LBM 1
LBM 1
Otot Rangka
Serat multinukleus dengan nukleus terletak di tepi
Filamen aktin dan miosin membentuk pola cross-striation yang nyata
Otot dikelilingi oleh jaringan ikat epimisium
Fasikulus otot dikelilingi oleh jaringan ikat perimisium .
Setiap serat otot dikelilingi oleh jaringan ikat endomisium
Otot volunter berada di bawah kontrol kesadaran
Junctio neuromuscularis adalah tempat persarafan dan transmisi rangsangan ke otot
Terminal akson mengandung neurotransmiter asetilkolin
Potensial aksi menyebabkan pembebasan asetilkolin di celah sinaps
Asetilkolin berikatan dengan reseptornya di membran otot
Asetilkolinesterase di celah sinaps menetralkan asetilkolin dan mencegah kontraksi lebih lanjut
Gelendong neuromuskularis adalah reseptor regang khusus di hampir semua otot rangka
Peregangan otot menyebabkan refleks regang dan gerakan untuk memperpendek otot
Otot Jantung
Terletak di jantung dan pembuluh besar yang melekat pada jantung
Cross-striation aktin dan miosin membentuk stria I, stria A, dan linea Z yang
serupa dengan otot rangka
Mengandung satu atau dua nukleus di sentral; serat bercabang
Ditandai oleh kompleks taut padat yaitu diskus interkalaris yang mengandung
nexus
Tubulus T terletak di linea Z; lebih besar daripada di otot rangka
Retikulum sarkoplasma kurang berkembang
Nexus menyatukan semua serat untuk kontraksi ritmik
Memperlihatkan otoritmisitas dan menghasilkan rangsangan secara spontan
Sistem saraf otonom mempersarafi jantung dan mempengaruhi kecepatan
denyut jantung dan tekanan darah
Otot Polos
Ditemukan di organ berongga dan pembuluh darah
Mengindung filamen aktin dan miosin tanpa pola cross-striation
Serat berbentuk fusiformis dan mengandung satu nukleus
Di ususr otot tersusun dalam lapisan konsentrik
Filamen aktin dan miosin tidak memperlihatkan susunan teratur dan tidak
terdapat serat-melintang
Aktin dan miosin membentuk anyaman kisi-kisi dan menyisip ke dalam vinculum
sarcoplasmicum di sarkoplasma
Aktin dan miosin berkontraksi dan memperpendek otot dengan mekanisme
pergeseran yang mirip dengan otot rangka
Memperlihatkan aktivitas spontan dan mempertahankan tonus di organ berongga
Nexus menggabungkan otot dan memungkinkan komunikasi ionik di antara
semua serat .
Otot involunter diatur oleh sistem saraf otonom, hormon, dan peregangan.
a. Serabut Lambat (Tipe I, Otot Merah) . (1) Serabutnya lebih kecil. (2) Juga
dipersarafi oleh serat-serat saraf yang lebih kecil. (3) Sistem pembuluh darah
dan kapiler yang lebih luas untuk menyediakan sejumlah oksigen tambahan.
(4) Peningkatan hebat pada jumlah mitokondria, juga untuk membantu tingkat
meta- bolisme oksidatif yang tinggi. (5) Serabut-serabut mengandung
sejumlah besar mioglobin, yakni suatu protein yang mengandung besi serupa
dengan hemoglobin sel-sel darah merah. Mioglobin bergabung dengan
oksigen dan menyimpan oksigen tersebut sampai diperlukan; hal ini juga
sangat mempercepat transpor oksigen ke mitokondria. Pada otot lambat,
mioglobin memberi warna kemerah-merahan sehingga dinamakan otot merah.
b. Serabut Cepat (Tipe II , Otot Putih). (1) Serabut besar untuk kekuatan
kontraksi yang besar. (2) Retikulum sarkoplasma yang luas sehingga dapat
dengan cepat melepaskan ion-ion kalsium untuk memulai kontraksi. (3)
Sejumlah besar enzim glikolisis untuk pelepasan energi yang cepat melalui
proses glikolisis. (4) Suplai darah yang tidak terlalu luas karena metabolisme
oksidatif tidak begitu penting. (5) Lebih sedikit mitokondria, juga karena
metabolisme oksidatif tidak begitu penting. Jumlah mioglobin merah yang
sedikit pada otot cepat sehingga otot ini dinamakan otot putih.
