Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam Undang Undang Nomor. 26 Tahun 2007 disebutkan bahwa Pengertian

Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan

susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi

pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Kota sebagai tempat

terpusatnya kegiatan masyarakat, senantiasa berkembang baik kuantitas maupun kualitasnya,

sesuai perkembangan kuantitas dan kualitas masyarakat. Perubahan penggunaan lahan

perkotaan dari penggunaan bersifat non komersial ke penggunaan untuk kepentingan komersial

sebagai akibat dari perkembangan aktivitas penduduk merupakan suatu fenomena tumbuh

kembang kota.

Salah satu ketentuan perencanaan tata ruang wilayah kabupaten/kota disebutkan bahwa

harus adanya (1) rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau; (2) rencana

penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka nonhijau; dan (3) rencana penyediaan dan

pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan sektor

informal, dan ruang evakuasi bencana, yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi wilayah

kota sebagai pusat pelayanan sosial ekonomi dan pusat pertumbuhan wilayah.

Sistem trasnportasi diadakan untuk memindahkan orang dan barang secara efisien dan

aman. Untuk menunjang hal tersebut maka diperlukan system jaringan angkutan umum yang

baik dan terintegrasi. Perkembangan transportasi belakangan ini yang mengutamakan

pergerakan menggunakan angkutan umum dan mengurangi pergerakan pribadi menuntut

tersedianya sarana dan prasarana angkutan umum yang baik agar penumpang angkutan umum
2

bisa terlayani dengan baik dan bisa memindahkan pengguna kendaraan pribadi untuk mau

menggunakan angkutan umum dalam aktivitas nya.

Perkembangan kawasan perkotaan akan di barengi dengan kebutuhan sarana dan

prasarana jaringan seiring adanya pertumbuhan penduduk dan kegiatan. Sarana dan prasarana

penunjang dalam upaya menghubungkan ke pusat perkotaan adalah adanya sarana angkutan

umum yang melayani perjalanan ke pusat kegiatan. Permasalahan yang sering terjadi adalah

terkait kinerja angkutan umum dari mulai waktu tunggu yang lama, prasarana yang kurang baik

serta sering terjadinya tindak kriminal yang membuat pengguna angkutan umum merasa tidak

nyaman.

Permasalahan system transportasi angkutan umum ini terjadi juga di perkotaan

Cibinong sebagai Ibokota dari Kabupaten Bogor sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kabupaten Bogor No 11 Tahun 2016 bahwa Kecamatan Cibinong di arahkan sebagai

Pusat Kegitan Wilayah (PKWp). Sehingga perlu adanya penataan terkait transportasi yang

masuk dan keluar dari Cibinong. Langkah awal yang perlu dilaksanakan perlu adanya

pengkajian terkait Kinerja Angkutan Umum yang ada di wilayah Cibinong. Secara eksisting di

Kecamatan Cibinong terdapat Terminal Cibinong sebagai simpul transportasi angkutan umum

dengan Tipe B. Sesuai Peraturan Bupati No 27 Tahun 2013 yang dari dan ke Terminal

Cibinong ada 11 trayek angkutan umum perkotaan sebagai berikut:

1. Trayek 32 Lintasan Terminal Cibinong-Cikaret-DS.Tengah-Karadenan-Kota

Bogor (Talang-Jl. S. Iskandar-Jl.KH.Abd Bin Nuh)-Terminal Laladon-Tmn

Pagelaran

2. Trayek 33 Lintasan Terminal Cibinong-Jl.Baru-Jl.Raya Gunung Putri-Cicadas-

Wanaherang-Cikuda-Termnal Cileungsi

3. Trayek 35 Lintasan Terminal Cibinong-Cikaret-RM.Sakit-DS.Tengah-BTN-

PDAM-Pangkalan Bambu Kuning


3

4. Trayek 38 Lintsan Terminal Cileungsi-Nagrak-Wanaherang-Jl.Raya Gunung

Putri-Citeureup-Terminal Cibinong-DS. Tengah (Pengadilan Agama)

