lalu diamkan
PO dosis tunggal selama Onchocercosis : 12 jam, keramas dan disisir serit.  Krim permetrin
1-2 hr Ivermectin (150–200 mcg/kg) Diulang 1 minggu kemudian 5% dioleskan pada
5) Loratadin 5 mg 1x1 3) Benzylbenzoat 25%. kulit dan dibiarkan
Surgery : Cara : sama seperti gammexane
selama 8 jam. Dapat
- Hydrocel
- Lymphedema 4) Permethrin 1% , 5% diulang setelah satu
Infeksi sekunder  antibiotik pekan.
topikal & sistemik  Krim lindane 1%
dioleskan pada kulit
dan dibiarkan
selama 8 jam. Cukup
sekali pemakaian,
dapat diulang bila
belum sembuh
setelah satu pekan.
Tidak boleh
digunakan pada
bayi, anak kecil, dan
ibu hamil
 Salep sulfur 5-
10%, dioleskan
selama 8 jam, 3
malam berturut-turut
 Krim krotamiton
10% dioleskan
selama 8 jam pada
hari ke-1,2,3, dan 8
 Emulsi benzil
benzoat 10%
dioleskan selama 24
jam penuh

Sistemik :
 Antihistamin sedatif
(oral) untuk
mengurangi gatal.
 Bila infeksi
sekunder dapat
ditambah antibiotik
sistemik.
 Pada skabies
krustosa diberikan
ivermektin (oral) 0,2
mg/kg dosis tunggal,
2-3 dosis setiap 8-10
hari. Tidak boleh
pada anak-anak
dengan berat kurang
dari 15 kg, wanita
hamil dan menyusui.

Prognosis CLM tidak mengancam Baik Prognosis baik apabila higiene Higiene baik  prognosis baik  Prognosis sangat
kehidupan baik baik bila dilakukan
tata laksana dengan
Umumnya sembuh dengan tepat.
terapi antihelmintes  Pruritus dapat
(albendazole / tiabendazol) bertahan beberapa
minggu setelah
pengobatan akibat
reaksi hipersensitif
terhadap antigen
tungau.
 Skabies nodular
dapat bertahan
beberapa bulan
setelah pengobatan.
 Skabies krustosa
relatif sulit diobati.

Komplikasi
Pencegahan  Memakai alas kaki / - menghindari gigitan lalat Higiene rambut kepala harus Higiene harus dijaga  Menjaga hygiene
sarung tangan ketika - pengendalian populasi vektor dijaga perorangan dan
berada di tempat lingkungan.
 Pemakaian obat
secara benar dan
kepada seluruh
orang yang kontak
secara serempak.

Anda mungkin juga menyukai