Anda di halaman 1dari 9

STEP 7

1. Apa jenis-jenis otot dan ciri-cirinya?

Otot Rangka
 Serat multinukleus dengan nukleus terletak di tepi
 Filamen aktin dan miosin membentuk pola cross-striation yang nyata
 Otot dikelilingi oleh jaringan ikat epimisium
 Fasikulus otot dikelilingi oleh jaringan ikat perimisium .
 Setiap serat otot dikelilingi oleh jaringan ikat endomisium
 Otot volunter berada di bawah kontrol kesadaran
 Junctio neuromuscularis adalah tempat persarafan dan transmisi rangsangan ke otot
 Terminal akson mengandung neurotransmiter asetilkolin
 Potensial aksi menyebabkan pembebasan asetilkolin di celah sinaps
 Asetilkolin berikatan dengan reseptornya di membran otot
 Asetilkolinesterase di celah sinaps menetralkan asetilkolin dan mencegah kontraksi lebih lanjut
 Gelendong neuromuskularis adalah reseptor regang khusus di hampir semua otot rangka
 Peregangan otot menyebabkan refleks regang dan gerakan untuk memperpendek otot
Otot Jantung
 Terletak di jantung dan pembuluh besar yang melekat pada jantung
 Cross-striation aktin dan miosin membentuk stria I, stria A, dan linea Z yang
serupa dengan otot rangka
 Mengandung satu atau dua nukleus di sentral; serat bercabang
 Ditandai oleh kompleks taut padat yaitu diskus interkalaris yang mengandung
nexus
 Tubulus T terletak di linea Z; lebih besar daripada di otot rangka
 Retikulum sarkoplasma kurang berkembang
 Nexus menyatukan semua serat untuk kontraksi ritmik
 Memperlihatkan otoritmisitas dan menghasilkan rangsangan secara spontan
 Sistem saraf otonom mempersarafi jantung dan mempengaruhi kecepatan
denyut jantung dan tekanan darah

Otot Polos
 Ditemukan di organ berongga dan pembuluh darah
 Mengindung filamen aktin dan miosin tanpa pola cross-striation
 Serat berbentuk fusiformis dan mengandung satu nukleus
 Di ususr otot tersusun dalam lapisan konsentrik
 Filamen aktin dan miosin tidak memperlihatkan susunan teratur dan tidak
terdapat serat-melintang
 Aktin dan miosin membentuk anyaman kisi-kisi dan menyisip ke dalam vinculum
sarcoplasmicum di sarkoplasma
 Aktin dan miosin berkontraksi dan memperpendek otot dengan mekanisme
pergeseran yang mirip dengan otot rangka
 Memperlihatkan aktivitas spontan dan mempertahankan tonus di organ berongga
 Nexus menggabungkan otot dan memungkinkan komunikasi ionik di antara
semua serat .
 Otot involunter diatur oleh sistem saraf otonom, hormon, dan peregangan.

Atlas Histologi DiFiore. Bab 6 Jaringan Otot. Hal 129-137

2. Macam-macam gerakan normal?


3. Apa macam-macam serabut otot dan perbedaannya?
1) Serabut tipe I
atau serabut oksidatif, merah dan lambat kaya akan mitokondria dan sejumlah
besar mengandung mioglobin, suatu protein dengan gugus besi yang mengikat O,
dan menghasilkan warna merah gelap. Serabut-serabut merah memperoleh energi
terutama dari fosforilasi oksidatif aerobik asam lemak dan teradaptasi dengan
kontraksi kontinu lambat selama periode yang lama, seperti yang diperlukan pada
otot postural di punggung.
2) Serabut tipe IIa
atau serabut glikolitik-oksidatif intermedia memiliki banyak mitokondria dan
banyak mioglobin, tetapi juga memiliki cukup banyak glikogen. Serabut-serabut
ini menggunakan metabolisme oksidatif dan glikolisis anaerob dan merupakan
jenis pertengahan antara jenis serabut lain baik dalam hal warna maupun
metabolisme energi. Serabut ini beradaptasi sesuai kontraksi cepat dan lonjakan
singkat aktivitas, seperti yang diperlukan untuk atletik.
3) Serabut tipe IIb
atau serabut glikolitik, putih dan cepat memiliki lebih sedikit mitokondria dan
lebih sedikit mioglobin, yang membuatnya tampak pucat. Serabut tersebut
bergantung pada glikolisis untuk energi dan beradaptasi unluk kontraksi cepat,
tetapi cepat mengalami kelelahan. Serabut ini biasanya merupakan otot kecil
dengan taut neuromuskular yang berjumlah relatif besar, seperti otot yang
menggerakkan mata dan jari.
Histologi Janquera Ed 17. Bab 10 Jaringan Otot. Hal 174