5. Trayek 64 Lintasan Terminal Cibinong-Citeureup Jl.Raya Gunung Putri-Proyek-

Cileungsi-Terminal Jonggol

6. Trayek 65 Lintasan Terminal Cibinong-Citeureup-Jl.Raya Gunung Putri-Proyek-

Terminal Cileungsi

7. Trayek 14 Lintasan Terminal Laladon-Pagelaran-Cibinong-Pangkalan Kelapa

Tujuh

8. Trayek 66 Lintasan Terminal Cibinong-Jl.RH.Lukman-Jl.Kayu Manis-Jalan DR.

Nurdin-Jl.Mayor Oking-Jl.Kranggan-Pangkalan Perum Gunung Putri

9. Trayek 68 Lintasan Terminal Cibinong-Tapos-Leuwinanggung-Pangkalan

Sanding

10. Trayek 71 Lintasan Terminal Cibinong-Cikaret-Puri Nirwana II-Al Falah-

Pangkalan Kp.Bulak

11. Trayek 72 Lintasan Terminal Cibinong-Cikaret-Pangkalan Kampung Sawah

Sehubungan dengan permasalahan tersebut maka penulis mengangkat sebuah

penelitian yang berjudul “Kajian Kinerja Trayek Angkutan Umum dalam kabupaten Bogor

dari dan ke Terminal Cibinong”.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas maka dirumuskan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana Trayek Angkutan Umum dalam kabupaten

Bogor dari dan ke Terminal Cibinong?


4

2. Bagaimana Kondisi Kinerja Trayek Angkutan Umum dalam kabupaten Bogor dari dan

ke Terminal Cibinong?

3. Persepsi masayarakat terkait Kinerja Trayek Angkutan Umum dalam kabupaten Bogor

dari dan ke Terminal Cibinong?

1.3. Tujuan

Kegiatan penelitian ini memiliki tujuan yang ingin diketahui berdasarkan latar

belakang dan perumusan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, tujuan dari

penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut :

1. Mengetahui kondisi sarana dan prasarana Trayek Angkutan Umum dalam kabupaten

Bogor dari dan ke Terminal Cibinong?

2. Mengetahui Kondisi Kinerja Trayek Angkutan Umum dalam kabupaten Bogor dari

dan ke Terminal Cibinong?

3. Mengetahui Persepsi masayarakat terkait Kinerja Trayek Angkutan Umum dalam

kabupaten Bogor dari dan ke Terminal Cibinong?

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan bagi

pemerintah Kabupaten Bogor dan instansi terkait dalam mengelola wilayah administratifnya

serta sebagai acuan dalam kebijakan pengembangan dan perencanaan

pembangunan kota dalam mengakomodasi segala macam kebutuhan

masyarakatnya.
5

1.5. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini lahir diakibatkan adanya pemikiran bahwa adanya permasalahan

angkutan umum di kabupaten Bogor khususnya di Cibinong sebagai Pusat Kegiatan Wilayah

(PKWp). Permasalahan yang sering terjadi dalam system jaringan angkutan umum di

Kabupaten Bogor adalah adanya tumpeng tindih trayek, waktu tunggu yang lama, dan sarana

angkutan yang kurang baik membaut penumpang tidak merasa nyaman dalam melakukan

perjalanan. Dalam upaya meminimalisir permasalahan tersebut maka penulis mencoba

melakukan kajian sehingga akan dapat diketahui persoalanya dan jalan keluarnya sebagai

bahan rekomendasi.