Serabut otot Serabut otot Serabut cepat
lambat cepat tipe II a tipe IIb
Mitokondria Banyak Banyak Sedikit
Kapiler Banyak Banyak Sedikit
Diameter serabut Kecil Sedang Besar
Ukuran motor unit Kecil Sedang Besar
Konsentrasi
Banyal Banyak Sedikit
mioglobin
Jumlah glikogen Rendah Sedang Tinggi
Sumber energi Fosforilasi Fosforilasi Glikolisis
utama oksidatif oksidatif anaerob
Aktifitas enzim
Rendah Sedang Tingg
glikolitik
Tingkat kelelahan Lambat Sedang Cepat
Aktifitas miosin-
Rendah Tinggi Tinggi
ATP ase
Kecepatam
Lambat Cepat Cepat
kontraksi
Otot postural Otot bagian luar
Lokasi utama khas Otot tungkai
punggung bola mata
4. Kepala myosin berputar filamen tipis bergerak kearah pusat sarkomer ATP
mengikat kepala myosin dan dipecah jadi ADP + P kepala miosisn terlepas dan
kembali ke posisinya sebelum berputar Siklus berulang kepala myosin (menempel-
berputar-lepas-kembali) membuat filamen tebal dan tipis bergeser melewati satu sama
lain menyebabkan sarkomer memendek
Siklus kontraksi berlangsung selama ion kalsium masih terikat pada troponin sehingga
tempat aktif tetap terbuka.
Relaksasi
Kontraksi
1) Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke
ujungnya pada serabut otot
2) Di setiap ujung, saraf inenyekresi zat neurotransmiter, yaitu asetilkolin, dalam
jumlah sedikit.
3) Asetilkolin bekerja pada daerah setempat pada membran serabut otot untuk
membuka banyak kanal kation "berpintu asetilkolin" melalui molekul protein
yang terapung pada membran.
4) Terbukanya kanal berpintu asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion
natrium untuk berdifusi ke bagian dalam membran serabut otot. Hal ini
menyebabkan depolarisasi setempat yang kemudian menyebabkan pembukaan
kanal natrium berpintu listrik (voltagegated sodium channels). Peristiwa ini
akan menimbulkan suatu potensial aksi pada membran.
5) Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serabut otot dengan cara
yang sama seperti potensial aksi berjalan di sepanjang membran serat saraf.
6) Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran otot, dan banyak
aliran listrik potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot. Di sini,
potensial aksi menyebabkan retikulum sarkoplasma melepaskan sejumlah
besar ion kalsium, yang telah tersimpan di dalam retikulum ini.
7) Ion kalsium menginisiasi kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin,
yang menyebabkan kedua filamen tersebut bergeser satu sama lain, dan
menghasillkan proses kontraksi.
8) Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam
retikulum sarkoplasma oleh pompa membran Ca++, dan ion ini tetap disimpan
dalam retikulum sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi; pengeluaran
ion kalsium dari miofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.
Guyton and Hall Ed 20. Bab 6 Kontraksi otot rangka. Hal 73-74
8. Bagaimana gerak bisa cepat atau lambat? Lemah atau kuat? Dan akurat?
9. Bagaimana pengaturan koordinasi system saraf motoric dalam pengaturan gerak?
10. Apa macam-macam kontraksi otot?
Kontraksi otot dikatakan isometrik bila otot tidak memendek selama kontraksi,
dan dikatakan isotonik bila otot memendek namun tegangan pada otot tetap
konstan selama kontraksi.
Pada sistem isometrik, otot berkontraksi melawan transduser kekuatan tanpa
mengurangi panjang otot, Pada sistem isotonik, otot memendek melawan beban
yang tetap.
Gambaran khas kontraksi isotonik bergantung pada beban yang dilawan oleh
kontraksi otot, serta inersia beban. Namun, sistem isometrik hanya merekam
perubahan pada kekuatan kontraksi otot itu sendiri saja. Oleh karena itu sistem
isometrik adalah sistem yang paling sering digunakan bila kita hendak
membandingkan karakteristik fungsional berbagai jenis otot.
Guyton and Hall Ed 20. Bab 6 Kontraksi otot rangka. Hal 79