a. Serabut Lambat (Tipe I, Otot Merah) . (1) Serabutnya lebih kecil. (2) Juga
dipersarafi oleh serat-serat saraf yang lebih kecil. (3) Sistem pembuluh darah
dan kapiler yang lebih luas untuk menyediakan sejumlah oksigen tambahan.
(4) Peningkatan hebat pada jumlah mitokondria, juga untuk membantu tingkat
meta- bolisme oksidatif yang tinggi. (5) Serabut-serabut mengandung
sejumlah besar mioglobin, yakni suatu protein yang mengandung besi serupa
dengan hemoglobin sel-sel darah merah. Mioglobin bergabung dengan
oksigen dan menyimpan oksigen tersebut sampai diperlukan; hal ini juga
sangat mempercepat transpor oksigen ke mitokondria. Pada otot lambat,
mioglobin memberi warna kemerah-merahan sehingga dinamakan otot merah.
b. Serabut Cepat (Tipe II , Otot Putih). (1) Serabut besar untuk kekuatan
kontraksi yang besar. (2) Retikulum sarkoplasma yang luas sehingga dapat
dengan cepat melepaskan ion-ion kalsium untuk memulai kontraksi. (3)
Sejumlah besar enzim glikolisis untuk pelepasan energi yang cepat melalui
proses glikolisis. (4) Suplai darah yang tidak terlalu luas karena metabolisme
oksidatif tidak begitu penting. (5) Lebih sedikit mitokondria, juga karena
metabolisme oksidatif tidak begitu penting. Jumlah mioglobin merah yang
sedikit pada otot cepat sehingga otot ini dinamakan otot putih.
Serabut otot Serabut otot Serabut cepat
lambat cepat tipe II a tipe IIb
Mitokondria Banyak Banyak Sedikit
Kapiler Banyak Banyak Sedikit
Diameter serabut Kecil Sedang Besar
Ukuran motor unit Kecil Sedang Besar
Konsentrasi
Banyal Banyak Sedikit
mioglobin
Jumlah glikogen Rendah Sedang Tinggi
Sumber energi Fosforilasi Fosforilasi Glikolisis
utama oksidatif oksidatif anaerob
Aktifitas enzim
Rendah Sedang Tingg
glikolitik
Tingkat kelelahan Lambat Sedang Cepat
Aktifitas miosin-
Rendah Tinggi Tinggi
ATP ase
Kecepatam
Lambat Cepat Cepat
kontraksi
Otot postural Otot bagian luar
Lokasi utama khas Otot tungkai
punggung bola mata

Guyton and Hall Ed 20. Bab 6 Kontraksi otot rangka. Hal 79

4. Factor apa saja yang mempengaruhi gerak dan kekuatan otot?


kekuatan gerak?
Pergerakan dikendalikan oleh sistem saraf motorik dengan komponen sebagai
berikut :
a) Korteks serebrik : tepatnya di daerah girus presentral. Daerah ini
memunculkan ide dan komando gerakan sejauh mana kekuatan gerakan yang
diinginkan sesuai dengan kebutuhan
b) Sub kortikal : modulasi dan koordinasi gerak terdiri dari :
1. Ganglia basal : berperan dalam mengatur kecepatan gerak
2. Serebelum : berperan dalam akurasi/ketepatan gerak
3. Batang otak : meneruskan perintah ke medula spinalis
c) Medula spinalis : mengatur penampilan gerak refleks, dan pembagian gerak
radiks anterior medula spinalis (segmen servikal, thorakal, lumbal dan sakral)
membentuk anyaman yang aksonnya berjalan memanjang sebagai saraf
perifer yang mensarafi otot
d) Input dari perifer juga sangat berperan dalam menentukan arah dan jenis
gerakan. Input dari vestibuler dan visual khususnya yang berkaitan dengan
posisi dan keseimbangan tubuh sangat dibutuhkan untuk suatu gerakan yang
akan dilakukan. Secara konkrit pergerakan dilaksanakan oleh tulang dan otot
dimana tulang membentuk rangkaian alat gerak pasif sedangkan otot melekat
pada tulang yang satu dengan yang lain membentuk alat gerak pasif. Gerakan
dapat terjadi jika ada perintah dari sistem saraf motorik ke otak.
Guyton and Hall, 2007, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11, EGC, Jakarta

5. Bagaimana mekanisme dari gerakan?

Aktivitas di lengkung reflex dimulai di reseptor sensorik, berupa potensial


reseptor yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Potensial reseptor
membangkitkan potensial aksi yang bersifat gagal atau tuntas disaraf aferen. Jumlah
potensial aksi sebanding dengan besarnya potensial generator. Di sistem saraf pusat
terjadi respons bertahap berupa potensial pascasinaps eksitatorik dan potensial pasca
sianaps inhibitorik yang kemudian bangkit di saraf tertaut-taut sinaps. Respon yang
kemudian bangkit di saraf eferen adalah respon yang bersifat gagal atau tuntas. Bila
potensial aksi ini mencapai efektor, akan terbangkit lagi respons bertahap. Di efektor
yang berupa otot polos, responnya akan bergabung untuk kemudian mencetuskan
potensial aksi di otot polos. Tetapi bila efektornya berupa otot rangka, respons
bertahap tersebut selalu cukup besar untuk mencetuskan potensial aksi yang mampu
menimbulkan kontraksi otot.
Sherwood, L., 2010, Human Physiology From Cells To Systems, Seventh Edision,
BROOKS/ COLE CENGAGE Learning, Canad