Penelitian ini dilakuakn dengan diawali pengumpulan data yang akan dilaksanakan

yaitu survey sekunder dan survey primer. Survey sekunder dilakukan dalam pengumpulan data

yang ada di instansi berupa data statistik dan kajian – kajian yang sudah di lakukan. Survey

primer yaitu pengambilan data di lapangan dengan menggunakan 3 (tiga) metode survey, yaitu:

1. Survey Statis

2. Survey Dinamis (on bus)

3. Wawancara

Dilakukannya survey primer ini yntuk bahan analisis Load factor, Headway, waktu tempuh,

waktu perjalanan, kecepatan, waktu tunggu. Sehingga dapat di ketahui sejauh mana tingkat

kinerja pelayanan angkutan umum tersebut. Teknik wawancara sebagai bahan tambahan dalam

menghimpunan masukan dan pendapat dari operator, penyedia, dan pengguna angkutan umum.

Untuk kerangka pemikiran dituangkan dalam gambar 1.


6

1.6. Sistematika Pembahasan

Dalam penulisan ini pembahasan dilakukan dengan sistematika guna memudahkan

dalam penganalisaan, dimana sistematika pembahasan adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam pembahasan ini membahas tentang pendahuluan yang di

mengemukakan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, ruang lingkup pembahasan, serta sistematika

pembahasan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan diuraikan tinjauan pustaka dan kebijakan yang

berkaitan dengan lokasi studi.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan menjelaskan mengenai tahap-tahap dalam pengerjaan

penelitian ini yang meliputi ruang lingkup penelitian, metoda

pengumpulan data, metoda pendekatan dan analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM MENGENAI WILAYAH STUDI

Bab ini berisikan mengenai gambaran umum wilayah studi, kondisi

eksisting sarana dan prasana transportasi atau angkutan umum perkotaan

di Cibinong.

BAB V : HASIL DAN ANALISA


7

Bab ini menjelaskan mengenai hasil analisis yang berhubungan dengan

studi untuk menjawab tujuan dari studi ini.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir akan dikemukakan kesimpulan dari hasil penelitian

Serta saran mengenai penanganan dalam melakukan arahan pemanfaatan.


8

Latar Belakang
 Bagaimana kondisi sarana dan prasarana Trayek Angkutan Umum
dalam kabupaten Bogor dari dan ke Terminal Cibinong?
 Bagaimana Kondisi Kinerja Trayek Angkutan Umum dalam kabupaten
Bogor dari dan ke Terminal Cibinong?
 Persepsi masayarakat terkait Kinerja Trayek Angkutan Umum dalam
kabupaten Bogor dari dan ke Terminal Cibinong?

Bagaimana kondisi sarana dan Bagaimana Kondisi Kinerja Persepsi masayarakat terkait
prasarana Trayek Angkutan Trayek Angkutan Umum dalam Kinerja Trayek Angkutan Umum
Umum dalam kabupaten Bogor kabupaten Bogor dari dan ke dalam kabupaten Bogor dari
dari dan ke Terminal Cibinong? Terminal Cibinong? dan ke Terminal Cibinong?

Metode Pengumpulan Data


 Hasil Dokumentasi  Documentasi  Hasil Dokumentasi
 Hasil Wawancara.  Survei Instansi  Hasil Wawancara.
 Survei Statis
 Survey Dinamis (On bus)
 Wawancara

Analisis Kinerja Angkutan umum


1. Load Factor Metode Deskriptif
Metode Deskriptif
2. Headway
3. Frekuensi Kendaraan
4. Kecepatan Kendaraan
5. Waktu tungga
6. Waktu perjalanan
7. Potensi Penumpang
8. Titik Kemcetan

Inventarisasi kondisi sarana dan Mengetahui Kondisi Kinerja Mengetahui persepsi masayarakat
prasarana Trayek Angkutan Trayek Angkutan Umum dalam terkait Kinerja Trayek Angkutan
Umum dalam kabupaten Bogor kabupaten Bogor dari dan ke Umum dalam kabupaten Bogor
dari dan ke Terminal Cibinong? Terminal Cibinong? dari dan ke Terminal Cibinong?

“Kajian Kinerja Trayek Angkutan Umum dalam kabupaten


Bogor dari dan ke Terminal Cibinong”

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Anda mungkin juga menyukai