6. Apa fungsi dan komponen dari system masing-masing system lokomosi?


7. Bagaimana mekanisme kontraksi dan relaksasi?
Kontraksi
1. Impuls serat memicu pelepasan Asetilkolin (Ach) ke dalam sinaps  Ach berikatan
dengan reseptor Ach untuk memulai impuls otot di sarkolema serat otot
2. Impuls otot menyebar dari sarkolema ke tubulus T  ion kalsium dilepaskan dari
Sistema terminal ke tubulus T

3. Ion kalsium terikat ke troponin troponin menggerakan tropomyosin pd aktin


sehingga membuka tempat aktif aktin filamen tipis  kepala filamen tebal menempel
ke tempat aktif yang terbuka membentuk jembatan silang

4. Kepala myosin berputar  filamen tipis bergerak kearah pusat sarkomer  ATP
mengikat kepala myosin dan dipecah jadi ADP + P  kepala miosisn terlepas dan
kembali ke posisinya sebelum berputar  Siklus berulang kepala myosin (menempel-
berputar-lepas-kembali) membuat filamen tebal dan tipis bergeser melewati satu sama
lain  menyebabkan sarkomer memendek
Siklus kontraksi berlangsung selama ion kalsium masih terikat pada troponin sehingga
tempat aktif tetap terbuka.

Relaksasi

1. Ketika impuls berhenti, ion kalsium ditranspor ke reticulum sarkoplasma 


tropomyosin kembali menutup tempat aktif  filamen bergeser ke tempat awal secara
relaks  otot relaksasi
Histologi Janquera Ed 17. Bab 10 Jaringan Otot. Hal 172

Kontraksi
1) Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke
ujungnya pada serabut otot
2) Di setiap ujung, saraf inenyekresi zat neurotransmiter, yaitu asetilkolin, dalam
jumlah sedikit.
3) Asetilkolin bekerja pada daerah setempat pada membran serabut otot untuk
membuka banyak kanal kation "berpintu asetilkolin" melalui molekul protein
yang terapung pada membran.
4) Terbukanya kanal berpintu asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion
natrium untuk berdifusi ke bagian dalam membran serabut otot. Hal ini
menyebabkan depolarisasi setempat yang kemudian menyebabkan pembukaan
kanal natrium berpintu listrik (voltagegated sodium channels). Peristiwa ini
akan menimbulkan suatu potensial aksi pada membran.
5) Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serabut otot dengan cara
yang sama seperti potensial aksi berjalan di sepanjang membran serat saraf.
6) Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran otot, dan banyak
aliran listrik potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot. Di sini,
potensial aksi menyebabkan retikulum sarkoplasma melepaskan sejumlah
besar ion kalsium, yang telah tersimpan di dalam retikulum ini.
7) Ion kalsium menginisiasi kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin,
yang menyebabkan kedua filamen tersebut bergeser satu sama lain, dan
menghasillkan proses kontraksi.
8) Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam
retikulum sarkoplasma oleh pompa membran Ca++, dan ion ini tetap disimpan
dalam retikulum sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi; pengeluaran
ion kalsium dari miofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.
Guyton and Hall Ed 20. Bab 6 Kontraksi otot rangka. Hal 73-74

8. Bagaimana gerak bisa cepat atau lambat? Lemah atau kuat? Dan akurat?
9. Bagaimana pengaturan koordinasi system saraf motoric dalam pengaturan gerak?
10. Apa macam-macam kontraksi otot?

 Kontraksi otot dikatakan isometrik bila otot tidak memendek selama kontraksi,
dan dikatakan isotonik bila otot memendek namun tegangan pada otot tetap
konstan selama kontraksi.
 Pada sistem isometrik, otot berkontraksi melawan transduser kekuatan tanpa
mengurangi panjang otot, Pada sistem isotonik, otot memendek melawan beban
yang tetap.
 Gambaran khas kontraksi isotonik bergantung pada beban yang dilawan oleh
kontraksi otot, serta inersia beban. Namun, sistem isometrik hanya merekam
perubahan pada kekuatan kontraksi otot itu sendiri saja. Oleh karena itu sistem
isometrik adalah sistem yang paling sering digunakan bila kita hendak
membandingkan karakteristik fungsional berbagai jenis otot.
Guyton and Hall Ed 20. Bab 6 Kontraksi otot rangka. Hal 79

11. Mekanisme otot dari serat lintang dan otot polos?


12. Ketika melakukan tendangan otot apa saja yang bekerja?

Anda mungkin juga menyukai